Edhi Wahyuni Setyowati
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Rekayasa Sipil

Studi Eksperimental Momen Batas pada Pelat Berusuk Akibat Pembebanan Merata Nurlina, Siti; Setyowati, Edhi Wahyuni; Wijaya, Ming Narto
Rekayasa Sipil Vol 4, No 3 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.837 KB)

Abstract

Pelat merupakan salah satu jenis struktur yang sering digunakan dalam dunia konstruksi. Banyak bangunan yang menggunakan pelat dengan berbagai variasi, salah satunya adalah adanya rusuk dengan dimensi dan jarak tertentu pada pelat tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan momen, lendutan pada pelat berusuk dengan pelat datar. Analisa plat dilakukan dengan menggunakan metode elastis pada plat berusuk. Untuk eksperimental, pelat yang dibuat adalah tiga buah pelat dengan variasi rusuk 10x10 cm dengan jarak antar rusuk 40 cm dan satu buah pelat berusuk. Pembebanan dilakukan dengan pemberian beban merata pada masing-masing pelat. Secara eksperimental, lendutan pelat datar lebih besar jika dibandingkan dengan pelat berusuk untuk titik yang sama pada tengah bentang pelat. Dari hasil perhitungan analisis nilai momen dan lendutan pada pelat datar lebih besar dibanding pelat berusuk pada tengah bentang pelat. Adanya rusuk pelat menjadi kaku dan distribusi momen merata dan lendutan yang terjadi juga lebih kecil. 
Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan Terhadap Perubahan Fisik dan Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Setyowati, Edhi Wahyuni; Anggraini, Retno
Rekayasa Sipil Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.864 KB)

Abstract

Kebakaran merupakan suatu bencana yang tidak diinginkan datangnya, serta perlu diwaspadai dan diperhatikan dalam suatu pembangunan baik berupa sarana maupun prasarana. Selain terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, adanya pengaruh siklus pemanasan dan cara pendinginan menyebabkan struktur beton akan mengalami proses perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan perilaku material fisik beton yang mengakibatkan menurunnya kekuatan struktur beton. Dari beberapa penjelasan di atas, maka pada penelitian ini akan dibahas tentang kekuatan struktur beton khususnya perbandingan kuat tekan sisa beton akibat temperatur tinggi suhu pembakaran pada saat kondisi pendinginan normal dengan kondisi pendinginan yang disertai dengan penyiraman serta keadaan beton (perubahan warna, kerusakan, perubahan struktur mikro) yang terjadi.Penelitian ini dilakukan dengan memberikan temperatur pada benda uji yaitu 200°C, 400°C, 600°C, dan 800°C dengan faktor air semen tetap pada umur setelah 28 hari dan akan dilakukan penyiraman setelah beton dibakar pada suhu yang telah ditetapkan. Proses pembakaran dilakukan dengan menggunakan burner dengan kapasitas suhu maksimum 1000°C dengan dimensi 2 x 1,5 x 1,5 m.Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan beton pada benda uji yang diberi temperatur tinggi menurut suhu-suhu yang diinginkan dan melalui proses pendinginan (disiram dan tidak disiram) mengalami penurunan kuat tekan dari benda uji normal yang tidak dibakar. Dari uji statistik analisis varian didapatkan hasil bahwa cara pendinginan memberikan perbedaan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kuat tekan. Suhu memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kuat tekan dan interaksi antara variasi cara pendinginan dan suhu memberikan perbedaan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kuat tekan. Dan dari analisis regresi diperoleh persamaan regresi kuadratik ganda yang menunjukkan bahwa kuat tekan menurun seiring dengan adanya peningkatan suhu (saat pembakaran). Terjadi perubahan warna pada beton setelah mengalami pembakaran di setiap suhu yaitu pada suhu 200°C warna beton berubah menjadi abu – abu keputihan, suhu 400°C warna beton menjadi coklat, suhu 600°C warna beton menjadi coklat susu dengan bintik-bintik merah tua dan suhu 800°C warna beton menjadi putih. Pada tiap suhu pembakaran, beton mengalami kerusakan yang berbeda-beda seperti retak rambut, terkelupas, rapuh, pecah dan muncul pori. 
Lapindo Sebagai Campuran Untuk Meningkatkan Kekuatan Genteng Keramik Setyowati, Edhi Wahyuni
Rekayasa Sipil Vol 3, No 1 (2009)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.625 KB)

Abstract

Sampai saat ini di Indonesia ,genteng merupakan bahan bangunan yang masih banyak digunakan dalam jumlah besar, sedangkan lumpur lapindo yang semakin hari bertambah jutaan meter kubik perlu dipikirkan pemanfaatannya. Penelitian-penelitian yang dilakukan membuktikan adanya kemungkinan pemanfaatan lumpur lapindo untuk bahan keramik,demikian juga penelitian pendahuluan yang menunjukkan penggunaan lumpur lapindo untuk campuran bahan pembuatan genteng menghasilkan kekuatan cukup baik. Penelitian lanjutan tentang pengaruh penggunaan lumpur lapindo terhadap kwalitasgenteng keramik yang dilakukan berdasar SNI 03-2095-1998 dan PGKI NI- 19,menginformasikan tentang pengaruh terhadap kuat lentur genteng .Penggunaan lumpur lapindo dengan prosentase yang tepat pada campuran bahan genteng akan meningkatkan kekuatan dan impermeabilitas genteng, tetapi mencampurkan lumpur lapindo terlalu banyak akan mengakibatkan perubahan bentuk genteng dan memperbanyak bintik dan retakan.Genteng keramik yang dibuat dari campuran lumpur lapindo dengan komposisi yang tepat dapat menghasilkan genteng keramik yang cukup berkwalitas, karena itu masih diperlukan lagi penelitian yang lebih mendalam untuk enentukan koposisi optimum agar didapat kwalitas maksimum dari genteng keramik lapindo. 
Perbandingan Kuat Tekan Dan Tegangan-Regangan Bata Beton Ringan Dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam Tertahan Saringan No.80 (0,180mm) Dan Tertahan Saringan No.200 (0,075mm) Willy Aryansah Pratama P.; Retno Anggraini; Achfas Zacoeb; Edhi Wahyuni Setyowati
Rekayasa Sipil Vol 9, No 3 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.212 KB)

Abstract

Inovasi pembuatan bata beton ringan dengan menambahkan mineral tertentu ke dalam campuran bata beton ringan perlu dilakukan. Zeolit adalah salah satu mineral yang mengandung banyak alumina silika (SiO 2 ) didalamnya. SiO2 akan mengisi rongga-rongga yang masih ada di dalam campuran beton yang tidak dapat diisi oleh semen biasa sehingga penambahan zeolit diharapkan mampu meningkatkan kuat tekan dari bata beton ringan. Benda uji dibuat dengan menambahkan 0%, 10%, dan 20% zeolit dari berat semen ke dalam bata beton ringan dengan variasi ukuran butir zeolit yang digunakan adalah zeolit tertahan saringan no.80 dan zeolit tertahan saringan no.200. Terdapat 3 buah sampel untuk tiap variasi dengan ukuran benda uji 60 x 20 x 10 cm. Benda uji diuji tekan pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 hari, selanjutnya dilakukan uji anova 1 arah terhadap data yang diperoleh. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat peningkatan nilai kuat tekan pada bata beton ringan dengan penambahan zeolit. Bata beton ringan dengan penambahan 20% zeolit no 80 memiliki kekuatan 40% lebih besar daripada bata beton ringan normal. Semakin besar jumlah zeolit yang ditambahkan maka grafik tegangan-regangan yang terjadi akan semakin tegak. Hal ini mengindikasikan bahwa bata beton ringan dengan zeolit yang lebih banyak akan bersifat kebih getas. Jumlah silika yang cukup banyak di dalam zeolit merupakan salah satu penyebab meningkatnya kuat tekan bata ringan karena silika mempunyai nilai kuat tekan yang tinggi. Semakin kecil ukuran butir zeolit yang ditambahkan maka semakin banyak celah kecil yang ada di dalam bata beton ringan yang dapat diisi sehingga kepadatan dan kuat tekan bata beton ringan semakin meningkat. 
Pengaruh Perubahan Microstruktur Beton Akibat Suhu Tinggi Terhadap Lebar Retak Balok Beton Bertulang Edhi Wahyuni Setyowati
Rekayasa Sipil Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.756 KB)

Abstract

Telah terbukti bahwa beton merupakan material yang tahan terhadap suhu tinggi, pengaruh suhu tinggi akan mengakibatkan perubahan terhadap struktur mikro beton yang akan membawa dampak perubahan sifat sifat fisis dan mekanis beton. Tulisan ini membahas tentang hasil pengamatan terhadap lebar retak maksimum balok beton bertulang 15 cm x 15 cm x 7,5 cm, yang mendapatkan paparan suhu tinggi dan hubungannya dengan perubahan/kerusakan pada struktur mikro beton pasca paparan suhu tinggi pada balok beton bertulang. Pada 400 o C terjadi perubahan struktur mikro beton yang menunjukkan adanya peningkatan silica dan perubahan morfologi yang menunjukkan adanya ikatannyang lebih kompak.,yang mengakibatkan perubahan pada perilaku retak pada beton.Hasil pengamatan menunjukkkan untuk semua variasi tebal selimut beton akan terjadi pengurangan lebar retak dibandingkan dengan suhu yang lain. Hal ini ditunjang dengan adanya bukti hasil pengukuran lebar retak maksimum terjadi pada beban yang lebih besar pada sample yang dibakar pada suhu 400 o C. Pada suhu 600 o C dst. terjadi pengurangan fasa portlandate yang mengindikasikan hilangnya sifat semen sebagai pengikat dan hilangnya kekuatan beton ditandai dengan lebar retak yang sangat besar. 
Pengaruh Variasi Proporsi Campuran dan Penambahan Superplasticizer Terhadap Slump, Berat Isi dan Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Beragregat Batuan Andesit Piroksen Hendro Suseno; Edhi Wahyuni Setyowati; Budi Hariono
Rekayasa Sipil Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.371 KB)

Abstract

Penggunaan beton ringan struktural untuk elemen-elemen struktur bangunan semakin berkembang pesat. Hal ini disebabkan oleh kuat tekan beton ringan yang cukup tinggi namun mempunyai berat isi yang rendah. Unsur pokok dari beton ringan adalah agregat yang berupa agregat ringan. Batuan Andesit Piroksen adalah batuan yang memiliki rongga yang cukup banyak sehingga bisa diklasifikasikan sebagai agregat ringan. Penambahan superplasticizer akan mengakibatkan kebutuhan air untuk reaksi hidarasi beton dengan agregat yang bersifat porous akan tetap namun kemudahan pengerjaan beton akan tetap baik. Pada proporsi tertentu, superplasticizer akan mendispersi semen menjadi lebih merata sehingga dapat meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi proporsi campuran dan variasi penambahan superplasticizer terhadap nilai slump, berat isi dan kuat tekan beton ringan beragregat batuan Andesit Piroksen. Dengan admixture superplasticizer yang berfungsi sebagai water reducer diharapkan kuat tekan beton ringan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio air semen.Dari hasil analisis varian dua arah menggunakan SPSS didapatkan bahwa interaksi antara variasi proporsi campuran dan variasi penambahan superplasticizer hanya berpengaruh terhadap kuat tekan beton ringan. Kuat tekan beton ringan maksimum diperoleh pada campuran dengan kadar semen yang tinggi. Penambahan superplasticizer dengan dosis yang tepat juga akan memberikan hasil kuat tekan yang tinggi pula, namun jika dosis yang diberikan melebihi dosis yang telah ditentukan kuat tekan beton akan mengalami penurunan. Nilai slump pada penelitian ini hanya dipengaruhi oleh variasi superplasticizer. Semakin besar penambahan superplasticizer akan memberikan nilai slump yang tinggi. Untuk berat isi beton ringan hanya dipengaruhi oleh variasi proporsi campuran. Pada campuran dengan perbandingan agregat halus dan agregat kasar sama nilai berat isi beton ringan akan tinggi bila kadar semen pada campuran tersebut tinggi. 
CRACKING STUDY OF ONYX WASTE PRECAST CONCRETE PANEL WHICH THE SURFACE IS FINISHED WITH 4MM THICKNESS GRINDING Danang Hadi Nugroho; Edhi Wahyuni Setyowati; Wisnumurti Wisnumurti
Rekayasa Sipil Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a continuation of a series of research on Tulungagung onyx waste. The large volume of onyx waste in the area around the Tulungagung onyx processing plant is used as a substitute for gravel aggregate in the concrete mixture which is processed into exposed concrete which has high aesthetic value. In this study, a finishing treatment process (panel thickness thinning) was carried out which aims to produce coarse aggregates from the walls of the onyx concrete waste panels as exposed concrete which has high aesthetic value. The researcher wanted to know the cracking behavior of the onyx concrete waste panel walls before and after the finishing process. The test object used is the test object of previous researchers, namely the wall of the onyx waste concrete panel size 80 cm x 40 cm x 6 cm with practical steel reinforcement Ø6 - 100 mm attached, so that in this study the researcher only carried out the finishing treatment of panel thickness thinning, in-plane three-point loading test and took data on the cracks that occurred. The result of the finishing process by grinding of 2 mm shows that the percentage of aggregate is seen on average 1.8% of the total surface area, while for the finishing of 4 mm it shows that the percentage of aggregate is seen on average 35%. No initial cracks were found on the surface of the specimen after grinding 2 mm or 4 mm. The cracks experienced after loading were flexural cracks, where all the samples had only one crack in the direction almost perpendicular to the panel axis. The bending stress that occurs in the panels during the initial cracking of the non-grinding panels, 2 mm grinding panels, 4 mm grinding panels is 4.75 MPa, 4.62 MPa, 4.60 MPa respectively.