Vector Stephen Dewangga
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS Vector Stephen Dewangga; Muhammad Taufiq Qurrohman
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 10 No. 2, Juli 2019
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.155 KB) | DOI: 10.34035/jk.v10i2.390

Abstract

Penggunaan bahan alam semakin meningkat dan masih menjadi andalan di beberapa negara berkembang. Penelitian kali ini menggunakan ekstrak etanol dari herba Phyllanthus niruri Linn. Dalam usaha menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. S. aureus merupakan salah satu mikroflora normal di wajah yang berperan dalam infeksi jerawat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian ekstrak etanol herba P. niruri Linn. untuk konsentrasi 5%; 25%; 50%; 75%; 100%, pengenceran menggunakan pelarut DMSO 10%. Kontrol positif menggunakan ciprofloxacin, sedangkan kontrol negatif menggunakan DMSO 10%. Zona hambat yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Kolmogorov–Smirnov dan uji homogenitas Levene. Apabila variansi data homogen, maka dilanjutkan analisis dengan Anova yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Dari perhitungan kontrol negatif, variasi konsentrasi (5%, 25%, 50%, 75%, 100%) dan kontrol positif diperoleh rata-rata zona radikal berturut sebesar 6 mm; 7,46 mm; 7,52 mm; 7,6 mm; 8,52 mm; 8,98 mm; 31,08 mm. Semua variasi konsentrasi ekstrak etanol herba P. niruri Linn. mampu menghasilkan zona hambat radikal dengan zona hambat terbesar tetap dijumpai pada kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol herba P. niruri Linn. yang semakin besar akan berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas penghambatan, namun belum seoptimum kontrol positif. The use of natural materials is increasing and is still a mainstay in several developing countries. This research was used ethanol extract from herb Phyllanthus niruri Linn. in an effort to inhibit the growth of Staphylococcus aureus. S. aureus is one of the normal microflora on the face that helps infection. This research is an experimental study used a completely randomized design with 7 preparations and 5 replications. The treatment used ethanol extract of P. niruri Linn herb. for a concentration of 5%; 25%; 50%; 75%; 100%, the dilution used 10% DMSO solvent. Positive controls used ciprofloxacin, while negative controls used DMSO 10%. The inhibition zone obtained was analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test and the Levene homogeneity test. If the data variance is homogeneous, then the analysis is continued with ANOVA followed by the Post Hoc test. From the calculation of negative controls, various concentration (5%, 25%, 50%, 75%, 100%) and positive controls obtained an average radical zone of 6 mm; 7.46 mm; 7.52 mm; 7.6 mm; 8.52 mm; 8.98 mm; 31.08 mm. All variations in the concentration of ethanol extract of P. niruri Linn. herbs able to produce a radical inhibition zone with the largest inhibition zone still found in positive controls. This showed that the greater concentration of ethanol extract of P. niruri Linn. herb. will be directly proportional to the increase in inhibition activity, but not optimal as much as positive control.
PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN Klebsiella pneumoniae DENGAN EKSTRAK ETANOL DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) Vector Stephen Dewangga; Muhammad Taufiq Qurrohman
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 11 No. 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.904 KB) | DOI: 10.34035/jk.v11i2.443

Abstract

Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah buah yang mudah ditemukan, akan tetapi kulit buahnya selama ini jarang dimanfaatkan. Pada kulit buah M. paradisiaca L. terkandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid yang berperan sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol limbah kulit M. paradisiaca L. mampu menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik eksperimental, sampel kulit M. paradisiaca L. diperoleh dari pedagang keripik pisang kepok di Kabupaten Karanganyar. Ekstrak etanol 96% kulit M. paradisiaca L. dibuat dengan menggunakan metode perkolasi, sedangkan uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode Kirby-Bauer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% limbah kulit M. paradisiaca L. mampu menghambat pertumbuhan bakteri K. pneumoniae, pada konsentrasi 20%; 40%; 60%; 80% dan 100%, dengan rata-rata zona hambat berturut-turut 6,10 mm; 6,35 mm; 6,95 mm; 7,35 mm; dan 7,80 mm. Ekstrak etanol 96% kulit M. paradisiaca L. mampu membentuk zona hambat radikal pada semua konsentrasi terhadap pertumbuhan K. pneumoniae, namun tidak mampu menghasilkan zona hambat radikal setara dengan kriteria sensitif antibiotik ciprofloxacin 5 µg berdasarkan CLSI 2018 terhadap pertumbuhan K. pneumoniae. Banana kepok (Musa paradisiaca L.) is a fruit that is easily found, but the peel of the fruit has rarely been used. The peel of M. paradisiaca L. contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and terpenoids which act as antibacterial compounds. This study aims to determine whether the ethanol extract of M. paradisiaca L. peel can inhibit the growth of Klebsiella pneumoniae. The research method used was an experimental analytic, M. paradisiaca L. peel samples were obtained from banana chips traders in Karanganyar. Ethanol extract 96% of the skin of M. paradisiaca L. was prepared using the percolation method, whereas the antibacterial activity test was carried out by the Kirby-Bauer method. The results showed that the 96% ethanolic extract of M. paradisiaca L.peel was able to inhibit the growth of K. pneumoniae in 20%; 40%; 60%; 80% and 100% concentrations, with mean inhibitory zones in order 7,46 mm; 7,52 mm; 7,60 mm; 8,52 mm; dan 8,98 mm. 96% of ethanolic extract M. paradisiaca L. skin was able to form radical inhibitory zones at all concentrations of K. pneumoniae growth, but was unable to produce radical inhibitory zones equivalent to the 5µg ciprofloxacin antibiotic sensitive criteria based on CLSI 2018 on the growth of K. pneumoniae.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) TERHADAP Shigella dysenteriae Vector Stephen Dewangga; Mastuti Widi Lestari
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 12 No. 2, Juli 2021
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.181 KB) | DOI: 10.34035/jk.v12i2.713

Abstract

Kasus diare di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh masalah kebersihan lingkungan, makanan, dan infeksi mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme penyebab diare adalah bakteri Shigella dysenteriae. Kulit pisang diketahui mempunyai sifat anti bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol 96% limbah kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) membentuk zona radikal terhadap Shigella dysentriae berdasarkan variasi konsentrasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik eksperimental dengan pendekatan post test with control. Ekstrak etanol 96% kulit Musa paradisiaca L. dibuat dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Aktivitas antibakteri diuji dengan metode cakram dengan kontrol negatif DMSO 10% dan kontrol positif ciprofloxacin 5 µg, dan dilanjutkan dengan analisis Anova satu jalur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% berturut-turut 6,09 mm, 6,26 mm, 6,58 mm, 7,58 mm, dan 9,00 mm. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi zat antibakteri maka semakin besar juga zona hambat radikal yang terbentuk. Uji Anova satu jalur diperoleh nilai p ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% kulit Musa paradisiaca L. mampu menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae. Diarrhea cases in Indonesia are generally due to environmental problems, food hygiene, and microorganism infections. One of the microorganisms that cause diarrhea is Shigella dysenteriae. Banana peels are known have antibacterial properties. The purpose of this project was to study the antibacterial activity of 96% ethanol extract of Kepok banana (Musa paradisiaca L.) peel waste with variations concentration on the growth of Shigella dysenteriae. This study uses an experimental analytic research design by post test with control. Ethanol extract 96% of the peels of Musa paradisiaca L. was made with a composition variation of 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%. Antibacterial activity was tested by disc-method with DMSO as negative control and ciprofloxacin as positive control. The data obtained were analyzed with one way Anova. The results of this study indicate the formation of inhibition zones at concentrations of 20%, 40%, 60%, 80%, and 100% collected 6.09 mm, 6.26 mm, 6.58 mm, 7.58 mm, and 9,00 mm. This data shows that the greater the concentration of antibacterial substances, the greater the zone of radical inhibition formed. Anova one path test obtained p value 0.001, so it can conclude that ethanol extract 96% of the skin of Musa paradisiaca L. able to inhibit the growth of Shigella dysenteriae.
PERBANDINGAN DAYA HAMBAT VARIASI EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA(Carica papaya L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli ESBL Vector Stephen Dewangga; Ardy Prian Nirwana; Laurencia Destivani Virliana Widjayanti
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 13 No. 2, Juli 2022
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.447 KB) | DOI: 10.34035/jk.v13i2.849

Abstract

Latar belakang: Extended-Spectrum Beta Lactamase (ESBL) merupakan enzim yang diproduksi oleh bakteri gram negatif salah satunya adalah E coli. Dimana bakteri jenis ini mampu menghasilkan enzim betalaktamase yang dapat melawan jenis antibiotik beta laktam. Prevalensi terjadinya infeksi oleh bakteri penghasil ESBL sebesar 50,60%. Tujuan: penemuan bahan alami yang dapat menjadi alternatif baru untuk mengatasi masalah infeksi Escherichia coli ESBL. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik eksperimental dengan melakukan uji aktivitas antibakteri untuk mengetahui adanya perbandingan daya hambat ekstrak etanol 70% dan etanol 96% biji pepaya (Carica papaya L) terhadap pertumbuhan Escherichia coli ESBL. Penelitian ini menggunakan sampel biji Carica papaya L yang diambil pada buah pepaya matang, segar dan kemudian dikeringkan. Biji Carica papaya L diekstraksi menggunakan cara perkolasi dengan pelarut etanol 70% dan etanol 96% yang kemudian dibuat dalam konsentrasi 100.000 ppm, 200.000 ppm, 300.000 ppm, 400.000 ppm, dan 500.000 ppm. Aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan media MHA. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil dengan uji Kruskal Walis dengan nilai sig sebesar <0,001 dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada daya hambat ekstrak etanol 70% dan etanol 96% biji pepaya (Carica papaya L) terhadap pertumbuhan Escherichia coli ESBL Background: Extended-Spectrum Beta Lactamase (ESBL) is an enzyme produced by Gram-negative bacteria, one of which is E coli. This kind of bacteria is able to produce beta-lactamase enzymes that can fight against beta-lactam antibiotics. The prevalence of infection by ESBL-producing bacteria is 50.60%. Objective: To discover a natural ingredient that can be a new alternative to overcome the Escherichia coli ESBL infection. Method: This study was an experimental analytical research that tested antibacterial activity to determine the comparison of inhibition of ethanol 70% extract and ethanol 96% extract of papaya seeds (Carica papaya L) on the growth of Escherichia coli ESBL. This study used samples of Carica papaya L seeds taken from ripe and fresh papaya, that was then dried. Carica papaya L seeds were extracted using percolation method with ethanol 70% and ethanol 96% solvent which were then made in concentrations of 100,000 ppm, 200,000 ppm, 300,000 ppm, 400,000 ppm, and 500,000 ppm. Antibacterial activity used disc diffusion method with MHA media. Results: The result of this study showed that sig value of Kruskal Walis test was <0.001. Thus, it can be concluded that there is a significant difference in the inhibition of ethanol 70% extract and ethanol 96% extract of papaya seeds (Carica papaya L) on the growth of Escherichia coli ESBL.
Edukasi Pemanfaatan Rebusan Daun Sirih Sebagai Obat Kumur Dalam Upaya Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Remaja Fitria Diniah Janah Sayekti; Vector Stephen Dewangga; Karina Winda Rofifah; Alvindo Thiananda Devi; Lingka Elliesia Putri Santosa; Sherrin Karina Putri; Yayi Aullia Ramadhani
Journal of Dedicators Community Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdc.v6i2.2641

Abstract

Pemasalahan gigi dan mulut timbul akibat rendahnya perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Menurut Riskesdas (2018) penderita penyakit gigi dan mulut pada remaja cukup tinggi, dengan permasalahan gigi dan mulut di perkotaan lebih rendah (57,2%) dibandingkan penduduk perdesaan (58,2%). Salah satu cara menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah menggunakan obat kumur. Daun sirih merupakan tanaman obat tradisional yang mengandung berbagai senyawa yang bersifat antibakteri, dan antijamur yang kuat. Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut menggunakan obat kumur alami rebusan daun sirih. Sasaran penyuluhan adalah remaja anggota Karang Taruna dukuh Plumbon, Plumbon, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah dilaksanakan secara online, metode ceramah dengan tahap identifikasi, perencanaan, pelaksanaan. Hasil penyuluhan sangat baik dengan presentase kehadiran 80% (20 peserta), antusiasme peserta dibuktikan dengan 11 pertanyaan yang diajukan kepada pemateri. Pada uji non parametrik Wilcoxon hasil nilai pengerjaan pre-test dan post-test menunjukan (p) < 0,05, dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan hasil post-test, dengan peningkatan hasil pengerjaan 15 peserta (75%).