Eko Andi Suryo
Unknown Affiliation

Published : 63 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING Karimah, Maslin Akhlaqul; Rachmansyah, Arief; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.598 KB)

Abstract

Tanah merupakan salah satu jenis material yang selalu berhubungan dengan konstruksi, baik konstruksi bangunan maupun konstruksi jalan. sehingga tanah menjadi komponen yang sangat diperhatikan dalam perencanaan konstruksi, untuk itu dalam melakukan perencanaan konstruksi harus dilakukan penyelidikan terhadap karakteristik dan kekuatan tanah. Tanah yang diselidiki adalah tanah yang terdapat di wilayah Bojonegoro khususnya Desa Ngasem yang merupakan jenis tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki kandungan mineral montmorillonite yang sangat mudah menyerap air dalam jumlah yang banyak sehingga tanah mempunyai kepekatan terhadap pengaruh air dan sangat mudah mengembang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak merata sehingga menimbulkan differential movement pada permukaan yang menyebabkan kerugian-kerugian konstruksi. Penelitian dilakukan pada tanah asli dan juga tanah asli yang ditambahkan fly ash dan slag baja sebagai bahan stabilisasi dan digunakan 3 variasi bahan campuran dengan komposisi 75% fly ash dan 25% slag baja yaitu 5% bahan campuran (3,75% fly ash + 1,25% slag baja), 10% bahan campuran (7,5% fly ash + 2,5% slag baja), dan 15% bahan campuran (11,25% fly ash + 3,75% slag baja). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa kadar air optimum, nilai indeks plastisitas, dan nilai swellingnya mengalami penurunan, sedangkan berat isi kering dan nilai CBR mengalami peningkatan. Untuk kondisi yang paling optimum didapatkan pada penambahan 5% bahan campuran atau 3,75% fly ash + 1,25% slag baja dimana didapatkan nilai CBR sebesar 7,28333% dan nilai swelling optimum sebesar 0,356%.   Kata Kunci : Lempung Ekspansif, Fly Ash, Slag Baja, CBR, Swelling
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 56O ., Imanuddin; Suryo, Eko Andi; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.359 KB)

Abstract

Tanah lereng dijadikan sebagai dasar tanah untuk sebuah pemukiman ataupun pembangunan yang lain tentu memiliki resiko yang berkaitan dengan keamanan bangunan tersebut, mengingat bahwa daya dukung tanah di lereng jauh lebih kecil daripada tanah datar. Maka dari itu perlu adanya perkuatan tanah pada lereng berupa geotekstil. Analisa perkuatan dilakukan pada lereng pasir dengan kepadatan relatif 74% dengan variasi perkuatan lebar pondasi sebesar 4 cm, 6 cm, dan 8 cm serta variasi jumlah lapis geotekstil sebanyak 1 lapis, 2 lapis, dan 3 lapis. Hasil yang didapatkan semakin banyak jumlah lapis geotekstil yang digunakan maka nilai daya dukung akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan nilai BCI(u) sebesar 5,106.   Kata kunci: perkuatan, daya dukung, BCI
Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 6% Abu Sekam Padi Dan 4% Semen Widagdo, Yanuar Eko; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.584 KB)

Abstract

Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, salah satumya di Ngasem Bojonegoro. Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung tanah yang rendah pada kondisi muka air yang tinggi, sifat kembang susut (swelling) yang besar dan plastisitas yang tinggi. Kondisi tersebut merugikan bangunan di atasnya. Kerugian dari akibat kembang susut tanah ekspansif, maka diperlukan stabilisasi untuk mengurangi kembang susut dan meningkatkan daya dukung. Salah satunya dengan menggunakan aditif. Pada penelitian ini aditif yang digunakan adalah abu sekam dan semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari aditif tersebut dapat menstabilisasi tanak lempung ekspansif terhadap CBR (Unsoaked dan Soaked) serta pengembangannya dengan variasi waktu. Abu sekam dan semen di campur dengan kadar 6% abu sekam + 4% semen. Pengujian data dasar tanah dilakukan untuk mendapatkan jenis dan sifat tanah. Proses pemadatan juga dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum (OMC) dan berat isi kering maksimum yang digunakan untuk CBR serta swelling. Dari hasil di atas, tanah dengan campuran 6% abu sekam dan 4% semen di curing selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pengujian dilakukan setelah curing dan hasil yang di dapat bahwa pada curing 28 hari nilai CBR menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 805,9% (unsoaked) dan 624,3% (soaked) serta pengembangannya (swelling) mengalami penurunan secara signifikan sebesar 569,7%. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, curing, abu sekam padi dan semen, CBR,  swelling.
PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTAR LAPIS PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DUA ARAH TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED ., Lestari; Suryo, Eko Andi; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.311 KB)

Abstract

Tanah pasir poorly graded merupakan tanah yang mudah termampatkan terutama dalam kondisi jenuh air. Sebagai dasar pondasi, ada kalanya jenis tanah ini tidak cukup kuat untuk menahan beban konstruksi yang terlalu besar diatasnya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan daya dukung tanah yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan anyaman bambu. Anyaman bambu berinteraksi dengan tanah melalui gaya gesek untuk menahan gaya tarik, sehingga daya dukung tanah dapat meningkat. Hasil dari penggunaan anyaman bambu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model tanah mengalami peningkatan daya dukung. Peningkatan daya dukung paling maksimum terjadi saat jumlah lapis 3 dan jarak antar lapis 3,6 cm. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah lapis anyaman bambu maka daya dukung semakin besar selama penambahan jumlah perkuatan masih dalam batas bidang runtuh tanah dibawah pondasi yaitu 1,5B. Penambahan jarak antar lapis perkuatan juga akan meningkatkan daya dukung tanah  selama masih dalam batas bidang runtuh tanah dibawah pondasi dan penambahan jarak tersebut masih menjadikan perkuatan anyaman bambu dan tanah sebagai satu kesatuan elemen. Kata-kata kunci: daya dukung, anyaman bambu, jarak antar lapis perkuatan, jumlah lapis perkuatan
PENGARUH VARIASI JARAK DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN KOMBINASI GEOTEKSTIL DAN ANYAMAN BAMBU SATU ARAH TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED Nur Fadli, Aji Gigih; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.757 KB)

Abstract

Pembangunan yang ada di Indonesia saat ini hampir keseluruhan dalam skala yang besar, sedangkan jenis tanah yang ada di Indonesia sangat beraneka ragam, salah satu contohnya adalah tanah pasir poorly graded. Tanah ini tidak mampu menahan beban yang terlampau besar. Sehingga ditambahkan  perkuatan untuk meningkatkan daya dukungnya. Sistem perkuatan yang digunakan adalah dengan memasang geotekstil geocomposite. Fungsi geotekstil dalam hal ini adalah untuk perkuatan tanah dimana geotekstil berinteraksi dengan tanah melalui gaya gesek atau gaya adhesi untuk menahan gaya tarik, sehingga daya dukung tanah dapat meningkat. Pada penelitian ini digunakan variasi jarak antar perkuatan yaitu 0.2B, 0.3B, dan 0.4B serta variasi jumlah perkuatan yaitu dua dan tiga buah. Hasil dari pemasangan geotekstil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanah model mengalami peningkatan daya dukung. Dimana peningkatan daya dukung paling maksimum terjadi saat jarak antar perkuatan 0.4B dengan jumlah lapis sebanyak tiga. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak antar perkuatan dan semakin banyak jumlah lapisan perkuatan maka daya dukung semakin besar pula, selama perkuatan masih dalam batas bidang runtuh dan jarak tersebut masih menjadikan perkuatan anyaman bambu masih merupakan satu kesatuan elemen Kata kunci: daya dukung, poorly graded,  geotekstil geocomposite, jarak antar perkuatan, jumlah lapis perkuatan.
ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT) Al Islami, Auliya Nusyura; Suryo, Eko Andi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.67 KB)

Abstract

Sebagai bendungan tipe urugan yang sudah cukup berumur, Bendungan Selorejo memerlukan pemeriksaan sehubungan dengan keamanan konstruksi tersebut agar dapat terhindar dari kegagalan  konstruksi. Salah satu kondisi kritis pada saat menganalisis stabilitas lereng bendungan urugan adalah kondisi rapid drawdown atau penurunan muka air cepat. Metode yang dipakai untuk mengetahui lapisan tanpa merusak lapisan tanah adalah dengan metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) yang banyak digunakan untuk melakukan pemetaan pada lapisan bawah permukaan tanah. Data parameter tanah juga dilengkapi dengan uji laboratorium untuk mengetahui hubungan kadar air terhadap nilai kohesi dan sudut geser pada material. Stabilitas bendungan terhadap rapid drawdown dianalisis menggunakan program Geostudio dengan variasi kecepatan penurunan selama 5 sampai 30 hari. Dari penelitian ini dapat dilihat  bahwa bendungan selorejo memiliki beberapa zona di tubuh bendungan yang memiliki resistivitas rendah dan diidentifikasi sebagai potensi rembesan yang membahayakan bendungan. Untuk analisis stabilitas bendungan berdasarkan hasil ERT menggunakan program geostudio menunjukkan keadaan tidak aman dengan faktor keamanan sebesar 0,962 pada bagian hilir dan untuk perhitungan analisis stabilitas akibat rapid drawdown menunjukkan bahwa bendungn selorejo tidak aman untuk dilakukan penurunan muka air dengan kecepatan penurunan sampai 30 hari.  Dengan metode coba-coba didapat kecepatan penurunan minimum agar aman adalah selama 60 hari dengan faktor keamanan sebesar 1,050.   Kata kunci: Bendungan, rapid drawdown, stabilitas,  Electrical Resistivity Tomography, faktor keamanan
PEMANFAATAN DATA ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DALAM ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO TERHADAP BEBAN GEMPA Fauzi Rizky, Adi Widia Nur; Suryo, Eko Andi; Munawir, As’ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.06 KB)

Abstract

Stabilitas merupakan faktor penting dalam merencanakan suatu bendungan, karena stabilitas ini merupakan kontrol dari rencana bendungan yang akan dibangun. Seiring bertambahnya usia bendungan, dibutuhkan pemeriksaan atau inspeksi secara berkala terhadap komponen – komponen yang dimilikinya. Inspeksi yang dilakukan umumnya hanya dapat memantau kondisi komponen yang ada di permukaan tanah saja. Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan, diperlukan metode penyelidikan tanah yang tidak menimbulkan kerusakan (non-destructive). Salah satunya adalah dengan menggunakan ERT (Electrical Resistivity Tomography) atau geolistrik. Skripsi ini bertujuan untuk menguji seberapa tepat metode pendamping penyelidikan tanah yaitu ERT atau geolistrik dapat digunakan baik dalam memeriksa kondisi lapisan bawah tanah dan digunakan sebagai acuan terhadap pengukuran parameter karakteristik fisik tanah berupa nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, dan nilai berat volume. Pengambilan data ERT dilakukan pada sisi hilir bendungan dilakukan sebanyak lima line memanjang dengan panjang lintasan setiap line sebesar 180m menggunakan konfigurasi Wenner Alpha. Dari pengolahan data ERT diperoleh nilai resistivitas untuk tanah bendungan dengan rentang 12,7Ωm ~ 877Ωm. Berdasarkan data hasil ERT memanjang ditentukan dua posisi terlemah bendungan berdasarkan nilai resistivitas untuk acuan pengambilan data ERT melintantang bendungan. Pada skala laboratorium dilakukan uji coba untuk menentukan hubungan antara nilai resistivitas, kadar air, kohesi, dan sudut geser dalam untuk setiap jenis tanah bendungan. Dari hasil penyelidikian ERT memanjang dan melintang, uji coba di laboratorium, dan analisis stabilitas bendungan, didapatkan nilai minimum FS bendungan adalah 1,150 pada sisi hulu dan 1,140 pada sisi hilir dengan penambahan beban gempa kala ulang 100 tahun.   Kata kunci : bendungan, stabilitas, gempa, ERT, electrical resistivity tomography, geolistrik
Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Saidah, Heni Dewi; Suryo, Eko Andi; ., Suroso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.672 KB)

Abstract

Banyak sekali metode penyelidikan tanah yang sering dilakukan di lapangan. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah geolistrik (ERT). Keunggulannya, yaitu  waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya relatif lebih singkat serta biaya yang yang dibutuhkan untuk peralatan dan mobilisasi lebih murah. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lempung ekspansif serta tanah pasir. Tanah tersebut dimasukkan ke dalam kotak dari bahan yang bersifat isolator dengan ukuran  0,5 m x 0,15 m x 0,15 m. Jumlah model test yang digunakan adalah 9 model percobaan. Tujuannya untuk mengetahui nilai resistivitas tanah lempung dengan tiga variasi kadar air, sebesar 22%, 27%, dan 32% untuk kepadatan yang sama. Sedangkan untuk tanah pasir digunakan kadar air sebesar 7%. Selain itu, model dibuat dalam tiga jenis lapisan yang berbeda untuk setiap nilai kadar air, yaitu jenis lapisan horisontal, vertikal, dan diagonal. Metode yang digunakan adalah metode schlumberger dan dibantu dengan alat resistivitymeter. Alat tersebut terhubung dengan  elektrode yang diinjeksikan ke dalam tanah yang diteliti sehingga akan menghasilkan nilai beda potensial dan arus yang selanjutnnya dapat menampilkan resistivitas bawah permukaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan kadar air dapat menurunkan nilai resistivitas, misal untuk nilai minimum diperoleh hasil 40,52 Ωm menjadi 25,63 Ωm dan 11,89 Ωm. Selain itu, hasil inversi 2 dimensi menunjukkan perbedaan gradasi warna untuk setiap lapisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar air dan jenis lapisan tanah berpengaruh terhadap nilai resistivitas hasil dari geolistrik. Kata Kunci: kadar air, resistivitas, ERT, tanah lempung
PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEMIRINGAN 46 Sulistyo, Herlambang Bagus; Munawir, As’ad; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.413 KB)

Abstract

Lereng merupakan tanah yang mempunyai kemiringan tertentu dimana pembangunan diatas lahan tersebut memiliki resiko kelongsoran. Sehingga diperlukan perkutanan tanah lereng dengan geotekstil jenis geogrid. Penelitian dilakukan pada tanah pasir dengan kepadatan relatif 74%  dimana digunakan tiga variasi lebar pondasi (4 cm, 6 cm, 8 cm) dan dipasang tiga variasi jumlah lapisan geogrid (1 lapis, 2 lapis, dan 3 lapis). Proses pemadatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membagi lereng model menjadi tujuh lapisan dan masing-masing lapisan dipadatkan dengan beton silinder yang digilas hingga ketinggian 10 cm di tiap lapisan. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah dengan bertambahnya jumlah lapisan yang diberikan maka daya dukung pondasi semakin meningkat.   Kata kunci : lereng, daya dukung, pondasi menerus, geogrid
Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansi di Bojonegoro dengan 15% Fly Ash Menggunakan Metode Deep Soil Mixing Berpola Single Square Terhadap Daya Dukung Tanah Putranto, Arif Rahman; Zaika, Yulvi; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.535 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung tanah yang rendah, oleh karena itu diperlukan suatu upaya stabilisasi agar nilai daya dukungnya meningkat sehingga dapat digunakan sebagai tanah dasar dalam suatu konstuksi. Dari hasil pengujian mekanis dan plastisitas tanah diketahui bahwa tanah di daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif. Maka dari itu, diperlukan adanya upaya stabilisasi agar daya dukung tanah tersebut meningkat. Upaya stabilisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencampuran bahan aditif berupa fly ash dengan menggunakan metode deep soil mixing (DSM). Dalam penelitian ini digunakan kotak berukuran 50 x 50 x 50 cm dengan pelat pembebanan (B) seluas 5 x 5 cm serta menggunakan diameter kolom (D) sebesar 2 cm. Kadar fly ash yang digunakan sebesar 15%. Pengujian beban dilakukan pada tanah asli dan tanah yang sudah distabilisasi dengan variasi jarak antar kolom (1D, 2D, dan 3D) dan panjang kolom DSM (1B, 2B, dan 3B ) dengan waktu perawatan selama 4 hari. Dari hasil penelitian, didapatkan variasi jarak antar kolom dan panjang kolom memiliki pengaruh terhadap peningkatan daya dukung tanah. Jarak antar kolom yang semakin besar akan mengurangi peningkatan daya dukung tanah. Sedangkan, panjang kolom yang semakin besar akan meningkatkan daya dukung tanah. Variasi jarak antar kolom memberikan pengaruh yang lebih besar  terhadap peningkatan daya dukung tanah dibandingkan variasi panjang kolom. Dari rasio volume tanah yang terstabilisasi, didapatkan bahwa nilai pengembangan pada tanah juga menurun. Kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, CBR, Deep Soil Mixing, Daya Dukung Tanah
Co-Authors ., Imanuddin ., Lestari Akbar, Muhammad Al Islami, Auliya Nusyura Alif, Faisal Abda Allo, Angeline Grace Aqim, Angga Qinwanul Arief Rachmansyah Arief Rachmansyah Arthayoga Bendesa, Dimas Januar Arviananda, Ovy Ellen Berliana Ganesha Restuputri Christon, Hosea Adyo Cintya, Febrina Sagita Dieng Permana, Mochamad Amin Dwi Krisna, Septiyan Candra Dwi Edhi Wahyuni Setyowati F, T Fadh, Ghulam Aghnia Fakhrozy, Rizky Farandy, Fairuz Ikbar Fauzi Rizky, Adi Widia Nur Firdaus, Adelina Maulidya Firdaus, Reza Novianda H, Fadel Fadel Muhammad Hadiatma, Agvin Hanif Akbar Rabbany Harimurti . Harimurti Harimurti Hasyim Alhadar Indradi Wijatmiko Iswara Elsam, Kevin Raditya Karimah, Maslin Akhlaqul KARTIKA PUSPA NEGARA Kartika Puspa Negara Kusumawati, Nafisah Octa Laras, Ario Widio M. Hamzah Hasyim M. Hamzah Hasyim Ma’azza, Muhammad Ainun Maharani, Kharisma Tria Mahendra, Anfasa Tifani Minata, Afria Nurizky Muhammad Hamzah Hasyim Mulyadi, Faqih Syahputra Munawir, As'ad Munawir, As’ad Natalia, Karisa Ratih Nindia Rizky Ismawan Nugroho, Cendana Putri Nur Arifin, Hadi Mizan Nur Fadli, Aji Gigih Pramesthi, Shifa Ardhelia Pramudiyanto, Andi Pratama Yohanes, Raphael Eldy Pratama, Dicky Rosian Prihatama, Wirawan Yuda Purwowaskito, Danu Putra, Muhamad Darmawan Putranto, Arif Rahman Rizkishoiful Kodri Rohmatillah, Siti Saidah, Heni Dewi Saifoe El Unas Shafira, Nisa Sirait, Solapida Glenesya Solikah, Vika Badius Suhartono, Gerrie Sulistyo, Herlambang Bagus Suroso . Suryono, Devi Tejokusumo, Radius Suryajaya Thiya Fianti Wibisono, Gunawan Widagdo, Yanuar Eko Wijaya, Theo Mahendra Yulvi Zaika Zain, M. Nuhkhalid Zubaedah, Endah