Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Water-in-Oil-in-Water (W/O/W) Double Emulsion Morphology and Its Degradation on Instant Noodle Seasoning Irene Raras Nawangsasi; Yoyok Budi Pramono; Antonius Hintono; Vita Paramita
agriTECH Vol 38, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.749 KB) | DOI: 10.22146/agritech.27550

Abstract

This experiment aims to the observed morphology, reduction of fineness and distribution particle deterioration of W/O/W double emulsion in instant noodle seasonings which is kept in 3 weeks with different storage temperature and NaCl level treatments. Emulsion structure has an important role to hamper salt release rate from internal to external phase. Structure breakdown shows system inability to maintain continuous salty taste perception during consumption because of the increasing salt release rate in storage period of instant noodle seasoning. Samples are treated with 3 variations of storage temperatures which are low (4 °C), room (25 °C), high temperature (40 °C) and 6 variations of NaCl level which are 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1%. Samples are categorized into 2 groups, double emulsions, and instant noodle seasonings. The double emulsion is made by 2 phases emulsification to get primary W/O emulsion and final W/O/W emulsion. This experiment showed that low and high-temperature storage affected emulsion and seasoning particle morphology, fineness and distribution throughout several instability phenomena.
PEMBUATAN PANGAN TERNAK LELE ORGANIK BERBAHAN BAKU PROTEIN DARI BULU AYAM DENGAN METODE FERMENTASI BIO Azis Andre Dwi Alamsyah; Joddy Christyawan; Agnes Priska Tiarasukma; Vita Paramita
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan pakan lele organik dengan bahan baku bulu ayam ditujukan untuk meningkatkan kadar protein, mengurangi biaya produksi pakan lele, mempercepat pertumbuhan ikan lele dan membuat pakan lele alternatif. Pada pembuatan pakan lele dengan bahan baku bulu ayam ini menggunakan perlakuan fisik dan kimiawi, seperti pemanasan, pengeringan, hidrolisis, grinding, dan fermentasi BIO. Perlakuan tersebut digunakan untuk mengubah protein kasar pada bulu ayam menjadi protein yang dapat dicerna oleh ikan lele. Kadar protein setelah proses perlakuan fisik dan kimiawi akan di analisa kenaikan kadar proteinnya. Dengan kadar protein yang tinggi akan membantu proses pertumbuhan lele menjadi lebih singkat dan lebih cepat panen. Untuk mengetahui kadar protein pada penelitian ini menggunakan metode kjeldahl.Hasil pakan lele berbahan bulu ayam ini akan diujikan langsung pada ikan lele untuk membandingkan perbedaan penambahan pakan lele biasa dengan penambahan pakan lele berbahan baku bulu ayam.Pada penelitian ini kadar yang paling baik pada penambahan NaOH adalah 0,4N dengan kadar protein 74,09% dan dari rantai polimer yang terpotong sangat cocok untuk pembuatan pangan lele sebelum dijadikan pelet lele.Kata kunci: bio, lele, organik, pangan, protein
PENGARUH PEMANASAN BERBASIS GELOMBANG MIKRO DALAM PROSES EKSTRAKSI ENZIMATIS VANILIN PADA POLONG VANILA Vita Paramita; Wahyuningsih Wahyuningsih; Mohammad Endy Yulianto; Oktavian Dita Ratnasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.163 KB)

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mengembangkan skema proses ekstraksi enzimatis untuk produksi polong vanila terhidrolisa efisien waktu dan energi. Target yang ingin dicapai berupa optimisasi parameter proses. Kajian dilakukan pada berbagai variabel,meliputi suhu (30 - 50 0C), tipe enzim (protease dan selulase) dengan rasio enzim-substrat 1:50, pH 4,5. Selama tempuhan, diukur kdar senyawa vanilin dengan alat spektrofotometer ultra violet, sebagai fungsi waktu. Penentuan variabel yang berpengaruh dapat menggunakan central composite rotatotional design (CCRD). Percobaan menunjukkan bahwa  nilai vanilin optimum mencapai lebih dari 400 mg/L diperoleh pada suhu hidrolisa-ekstraksi antara 50-55 0C dengan lama waktu antara 55-60 menit.   Kata kunci: ekstraksi, gelombang mikro, polong vanila, vanilin
PENGARUH PENAMBAHAN XHANTAN GUM DALAM APLIKASI TEKNOLOGI EDIBLE COATING ALOE VERA UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM) MENGGUNAKAN METODE SPRAY Hidayatul Masruroh; Achmad Farits Fauzi; Dwi Anggryani S; Vita Paramita
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomat (Solanum Lycopersicum) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Penanganan pasca panen yang kurang maksimal menyebabkan umur simpan tomat tidak tahan lama. Salah satunya disebabkan oleh mikroorganisme Alternaria tenuis dengan ditandai bintik hitam dan terjadinya difusi gas oksigen (O2) ,karbon dioksida (CO2), serta difusi uap air. Salah satu upaya untuk mengurangi efek kerusakan pada produk hortikultur adalah dengan melakukan coating. Aloe vera dilaporkan memiliki kemampuan anti mikrobia yang cukup baik terhadap beberapa bakteri patogen dan memiliki kemampuan untuk menahan permeasi oksigen dan uap air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi gel Aloe vera sebagai edible coating dan pengaruh peningkatan viskositas larutan menggunakan xhantan gum sehingga pelapisan terhadap bahan yang dicoating lebih optimal. Penggunaan metode spray dimaksudkan agar cairan edible coating yang sudah terbentuk dapat menutup pori-pori epidermis kulit tomat dengan adanya druplet-druplet sehingga akan menghambat secara optimal proses difusi. Pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh penggunaan xhantan gum terhadap pelapisan tomat dan menguji efektifitas metode spray sebagai alternatif pengawet untuk produk hortikultur bagi petani. Metode yang dilakukan berupa eksperimental laboratorium meliputi : konsentarsi larutan Aloevera (100 gr), range variable konsentrasi Xhantan gum, CMC dan Gliserol (0-0,2 %), Dari data hasil penelitian diperoleh konsentrasi Xhantan gum, CMC dan Gliserol yang optimum untuk pembuatan larutan edible yakni (0,1 %), dengan nilai PH 3,00 ; densitas 23,2 gr/ml.Kata kunci: edible coating, spray, tomat, xhantan gum
Utilization of Rambutan (Naphelium lappaceum L) Peel’s Waste is Becoming More Useful As a Natural Dye of Fabrics Heny Kusumayanti; Vita Paramita; Rizka Amalia; Wahyuningsih Wahyuningsih
Waste Technology Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.637 KB) | DOI: 10.14710/8.1.25-28

Abstract

The demand to find an alternatives source of fabric dyes is increasing nowadays, specifically for natural dye. Applying natural dye in fabric, giving important effect of more environmentally friendly than synthetic dye. One of the natural colors that can be used is Naphelium lappaceum L peel’s waste. The method used is dyeing a cloth with extract of Naphelium  lappaceum  L peels. Variables applied are extract concentration, type of fixation and concentration of fixation. The results of dyeing cotton fabric using Naphelium lappaceum L peel extract show that the use of alum solution as fixation materials provides brown light color, yellowish brown for lime, and blackish grey for ferro sulphate. The different extract concentration resulted significant effect on the colour radiance on fabric.
Studi Kerusakan Protein dalam Emulsi Ganda Air-dalam-Minyak-dalam-Air Natrium Klorida Menggunakan Instrumen Fourier Transform Infrared Spectroscopy Yoyok Budi Pramono; Irene Raras Nawangsasi; Antonius Hintono Hintono; Vita Paramita Paramita
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3529.538 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan protein dalam emulsi ganda W/O/W pada suhu penyimpanan (4, 25, 40°C) dan kadar NaCl yang berbeda (0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1%) setelah 3 minggu penyimpanan dan dianalisis menggunakan instrumen FTIR. Protein lazim digunakan sebagai penstabil dan emulsifier alami dalam emulsi pangan, namun memiliki kelemahan dalam stabilitas terhadap suhu tinggi dan nilai pH rendah mendekati titik isolelektriknya. Penelitian ini menggunakan 2 jenis protein yaitu gelatin untuk fase air internal (W1) dan isolat protein kedelai (IPK) untuk fase air eksternal (W2). Emulsi ganda dibuat melalui tahap emulsifikasi ganda yaitu emulsifikasi primer untuk mendapatkan emulsi W/O dan emulsifikasi sekunder untuk mendapatkan emulsi ganda W/O/W. Analisis FTIR menunjukkan bahwa bahan baku yaitu gelatin dan isolat protein yang digunakan dalam pembuatan emulsi masih dalam kondisi baik. Interpretasi spektra protein yang digunakan dalam emulsi menunjukkan adanya penambahan dan hilangnya gugus Amida utama yang terkandung dalam gelatin dan isolat protein kedelai, yaitu Amida I, II, IV, V dan VI. Kesimpulannya, proses pemanasan emulsi pada suhu 4, 25, dan 40°C dan penyimpanan emulsi selama 3 minggu menyebabkan kerusakan struktur protein pada gelatin dan isolat protein kedelai yang tercermin melalui spektra protein melalui FTIR.This experiment aims to observe protein deterioration in food double emulsion W/O/W in various NaCl concentrations i.e. 0; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; 1% and storage temperatures, i.e. 4, 25, 40°C after 3 weeks storage by FTIR analysis. Protein is commonly used in food emulsion as stabilizer and natural emulsifier. However, protein has bad performance in high temperature and low pH value near to its isoelectric point. This experiment used 2 types of protein: gelatin as a protein that was added in internal water phase (W1) and soy protein isolate as a protein that was added in external water phase (W2). Double emulsions were produced by 2 phase emulsification, which were primary emulsification (to generate primary W/O emulsion) and secondary emulsification (to produce double emulsion W/O/W). FTIR analysis showed that gelatin and soy protein isolate as main ingredients for W/O/W double emulsion were in a good condition. Protein spectra interpretation showed that emersion and loss of main Amide group of gelatin and soy protein isolate in double emulsion, which were Amide I, II, IV, V and VI. It was concluded that heating and storing process caused protein structure damage to gelatin and soy protein isolate that was able to be visualized by FTIR analysis.
Studi Kerusakan Protein dalam Emulsi Ganda Air-dalam-Minyak-dalam-Air Natrium Klorida Menggunakan Instrumen Fourier Transform Infrared Spectroscopy Yoyok Budi Pramono; Irene Raras Nawangsasi; Antonius Hintono Hintono; Vita Paramita Paramita
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan protein dalam emulsi ganda W/O/W pada suhu penyimpanan (4, 25, 40°C) dan kadar NaCl yang berbeda (0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1%) setelah 3 minggu penyimpanan dan dianalisis menggunakan instrumen FTIR. Protein lazim digunakan sebagai penstabil dan emulsifier alami dalam emulsi pangan, namun memiliki kelemahan dalam stabilitas terhadap suhu tinggi dan nilai pH rendah mendekati titik isolelektriknya. Penelitian ini menggunakan 2 jenis protein yaitu gelatin untuk fase air internal (W1) dan isolat protein kedelai (IPK) untuk fase air eksternal (W2). Emulsi ganda dibuat melalui tahap emulsifikasi ganda yaitu emulsifikasi primer untuk mendapatkan emulsi W/O dan emulsifikasi sekunder untuk mendapatkan emulsi ganda W/O/W. Analisis FTIR menunjukkan bahwa bahan baku yaitu gelatin dan isolat protein yang digunakan dalam pembuatan emulsi masih dalam kondisi baik. Interpretasi spektra protein yang digunakan dalam emulsi menunjukkan adanya penambahan dan hilangnya gugus Amida utama yang terkandung dalam gelatin dan isolat protein kedelai, yaitu Amida I, II, IV, V dan VI. Kesimpulannya, proses pemanasan emulsi pada suhu 4, 25, dan 40°C dan penyimpanan emulsi selama 3 minggu menyebabkan kerusakan struktur protein pada gelatin dan isolat protein kedelai yang tercermin melalui spektra protein melalui FTIR.This experiment aims to observe protein deterioration in food double emulsion W/O/W in various NaCl concentrations i.e. 0; 0.2; 0.4; 0.6; 0.8; 1% and storage temperatures, i.e. 4, 25, 40°C after 3 weeks storage by FTIR analysis. Protein is commonly used in food emulsion as stabilizer and natural emulsifier. However, protein has bad performance in high temperature and low pH value near to its isoelectric point. This experiment used 2 types of protein: gelatin as a protein that was added in internal water phase (W1) and soy protein isolate as a protein that was added in external water phase (W2). Double emulsions were produced by 2 phase emulsification, which were primary emulsification (to generate primary W/O emulsion) and secondary emulsification (to produce double emulsion W/O/W). FTIR analysis showed that gelatin and soy protein isolate as main ingredients for W/O/W double emulsion were in a good condition. Protein spectra interpretation showed that emersion and loss of main Amide group of gelatin and soy protein isolate in double emulsion, which were Amide I, II, IV, V and VI. It was concluded that heating and storing process caused protein structure damage to gelatin and soy protein isolate that was able to be visualized by FTIR analysis.
Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan Peluang Wirausaha Rizka Amalia; Vita Paramita; Heny Kusumayanti; Wahyuningsih Wahyuningsih; Maranatha Sembiring; Dina Elvia Rani
METANA Vol 14, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.694 KB) | DOI: 10.14710/metana.v14i1.18657

Abstract

Sabun cuci piring merupakan salah satu kebutuhan dalam rumah tangga yang berfungsi sebagai penghilang kotoran dan lemak pada peralatan makan dan masak. Konsumsi sabun cuci piring yang  terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun dengan biaya yang tidak sedikit, terlebih pada ibu-ibu kelompok pembuat jajan pasar sederhana di RT 4 RW 7 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik. Tujuan dilaksanakannya pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberi pengetahuan dan pelatihan kepada ibu-ibu RT 4, RW 7, Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik tentang pembuatan sabun cuci piring cair guna mengurangi pengeluaran masyarakat terhadap pembelian sabun sekaligus untuk menciptakan peluang usaha baru. Dalam kegiatan pengabdian, akan dijelaskan bahan baku, prosedur kerja dan perhitungan biaya produksi pembuatan sabun cuci piring. Dari  kegiatan yang dilakukan,  mitra dapat menghasilkan luaran produk barang berupa sabun cuci piring cair sesuai dengan metode yang diberikan dalam pelatihan. Production of Dish Washer Soap as Efforts to Increase Effectiveness And Entrepreneurial Opportunity Dishwashing liquid is one of household stuff that used for removing grease and dirt from dishes. Using the dishwashing liquid continuously cause the need of its stuff at a high enough cost. The purpose of this activity is to provide knowledge and training to the making of dishwashing liquid soap in order to reduce cost as well as to create new business opportunity. In this activities, the raw materials and procedure of producing dishwashing liquid will explained, and the production costs of dishwashing manufacture will calculated. From the activities undertaken, can produce the dishwashing liquid soap in accordance with the methods given in the training.  
PELATIHAN PEMBUATAN TAMAN DAN SERBUK TANAMAN OBAT DI TEMBALANG SEMARANG Heny Kusumayanti; Vita Paramita; Wahyuningsih Wahyuningsih; Rizka Amalia; Vynda Dindasari Siregar; Basa Ulina br Simalango; Elin Siswati
Gema Teknologi Vol 20, No 2 (2019): October 2018 - April 2019
Publisher : Vocational School Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.639 KB) | DOI: 10.14710/gt.v20i2.22418

Abstract

Indonesia merupakan negeri yang subur, banyak tanaman yang dapat tumbuh, antara lain  tanaman obat, tetapi sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perlu adanya sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat. Adanya Pelatihan Pembuatan  Taman Dan Serbuk Tanaman  Obat  Di Pondok Pesantren  Mahasiswa Nurul Hikmah Di Kecamatan Tembalang, Kotamadya Semarang, merupakan  transfer ilmu dan penerapan teknologi tepat guna kepada masyarakat khususnya di Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Hikmah. Pemanfaatan tanaman obat selain untuk dikonsumsi juga untuk penghijauan atau penghias halaman rumah. Pelatihan ini mampu memberikan edukasi kepada mahasiswa di Pondok Pesantren Mahasiswa Nurul Hikmah cara menanam, merawat tanaman obat yang baik dan benar. Indonesia is a fertile country, many plants can grow, including medicinal plants, but until now it has not been utilized optimally, so there needs to be socialization and training for the community. Training on the Making of Parks and Medicinal Powder at the Islamic Boarding School of Nurul Hikmah In Tembalang Subdistrict, Semarang Municipality, is a transfer of knowledge and the application of appropriate technology to the community, especially in the Islamic Boarding School of Nurul Hikmah. Use of medicinal plants in addition to being consumed also for reforestation or decorating the home page. This training is able to provide education to students at the Islamic Boarding School Student Nurul Hikmah. The wisdom of how to plant, treat medicinal plants that are good and right. 
PELATIHAN PEMBUATAN SELAI DAN NASTAR BUAH RAMBUTAN Heny Kusumayanti; Nurul Pudiastutiningtyas; Vita Paramita; Rizka Amalia; Ida Hayu Dwimawanti; Wahyuningsih Wahyuningsih; Dwi Handayani
Jurnal Pengabdian Vokasi Vol 1, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.611 KB)

Abstract

Program pelatihan dalam  pengabdian masyarakat in iharapkan dapat meningkatkan ketrampilan  bagi mahasiswa dan peserta yang akhirnya dapat menambah pendapatan dan pengisian waktu luang yang berdampak peningkatan secara ekonomi. Buah Rambutan banyak ditemukan di sekitar Tembalang dan wilayah Semarang dimana Sekolah Vokasi  Universitas Diponegoro berada. Pengolahan buah rambutan meningkatkan nilai buah rambutan disaat panen raya, selain mencegah penurunan harga pasca panen, pengolahan menjadi selai mencegah pembusukan buah karena penumpukan dalam proses penjualan. Buah rambutan yang diolah menjadi selai membuat proses penyimpanan menjadi lebih lama. Produk selai yang dihasilkan dapat diolah sebagai pelengkap di isian kue kering, roti ataupun cake.. Kegiatan pelatihan ini selain membuat selai juga membuat kue nastar dengan isian selai rambutan, ketrampilan ini dapat dikembangkan secara terus menerus oleh peserta sehingga dikemudian hari dapat membantu perekonomian. Kata Kunci: rambutan, selai rambutan, nastar isi selai rambutan This training program in community service is expected to improve skills for students and participants who can finally increase their income and fill in their leisure time which has an impact on economic improvement. The processing of rambutan fruit will increase the fruit value of rambutan at harvest time, besides preventing a decline in post-harvest prices, processing into jam prevents fruit decay due to accumulation in the sales process. Rambutan which is processed into jam makes the storage process last longer. Produced jam products can later be processed as a supplement as filling in pastries, bread or cake. Rambutan fruit is found around Tembalang and the Semarang region where Vocational Schools Diponegoro University are located. This training activity in addition to making jams also making nastar cakes with rambutan jam filling, this skill is expected to be developed continuously by participants so that in the future it can help the economy. Kata Kunci: rambutan fruits, rambutan jams, nastar with rambutan jams