Ariyadi Basuki, Ariyadi
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Kementerian Perindustrian

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Perlite Sebagai Material Bata Beton Ringan Suhardjo, Kuntari Adi; Basuki, Ariyadi
Jurnal Riset Industri Vol 3, No 2 (2009):
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.659 KB)

Abstract

Limbah perlite dari industri selama ini dibuang, perlite mempunyai kandungan silika tinggi sehingga dapat di pakai sebagai campuran bata beton. Konstruksi dinding merupakan bagian elemen struktur beton yang memiliki luas area besar karena sifatnya sebagai penutup dari suatu bangunan. Penggunaan agregat ringan pada dinding beton merupakan teknik subtitusi agregat alam agar bobot sendiri elemen struktur dapat direduksi. Material perlite memiliki karakteristik berat jenis yang paling ringan dalam kelas agregat ringan. Dalam penelitian ini telah dilakukan serangkain eksperimen dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah perlite pada campuran bata beton guna mereduksi berat sendiri. Tetapi masih memenuhi  kriteria dari persyaratan standar. Rancangan eksperimen untuk komposisi bata beton 1:7 dan 1:8 dengan kriteriasubtitusi agregat alam oleh parlite sebesar : 11.46 %, 22.92 %, 34.38 %, 45.84 %, 57.30 %, 68.77 % dan 80.23 % (perbandingan volume). Rancangan komposisi tersebut selanjutnya diamati sifat fisiknya dan diuji, sehinga diperoleh karakteristik kuat tekan, bobot sendiri dan penyerapan air optimal. Hasil eksperimen tersebut menunjukan nilai kuat tekan optimal tercapai untuk penambahan perlite sebesar 12 %. Penembahan diatas 12 % tidak lagi memberikan kenaikan kaut tekan , karena kandungan silika dalam perlite tidak mampu di ikat lagi oleh calcium hidroksida, sehingga tidak akan terbentuk CSH gel yang dapat berkontribusi pada peningkatan kekuatan tekan bata beton. Penggunaan bobot sendiri yang signifikan terjadi untuk komposisi  1:7 (dengan kendungan perlite sebesar 57.30 %)sebesar 39.04 % dan untuk komosisi 1:8 (dengan kandungan perlite sebesar 68.77 %) sebesar 21.64 %.
PEMANFAATAN LIMBAH SERAT KELAPA DAN BAGAS SEBAGAI PENGISI PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API DARI KOMPOSIT BERSTRUKTUR SANDWICH Suhardjo, Kuntari Adi; Basuki, Ariyadi
Jurnal Riset Industri Vol 8, No 2 (2014): Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan untuk Industri Hijau
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.44 KB)

Abstract

Palang pintu perlintasan kereta api terbuat dari kayu, pada umumnya sering tertabrak kendaraan sehingga umur pakai menjadi pendek. Telah dilakukan penelitian pembuatan palang pintu dari komposit berstruktur sandwich dengan menggunakan pengisi fiberboard serat kelapa atau bagas yang bertujuan untuk substitusi kayu. Percobaan ini menggunakan serat gelas WR200 dan Stichbonded. Tahapan percobaan pendahuluan membuat spesimen komposit serat gelas dan resin poliester dengan tiga variasi yaitu pertama 4WR200 + 4Stitch Bonded + resin poliester dengan total tebal 10 mm; kedua 2WR200 + 6Stitch Bonded + resin dengan total tebal 14 mm dan ketiga 6WR200 + 2Stitch Bonded+ resin dengan tebal total 6 mm yang hasil terbaik adalah variasi pertama. Selanjutnya dilakukan percobaan pembuatan palang pintu kereta api menggunakan variasi pertama, hal ini percobaan yang pertama memberikan hasil terbaik Proses pembuatan meliputi layup serat gelas dan resin poliester dengan menyisipkan fiberboard serat kelapa/serat bagas pada molding [(2WR200 + 2Stitch bonded) +resin poliester] + fiber board serat kelapa/ bagas + [(2Stich bonded + 2WR200) + resin poliester,kemudian pengepresan, serta pengeringan.Hasil perhitungan Tekno Ekonomi: Harga palang pintu kayu dengan investasi peralatan Rp 7.589.500,-/unit, Harga palang pintu kayu tanpa investasi alat Rp 2.532.000,-/unit, harga palang pintu komposit dengan investasi peralatan Rp 12.811.430,-/unit, Harga Palang Pintu Komposit tanpa investasi alat Rp  2.419.180,-/unit. Berat keseluruhan palang pintu perlintasan kereta api dari kayu 52,62 kg dari sandwich komposit mempergunakan sandwich pengisi serat kelapa 57,71 kg, dari sandwich komposit mempergunakan sandwich pengisi bagas 54,25 kg Kata Kunci: Palang pintu perlintasan kereta api, komposit, serat gelas, resin poliester, fiber board serat kelapa dan fiberboard serat bagas 
MODIFIKASI KARET ALAM MENJADI BAHAN ELASTOMER TERMOPLASTIK Suhardjo, Kuntari Adi; Basuki, Ariyadi; ., Surasno; Randy, Ahmad; Sondari, Dewi
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6742.063 KB)

Abstract

Karet alam  bersifat elastomer dan termoseting, sehingga sulit  untuk dibentuk dan tidak dapat didaur ulang., Modifikasi karet alam menjadi bahan elastomer termoplastik dimaksudkan untuk memperoleh bahan yang mudah dicetak  menjadi  produk  jadi   dan  dapat  dapat  didaur  ulang  sehingga  tidak  merusak  lingkungan.   Untuk mendapatkan teknologi pembuatan elastomer termoplastik dari karet alam  telah dilakukan percobaan  dengan metoda pencangkokan (grafting)   secara polimerisasi emulsi antara karet alam lateks dengan monomer stirena dan metil metakrilat. Polimerisasi emulsi dilakukan pada suhu 65°C selama 6 jam. Perbandingan komposisi karet alam lateks dan monomer di variasi:  80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (% berat) dengan komposisi monomer stirena dan metil metakrilat   1:1, menggunakan dua jenis inisiator yaitu potassium persulfat 2 % berat atau ammonium peroksodisulfat divariasi 2, 2,5, 5 % berat serta emulsifier sodium dodesil sulfat divariasi: 0, 1, 1,5,  2, 5 % berat. Dari hasil analisa 1 H NMR dan FTIR terlihat bahwa proses cangkok monomer stirena dan metil metakrilat telah terjadi pada tulang punggung karet alam. Puncak pada frekuensi 833 cm -1 menunjukkan pita RzC=CHR, frekuensi 1743 dan 1519 cm-1menunjukkan pita C=O (gugus karbonil dari metil metakrilat) dan pita C=C (cincin benzena dari stirena). Efisiensi cangkok maksimum sebesar 97,60% diperoleh  pada komposisi 70% karet alam lateks dan 30% monomer dimana komposisi monomer antara stirena dan metil metakrilat adalah 1: 1 menggunakan inisiator potasium persulfat 2% dan emulsifier sodium dodesil sulfat 1%.Kata  kunci: Elastomer termoplastik, kopolimer cangkok, karet alam lateks, stirena, metilmetakrilat.
MODIFIKASI KARET ALAM MENJADI BAHAN ELASTOMER TERMOPLASTIK Suhardjo, Kuntari Adi; Basuki, Ariyadi; ., Surasno; Randy, Ahmad; Sondari, Dewi
Jurnal Riset Industri Vol 5, No 3 (2011): Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6742.063 KB)

Abstract

Karet alam  bersifat elastomer dan termoseting, sehingga sulit  untuk dibentuk dan tidak dapat didaur ulang., Modifikasi karet alam menjadi bahan elastomer termoplastik dimaksudkan untuk memperoleh bahan yang mudah dicetak  menjadi  produk  jadi   dan  dapat  dapat  didaur  ulang  sehingga  tidak  merusak  lingkungan.   Untuk mendapatkan teknologi pembuatan elastomer termoplastik dari karet alam  telah dilakukan percobaan  dengan metoda pencangkokan (grafting)   secara polimerisasi emulsi antara karet alam lateks dengan monomer stirena dan metil metakrilat. Polimerisasi emulsi dilakukan pada suhu 65°C selama 6 jam. Perbandingan komposisi karet alam lateks dan monomer di variasi:  80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (% berat) dengan komposisi monomer stirena dan metil metakrilat   1:1, menggunakan dua jenis inisiator yaitu potassium persulfat 2 % berat atau ammonium peroksodisulfat divariasi 2, 2,5, 5 % berat serta emulsifier sodium dodesil sulfat divariasi: 0, 1, 1,5,  2, 5 % berat. Dari hasil analisa 1 H NMR dan FTIR terlihat bahwa proses cangkok monomer stirena dan metil metakrilat telah terjadi pada tulang punggung karet alam. Puncak pada frekuensi 833 cm -1 menunjukkan pita RzC=CHR, frekuensi 1743 dan 1519 cm-1menunjukkan pita C=O (gugus karbonil dari metil metakrilat) dan pita C=C (cincin benzena dari stirena). Efisiensi cangkok maksimum sebesar 97,60% diperoleh  pada komposisi 70% karet alam lateks dan 30% monomer dimana komposisi monomer antara stirena dan metil metakrilat adalah 1: 1 menggunakan inisiator potasium persulfat 2% dan emulsifier sodium dodesil sulfat 1%.Kata  kunci: Elastomer termoplastik, kopolimer cangkok, karet alam lateks, stirena, metilmetakrilat.