Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG Nugroho, Arie; Bertalina, Bertalina; Marlina, Marlina
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.008 KB) | DOI: 10.26630/jk.v6i1.23

Abstract

Arie Nugroho1, Bertalina2, Marlina31,2Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang, 3Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarange-mail: arienugrohosgzmgz@gmail.com Abstrak: Hubungan antara asupan zat gizi dan status gizi dengan kejadian usia menarche dini pada siswi sd negeri 2 kota Bandar Lampung. Telah terjadi penurunan umur menarche pada wanita berkaitan dengan kemajuan dan keadaan lingkungan, khususnya keadaan gizi yang makin baik sehingga mempercepat pembentukan hormon-hormon seksual manuasia. Tujuan penelitian adalah Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi serta status gizi terhadap kejadian usia menarche pada siswi SD Negeri 2 di Kota Bandar Lampung. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional study, dengan subjek penelitian adalah siswi SD 2 rawa laut sebanyak 63 siswi. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, statu gizi dengan kejadian menarche dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan asupan karbohidrat terhadap kejadian menarche dini, sedangkan asupan protein, lemak dan status gizi siswi berhubungan dengan kejadian menarche dini. Bagi tempat penelitian dapat mengambil peran dalam memfasilitasi siswi untuk menambah pengetahuan tentang gizi seimbang terutama pada subjek yang mengalami overweight dan obesitas, serta penilaian status gizi sebaiknya dilakukan secara berkala bekerjasama dengan UKS, sehingga keadaan gizi siswi SD tersebut dapat terus dipantau dengan baik. Kata Kunci: asupan zat gizi, status gizi, menarche gizi 
Determinan Growth Faltering (Guncangan Pertumbuhan) pada Bayi Umur 2-12 Bulan yang Lahir dengan Berat Badan Normal Nugroho, Arie
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.388 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i1.113

Abstract

Gangguan pertumbuhan merupakan kejadian yang sangat umum terjadi pada usia satu tahun pertama kehidupan balita. Faktor determinan yang dinilai sangat kuat pengaruhnya adalah infeksi dan gizi. Kejadian Growth faltering pada tahun pertama kehidupan balita akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan baik fisik maupun mental pada kehidupan balita selanjutnya. Oleh karena itu perlu diketahui faktor determinan growth faltering agar dapat dilakukan pencegahan dan penanggulangan masalah tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan disain penelitian kasus-kontrol, yang dilakukan di Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung. Subjek yang dijadikan kasus adalah bayi yang mengalami growth faltering, dan kontrol adalah bayi yang mengalami pertumbuhan normal. Jumlah subjek masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 32 subjek. Variabel yang diamati meliputi tidak diberikannya kolostrum, ASI tidak eksklusif, susu formula, MP-ASI dini, riwayat diare, dan riwayat ISPA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dan menilai Odds Ratio (OR). Hasil: Berdasarkan analisis chi square, determinan growth faltering adalah: Pemberian ASI tidak eksklusif (OR= 2,9; 95% CI: 0,096─0,918; p= 0,031) dan ISPA (OR= 3,4; 95% CI: 1,17─9,80; p= 0,04). Variabel tidak diberikannya kolostrum, susu formula, MP-ASI dini dan kejadian diare bukan merupakan faktor determinan. Simpulan: Determinan growth faltering utama pada bayi umur 2-12 bulan di Kecamatan Langkapura adalah ASI tidak eksklusif dan kejadian ISPA. Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif dan pencegahan terhadap ISPA pada bayi.
Pengaruh mikronutrien taburia terhadap perkembangan motorik anak usia 24-48 bulan yang stunting (Studi di Tanjungkarang Barat Kabupaten, Bandar Lampung) Nugroho, Arie; Susanto, Hardhono; Kartasurya, Martha Irene
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.197 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.1.141-145

Abstract

Background: Stunting is associated to the developmental delays of gross motor and fine motor skills. Previous studiedstate that micronutrient supplementation has a positive effect on both motor skills development in children aged under24 months.Objective: The aim of this study was to analysis the effect of micronutrient sprinkle on motor development amongstunted children aged 24 to 48 months.Methods: A quasi-controlled experimental group study with a total of 63 stunting age 24-48 months are divided intotreatment group (31 children) and controls (32 children). Treatment group received micronutrient sprinklesupplementation once in two days for two months. Fine and gross motor development was measured by DDST II beforeand after intervention.Results: There was no difference in age, sex, energy intake, protein, zinc, folic acid and developmental delaypercentage before treatment. The percentage of fine motor delays before treatment was 48.4% in the treatment groupand 53.1% in the control group, while the percent of gross motor delay was 32.3% in the treatment group 34.4% in thecontrol group. After intervention, the percentage of fine motor developmental delays significant decreases 25.8%, in thetreatment group and 34.4% in the control group, while the percentage of gross motor delay in the control groupsignificant decreased to 12.5%, but not significant decreased to 16,1% in the treatment group. Confounding variablesin this study were include energy adequacy level, protein adequacy level, zinc, iron and folic acid. There was nodifferences percentage of developmental delays on fine motor (p= 0,514) and gross motor (p= 0,571) after theintervention and after controlling with confounding variables.Conclusion: Micronutrient sprinkle supplementation for two months did not influence the development of fine motorskills gross motor skills on stunting preschooler children age 24 to 48 months
KARAKTERISTIK KUE TRADISIONAL KHAS LAMPUNG (BABON) TERSUBSTITUSI MOSEP RED FLOUR DAN TEPUNG TEMPE Sefanadia Putri; Arie Nugroho
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v32i1.6968

Abstract

Pengembangan kue babon yang merupakan salah satu makanan khas Lampung dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber pangan lokal yang ada. Penelitian ini bertujuan mengkaji sifat organoleptik dan kandungan gizi kue tradisional khas lampung (babon) tersubstitusi mosep red flour dan tepung tempe. Desain penelitian menggunakan metode RAL yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari perbedaan komposisi dasar kue babon yang terdiri dari tapioka: mosep red flour (HKI no 000179513): tepung tempe. Perbandingan perlakuan yaitu K1 (100 : 0 : 0), K2 (60 : 20 : 20), K3 (50 : 25 : 25), K4 (40 : 30 : 30), K5 (30 : 35 : 35). Data hasil pengamatan untuk uji organoleptik, kandungan gizi dan energi dianalisis dengan Analisys of Variance (Anova) dan dilanjutkan dengan uji (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa kue babon terbaik dan paling disukai panelis didapat pada formulasi K2 dengan perbandingan tapioka: tepung ubi jalar merah termodifikasi: tepung tempe = 60 : 20 : 20. Kue babon terbaik memiliki kandungan gizi air 6,82%, abu 1,23 %, protein 6,18%, lemak 17,02%, serat kasar 1,07% serta karbohidrat 67,66%. Nilai energi yang dihasilkan pada berbagai jenis kue babon termodifikasi berkisar 430,35 – 524,3 kkal/100g.
Determinan Growth Failure (Stunting) pada Anak Umur 1 S/D 3 Tahun (Studi di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung) Arie Nugroho
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 3 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.577 KB) | DOI: 10.26630/jk.v7i3.231

Abstract

Anak Stunting adalah anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting mengindikasikan pertumbuhan yang rendah dan efek kumulatif dari kurangnya atau ketidakcukupan asupan energi, zat gizi makro atau zat gizi mikro dalam jangka panjang atau hasil dari infeksi kronis atau infeksi yang terjadi berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Growth Failure (Stunting) pada anak umur 1-3 tahun yang lahir dengan berat badan normal di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan disain penelitian kasus-kontrol, yang dilakukan di Kecamatan Tanjungkarang Barat, Kota Bandar Lampung. Subjek yang dijadikan kasus adalah anak usia 1-3 tahun yang mengalami growth failure (Stunting), dan kontrol adalah anak 1-3 tahun yang mengalami pertumbuhan normal. Jumlah total subjek masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 84 subjek. Variabel yang diamati meliputi panjang lahir, tinggi ibu, pemberian ASI yang tidak eksklusif, pemberian MP-ASI dini, alokasi waktu asuh, dan sosial ekonomi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi squre dan menilai Odds Ratio (OR). Berdasarkan analisis chi squre, determinan Stunting adalah: Panjang lahir (OR=3,8 95%CI: 1,11-12,98; p=0,042) Pemberian ASI tidak eksklusif (OR=3,7; 95%CI: 1,497-9,4; p=0,008), MP-ASI dini (OR=3,7; 95%CI: 1,497-9,4; p=0,008), dan Sosial Ekonomi (OR=3,4; 95%CI:1,17-9,80; p=0,04). Sedangkan variabel tinggi badan ibu dan alokasi waktu asuh bukan merupakan faktor determinan. Determinan growth faltering utama pada anak 1-3 tahun di Kecamatan Tanjungkarang barat adalah Panjang lahir, ASI tidak eksklusif, Pemberian MP ASI dini dan Sosial ekonomi. Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dini serta peran serta Pemerintah daerah untuk meningkatkan status sosial ekonomi warganya.
Pengaruh Media Pendidikan Gizi (Komik) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Berat Badan pada Anak Sekolah Dasar dengan Obesitas Arie Nugroho
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.661 KB) | DOI: 10.26630/jk.v9i1.746

Abstract

School age is a time when children experience rapid growth. At this age of physical activity continues to increase such as play, exercise. Wrong eating habits in schoolchildren can lead to serious nutritional problems, such as obesity. Eating behavior such as consumption of junk food and fried is associated with the occurrence of obesity in school children. This study was to determine the effect of nutritional education media (comic) to increase knowledge and weight loss in elementary school children with obesity in the city of Bandar Lampung. This study included experiment research with quasi-experiment design study, conducted in Bandar Lampung City Elementary School. Subjects in the case were obese primary school children who received nutritional media (comic) intervention. The number of subjects consisted of 31 cases and 31 controls. The variables observed included weight changes and changes in knowledge of data. Data analysis was done by independent t-test and pair t-test. There was the influence of nutrition media intervention (comic) to the score of knowledge was shown with p-value=0,001. Where the increase of knowledge score only in the treatment group that was from 10,96+1,99 to 13,38+1,68. While nutrition media intervention (comic) did not give effect to changes in obese child weight shown with a p-value that is 0,491 for treatment group and 0,725 for the control group. The nutritional media (comic) interventions can improve the knowledge score of obese primary school children but have no effect on changes in child weight. The intervention should be done more than 2 weeks to see directly effect of nutritional media (comic) intervention on weight change, we should involve the professional in making comics and experiment on the use of comics as a material of intervention to the same population.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Vresti Rahma Dewi; Arie Nugroho; Sefanadia Putri
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.259 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v11i1.202

Abstract

The Making of banana skin extract with the addition of red beans as a form of waste utilization banana skin in order to be a functional product. banana peel is a waste material that is quite numerous which is about 1/3 of an unpeeled banana, whereas until now the banana peel has not been fully utilized. The method used is Complete Random Rangcangan (RAKL) with four repetitions in the manufacture of its products. This study uses six treatments were 0% (R) as a control, 10% (F1), 20% (F2), 30% (F3), 40% (F4), 50% (F5) to obtain an acceptable product by organoleptic most preferred is then compared with the control.Further controls (R) and a sample of the most preferred protein content analysis test was done using methods khejdalh and calcium levels using titrimetric method.Based on the results of organoleptic test conducted on color, flavor, aroma, konsisensi, and overall acceptance juice products banana peel with the addition of red beans that extracts the banana peel of the most preferred panelists that with the addition of red beans by 40% with the results of the test levels of calcium 3,072 mg and test results protein content of 2.81%. Need to do research on the addition of stabilizers to produce extract banana skin has the best consistency
Perbedaan Determinan Balita Stunting di Pedesaan dan Perkotaan di Provinsi Lampung Arie Nugroho; Sefanadia Putri
Jurnal Keperawatan Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.573 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v15i2.1499

Abstract

Stunting merupakan indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi dalam jangka waktu lama dan berkaitan dengan adanya proses perubahan patologis. Data menunjukan bahwa prevalensi stunting di wilayah pedesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan balita Stunting usia 2 – 5 tahun di pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Subjek yang dijadikan kasus adalah balita stunting usia 2-5 tahun yang terdiri dari 32balita stunting di pedesaan dan 32balita stunting di perkotaan. Variabel yang diamati meliputi berat lahir, panjang lahir, tinggi badan ibu, pemberian ASI ekslusif, MP-ASI dini, dan sosial ekonomi. Analisis data dilakukan dengan uji t, mann whitney, uji chi squere dan atau fisher. Hasil penelitian ada perbedaan berat lahir, tinggi badan ibu dan sosial ekonomi di desa dan di perkotaan. Hasil tersebut merekomendasikan agar kegiatan ANC perlu dilakukan secara rutin oleh ibu hamil terkait dengan berat badan lahir serta peran serta Pemerintah daerah untuk meningkatkan status sosial ekonomi warganya.
PELATIHAN APLIKASI GIZI BERBASIS ANDROID BAGI SISWI PIONIR DALAM PENCEGAHAN MALNUTRISI DI SMA NEGERI 2 TUMI JAJAR Antun Rahmadi; Bertalina Ny; Arie Nugroho
Al-Mu'awanah: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.515 KB) | DOI: 10.24042/almuawanah.v1i2.8049

Abstract

Masalah malnutrisi pada remaja putri lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang gizi. Di sisi lain, kelompok remaja putri memiliki akses informasi yang baik dengan tersedianya internet dan kepemilikan gadget. Karakteristik remaja yang sangat dekat dengan teman sebaya sehingga sangat mendukung upaya edukasi gizi melalui peer group. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pencegahan malnutrisi bagi siswi di SMAN 2 Tumi Jajar Kabupaten Tulang Bawang Barat. Metode yang digunakan adalah pelatihan penggunaan aplikasi gizi berbasis android. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang malnutrisi rata-rata sebesar 60,3% dan meningkatkan keterampilan peserta dalam penggunaan aplikasi berbasis android “Ceria” dan  “Fatsecret” sebesar 87%. Diharapkan peserta pelatihan  dapat berbagi pengetahuan yang diperolehnya dengan peer groupnya.
Intervensi Kepada Ibu Balita Dan Ibu Hamil Sebagai Ujung Tombak Pencegahan Stunting Di Desa Banjar Mulya Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Arie Nugroho
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.8 KB)

Abstract

Usia di bawah dua tahun (Baduta) merupakan kelompok rawan gizi yang akan menentukan kualitas hidup selanjutnya. Oleh karena itu pemenuhan gizi pada kelompok tersebut harus diupayakan dengan sungguh-sungguh demi mencegah kejadian stunting. Stunting masih menjadi masalah di Desa Banjar Mulya walaupun angkanya masih dibawah 15% .Keadaan gizi kurang pada balita dapat berdampak pada terganggunya tumbuh kembang anak, menurunkan kecerdasan, serta meningkatkan risiko kesakitan dan kematian pada anak. Salah satu faktor penyebab stunting adalah pengetahuan yang tidak memadai dan praktik-praktik gizi yang tidak tepat. Penyuluhan gizi kepada ibu balita dan ibu hamil menjadi salah satu rekomendasi Unicef Indonesia untuk mengentaskan masalah stunting di Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi Desa Banjar Mulya dalam kaitannya dengan pencegahan stunting adalah masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu balita dalam pencegahan stunting dalam hal 1000HPK dan PMBA, oleh karena itu perlu dilakukan intervensi berupa penyuluhan oleh nara sumber berkompeten. Tujuan kegiatan penyuluhan yang merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama ibu balita dan ibu hamil mengenai stunting dalam upaya pencegahan stunting sejak dini di Desa Banjar Mulya. Metode intervensi yang digunakan adalah penyuluhan gizi dan demonstrasi pembuatan MP-ASI. Hasil yang didapatkan sebanyak 24 peserta 100% semua peserta meningkat pengetahuan sebesar 68%. Pihak Puskesmas akan melakukan pendampingan kepada ibu hamil dan ibu balita dalam rangka upaya pencegahan stunting. Diharapkan kegiatan serupa yaitu penyuluhan gizi rutin dilaksanakan oleh kader posyandu. Perlunya dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas kader terutama dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan MP-ASI Berbahan Pangan Lokal.