Warouw, Finny
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PERTAMINA TBBM BITUNG Manabung, Apriliani R.; Suoth, Lery F.; Warouw, Finny
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stress merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh tuntutan fisik, sosial dan lingkungan kerja yang dapat merusak atau tidak terkontrol. Beberapa faktor penyebab yang dipengaruhi oleh sres kerja antara lain masa kerja dan beban kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan beban kerja dengan stres kerja pada tenaga kerja di PT. Pertamina TBBM Bitung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Total populasi berjumlah 62 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner stres kerja dan beban kerja. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan uji spearman rank (p ≤ 0,05).  Didapati hasil dari penelitian ini bahwa masa kerja  (p= 0,021; r= 0,293) dan beban  kerja (p= 0,004; r= 0,360) secara signifikan berhubungan dengan stres kerja. Dengan demikian terdapat Hubungan Antara Masa Kerja dan Beban Kerja Dengan Stres kerja pada tenaga kerja di PT. Pertamina TBBM Bitung.  Kata Kunci : Masa Kerja, Beban Kerja, Stres Kerja                       ABSTRACTStress is a condition caused by physical, social and work environment demands that can be damaging or uncontrolled. Some of the causal factors that are influenced by work stress include work period and workload. The purpose of the study was to determine the corelation between years of service and workload with work stress on workers at PT. Pertamina TBBM Bitung. This study uses an analytical survey method with a cross sectional approach. The total population is 62 people. The instrument of this study uses work stress and workload questionnaires. Data analysis included univariate and bivariate analysis using the Spearman rank test (p 5 0.05). The results of this study found that work period (p = 0.021; r = 0.293) and workload (p = 0.004; r = 0.360) were significantly related to work stress. Thus there is a relationship between Work Period and Workload with work stress on labor in PT. Pertamina TBBM Bitung. Keywords : work period, workload and work stress
GAMBARAN TOTAL COLIFORM PADA AIR BERSIH PDAM MINAHASA UNIT KAWANGKOAN TAHUN 2017 Anes, Brenda Militsia Christi Rosalina; Warouw, Finny; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PDAM Minahasa unit Kawangkoan merupakan perusahaan daerah yang bertanggung jawab memberikan pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih di masyarakat. Pengalaman menunjukan bahwa air bersih yang berasal dari PDAM sering terjadi kebocoran, sehingga mengakibatkan air PDAM menjadi keruh dan kotor serta adanya sumber infeksi patogen seperti bakteri coliform. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas bakteriologis air bersih di PDAM Minahasa unit Kawangkoan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode uji laboratorium. Dengan variabel yang diteliti yaitu kualitas air bersih PDAM Minahasa unit Kawangkoan menurut parameter total coliform dengan jumlah sampel sebanyak 13 sampel. Hasil penelitian menunjukan uji bakteriologis kualitas air bersih yang dilakukan di laboratorium di BARISTAN Manado mendapatkan hasil 13 sampel air bersih (100%) di Kecematan Kawangkoan Raya tidak memenuhi syarat total coliform menurut Permenkes No. 416 Tahun 1990 yaitu melebihi 0/100 liter air.Kata Kunci : Total coliform, Air bersih, PDAMABSTRACTPDAM is the company areas in charge provides services to the fulfillment of clean water in the community. The experience of shows that clean water that came from PDAM often happened leakage so that resulted in PDAM into the water was murky and dirty as well as the source of the infection pathogen like bacteria coliform. The goal in this study is to know the quality of bakteriologis clean water in PDAM Minahasa Kawangkoan unit. This study is the research the descriptive with the laboratory test. With variable who investigated the quality of clean water PDAM Minahasa kawangkoan unit according to the parameters total coliform amount of samples as many as 13 samples. The results of research shows test bakteriologis the quality of clean water done in the laboratory BARISTAN Manado get 13 samples clean water (100%) in the District Kawangkoan higway unqualified total coliform according to the Permenkes. 416 Year 1990 is beyond 0/100 pint of water.Keywords: Total coliform, Clean water, PDAM
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PENGEMUDI BUS TERMINAL KAWANGKOAN JURUSAN KAWANGKOAN-MANADO Gampu, Agrisia; Ratag, Budi; Warouw, Finny
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan pada region punggung bagian bawah yang terjadi akibat dari berbagai sebab. Tujuan penelitian ini adalah Menggambarkan apakah ada hubungan masa kerja, lama kerja dan posisi kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan – Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus tahun 2017 di Terminal Kawangkoan Dengan total responden sebesar 40 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Atm dan aplikasi komputer. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado, hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,012. Hal ini bahwa terdapat hubungan antara posisi kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan-Manado. hasil uji Fisher Exact terlihat nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado. Menganjurkan kepada pengemudi angkutan memeriksakan kesehatannya secara berkala minimal 6 bulan.Kata Kunci : Masa Kerja, Lama Kerja, Posisi Kerja, Nyeri punggungABSTRACTLower back pain is a pain that is felt in the lower back region that occurs due to various reasons. The purpose of this study is to describe whether there is a relationship between work period, length of work and sitting position with back pain complaints on Kawangkoan terminal bus driver Kawangkoan – Manado. This research used analytic observational method with cross sectional approach which implemented in June - August year 2017 at Kawangkoan Terminal With a total of 40 respondents. This study used the Atm questionnaire and computer application. Data processing with Fisher Exact test with α = 0,05. Fisher Exact test result p value equal to 0,010. This means there is a relationship between length of service with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado, Fisher Exact test results p value of 0.012. It is shown that there is a correlation between working position with back pain on Kawangkoan bus driver terminal Kawangkoan-Manado. Fisher Exact test results seen p value of 0.010. This means there is a relationship between the length of work with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado. Encourage the driver to check his health periodically at least 6 monthsKeywords: Work Period, Duration of Work, Work Position, Back Pain
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA JAJANAN BAKSO TUSUK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Birang, Meirani F.; Warouw, Finny; Boky, Harvani
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk pangan. Asam borat senyawa bor yang dikenal juga dengan nama boraks. Boraks biasanya bersifat iritan berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Bakso merupakan salah satu jajanan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan boraks dalam jajanan bakso tusuk yang dijual di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis Penelitian ini ialah deskriptif, dilaksanakan pada bulan April- September 2018 dengan tempat penelitian ini di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu delapan pedagang bakso tusuk yang tersebar di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado Pengambilan sampel bakso tusuk dilakukan dengan metode purposive Sampiling, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan sampel bakso tusuk yang diperiksa secara kualitatif diperoleh hasil negatif dan tidak mengandung boraks. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa delapan sampel bakso tusuk yang dijual di Lingkungan Kampus Unsrat tidak mengandung boraks. Perlu adanya pemeriksaan yang lebih akurat dengan menggunakan spektrofotometriABSTRACTFood Additives (BTP) are ingredients that are added to food to influence the nature and/or form of food. Boric acid drill compounds are also known as borax. Borax usually irritants, dangerous to the central nervous system, kidneys and liver. Meatballs are one of the foods that are very popular in community. The purpose of this study was to determine the content of borax on meatball skewers that were sold at the Sam Ratulangi University Campus in Manado. This type of this research was descriptive, carried out from April to September 2018 and the research took place in the Sam Ratulangi University Campus Environment in Manado. The population and sample in this study were eight stab meatballs traders who were scattered in the Sam Ratulangi University Campus Environment, Manado. The samples of meatballs skewers were using purposive sampling method. The result of this study showed that all eight meatball samples that were qualitatively examined obtained negative result or did not contain borax. Based on the results above, it can be concluded that eight samples of meatball skewers that were sold in the campus environment of Sam Ratulangi University did not contain borax. More accurate examination using spectrophotometry are needed.Keywords: Food Additives, Meatball Skewers, borax.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA Joseph, Woodford B. S.; Warouw, Finny
KESMAS Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamban keluarga sehat merupakan komponen penting untuk mencegah penyakit menular seperti diare. Faktor predisposisi, pemungkin dan penguat berperan penting dalam penyediaan jamban keluarga sehat. Observasi awal menunjukkan bahwa beberapa keluarga di Desa Tompaso Dua Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa belum memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Keadaan ini berpotensi menimbulkan penularan penyakit dan gangguan estetika. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan dengan tersedianya jamban keluarga sehat. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan potong lintang. Populasi berjumlah 496 keluarga. Sampel sebanyak 222 keluarga yang diperoleh dengan menggunakan rumus Taro-Yamane. Sampel terdistribusi secara proporsional menurut jaga dan diambil dengan teknik acak sederhana. Data keadaan jamban keluarga diperoleh menggunakan check-list melalui pengamatan langsung. Data pengetahuan dan sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan diperoleh menggunakan kuesioner melalui wawancara. Hubungan antar variabel ditentukan menggunakan uji Chi-square (α=0,05 dan CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang jamban keluarga sehat dengan tersedianya tentang jamban keluarga sehat (p=0,95). Terdapat hubungan parsial antara sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan dengan tersedianya jamban keluarga sehat (p=0,000; p=0,000, p=0,000; p=0,005)Kata kunci : Jamban Keluarga Sehat, Sanitasi, Kesehatan LingkunganABSTRACTHealthy family latrine is an important component to prevent infectious diseases such as diarrhea. Predisposing, enabling and reinforcing factors play an important role to provide a healthy family latrine. Preliminary survey showed that some families in Tompaso Dua Village, Tompaso Barat Sub-district, Minahasa District, do not have a latrine that meets health requirements. This situation potentially caused disease transmission and aesthetic disorders. The goal of this study is to analyze the relationship between knowledge and attitudes about healthy family latrines, economic status, family education level and the role of health workers with the availability of healthy family latrines. This research is an analytic survey research with cross sectional study design. The population is 496 families. A sample of 222 families were obtained using the Taro-Yamane formula. Samples are distributed proportionally according to “jaga” and taken with a simple random technique. Family latrine data were obtained using check-list through direct observation. Data on knowledge and attitudes about healthy family latrines, economic status, family education level and the role of health personnel were obtained using questionnaires through interviews. The relationship between variables was determined using Chi-square test (α=0,05 and CI 95%). The results showed that there was no correlation between knowledge about healthy family latrine and availability of healthy family latrine (p=0.95). There is a partial relationship between attitudes about healthy family latrine, economic status, family education level and the role of health workers with the availability of healthy family latrines (p=0,000, p=0,000, p=0,000, p=0.005)Keywords : healthy family latrine, sanitation, environmental health
KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU PUTIH DI PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN KOTA MANADO 2019 Labagow, Elisa; Warouw, Finny; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keamanan makanan merupakan syarat utama yang harus dimiliki setiap produksi yang akan beredar dipasaran, antara lain harus bebas dari Bahan Tambahan Pangan (BTP). Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk digunakan pada makanan telah tercantum pada Permenkes RI No. 033 Tahun 2012. Saat ini, masih banyak ditemukan bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan pada bahan makanan, yaitu formalin dan salah satu bahan makanan yang mengandung formalin, yaitu tahu. Tahu merupakan makanan yang mudah busuk karena memiliki kadar air yang tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui ada atau tidak kandungan formalin pada tahu putih yang dijual di Pasar Pinasungkulan Karombasan Kota Manadondan metode penelitian yang dilakukan, yaitu untuk jenis penelitian cross sectional serta sampel yang digunakan, yaitu tahu putih berjumlah 11 tahu putih. Dari hasil penelitian yang didapatkan pada 11 sampel tahu putih di Pasar Pinasungkulan Karombasan Kota Manado, menunjukkan keseluruhan sampel tidak mengandung formalin, sehingga dapat disimpulkan bahwa tahu putih yang dijual di Pasar Pinasungkulan Karombasan, aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kata Kunci: Tahu Putih, Formalin, Pasar Pinasungkulan Karombasan ABSTRACTFood safety is the main requirement that must be had in every production that will circulate in the market, among others must be free from Food Additives (FA). Food additives which are permitted to be used in food are listed in the Republic of Indonesia Minister of Health Decree No. 033 of 2012. Currently, there are still many preservatives that are prohibited from being used in food ingredients, which is formaldehyde and one of the ingredients containing formaldehyde, which is tofu. Tofu is a rotten food because it has a high water content. The purpose of this research is to find out whether or not the formaldehyde content of white tofu is sold at the Karombasan Pinasungkulan Market in Manado and the research method is carried out is cross sectional research and the sample used, namely white tofu totaling 11 white tofu. From the results of the study found in 11 samples of white tofu in Karombasan Pinasungkulan Market, Manado City, showed that the entire sample did not contain formaldehyde, so it can be concluded that the white tofu sold in Karombasan Pinasungkulan Market was safe for consumption by the community. Keywords: White Tofu, Formaldehyde, Karombasan Pinasungkulan Market
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA KALINAUN KABUPATEN MINAHASA UTARA Togelang, Mega Rossita; Warouw, Finny; Joseph, Woodford B.S.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas. ISPA merupakan penyakit infeksi yang paling sering dijumpai pada masyarakat. Balita merupakan kelompok umur yang sangat rentan terkena penyakit ISPA. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Kalinaun Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total populasi balita di desa Kalinaun. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan CI=95% dan α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kondisi Ventilasi (p=0.001) dan Kondisi Lantai Rumah (p=0.045) memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada Balita. Sedangkan variabel Kondisi Dinding Rumah (p=0.528) tidak berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita.Kata Kunci: Kondis Fisik Rumah, Kejadian Penyakit ISPA pada BalitaABSTRACTAcute Respiratory Infection (ARI) is an acute infectious disease that attack one or more of the respiratory tract. ARI is a most common infectious disease in the society. Toddler is a group of ages that is very susceptible to ARI disease. This research was done to discover the correlations between the house physical condition and houseold income level with ARI on toddlers in Kalinaun villages North Minahasa district. The research type is Analitycal observational with Cross Sectional Study research design, and conducted from Marchto July 2018. The sample that used in this research are the number of toddler populations in Kalinaun in March 2018. The data analitycal used Chi Square test with CI=95% and α=0.05. The results showed that the variable of ventilation conditions and the conditions of the floor of the house has a relationship with the incidence of ARI in infants. While the variable condition of the wall of the house is not related to the inciden of ARI in toddlers.Key Words: physical condition of the house, incidence of ARI disease in infan
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN 1 DODAP DAN SDN 1 DODAP MIKASA DESA DODAP KECAMATAN TUTUYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Wello, Novita L. L.; Warouw, Finny; Maddusa, Sri Seprianto
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Higiene perorangan (personal higiene) merupakan tindakan memelihara kesehatan dan kebersihan seseorang untuk kesejateraan fisik dan psikis. Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat, penyakit ini juga merupakan penyakit berbasis lingkungan. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing pada siswa Sekolah Dasar di SDN 1 Dodap dan SDN 1 Dodap Mikasa Desa Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jenis penelitian penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua anak Sekolah Dasar yang di SDN 1 Dodap dan SDN Dodap Mikasa yang ada di Desa Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan sampel sebanyak 79 responden. Penelitian dilaksanakan di Desa Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, pada bulan Mei sampai Agustus tahun 2018. Menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner dan hasil dari Laboratorium dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji normalitas yaitu uji fisher exact test square Cl = 95% dan α = 0,05. 98 (98,7%) responden yang negatif terinfeksi cacing dan 1 (1,3%) responden yang positif terinfeksi cacing. Sebanyak 45,6% responden dengan kebersihan kuku yang baik dan 54,4% responden dengan kebersihan kuku yang tidak baik dengan nilai p=1,00. Sebanyak 58,2 % responden dengan penggunaan alas kaki yang baik dan 41,8 responden dengan penggunaan alas kaki tidak baik dengan nilai p= 0.418. Sebanyak 34,2% responden dengan kebiasaan cuci tangan yang baik dan 65,8 responden dengan kebiasaan cuci tangan tidak baik dengan nilai p=1,00 Tidak terdapat hubungan antara higiene perorangan (kebersihan kuku, penggunaan alas kaki, kebiasaan cuci tangan dan kebiasaan mandi) dengan infestasi cacing cacing pada siswa Seolah Dasar di Desa Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang mongondow Timur.Kata Kunci: Higiene Perorangan, Infestasi Cacing.ABSTRACTPersonal hygiene is the action of maintaining one's cleanliness and health for physical and psychological well-being. Worms are one of the environmental-based diseases that is still a problem for public health in Indonesia until now. That because the prevalence of helminthiasis in Indonesia is still high. The age of elementary school children is the age which children oftentimes get contacted by soil, therefore children at this age are very vulnerable to being infected with worms. The purpose of this research is to determine the correlation between personal hygiene and worm infestation in elementary school students at SDN 1 Dodap and SDN 1 Dodap Mikasa, Dodap Village Tutuyan District Bolaang Mongondow The type of this research is analytical survey research with cross sectional approach. The population of this research are all elementary school children in SDN 1 Dodap and SDN Dodap Mikasa Dodap Village Tutuyan District Bolaang Mongondow, and the samples of this research were 79 respondents. The research was conducted in Dodap Village Tutuyan District Bolaang Mongondow, from May until August 2018. This research instruments were questionnaire and the sheet of laboratory. and the univariate and bivariate analysis used normality test i.e. Fisher exact test square CI = 95% and α = 0.05. There were 98 (98,7%) respondents that negatively get infected by worms and 1 (1,3%) respondents that positively get infected by worms. There were 45.6% of respondents had will nail hygiene and there were 54.4% of respondents had poor nails hygiene with p = 1.00. there were 58.2% of respondent use footwear well and 41.8 respondents with use footwear badly with a value of p = 0.418. there were 34.2% of respondents with good hand washing habits and 65,8 respondents with bad hand washing habits with p = 1.00. There is no correlation between personal hygiene (nail hygiene, use of footwear, hand washing habits and bathing habits) with worm infestations in elementary students in Dodap Village Tutuyan District Bolaang Mongondow.Keywords: Personal Hygiene, Worm Infestation
Perbandingan Kadar Besi dalam Darah antara Subyek Obesitas Prehipertensi dengan Subyek Obesitas Normotensi pada Mahasiswa FK UNSRAT Wowor, Ribka; Wantania, Frans; Warouw, Finny
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 3, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractBackground : A growing number of young adult having a slight higher blood pressure were recently found, especially with obesity. Individual with prehypertension is profound to develop hypertension and in increased risk of having cardiovascular event compared to individual with normotension. Past studies showed that inflammation process was played a major role in individual with obesity. Pathogenesis of the inflammation in obesity was not clearly understood, but new studies shows indication of oxidative stress, which one of the source was iron.  Method: This was a cross sectional study that include 38 medical faculty of samratulangi university student. Which 19 subjects had central obesity with normotension and 19 subjects had prehypertension (19 subject). Exclusion criteria were Anemia, Hypotension,Hypertension stage II, and acute infection. T test was done in measuring the ferittin levels between normotension and prehypertension in central obesity subject. Result:From 38 central obesity medical student that is included in this study. 19 were prehypertension and the rest was normotension. With mean iron levels in central obesity normotension subject was 141,15+ 66,994; and the mean iron level in prehypertension  was 345,74+ 172.82 with P <0,001 Conclusion:There is a significance difference in mean iron level between obesity prehypertension subject and normotension obesity subject in medical faculty of samratulangi student.Keyword: Iron level, Obesity, PrehypertensionAbstrakLatarBelakang: Peningkatan ringan tekanan  darah semakin sering ditemukan pada usia muda, terutama mereka dengan obesitas.  Individu dengan Prehipertensi beresiko menjadi hipertensi  dan lebih beresiko mengalami kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan individu dengan normotensi.  Penelitian terdahulu membuktikan bahwa terjadi proses inflamasi pada individu dengan obesitas.  Patogenesis dari inflamasi yang terjadi pada  obesitas belum sepenuhnya dimengerti, tetapi studi terbaru mengindikasikan adanya stres oksidatif, dimana salah satu sumbernya adalah zat besi. Metodologi : Penelitan ini merupakanpenelitianpotonglintangpada 38 mahasiswa FK UNSRAT yang mengalami obesitas sentral dengan normotensi (19 subyek) dan prehipertensi (19 subyek).  Kriteria Eksklusi meliputi Anemia, Hipotensi, Hipertensi Stage II, dan infeksi akut. Dilakukan uji Beda Rerata antara kadar Feritin antara Normotensi dengan PreHipertensi pada Subyek Obesitas Sentral. Hasil: Dari 38 mahasiswa obesitas sentral yang ikut serta dalam penelitian ini, 19 diantaranya prehipertensi, dan sisanya normotensi.  Rerata kadar zat besi pada kelompok obesitas sentral normotensi adalah 141,15 + 66,994; sedangkan rerata kadar zat 345,74 + 172,82 dengannilai p<0,001  Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata kadar zat besi dalam darah antara Subyek Obesitas Prehipertensi dengan Subyek Obesitas Normotensi pada Mahasiswa FK UNSRAT.Kata Kunci: ZatBesi, Obesitas, Prehipertensi
HUBUNGAN ANTARA PERLAKUAN TERHADAP MAKANAN DAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KONTAMINASI ESCHERICHIA COLI PADA LALAPAN KOL DI RUMAH MAKAN WILAYAH LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Lihu, Tutin R.; Warouw, Finny; Akili, Rahayu H.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri escherichia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran makanan yang menyebabkan penyakit. Kontaminasi bakteri ini mempengaruhi personal higiene dan perlakuan terhadap makanan yang siap dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara perlakuan terhadap makanan dan personal higiene dengan kontaminasi escherichia coli pada lalapan kol di rumah makan wilayah langowan kabupaten minahasa. Jenis penelitian yang di pakai yaitu  penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi  dalam penelitian ini adalah seluruh rumah makan di wilayah langowan kabupaten minahasa yang berjualan ayam lalapan kol dengan total sampel 28. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Langowan Kabupaten Minahasa, pada bulan Mei sampai Agustus tahun 2019. Instrument penelitian adalah  kuesioner yang sudah di validasi  dan hasil dari Laboratorium metode cawang tuang dengan analisis menggunakan uji chi-square tests. 5 (35.7%) di cuci pakai air biasa  tidak memenuhi syarat dan 8 (57.1%) di cuci pakai air panas  Memenuhi syarat dengan nilai p=0,03. Sebanyak 5 (35.7%) penjamah makanan  personal higiene  kurang baik  tidak memenuhi syarat dan 8 (42.9%) personal higiene baik  memenuhi syarat dengan nilai p=0,03. Terdapat hubungan antara perlakuan terhadap makanan dan personal higiene dengan kontaminasi Escherichia coli pada lalapan kol di Rumah makan Wilayah Langowan Kabupaten Minahasa. Kata kunci : Perlakuan Terhadap Makanan, Personal Higiene,Kontaminasi Escherichia coli. ABSTRACTEscherichia coli bacteria is an indicator occurrence of food pollution that causes disease. This bacterial contamination affects personal hygiene and the treatment of food that is ready for consumption. The purpose of this research was to determine the relationship between the treatment of food and personal hygiene with escherichia coli contamination in cabbage of lalapan in the langowan area of the Minahasa regency. The type of research used is analytic observational research with cross sectional approach. The population in this study are all restaurants in the Langowan area of Minahasa regency that sell chicken and cabbage of lalapan with a total sample of 28. The research was conducted in the Langowan Region of Minahasa Regency,  from May to August 2019. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang divalidasi dan hasil dari metode penuangan Laboratorium dengan analisis menggunakan tes chi-square. 5 (35,7%) dicuci dengan air normal tidak memenuhi persyaratan dan 8 (57,1%) dicuci dengan air panas Berkualitas dengan nilai p = 0,03. A total of 5 (35.7%) poor personal hygiene food handlers did not meet the requirements and 8 (42.9%) good personal hygiene qualified with a p value = 0.03. There is a relationship between the treatment of food and personal hygiene with Escherichia coli contamination on freshwater cabbage at the Langowan Region Restaurant in Minahasa Regency. Keywords: Treatment of Food, Personal Hygiene, Escherichia coli contamination.