Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Peran Pemilik Modal (Pengamba’) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan (Studi Kasus pada Masyarakat Nelayan Gardanan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi) Yudi Jihwindriyo; Sanggar Kanto; Darsono Wisadirana
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 3 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.573 KB)

Abstract

Nelayan memiliki hubungan ekonomi dengan pengamba’ untuk memenuhi kebutuhan permodalan. Menegasikan peran pengamba’ menjadi upaya yang sia-sia saat tidak mendapatkan dukungan masyarakat nelayan. Tulisan iniberupaya mengatur peran pengamba’ untuk menjadi agen dalam pemberdayaan nelayan, atau dalam konsep Susilo (2004) disebut Adaptor Sosial.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (i) hubungan sosial dan ekonomi antara pengamba’ dan nelayan, (ii) faktor-faktor yang menunjang peran strategis pengamba’ dalam pemberdayaan nelayan, dan (iii) membuat rumusan bentuk pelibatan pengamba’ dalam upaya pemberdayaan masyarakat nelayan sebagai upaya menanggulangi kemiskinan. Penelitian dilakukan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik penentuan informan snowball sampling dan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data model interaktif (Miles, Huberman dan Saldana, 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) hubungan sosial ekonomi  pengamba’ dan nelayan berpola patron-klien, (ii) permodalan yang diberikan oleh pengamba’ nelayan berdampak pada keberlangsungan kegiatan penangkapan ikan dan keberlanjutan sumber pendapatan nelayan, (iii)relasi antara pengamba’ dan nelayan diatur dalam lembaga lokal berbentuk Kelompok Usaha Bersama agar pengamba’ mampu mengembangkan usaha dan nelayan tidak terlibat dalam sistem bagi hasil yang eksploitatif. Mekanisme bagi hasil dalam lembaga lokal tersebut disarankan diatur oleh pemerintah daerah.
Implementation of the Farmer’s Empowerment Program by Rural Agribusiness Development (A Case Study in Mulyodadi Village Wonoayu Subdistrict Sidoarjo Regency) Desy Gigih Pratiwi; Sanggar Kanto; Siti Kholifah
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 21 No. 1 (2018)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.774 KB)

Abstract

The fundamental farmer’s problem is accessing capital resources. Rural Agribusiness Development (called PUAP) is a form of facilitation of venture capital assistance for members of farmer groups are coordinated by Gapoktan. The aim of this research was to: (1) describe and review the implementation of the farmer’s empowerment program by rural agribusiness development; (2) identify and explore factors that influence the effectiveness the implementation of rural agribusiness development; (3) review and formulate the reconstruction of farmer’s empowerment design model by rural agribusiness development. The research is a qualitative case study type in Mulyodadi Village, Wonoayu Subdistrict, Sidoarjo Regency. Data were collected and searched by using data collection methods by observation, interviews and documentation. Data is processed using by interactive model of analysist from the field research results. Researcher adopts the framework of ACTORS by Sarah Cook dan Steve Macaulay. The conclusion of this research is needed to evaluation and improve the implementation of rural agribusiness development which has not been implemented properly and less effective. Phenomenons behind “has not been implemented properly and less effective” are the difference between the goals and outcomes of the program irrelevant. There are several things that cause the implementation of rural agribusiness development in Mulyodadi is less effective, among other: Gapoktan in Sidoarjo regency has not been appointed by the regent and non-comprehension of regulatory substance by implementing agency. Results of this research need to redesign model of the farmer’s empowerment program to interpreting the goals and outcomes of the program to be on target by adding new empowerment activities to complete the problems of PUAP program.
Fenomena Kemiskinan Dari Perspektif Kepala Rumah Tangga Perempuan Miskin (Studi Fenomenologi Tentang Makna dan Penyebab, Serta Strategi Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang) Nur Rois Ahmad; Sanggar Kanto; Edi Susilo
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 4 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1214.979 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.04.2

Abstract

Definisi dan konsep kemiskinan memiliki banyak versi dan pandangan, karena tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Pengertian yang berbeda tersebut diperoleh dari perbedaan dasar pemikiran dan pandangan masing-masing orang, serta berkembang sesuai perubahan sosial. Kemiskinan perlu dikaji melalui berbagai aspek dan perspektif, selain dari para praktisi dan pengambil kebijakan (top-down perspectives), kemiskinan perlu dikaji pula secara subjektif oleh mereka yang langsung mengalami kemiskinan (bottom-up perspectives) karena hanya mereka yang tahu pasti tentang sebenarnya kemiskinan itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena kemiskinan dari perspektif Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP) miskin, yaitu untuk mengetahui: makna dan penyebab, serta strategi feminisasi kemiskinan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informasi dan data dikumpulkan melalui wawancara mendalam serta observasi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data fenomenologi Van Kaam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna, penyebab, serta startegi kemiskinan dimaknai dengan bervariasi oleh KRTP miskin sesuai keadaan yang dialami. Kemiskinan dimaknai sebagai “keadaan yang berbeda dari yang lain/ keadaan tidak semestinya”. selain itu, secara simbolik kemiskinan juga dimaknai sebagai “ketidak-pemilikan aset berupa sawah”. Kedua makna tersebut merupakan persepsi yang muncul dari pengalaman hidup dan hasil interaksi sosial yang selama ini dilakukan. Faktor penyebab kemiskinan yang dialami KRTP miskin sangat komplek, meliputi faktor ekonomi, sosial/kultural, struktural, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, namun penyebab utama berdasarkan persepsi mereka yaitu berkaitan dengan takdir. Strategi feminisasi kemiskinan yang dilakukan oleh KRTP miskin hanya pada lingkup bertahan dengan kondisi kemiskinan yang dialami.
Faktor Determinan Terjadinya Konversi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto Jawawi Jawawi; Sanggar Kanto; Darsono Wisadirana
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 4 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.349 KB)

Abstract

Konversi lahan pertanian merupakan masalah serius, karena dapat membunuh karakter petani dan mematikan sumber penghasilan petani secara masal yang dapat melahirkan masalah baru yakni pengangguran dan kemiskinan sehingga perlu dikaji faktor determinan terjadinya konversi lahan pertanian dan dampaknya terhadap kesejahteraan petani di Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto agar mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasi konversi lahan pertanian lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 87 orang yang dipilih secara area proporsional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data dilakukan dengan uji regresi logistic binary multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal, faktor eksternal dan faktor kebijakan secara simultan berpengaruh terhadap terjadinya konversi lahan pertanian sebesar 67,9% (p=0,000 <0,05). Variabel yang paling berpengaruh terhadap terjadinya konversi lahan pertanian secara berurutan adalah produktifitas lahan (ExpB=36,52) dan ketersediaan saluran irigasi (ExpB=29,97). Analisis lebih lanjut diketahui bahwa konversi lahan pertanian berpengaruh terhadap kesejahteraan petani sebesar 9,6% (p=0,029<0,05). Untuk itu pihak terkait hendaknya dapat memberikan masukan kepada petani yang melakukan konversi lahan pertanian, agar tidak mempergunakan uang hasil konversi lahan untuk keperluan konsumtif, tetapi mempergunakannya sebagai modal usaha produktif atau dipergunakan untuk membeli lahan pertanian yang lebih luas dan lebih produktif.
Penguatan Kelembagaan Pengelola Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik Lianto Lianto; Sanggar Kanto; Siti Kholifah
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 4 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.183 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.04.3

Abstract

Penguatan kelembagaan merupakan salah satu pilar keberlanjutan program PNPM Mandiri Perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penguatan aspek hukum, penguatan kelembagaan, dan kemandirian lembaga pengelola dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Balongpanggang. Teknik penentuan informan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah purposive sampling yaitu informan yang dianggap memahami kegiatan dana bergulir UPK Kecamatan Balongpanggang. Penguatan aspek hukum dilakukan dengan melengkapi legalitas pendirian BKAD sebagai payung hukum kegiatan dana bergulir. Penguatan kelembagaan dilakukan dengan penyusunan mekanisme pengelolaan dana bergulir, peningkatan kapasitas pengelola kegiatan dan kelompok masyarakat dalam pengelolaan keuangan dan kelembagaan, serta kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengembangan usaha kelompok masyarakat. UPK Kecamatan Balongpanggang merupakan lembaga masyarakat yang mandiri, yaitu tidak tergantung dengan dana BLM dari pemerintah, hal ini dilihat dari hasil analisa eksistensi lembaga pengelola dana bergulir dengan Teori AGIL dan analisa kinerja lembaga yang masuk dalam kategori UPK sehat.
Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy, dan Locus of Control Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Public Relations (Studi Eksplanatif Pada Public Relations Santika Indonesia Hotel and Resort) Nisrin Husna; Sanggar Kanto; Rachmat Kriyantono
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 17 No. 4 (2014)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Investasi bidang perhotelan memiliki peluang untuk tumbuh pesat di masa depan, namun juga sekaligus sarat akan persaingan. Peluang dan ancaman ini tentunya harus dapat ditangkap para pelaku usaha di industri perhotelan. Salah satu strategi penting dalam menghadapi persaingan adalah meyakinkan konsumen bahwa perusahaannya memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan perusahaan lain. Meyakinkan konsumen berarti berhubungan dengan meraih persepsi positif atau citra positif di mata publik. Disinilah kemudian peran Public relations dengan motivasi kerja tinggi dan kinerja tinggi sangat dibutuhkan sebagai garda terdepan perusahaan. Judge ,Erez & Bono (1998) mengemukakan bahwa self esteem, self efficacy dan locus of control merupakan ketiga core-self evaluations yang merupakan dasar  pembentukan motivasi individu dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengui pengaruh self esteem,self efficacy, dan locus of control terhadap motivasi kerja dan kinerja Public Relations. Dalam menganalisis pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap motivasi kerja dan kinerja Public Relations, peneliti menggunakan pendekatan tradisi sibernetik. Melalui pendekatan tradisi sibernetik, peneliti kemudian menggunakan Expectancy value theory dalam menganalisis pengaruh variabel self esteem, self efficacy dan locus of control terhadap motivasi kerja dan kinerja. Sample penelitian ini adalah praktisi Public Relations Santika Indonesia Hotel and Resort. Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analisys). Dari hasil perhitungan SPSS adalah bahwa variabel self esteem, self efficacy dan locus of control berpengaruh positif terhadap motivasi kerja dan kinerja dengan nilai koefisien jalur self esteem sebesar 0,322, self efficacy 0,340, locus of control 0,346, dan motivasi kerja 0,636. Hasil tersebut berarti  semakin positif self esteem, self efficacy dan locus of control Public Relations maka semakin tinggi motivasi kerja dan kinerja Public Relations Santika Indonesia hotel and resort.
Migrasi Internasional dan Pemanfaatan Remitansi Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan (Kasus di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang) Ratna Wirastyani; Sanggar Kanto; Hotman M. Siahaan
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 3 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.677 KB)

Abstract

Pengiriman TKI ke luar negeri merupakan salah satu jalan untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Remitansi yang dikirimkan TKI dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan TKI serta lingkungan sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 30 orang TKI dan 30 orang non TKI yang dipilih secara purpossive sampling. Dari hasil analisis terhadap variabel independen (jenis kelamin, umur, pendidikan, status pernikahan, jumlah tanggungan keluarga, luas kepemilikan lahan dan jumlah sumber pendapatan) hanya dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan melakukan migrasi internasional, yaitu umur dan jumlah tanggungan keluarga. Dari analisis terhadap variabel independen (negara tujuan, jenis pekerjaan, status migrasi, pendapatan, dan lama bekerja di luar negeri), hanya dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap besarnya remitansi yaitu pendapatan dan lama bekerja di luar negeri. Pemanfaatan remitansi berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga TKI namun belum memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan di lingkungan TKI karena masih sedikitnya TKI yang menggunakannya untuk usaha produktif.
The Role of Facilitator in the Implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) in Small Island (Case Study in Hiri Island District, Ternate City – North Maluku) Agus Salim Fuadi; Sanggar Kanto; Sholih Muadi
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 20 No. 2 (2017)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.892 KB)

Abstract

Abstract This research describes the other side in the implementation of Program Keluarga Harapan (PKH). This program refers to one of many poverty mitigation programs which can afford the poor (beneficiary) in urban and rural areas by giving grant-in-aid to education and health sectors due to the capacity of these sectors in suppressing poverty rate. The location of research is Hiri Island District, North Maluku Province, East Indonesia. Research focuses on the role of facilitator in the implementation of Program Keluarga Harapan, main substance to discuss is empowerment. Method of research is qualitative using case study. Research has found that the implementation of PKH in small island is not yet optimum despite the claim of its capacity to reduce poverty rate. Responsibility and good supervision from facilitator and participant are the key of successful program implementation.
Rancangan Model Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Dalam Perspektif Pemberdayaan Perempuan (Kajian Terhadap Implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember) Liawati Suntiana; Sanggar Kanto; Soenyono Soenyono
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 3 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.758 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2017.018.03.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) partisipasi perempuan dalam implementasi kebijakan PKH di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember; (2) faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaan PKH di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember; (3) rancangan model penanggulangan kemiskinan dalam perspektif pemberdayaan perempuan. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan sosial dan pemberdayaan perempuan dengan pendekatan longwe sebagai alat analisanya, sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Informan dari penelitian ini adalah tenaga pendamping, perempuan penerima PKH dan para stakeholders yang dipilih dengan menggunakan tekhnik purposive sampling, dimana data yang terkumpul dianalisis mengguakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini adalah (1) partisipasi perempuan di dalam implementasi PKH belum optimal; (2) Faktor pendukung bahwa uang bantuan PKH bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok setelah kewajiaban intervensi pendidikan atau kesehatan terpenuhi sehingga mampu meningkatkan ekonomi daya beli masyarakat sedangkan faktor penghambat program kebijakan PKH yang bersifat Top Down yang tidak melibatkanya peran perempuan RTSM dalam proses awal perencanaan sampai dengan evaluasi menyebakan lemahnya partisipasi perempuan; (3) rancangan model kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan perspektif pemberdayaan perempuan yang diperoleh dari hasil implementasi PKH di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember adalah penyempurnaan dari PKH dengan merubah dari kebijakan Top Down menjadi kebijakan bottom up dan harus ada sinergitas dengan kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lainya.
Pengembangan Model Kelembagaan Ekonomi Komunitas Nelayan Tradisional dalam Rangka Strategi Bertahan Hidup (Studi Kasus: Di Dusun Karanggongso Kabupaten Trenggalek) Siti Rofingatin; Darsono Wisadirana; Sanggar Kanto
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 19 No. 3 (2016)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.428 KB)

Abstract

Salah satu strategi bertahan hidup nelayan untuk meningkatkan kemandirian mereka adalah dengan memanfaatkan lembaga ekonomi dari komunitas sendiri ketika menghadapi musim paceklik dan cuaca buruk yang setiap tahun menyertai kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan model kelembagaan ekonomi komunitas nelayan tradisional, 2) merumuskan model pengembangan yang tepat pada kelembagaan ekonomi komunitas nelayan Karanggongso Trenggalek. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan metode studi kasus, dan untuk analisis kelembagaan menggunakan imperatif fungsional AGIL dari Talcott Parsons. Hasil penelitian antara lain: terbatasnya permodalan, belum ada solusi masalah kebersihan dan keamanan lingkungan, terbatasnya Tenaga Pendamping dan kurang maksimalnya peran dan fungsi Tenaga Penyuluh Perikanan, serta belum terpenuhi ciri kelembagaan yaitu ketiadaan sekretariat. Alternatif solusi permasalahan yaitu pengembangan jaringan bersama dengan lembaga yang telah eksis dan akomodatif, pemberian alternatif solusi bagi masalah kebersihan dan keamanan lingkungan, penambahan Tenaga Pendamping dan peningkatan peran dan fungsi Penyuluh Perikanan, serta mewujudkan salah satu ciri kelembagaan yaitu pembentukan sekretariat.