Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH KUMUR SARI BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) TERHADAP PERUBAHAN pH PLAK DAN pH SALIVA (Studi terhadap Anak Usia 12-15 Tahun Pondok Pesantren Al-Adzkar, Al-Furqon, Al-Izzah Mranggen Demak) Bayyin Bunayya Cholid; Oedijani Santoso; Yayun Siti Rochmah
Jurnal Medali Vol 2, No 1 (2015): Media Dental Intelektual
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/medali.v2i1.445

Abstract

Masalah kesehatan gigi dan mulut terbanyak adalah karies dan penyakit periodontal yang disebabkan plak. Plak dapat dicegah oleh senyawa epikatekin dalam belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Epikatekin sebagai antikaries karena bersifat bakterisid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kumur sari buah belimbing manis terhadap perubahan pH plak dan pH saliva. Penelitian ini  menggunakan quasy experiment dengan rancangan pre-post test control group design. Jumlah sampel penelitian adalah 60 anak perempuan berusia 12-15 tahun dan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok perlakuan berkumur sari buah 50%, 75%, 100%, kelompok kontrol berkumur povidon 1%, dan aquades. Analisis data menggunakan uji Kruskall-Wallis dengan nilai p<0,05 dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Untuk mengetahui perbedaan perubahan pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon dengan nilai p<0,05.Hasil analisis uji Kruskall-Wallis didapatkan nilai p 0,000 pada pH plak dan nilai p 0,145 pada pH saliva. Hasil analisis uji T berpasangan didapatkan perbedaan pH saliva pada sari buah 75% dengan nilai p 0,083 dan pada sari buah 100% didapatkan nilai p 0,026. Hasil analisis uji Wilcoxon didapatkan perbedaan pH plak pada sari buah 50% dengan nilai p 0,001, pada sari buah 75% dengan nilai p 0,003, dan pada saribuah 100% dengan nilai p 0,290. Perbedaan pH saliva pada sari buah 50% didapatkan nilai p 0,478. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa sari buah 50% dan 75% dapat meningkatkan pH plak, sedangkan sari buah 100% dapat menurunkan pH saliva.
PENGARUH EKSTRAK DAUN SERAI (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Prananda Adiguna; Oedijani Santoso
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.282 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18384

Abstract

Latar Belakang:  Prevalensi karies yang cukup tinggi di dunia memunculkan suatu tindakan alternatif pencegahan  dengan bakteri yang paling dominan dalam rongga mulut antara lain Streptococcus mutans. Daun serai (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene yang berfungsi sebagai antimikrobial, anti-bakterial, molluscidal, antifungal, dan lain-lain.Tujuan:  Mengetahui pengaruh ekstrak daun serai (Cymbopogon citratus) pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas (kemampuan untuk hidup) Streptococcus mutans yang diukur dengan zona hambatnya.Metode:  Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan desain penelitian Post test only control group design dengan sampel meliputi kertas cakram yang direndam dalam aquadestilata steril (kontrol) dan yang direndam dalam ekstrak daun serai (perlakuan) 25%, 50%, 75%, dan 100%; lalu diletakkan ke dalam cawan petri yang telah ditanami bakteri Streptococcus mutans. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif dengan pengukuran zona hambat. Analisis data dilakukan dengan uji Saphiro Wilk dan Lavene’s test dengan tingkat kemaknaan jika hasil p<0,05 dilanjutkan uji Kruskall Wallis dengan tingkat kemaknaan jika hasil p>0,05.Hasil Penelitian:  Diameter zona hambat terhadap Streptococcus mutans pada kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun serai pada konsentrasi 25%, 50%, dan 75% sama besar diameter zona hambatnya dengan kelompok kontrol (-), terkecuali pada konsentrasi 100% yang diameter zona hambatnya sedikit lebih besar. Sebaran data tidak normal (p=0,06) dan uji homogenitas (Lavene’s test) tidak dapat dilakukan. Penilaian perbedaan zona hambat antar kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,08).Kesimpulan:  Tidak terdapat  daya hambat oleh ekstrak daun serai pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Steptococcus mutans. Besar persentase ekstrak daun serai tidak berpengaruh terhadap ukuran zona hambat yang dihasilkan.
PENGARUH ASAP CAIR BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS STAPHYLOOCOCCUS EPIDERMIDIS Pramesti Darojah; Oedijani Santoso; V. Rizke Ciptaningtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.06 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23370

Abstract

Latar belakang: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit oleh kuman yang berasal dari rumah sakit yang dapat dialami oleh penderita, tenaga kesehatan dan setiap orang yang datang ke rumah sakit. Faktor-faktor yang memperkuat terjadinya infeksi nosokomal diantaranya adalah kurang budaya kebersihan tangan di fasilitas kesehatan. Bakteri yang terlibat pada infeksi nosokomial diantaranya adalah Staphylococcus epidermidis karena telah mengalami resistensi terhadap nafsilin, oxasillin, methisillin, dan penisillin. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan asap cair sebagai bahan percobaan, kandungan fenol pada asap cair diharapkan efektif dalam menghambat maupun membunuh pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) asap cair terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian asap cair berbagai konsentrasi terhadap, viabilitas Staphylococcus epidermidis. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah koloni Staphylococcus epidermidis dengan perlakuan sebanyak 5 konsentrasi asap cair (100%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%) duplikasi dilakukan sebanyak 5 kali. Analisis data yang dilakukan adalah Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Writney. Hasil: Uji Kruskal-Wallis pada analisis data KHM menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p=0,000), begitu pula pada analisis data KBM (p=0,001). Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi pada kelompok P2(50%) untuk uji KHM dan KBM. Kesimpulan: Nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) asap cair terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 50%, sementara nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) terdapat bakteri ini adalah 50%.Kata Kunci: Asap cair, Staphylococcus epidermidis, infeksi nosokomial, KHM, KBM
PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILICUM LINN) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS : STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Rina Nuzulia; Oedijani Santoso
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.747 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18386

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan gigi merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan komprehensif,salah satunya karies gigi. Prevalensi karies yang cukup tinggi di Indonesia mempunyai etiologi yang salah satunya disebabkan oleh Streptococcus mutans. Tindakan alternatif pencegahan dengan daun kemangi (Ocimum basilicum Linn) yang memiliki manfaat sebagai penghilang rasa sakit (analgesik), antibakteri dan antijamur dengan kandungan kimia Flavonoid, glikosid, asam gallic dan esternya, asam kaffeic dan minyak atsiri yang mengandung eugenol sebagai komponen utama.Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum Linn) pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Streptococcus mutans yang diukur dengan zona hambatnya.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis Post test only control group design dengan cara kertas cakram yang direndam dalam aquadestilata steril (kontrol) dan yang direndam dalam ekstrak daun kemagi (perlakuan) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%; lalu diletakkan ke dalam cawan petri yang telah ditanami bakteri Streptococcus mutans.Hasil Penelitian:  Diameter zona hambat terhadap Streptococcus mutans pada kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun kemangi pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% sama besar diameter zona hambatnya dengan kelompok kontrol (-). Sehingga perhitungan statistika tidak perlu dilakukan karena zona hambat kelompok perlakuan sama dengan zona kontrol. Penilaian perbedaan zona hambat antar kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=1,0).Kesimpulan:  Tidak adanya daya hambat oleh ekstrak daun kemangi pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Steptococcus mutans. Masing-masing persentase ekstrak daun kemangi tidak berpengaruh terhadap ukuran zona hambat yang dihasilkan.
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN pH PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT Vika Oktaviani; Oedijani Santoso
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.693 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i1.11358

Abstract

Background: Orthodontic treatment can have an impact in the form of changes in the oral environment and the composition of the oral flora, causing changes the amount and pH of plaque that can cause dental caries and gingivitis.Aim: To determine the difference on oral hygiene index and pH of plaque group of users and non users of fixed orthodontic appliances.Methods: This research is analytical observational research by using cross sectional design. The subjects of the research were as many as 54 students who were divided into group of the users and group of the non users fixed orthodontic appliances. This research began with the measurement of the pH of plaque by using pH meter, then assessment of Oral Hygiene Index which obtained by summing the scores of debris and scores of calculus of each student.Results: The result of the research with statistical test that there was increase on oral hygiene index in the group of users (0,45 ± 0,250) and non users of fixed orthodontic appliances (0,38 ± 0,217). pH of plaque in the group of users fixed orthodontic appliances lower (0,38 ± 0,217) than group of non users of fixed orthodontic appliances (7,18 ± 0,131).Conclusion: There was no significant difference about Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) in the group of users and group of the non users fixed orthodontic appliances and there was significant difference between the pH of plaque in the group of users and group of the non users fixed orthodontic appliances. 
PERBEDAAN KONDISI RONGGA MULUT PENDERITA DM TIPE 2 TIDAK TERKONTROL DAN TERKONTROL Paramestri Sekar Kinanthi; Oedijani Santoso
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.572 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20668

Abstract

Latar Belakang : Keluhan kondisi mulut yang paling menonjol pada penderita DM adalah menurunnya aliran saliva yang menyebabkan mulut kering. Penurunan aliran saliva dapat meningkatan glukosa saliva dan menurunkan efek self-cleansing yang dapat menjadi kontribusi terhadap peningkatan prevalensi karies gigi. Tujuan : Mengetahui perbedaan kondisi rongga mulut pada penderita DM  tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling sejumlah 32 orang penderita DM tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi. StatusDM dinilai dengan kadar glukosa darah puasa (GDP), kondisi rongga mulut dinilai dengan indeks kebersihan mulut (OHI-S) dan indeks karies (DMF-T).Hasil : Nilai rerata OHI-S kelompok penderita DM tipe 2 tidak terkontrol adalah 3,40±0,90SD, sedangkan penderita DM tipe 2 terkontrol adalah 1,78±0,74SD (p<0,001)dan rerata nilai DMF-T penderita DM tipe 2 tidak terkontrol adalah 14,63±5,28SD, sedangkan penderita DM tipe 2 terkontrol 10,84±5,04 SD (p=0,052). Korelasi antara OHI-S dan kontrol plak didapatkan nilai p=0,192 dan hubungan antara DMF-T dan kontrol plak didapatkan nilai p=0,412.Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna OHI-S penderita DM  tipe 2 tidak terkontrol dan terkontrol. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara DMF-T penderita DM tipe 2 tidak terkontrol dengan terkontrol.Kontrol plak tidak mempengaruhi OHI-S  dan DMF-T.
PENGARUH ASAP CAIR BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS STAPHYLOCOCCUS AUREUS Reynata Adhiasari; Oedijani Santoso; V. Rizke Ciptaningtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.898 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23372

Abstract

Latar Belakang : Plak gigi terbentuk melalui tiga tahap, yaitu proses pembentukkan pellicle, kolonisasi primer, serta kolonisasi sekunder dan maturasi. Apabila dibiarkan, plak gigi dapat menyebabkan gingivitis dan periodontitis. Salah satu bakteri yang dapat melakukan kolonisasi pada pellicle gigi adalah Staphylococcus aureus. Disamping itu, Staphylococcus aureus juga dapat memperberat kejadian periodontitis dengan masuk ke dalam periodontal pocket yang terbentuk karena adanya kedalaman sulkus gingiva yang tidak normal. Peneliti menggunakan asap cair berbagai konsentrasi untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Kandungan fenol, asam asetat, dan karbonil diharapkan mampu menghambat maupun membunuh bakteri ini. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian asap cair berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Staphylococcus aureus. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Sampel yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus yang diberi perlakuan menggunakan lima macam konsentrasi asap cair (100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%) dan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali untuk masing-masing konsentrasi. Analisis data yang dilakukan adalah Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil : Uji Kruskal Wallis pada analisis data KHM menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p=0,000), begitu pula pada analisis data KBM (p=0,000). Selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi pada kelompok P3 (25%) untuk uji KHM dan pada kelompok P2 (50%) untuk uji KBM. Kesimpulan : Nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) asap cair terhadap Staphylococcus aureus adalah 25%, sementara nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) asap cair terhadap bakteri ini adalah 50%.Kata Kunci : Asap cair, Staphylococcus aureus, Plak, KHM, KBM
Pengaruh Penyemprotan Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) Terhadap Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan Alginat Septa S. Arini; Indah Saraswati; Astika W. Utomo; Oedijani Santoso
SAINS : Jurnal Kimia & Pendidikan Kimia Vol 10, No 1 (2021): EDISI JUNI 2021
Publisher : PKimia FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alginate has imbibition and sineresion properties. Green tea leaves (Camellia Sinensis) contain phenols which are antibacterial and can minimize changes in dimensional stability. This study aims to analyze the effect of 50% green tea leaf extract as a disinfectant on the dimensional stability of the alginate impression sprayed at different times. Post-test only experimental laboratory research. Dimensional stability is measured by the difference between the anteroposterior (A'-B ') and mediolateral (B'-C') die stone and the master die using digital calipers with an accuracy of 0.01 mm. Data on anteroposterior and mediolateral dimensions were analyzed using the One Way Anova test, followed by the Post Hoc LSD test. The results of the One Way Anova test for anteroposterior and mediolateral dimensions were significant (p = 0.00). The results of the Post Hoc LSD test for the anteroposterior dimension were significant, while for the mediolateral dimension, the results were not significant between the K1 and K2 and P1 groups. The smallest dimensional stability changes in the anteroposterior and mediolateral dimensions occurs in the alginateimpression group sprayed with green tea leaf extract stored for 5 and 10 minutes.
PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI Ayu Welly Jovita; Oedijani Santoso; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.833 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14252

Abstract

Latar Belakang : Kecemasan dental masih menjadi masalah yang perlu pengkajian lebih untuk mengurangi kecemasan tersebut. Banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dental baik secara visual, auditorik, dan suasana ruangan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dental, salah satunya distraksi dengan terapi musik.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi musik klasik Mozart dibanding terapi musik instrumental pop terhadap tingkat kecemasan dental pada pasien odontektomi.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental klinis dengan non randomized post test only group design. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 32 orang merupakan pasien odontektomi berusia 18-50 tahun di Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan klinik gigi jejaring lainnya. Subjek dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok musik klasik Mozart dan kelompok musik instrumental pop. Tingkat kecemasan dental dinilai menggunakan skor Dental Anxiety Scale (DAS). Data hasil penelitian diuji menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Skor tingkat kecemasan dental (DAS) tidak berbeda bermakna antara kelompok perlakuan musik Mozart dibanding kelompok perlakuan musik instrumental pop dengan nilai p > 0,05 ( p = 0,640 ).Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pemberian musik klasik Mozart dibanding pemberian musik instrumental pop terhadap tingkat kecemasan dental pasien odontektomi.