Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kemandirian Wanita Tani dalam Usaha Industri Pangan di Solo Raya Jawa Tengah Suminah Suminah; Sunarru Samsi Hariadi; Mei Tri Sundari; Arip Wijianto
Jurnal Penyuluhan Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.703 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v13i1.14795

Abstract

Kemandirian wanita tani dalam usaha industri pangan membutuhkan social support dari pihak lain dan motivasi dari wanita tani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan sosial support, motivasi, dan kemandirian, (2) menganalisis pengaruh variabel dukungan sosial maupun motivasi terhadap kemandirian wanita tani dalam usaha industri pengolahan pangan. Studi dilakukan di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah. Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif, dengan teknik survey. Sampel diambil sebanyak 210 responden dengan teknik sampling acak bertahap. Data dianalisis secara deskriptif, dan diuji pengaruhnya dengan model persamaan struktural (SEM). Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa sebanyak 52,4% dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, pemimpin, petugas pemberdayaan, dan instansi lain termasuk kategori sedang. Motivasi wanita tani 100% berada pada kategori tinggi, dan kemandirian wanita tani untuk melakukan usaha industri pangan 59,5% termasuk kategori tinggi. Sosial support dan motivasi secara simultan memiliki nilai determinant (R²) = 0,05. Kecilnya kontribusi sosial support dan motivasi terhadap kemandirian wanita tani dalam menjalankan usaha industri pangan, disebabkan karena bentuk dukungan sosial yang diberikan selama ini kurang tepat, sehingga kurang berdampak pada peningkatan motivasi dan kemandirian wanita tani dalam usaha indutri pangan. Dukungan sosial dan motivasi secara langsung berpengaruh significan terhadap kemandirian. Dukungan sosial secara tidak langsung memiliki pengaruh lebih besar pada kemandirian wanita tani jika dimediasi oleh motivasi.
Risk Management in the Production of Sugar in Mojo Sugar Factory, Sragen Regency Rizki Musidatun Bakdiyah; Umi Barokah; Mei Tri Sundari
Jurnal Manajemen Indonesia Vol 20 No 1 (2020): Jurnal Manajemen Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jmi.v20i1.2793

Abstract

This research aims to determine the risk, kind of risks and formulate the risk handling strategies in the sugar production in Mojo Sugar Factory, Sragen Regency. The analysis method used the variation coefficients (CV) score and Enterprise Risk Management (ERM) approach. The results showed the score of CV is 0.77> 0.5 which means that there is a high risk of sugar production in Mojo Sugar Factory. There are 12 risks identified in this research. The risks with low status are the risk of broken sugar cane and risk of the damaged truck; The risks with medium status miscalculations risk in the yield distribution and the late receipt of funds from PTPN IX. The risk of high status is new tools operation difficulties. The risk of very high status is low sugar cane quality, sugar cane sent to other factories, steam drop, the tools and machines performance stopping while grinding, sugar cane production that is below RKAP, losses, and the total production of sugar that is below the RKAP. The risk management strategies for low-status risks are giving strict punishment to farmers’ partners and more regular and scheduled maintenance. The management strategies for medium status is involving technology in calculating results and implementing wiser based financial management. The management strategy for high-status risk is assisting the operation of new tools by experts. The management strategies for very high status are holding an intensive meeting, conducting education, training programs for employees, benchmarking with other sugar factories which have better performance, make a good relation with the partner. Keywords— Risk; Risk Management; ERM; Risk Analysis; Sugar
PENGEMBANGAN DESA WISATA RUMAH DOME BERBASIS AGROINDUSTRI PANGAN LOKAL (Kajian Diversifikasi Ketela Pohon di Desa Wisata Rumah Dome Prambanan) Susi Wuri Ani; Mei Tri Sundari; Ernoiz Antriyandarti
Agriekonomika Vol 2, No 2: Oktober 2013
Publisher : Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriekonomika.v2i2.431

Abstract

ABSTRAKPangan merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan baik dari segi jumlah, mutu, gizi maupun keamanan berkaitan dengan Sumberdaya Manusia (SDM). Kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat menentukan SDM masyarakat tersebut. Agroindustri pangan lokal merupakan kegiatan yang memberdayakan sumberdaya lokal (indigenous resources). Seluruh potensi lokal dimanfaatkan untuk menguatkan agroindustri pangan lokal. Penduduk di kawasan wisata Rumah Dome belum mampu mengolah bahan pangan lokal. Kegiatan ini bertujuan membentuk kelompok usaha produktif Ibu-Ibu PKK di Rumah Dome untuk dapat meningkatkan nilai ekonomis pangan lokal (ketela pohon). Hal yang dilakukan adalah memberikan pelatihan pengolahan ketela pohon menjadi ceriping singkong berbagai rasa, keripik belut daun singkong, membuat brownies berbahan tepung ketela, mengemas produk dengan brand Rumah Dome dan memberikan pelatihan pembukuan sederhana. Dengan kegiatan ini diharapkan akan tumbuh kelompok usaha produktif sehingga dapat mengangkat citra wisata Rumah Dome dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Rumah Dome.  ABSTRACTFood is a major necessity in human life. Food needs are important for human resource (HR) both in terms of quantity and quality. Quality of food consumption and nutrition communities determine the HR community. Local food agroindustry is an activity that empowers local resources (indigenous resources). The whole potential of local food used to strengthen local agroindustry. Residents in the tourist area of Dome House have not been able to process local food. This activity aims to establish productive business of woman group (PKK) in Dome House to increase the economic value of local food (cassava). The activities are training for production process, packaging with Dome House’s brand and simple accounting management. The cassava processing training are: (1) making variety flavors of cassava chips; (2) producing eel chips from cassava leaves and (3) making brownies from cassava flour. These activities are expected to grow productive business groups that can raise the image of Dome House tour and increase the income of Dome House household.
ANALISIS KEMAMPUAN EKSPOR KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT Nuning Setyowati; Mei Tri Sundari
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 1 (2005): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v2i1.48826

Abstract

This research aim to identify sector becoming base in Delanggu sub district, agriculture commodity becoming base in Delanggu sub district and to know the export capacity of agriculture commodity. Used method is descriptive method with Location Quotient (LQ) analysis mean
Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Perilaku Pembelian Produk Pangan Olahan di Jakarta Rizky Aulia Firdaus; Nuning Setyowati; Mei Tri Sundari
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 3 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.03.15

Abstract

Perkembangan jumlah usaha produk pangan olahan yang terus meningkat menuntut pemilik usaha untuk memasarkan produknya dengan lebih baik dan efektif. Salah satu metode pemasaran yang dinilai efektif saat ini adalah menggunakan celebrity endorser. Celebrity endorser sebagai pemilik dan pengiklan dalam penelitian ini menggunakan sosial media Instagram untuk memasarkan produknya. Produk pangan olahan yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas produk Ayam Geprek Bensu, Mie Bangcad, Filosofi Kopi, dan Sang Pisang. Tujuan penelitian ini adalah pengaruh atribut celebrity endorser terhadap intensi dan perilaku pembelian produk pangan olahan di Jakarta. Data dianalisis menggunakan konsep Theory of Reasoned Action (TRA) dan modifikasi TRA yaitu sikap dan norma subjektif menjadi atribut celebrity endorser yaitu keterpercayaan, keahlian, daya tarik interpersonal, kualitas dihargai, dan kesamaan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap produk pangan olahan di Jakarta. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitis dengan teknik survei. Metode pengambilan lokasi dilakukan secara purposive dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sampel berjumlah 70 responden. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan pencatatan dengan alat pengumpulan data yaitu kuesioner secara online menggunakan google form. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan aplikasi Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterpercayaan, keahlian, daya tarik interpersonal, dan kesamaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian produk pangan olahan di Jakarta dan intensi pembelian konsumen secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk pangan olahan di Jakarta. Kualitas dihargai tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian produk pangan olahan di Jakarta
KAJIAN PREFERENSI PRODUSEN TAHU TEMPE TERHADAP BAHAN BAKU MENYONGSONG SWASEMBADA KEDELAI 2014 DI KARESIDENAN SURAKARTA Sugiharti MH; Endang S.R; R. Kunto Adi; Mei Tri Sundari
Agrin Vol 19, No 1 (2015): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2015.19.1.352

Abstract

dan mengkaji atribut kedelai (ukuran, kebersihan, warna, harga, kandungan pati dan keseragaman) yangmenjadi preferensi produsen tahu serta atribut kedelai (ukuran , kebersihan, warna, harga, daya kembang dankeseragaman) yang menjadi preferensi produsen tempe. Penelitian dilakukan secara purposive di Kota Surakartadan 6 kabupaten yang merupakan Eks Karesidenan Surakarta yaitu Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali,Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten. Dari masing-masingdaerah diambil 15 orang produsen tahu dan 15 orang produsen tempe sebagai sampel. Dari seluruh respondenyang dijadikan sampel, hanya 208 yang bisa dianalisis. Penentuan responden menggunakan metode snowballsampling dengan pertimbangan sampel frame tidak tersedia. Hasil analisis dengan menggunakan MultiatributFishbein menunjukkan baik produsen tahu maupun tempe lebih menyukai kedelai impor sebagai bahan bakudibanding kedelai lokal. Secara berurutan atribut kedelai yang dipertimbangkan produsen tahu dalam melakukanpembelian kedelai adalah kebersihan, kandungan saripati, ukuran, keseragaman, warna dan harga. Sedangkanyang dipertimbangkan produsen tempe dalam melakukan pembelian kedelai secara berurutan adalah kebersihan,daya kembang, ukuran, warna, keseragaman dan harga. Kedelai yang menjadi preferensi produsen tahu adalahkedelai yang bersih, kandungan saripatinya banyak dan berwarna kuning. Sedangkan kedelai yang menjadipreferensi produsen tempe adalah kedelai yang bersih, daya kembang tinggi (babar-Jawa), warna kuning, ukuranbesar dan seragam.Kata kunci: swasembada, preferensi, kedelaiABSTRACTThis research aims to examine the preferences of tofu and tempeh producers on soybeans as the rawmaterial and to examine the attributes of soybeans (size, cleanliness, color, price, content of essence, anduniformity) which have been the preferences of tofu producers and also the attributes of soybeans (size,cleanliness, color, price, ability to expand, and uniformity) which have been the preferences of tempeh producers.The research was carried out purposively in Surakarta and 6 regencies in the ex-residency of Surakarta, they are:Karanganyar regency, Boyolali regency, Sukoharjo regency, Wonogiri regency, Sragen regency, and Klatenregency. As many as 15 tofu producers and 15 tempeh producers were taken as samples from each regency. Andfrom all respondents, only 208 of them could be analyzed. These respondents were determined by method ofsnowball sampling considering that sample frames were not available. Analysis results using FishbeinMultiattribute show that both the tofu and tempeh producers prefer imported soybeans to local soybeans for theraw material. Sequentially, the attributes of soybeans considered by tofu producers when purchasing soybeansare cleanliness, content of essence, size, uniformity, color, and price. While tempeh producers sequentiallyconsider cleanliness, ability to expand, size, color, uniformity, and price as the attributes of soybeans duringpurchase. Preferred by tofu producers are soybeans that are clean, contain a lot of essence, and have yellow color.While tempeh producers prefer soybeans that are clean, have high ability to expand (babar – Javanese), haveyellow color, big in size, and uniform.Keywords: self-sufficiency, preference, soybean
Analisis Faktor Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kopi Banaran 9 di Coffee and Tea Colomadu Ima Yunita Indriyanti; Heru Irianto; Mei Tri Sundari
Agriecobis : Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol. 2 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/agriecobis.Vol2.No1.47-57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan konsumen serta variabel yang paling dipertimbangkan dalam pembelian produk minuman kopi pada Banaran 9 Coffee and Tea Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 22 variabel. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dan analitis. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dan jumlah sampel ditetapkan lima kali jumlah variabel. Dengan demikian, penelitian ini mengambil sampel yang digunakan sebanyak 110 orang Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 22 variabel dan tercakup dalam tujuh faktor utama yang membentuk keputusan pembelian. Faktor tersebut berdasarkan prioritasnya adalah faktor produk 24,042%; faktor promosi 10,507%; faktor proses  9,913; faktor orang 8,845%; faktor bukti fisik 5,815%; faktor tempat 5,815% dan faktor harga 4,916%. Sedangkan variabel yang paling dipertimbangkan dengan melihat nilai factor loading tertinggi yaitu variabel rasa dengan nilai factor loading 0,929.
Analisis Nilai Tambah Pengolahan Singkong Jarak Towo Menjadi Gethuk Frozen Di Ukm Gethuk Take Tawangmangu Rahmalia Kartika Kusuma; Sri Marwanti; Mei Tri Sundari
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.02.3

Abstract

Indonesia is a tropical country that has a lot of fertile agricultural land, so the production of agricultural commodities is also high. Cassava is one of the food crop commodities in the tuber category that can be used as raw material for an agroindustrial product. Jarak towo cassava is used as a raw material for the gethuk industry in Small and Medium Enterprises (UKM) Gethuk Take Tawangmangu. Processing cassava into frozen gethuk is one of the applications of added value to cassava commodities because during the production process additional costs are incurred so that the selling price is formed higher. This study aims to determine the costs, revenues, profits, business efficiency and added value from the business of processing cassava into frozen gethuk. This research used descriptive analysis basic method which is supported by survey method. The result of research are, total cost to produce the frozen gethuk in December 2021 was Rp148.286.358. Total revenue was Rp257.035.000 and Gethuk Take profit was Rp108.748.642. The value of R/C ratio is 1,73. The value added resulting from processing cassava into original gethuk dough is Rp9.186 with value-added ratio 54,1%, while the value added resulting from processing original gethuk dough into frozen gethuk original is Rp7.852 with value-added ratio 31,1%, value added from processing frozen gethuk with flavors is Rp8.266 with value-added ratio 32,1%, and value added from processing frozen gethuk with filling is Rp12.715 with value-added ratio 39,9%.