This Author published in this journals
All Journal KESMAS JIKMU
Budi Ratag, Budi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbedaan Kandungan Merkuri (Hg) Air Sumur Gali Berdasarkan Jarak dari Sumber Pencemar di Wilayah Pertambangan Rakyat Desa Tatelu I Boky, Harvani; Umboh, Jootje. M. L.; Ratag, Budi
JIKMU Vol 5, No 1 (2015): Volume 5 No.1 Januari 2015
Publisher : JIKMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran Air sumur gali dipengaruhi olehbeberapa faktor diantaranya adalah kondisigeografis, hidrogeologi, topografi tanah, musim,arah aliran air tanah dan konstruksi bangunan fisiksumur gali. Seiring dengan ditemukannya beberapadaerah prospek emas di Sulawesi Utara, khususnyadaerah Tatelu Minahasa Utara, semakin meningkatpula penambangan emas baik oleh perusahaan,koperasi maupun oleh pertambangan tanpa izin.Kegiatan penambangan umumnya menimbulkankerusakan lingkungan. Tanah merupakan bagiandari siklus logam berat pembuangan limbah,apabila tanah melebihi kemampuan dalammencerna limbah akan mengakibatkan pencemarandi sekitar daerah pertambangan. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menganalisis hubunganjarak terhadap kandungan merkuri. Penelitian iniadalah menggunakan metode penelitian CrossSectional. Penelitian dilakukan di Desa Tatelu 1Kecamatan Dimembe Kebupaten Minahasa Utarayang dilakukan pada bulan Desember 2014.Seluruh data yang didapat akan diuji denganmenggunakan program aplikasi komputer. Datayang di peroleh berdasarkan uji laboratoriumkemudian dianalisis dengan menggunakan ujiAnova dengan tujuan melihat pengarh jarakterhadap konsentrasi. Ada hubungan antara jarakdengan pertambangan dengan konsentrasi merkuri Kata Kunci : Merkuri, Jarak, Air Sumur.
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Tahulending, Jane M. F; Kandou, Grace. D.; Ratag, Budi
JIKMU Vol 5, No 2 (2015): Volume 5 No.2 Januari 2015
Publisher : JIKMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Rabies merupakan penyakit denganCase Fatality Rate (CFR) atau angka kematianmencapai 100%. Menurut data dari World HealthOrganization (WHO) tahun 2013, diperkirakan55.000 kematian di dunia disebabkan oleh penyakitini. Berdasarkan laporan tahunan yang dibuat olehDinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, padatahun 2012 kota Bitung menempati urutan pertamatertinggi kasus gigitan hewan penular rabies yaitusebanyak 544 kasus dengan 5 kematian. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yangberhubungan dengan tindakan pencegahan penyakitrabies di Kelurahan Makawidey KecamatanAertembaga Kota Bitung.  Penelitian inimenggunakan metode cross sectional study. Besarsampel yaitu semua kepala keluarga atau anggotakeluarga yang memelihara anjing di KelurahanMakawidey yang berjumlah 70 kepala keluarga.Yang menjadi variabel bebas ialah pengetahuan,sikap, peranan petugas kesehatan dan perananpetugas kesehatan hewan, sedangkan tindakanpencegahan penyakit rabies merupakan varabelterikat. Pengumpulan data melalui wawancaralangsung kepada responden dengan berkunjung kerumah responden. Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat hubungan yang bermakna antarapengetahuan, sikap, peranan petugas kesehatan danperanan petugas kesehatan hewan dengan tindakanpencegahan penyakit rabies. Hasil analisismultivariat menunjukkan bahwa pengetahuanmerupakan variabel paling dominan mempengaruhitindakan pencegahan penyakit rabies.     Kata Kunci : Rabies, Pengetahuan, Sikap, PerananPetugas Kesehatan, Peranan Petugasn KesehatanHewan.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Ariani, Ni Wayan; Rattu, A. J. M.; Ratag, Budi
JIKMU Vol 5, No 2 (2015): Volume 5 No.2 Januari 2015
Publisher : JIKMU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Tuberkulosis paru merupakanpenyakit kronik. Prevalensi Tb paru di SulawesiUtara menurut data Riskesdas tahun 2014 sebesar0.3 % dari jumlah penduduk, dengan kata lain, rataratatiap100.000 penduduk Indonesia terdapat 400orang yang didiagnosis kasus Tb paru. Berdasarkanlaporan tahunan yang dibuat oleh Dinas KesehatanKabupaten Bolaang Mongondow Timur, insidenkasus Tb paru pada tahun 2011 terdapat 60penderita yang didiagnosa (+) menderita Tb paru,kemudian meningkat pada tahun 2014 terdapat 102penderita yang dinyatakan secara klinis denganBTA (+) menderita Tb paru. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yangberhubungan dengan keteraturan minum obatpenderita Tb paru di Wilayah Kerja PuskesmasKecamatan Modayag Kabupaten BolaangMongondow Timur. Penelitian ini menggunakanmetode cross sectional study. Besar sampel yaitusemua penderita Tb paru yang telah didiagnosisoleh dokter berdasarkan hasil sputum BTA positifdan yang tercantum dalam data rekam medik yangada di wilayah kerja Puskesmas KecamatanModayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timuryang berjumlah 41 Orang. Yang menjadi variabelbebas ialah umur, jenis kelamin, pekerjaan,pengetahuan, sikap, serta peran petugas menelanobat (PMO), sedangkan keteraturan minum obatpenderita tuberkulosis paru merupakan variabelterikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adahubungan yang bermakna antara jenis kelamin,sikap dan pengetahuan terhadap keteraturan minumobat. Hasil analisis multivariat menunjukkanbahwa pengetahuan merupakan variabel yangpaling dominan mempengaruhi keteraturan minumobat penderita Tb paru.    Kata Kunci : Keteraturan Minum Obat,Tuberkulosis
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PENGEMUDI BUS TERMINAL KAWANGKOAN JURUSAN KAWANGKOAN-MANADO Gampu, Agrisia; Ratag, Budi; Warouw, Finny
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan pada region punggung bagian bawah yang terjadi akibat dari berbagai sebab. Tujuan penelitian ini adalah Menggambarkan apakah ada hubungan masa kerja, lama kerja dan posisi kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan – Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus tahun 2017 di Terminal Kawangkoan Dengan total responden sebesar 40 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Atm dan aplikasi komputer. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado, hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,012. Hal ini bahwa terdapat hubungan antara posisi kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan-Manado. hasil uji Fisher Exact terlihat nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado. Menganjurkan kepada pengemudi angkutan memeriksakan kesehatannya secara berkala minimal 6 bulan.Kata Kunci : Masa Kerja, Lama Kerja, Posisi Kerja, Nyeri punggungABSTRACTLower back pain is a pain that is felt in the lower back region that occurs due to various reasons. The purpose of this study is to describe whether there is a relationship between work period, length of work and sitting position with back pain complaints on Kawangkoan terminal bus driver Kawangkoan – Manado. This research used analytic observational method with cross sectional approach which implemented in June - August year 2017 at Kawangkoan Terminal With a total of 40 respondents. This study used the Atm questionnaire and computer application. Data processing with Fisher Exact test with α = 0,05. Fisher Exact test result p value equal to 0,010. This means there is a relationship between length of service with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado, Fisher Exact test results p value of 0.012. It is shown that there is a correlation between working position with back pain on Kawangkoan bus driver terminal Kawangkoan-Manado. Fisher Exact test results seen p value of 0.010. This means there is a relationship between the length of work with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado. Encourage the driver to check his health periodically at least 6 monthsKeywords: Work Period, Duration of Work, Work Position, Back Pain
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN FAKTOR SOSIO-DEMOGRAFI DENGAN KEPATUHAN MENGGUNAKAN KELAMBU PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG WOKA KOTA BITUNG Wuisan, Teisly Monica; Ratag, Budi; Kepel, Billy J.
KESMAS Vol 6, No 4 (2017): Volume 6, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Karakteristik Kelurahan Gunung Woka yang terdiri dari hutan menjadikan daerah ini sebagai salah satu wilayah endemis malaria. Peran masyarakat dalam penggunaan kelambu mempengaruhi terjadinya penurunan faktor risiko malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan faktor sosio?demografi dengan kepatuhan menggunakan kelambu dalam pencegahan malaria pada masyarakat di Kelurahan Gunung Woka. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study yang dilaksanakan pada September 2017. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 86 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square dan Fisher?s Exact untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan dependent dengan nilai signifikansi ?=5%. Hasil uji univariat dari 86 responden menunjukkan usia responden sebagian besar berusia 30 ? 44 tahun (38,4%). Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA (52,3 %). Sebagian besar responden dengan jenis kelamin perempuan (60,5 %). Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menggunakan kelambu ( p-value : 0,00<0,05). Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan menggunakan kelambu ( p-valu : 0,230>0,05). Ada hubungan antara pekerjaan dengan kepatuhan menggunakan kelambu ( p-value: 0,00<0,05). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan pekerjaan dengan kepatuhan menggunakan kelambu, serta tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan menggunakan kelambu, diharapkan lembaga kesehatan daerah meningkatkan pelatihan penyuluhan tentang malaria bagi tenaga puskesmas serta melakukan supervisi dan pembinaan ke puskesmas secara rutin sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaksaan program pengendalian penyakit menular khususnya malaria.Kata Kunci : malaria, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kepatuhan menggunakan kelambu.ABSTRACTMalaria remains a public health problem in Indonesia. Charateristic of Kelurahan Gunung Woka that consists of forests make this region one of the area where malaria is endemic. The role of society in the use of mosquito nets influencing the decline in malaria risk factors. This study aims to determine the correlation between knowledge and socio ? demographic with compliance using bed nets in preventing malaria in the community in the Village of Gunung Woka. This study used a cross sectional study design conducted in September 2017. The sample in this study using Simple Random Sampling technique with the number of 86 respondents. Data collacted through interviews using questionnaires and documentation. The statistical test used is Chi Square and Fisher?s Exact to determine the correlation between independent variables and the dependent with significant value ? = 5%. The results of the univariate test of 86 respondents indicated the age of the respondents mostly aged 30-44 years (38,4 %). The level of education is High School most of the respondents (52,3 %). Most respondents with female (60,5 %). Bivariate test results show that there is a correlation between knowledge with compliance using mosquito nets (p-value : 0,00 < 0,005). There is no correlation between education and compliance using a mosquito nets (p-value : 0,230 > 0,005). There is a correlation between job submission using mosquito nets (p-value : 0,00 < 0,005). It was concluded that there is a correlation between knowledge and job mission with compliance using a mosquito net, and there is no correlation between education and compliance using a mosquito net. It is excpected that local health agencies improve education about malaria training for workers health centers as well as supervision and guidance to the area regularly so as to improve the quality of communicable disease control programs, especially malaria.Keywords : Malaria, knowledge,education, jobmission, compliance using mosquito net