Asih Budiastuti
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE EFFECTS ON FLAXSEED (LINUM USITATISSIMUM) ON THE SEVERITY LEVEL OF ACNE VULGARIS. Devi Saviera Firnanda; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo; Dhega Anindita Wibowo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.392 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27667

Abstract

Introduction. Acne vulgaris is the formation of blackheads, papules, pustules, nodules, or cysts which were the result of the blockage and inflammation of the pilosebaceous unit. In general, there are several factors associated with the occurrence of Acne vulgaris, namely the abnormal activity of the bacterium Propionibacteria acnes, increased sebum production, hyperkeratinization of the pilosebaceous duct, and also the inflammatory process. Objectives. The primary objective of this research is to know the effect of flaxseed (Linum usitatissimum) on the severity level of Acne vulgaris. Methods. The design of this research is experimental research with a one-group pre-test post-test design. This research will be conducted from October to November 2019. And will be implemented in the city of Semarang. The population in this research is female college students (preferably Diponegoro University students) aged 18-23 years old who suffered from various severity degrees of Acne vulgaris which fulfills the inclusion and exclusion criteria. Subjects are determined using purposive sampling methods. Results. The research sample was mostly females aged 18-23 years of 2016 at Diponegoro University who suffered from various degrees of Acne vulgaris. After a paired T-test, p <0.05 was obtained. Because the results obtained are p <0.05, it can be concluded that there is a significant difference between the degree of Acne vulgaris during the pre-test and post-test. Conclusion. there is an effect of Linum usitatissimum seeds on the severity of Acne vulgaris. 
FAKTOR RESIKO TERJADINYA VARISES VENA TUNGKAI BAWAH (VVTB) PADA PRAMUNIAGA DI KOTA SEMARANG Kuncoro Adi Pratiknyo; Asih Budiastuti; YL Aryoko Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.254 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i1.11355

Abstract

Background : Lower Limb Varicose Vein (LLVV) is (a condition where) normal vein (in leg) is dilated because of venous pressure increment. LLVV can create cosmetic problem because of discomfort feeling and unattractive appearance of patient’s leg. (LLVV can create discomfort and cosmetic problem because of unattractive appearance of patient’s leg)Objective: To investigate the factors associated with the occurrence of LLVV in salesclerk in Semarang.Method: This study is an analytical observational using case control study design. The samples were taken with consecutive sampling. Subjects were female salesclerk, comprised of 33 female salesclerk with LLVV (case) and 33 female salesclerk without LLVV (control). The collected data were the characteristics of subjects and related factor to LLVV. Data analysis was performed using SPSS Windows Ver. 20.Result: There was significant correlation in subjects with family history (p=0,009) and overweight/obesity (p=0,032) to the occurrence of LLVV. Subjects with family history had 4.2 times greater risk to suffer LLVV (OR=4.2; 95% CI=1.3 to 12.9) while subjects with overweight/obesity had 3.3 times greater risk to suffer LLVV (OR=3.3; 95% CI=1.0 to 10.1). There was no significant correlation in subjects with history of prolonged standing (p=0,105) to the occurrence of VVTB (OR=7,1; 95% CI=0.8 to 62.7).Conclusion: Risk Factors associated with the occurrence of LLVV are family history and overweight/obesity.
FAKTOR RISIKO PENDERITA KUSTA TIPE MULTIBASILER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Najla Firda Safira; Aryoko Widodo; Dhega Anindita Wibowo; Asih Budiastuti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.59 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i2.27146

Abstract

Latar belakang: Kusta adalah salah satu masalah penyakit endemis di Indonesia, menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kasus baru terbanyak di dunia. Buruknya stigma sosial mengakibatkan banyak penderita enggan berobat, terlambatnya diagnosis dan pengobatan sehingga terjadi disabilitas fisik serta penurunan kualitas hidup. Diketahuinya faktor risiko kusta tipe multibasiler (MB) yang menjadi sumber penyebaran penyakit, meliputi data dasar, tingkat pengetahuan dan riwayat kontak fisik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan dalam pencegahan dan deteksi dini kusta.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian kusta tipe MB di Poliklinik Kusta RSUD Tugurejo Semarang. Metode: Desain penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional dilakukan pada 20 penderita kusta tipe MB dan 11 penderita kusta tipe pausibasiler yang datang berobat ke Poliklinik Kusta RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Agustus hingga Oktober 2019 dipilih secara consecutive sampling. Data didapatkan dari kuesioner yang diisi responden. Hasil: Mayoritas responden adalah laki-laki, usia 21-40 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai karyawan swasta dan berdomisili di Semarang. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan mengenai kusta dengan kusta tipe MB dengan nilai p sebesar 0,038 pada uji chi-square, mayoritas tingkat pengetahuan rendah dan tidak ada riwayat kontak fisik. Tidak didapatkan hasil bermakna untuk riwayat kontak fisik. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mengenai kusta merupakan faktor risiko dari kusta tipe MB.Kata Kunci: faktor risiko; kusta tipe multibasiler; riwayat kontak fisik; tingkat pengetahuan
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN BEDAK PADAT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS Adinda Luthfia Khansa; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.593 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23780

Abstract

Latar belakang : Penggunaan kosmetik, terutama bedak saat ini sudah menjadi hal yang umum tak terkecuali pada kalangan mahasiswi. Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan bedak padat bersifat komedogenik dan aknegenik, dimana hal ini akan menyebabkan timbulnya akne vulgaris. Melalui penelitian ini akan dilakukan analisa hubungan antara penggunaan bedak padat dengan derajat keparahan akne vulgaris.  Metode : penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan sampel  48 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang memenuhi kriteria inklusi (mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang menderita akne vulgaris, menggunakan bedak padat, berusia 17-22 tahun, serta bersedia menandatangani informed consent). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan akne vulgaris. Analisis data menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian : tidak didapatkan adanya hubungan antara penggunaan bedak padat dengan derajat keparahan akne vulgaris (p=0,2), tidak didapatkan adanya hubungan antara frekuensi penggunaan bedak padat dengan derajat keparahan akne vulgaris (p=0,9), tidak didapatkan adanya hubungan antara durasi penggunaan bedak padat dengan derajat keparahan akne vulgaris (p=0,5).  Kesimpulan : tidak ada hubungan antara penggunaan, frekuensi penggunaan, dan durasi penggunaan bedak padat dengan derajat keparahan akne vulgaris.Kata kunci : akne vulgaris, bedak padat
BEBERAPA FAKTOR RESIKO TERJADINYA DERMATITIS SEBOROIK PADA KARYAWAN GO-JEK KOTA SEMARANG Rova Budi Kusuma; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23376

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis Seboroik adalah penyakit kulit kronis berulang pada area yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi yang memiliki banyak kelenjar sebasea. Karyawan GO-JEK Kota Semarang diperkirakan memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena Dermatitis Seboroik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor resiko Dermatitis Seboroik pada Karyawan GO-JEK Kota Semarang. Tujuan: Mengetahui beberapa faktor resiko terjadinya Dermatitis Seboroik pada Karyawan GO-JEK Kota Semarang. Metode: Penelitian ini bersifat belah lintang dilakkan pada 22 Karyawan GO-JEK Kota Semarang sebagai subjek penelitian pada bulan Mei 2018. Diagnosis Dermatitis Seboroik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis residen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Data diambil dengan kuesioner meliputi hygiene perorangan, durasi terpapar keringat dan lama kerja per hari. Data dianalisis dengan program komputer secara analitik dengan menggunakan uji chi-square atau fischer test dengan tingkat kemaknaan untuk variabel uji bivariat p<0,05. Kemudian dilakukan regresi logistik. Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa lama kerja yang lama merupakan faktor resiko Dermatitis Seboroik RP= 20,158 (IK = 1,107-367,015) p = 0,042. Simpulan: Lama kerja yang lama merupakan faktor resiko Dermatitis Seboroik.Kata Kunci: Dermatitis Seboroik, faktor resiko, lama kerja.
EFEKTIVITAS MADU DALAM FORMULASI PELEMBAP PADA KULIT KERING Ernia Harinda Sinulingga; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.017 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19358

Abstract

Latar belakang: Kulit kering atau xerosis cutis didefinisikan sebagai gambaran hilangnya atau berkurangnya kadar kelembapan pada stratum korneum. Tingkat kekeringan pada kulit kering dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Pelembap secara umum digunakan untuk meringankan kulit kering. Banyak pelembap menggunakan bahan sintetik untuk menjaga kelembapan kulit sedangkan bahan sintetik ini memiliki efek samping dalam pemakaian jangka panjang. Salah satu bahan alami yang dipercaya dapat melembapkan kulit dan mengantikan bahan-bahan tersebut adalah madu yang bersifat humektan, emolien dan antioksidan.Tujuan: Mengetahui efektivitas madu dalam formulasi pelembap pada kulit kering.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pre-test and post-test control group design. Subjek penelitian berjumlah 24 orang wanita yang dibagi menjadi dua kelompok yang memenuhi kriteria inklusi dengan rentang usia 30-50 tahun. Kelompok perlakuan diberikan krim pelembap dengan madu, sedangkan kelompok kontrol diberikan krim pelembap tanpa madu. Uji statistik menggunakan uji Shapiro Wilk, uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon .Hasil: Sebanyak 10 orang (83,3%) pada kelompok perlakuan mengalami penurunan skor ODS dan 2 orang (16,7%) tidak mengalami perubahan skor ODS, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 4 orang (33,3%) yang mengalami penurunan skor ODS, 7 orang (58,3%) tetap dan 1 orang (8,4%) mengalami kenaikan skor ODS. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor ODS pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan dengan p=0,003 (p<0,05).Kesimpulan: Madu dalam formulasi pelembap efektif menurunkan tingkat kekeringan pada kulit kering.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA SALON Daisha Vika Audina; Asih Budiastuti; Y.L Aryoko Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.297 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i0.18801

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis kontak merupakan reaksi peradangan pada kulit akibat bahan yang kontak dengan kulit. Dermatitis kontak akibat kerja dapat ditemui pada pekerja salon yang umunya timbul karena kontak dengan bahan penyebab ketika melakukan tugas seperti pewarnaan rambut, pelurusan, dan pengeritingan rambut.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab terjadinya dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja salon di kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dimana pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan studi hanya dilakukan satu kali. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara cluster sampling dan didapat 41 pekerja salon di kecamatan Tembalang dan Banyumanik, kota Semarang. Data diambil dengan metode wawancara menggunakan instrument kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Data yang didapatkan berupa data karakteristik responden, faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatitis kontak dan data klinis. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji chi square / uji fisher. Analisa data menggunakan uji regresi logistic dengan tingkat kemaknaan p<0,05; Interval Kepercayaan 95%.Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 41 responden, 23 diantaranya mengalami dermatitis kontak akibat kerja (56,1%).  Hasil analisa statistik didapatkan jenis pekerjaan (p=0,049), frekuensi paparan (p=0,037), memiliki hubungan yang bermakna terhadap terjadinya dermatitis kontak akibat kerja. Sedangkan penggunaan alat pelindung diri (p=0,228), tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap terjadinya dermatitis kontak akibat kerja.Kesimpulan: Jenis pekerjaan dan frekuensi paparan merupakan faktor penyebab terjadinya dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja salon. Sedangkan penggunaan alat pelindung diri bukan merupakan faktor penyebab terjadinya dermatitis kontak pada pekerja salon.
PENGARUH PENDEKATAN BLENDED LEARNING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA NEGERI 9 SEMARANG TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL Ike Mega Puspita; Asih Budiastuti; Dodik Pramono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.17 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16242

Abstract

terkena infeksi  menular seksual, dilaporkan lebih dari 3 juta kasus  per  tahun. Masa remaja membutuhkan perhatian khusus dalam mencegah terjadinya infeksi menular seksual dan perlu adanya kesadaran tentang pencegahan dan penanganan untuk mengatasi kejadian infeksi menular seksual terutama pada remaja dengan cara memberikan pendidikan kesehatan Oleh karena itu, dengan berkembangnya teknologi, dikembangkan metode yang lebih efektif yaitu metode blended learning.Tujuan Membuktikan pengaruh pendekatan blended learning terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 9 Semarang tentang infeksi menular seksualMetode Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi-expeimental dengan rancangan pretest-posttest control group design.Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Semarang dengan mengambil 6 kelas yang berjumlah 210 subjek. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 2 kelasHasil Penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap yang bermakna pada kelompok blended learning dan ceramah sebelum dan sesudah masing-masing diberikan penyuluhan dengan pendekatan blended learning dan ceramah (p=0,000) dan tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok kontrol untuk pengetahuan (p=0,152) dan sikap (p=0,315). Penelitian ini juga menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan ceramah untuk selisih pengetahuan (p=0,000) dan selisih sikap (p=0,001), terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan blended learning untuk selisih pengetahuan (p=0,000) dan selisih sikap (p=0,000), dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok ceramah dan blended learning untuk selisih pengetahuan (p=0,170). dan selisih sikap (p=0,527 ).Kesimpulan Terdapat pengaruh pendekatan blended learning terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 9 Semarang tentang infeksi menular seksual.
PENGARUH PENDEKATAN BLENDED LEARNING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA KESATRIAN 1 SEMARANG TENTANG AKNE VULGARIS Weni Kartika Nugroho; Asih Budiastuti; Dodik Pramono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.025 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15981

Abstract

Latar Belakang Akne vulgaris diderita oleh sebagian besar remaja. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran terhadap pencegahan dan penanganan untuk mengatasinya dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Metode ceramah sering menjadi pilihan tetapi metode ini memiliki banyak kelemahan. Oleh sebab itu, terdapat pengembangan metode yang lebih efektif yaitu blended learning.Tujuan Mengetahui pengaruh pendekatan blended learning terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMA Kesatrian 1 Semarang tentang akne vulgaris.Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi-expeimental dengan rancangan pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Kesatrian 1 Semarang. Kelompok perlakuan dibagi menjadi kelompok blended learning, kelompok ceramah, dan kelompok kontrol yang masing-masing terdiri dari 2 kelas dengan jumlah total 208 subjek. Data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh setiap subjek dan kemudian dianalisis menggunakan SPSS.Hasil Penelitian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap yang bermakna pada kelompok blended learning dan ceramah sebelum dan sesudah masing-masing diberikan penyuluhan dengan pendekatan blended learning dan ceramah (p=0,000) dan tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok kontrol untuk pengetahuan (p=0,456) dan sikap (p=0,057). Penelitian ini juga menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan ceramah untuk selisih pengetahuan (p=0,000) dan selisih sikap (p=0,001), terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan blended learning untuk selisih pengetahuan (p=0,000) dan selisih sikap (p=0,000), dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok ceramah dan blended learning untuk selisih pengetahuan (p=0,894) dan selisih sikap (p=0,294).Kesimpulan Terdapat pengaruh pendekatan blended learning terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMA Kesatrian 1 Semarang tentang akne vulgaris.