EVA FITRIYANINGSIH, EVA
Syiah Kuala University, Program Study of Veterinary Public Health, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia, 23111

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor risiko tingginya kadar kolesterol darah total pada penderita penyakit jantung koroner di Banda Aceh Wagustina, Silvia; Fitriyaningsih, Eva; Novita, Rosi
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 5, No 3A (2024): Agustus
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v5i3A.2099

Abstract

Background: Acehnese people have a habit of consuming foods high in saturated fat such as goat curry containing fatty meat, brains, offal. This is due to full work activities, changes in lifestyle and increasing economy. If this diet continues, it can cause cholesterol in the blood to increase and over time will cause blockage in the walls of the heart blood vessels. If the coronary artery blood vessels are blocked, it will cause coronary heart disease.Objective: to determine the risk factors that cause blood cholesterol levels in patients with coronary heart disease.Methods: This research design is descriptive analytical with a cross-sectional approach. The sample is patients with coronary heart disease. The number of samples is 32 people. Sampling was done by purposive sampling. The types of data collected consist of primary data, namely the habit of consuming foods high in saturated fat and secondary data, namely total cholesterol levels. Data analysis in this study used the chi-square test. Data presentation is presented in tabular and textular forms.Result: 29 people have a habit of consuming foods high in saturated fat and high total cholesterol levels. The average consumption of saturated fat is 22,9 grams and cholesterol levels are 246,22 mg / dl. Where the highest fat consumption is 30 grams, the lowest is 8 grams and the highest total cholesterol level is 310 mg/dl, the lowest is 187 mg/dl. There is a relationship with p <0,05.Conclusion: Obesity, physical activity, habit of consuming saturated fat, habit of consuming simple carbohydrates and lack of fiber consumption are risk factors for high blood cholesterol levels in patients with coronary heart disease. 
Edukasi gizi tentang pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan pemanfaatan pangan lokal di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar Fitriyaningsih, Eva; Mulyani, Nunung Sri; Ahmad, Aripin
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 5, No 1 (2023): Maret
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v5i1.1097

Abstract

Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan. Pengenalan makanan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan pangan disekitar tempat tinggal atau pangan local yang sering dikonsumsi oleh masyarakat atau keluarga. Pemberian edukasi kepada ibu balita sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu untuk memanfaatkan pangan lokal agar makanan yang diberikan kepada anak dapat bervariasi. Metode yang dilaksanakan dalam pengabmas adalah penyuluhan dan demo masak bahan pangan lokal dalam  pembuatan makanan pendamping ASI. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari yaitu tgl 25 Agustus dan 29 September 2022 di dsa Ateuk Mon Panah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Hasil yang diperolah Pemanfaatan pangan lokal sekitar sudah dilakukan namun informasi pemanfaatan ini  belum merata. Ada peningkatan pemanfaatan pangan lokal setelah diberikan edukasi. Pemanfaatan pangan lokal yang banyak digunakan adalah ubi kayu dan ubi jalar, labu kuning, daun kelor, daun ubi, wortel, ikan mujair dan lele serta pisang dan pepaya. Ada peningkatan pemberian makanan selingan/snack dengan pangan lokal juga ferkuensi pemberiannya.Informsi pemanfaatan pangan lokal ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan nilai gizi balita bersumber pangan lokal.
Penguatan percepatan penurunan stunting melalui pemberdayaan remaja peduli stunting Wagustina, Silvia; Arnisam, Arnisam; Mulyani, Nunung Sri; Hadi, Abdul; Fitriyaningsih, Eva
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 6, No 1 (2024): Maret
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v6i1.1788

Abstract

Angka Kejadian stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi stunting di Provinsi Aceh menempati posisi ke lima tertinggi dengan angka 33,2% menempati posisi ke lima tertinggi secara nasional.  Kabupaten Aceh besar merupakan salah lokasi focus stunting dari 13 kabupaten/kota yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk mencegah kejadian stunting ini, intervensi selanjutnya harus melibatkan pada remaja sebagai calon ibu. Keterlibatan remaja dalam upaya mengatasi dan mencegah stunting ini sesuai dengan program Badan Koordinasi Keluarga Beremcana Nasional (BKKBN) dalam bentuk remaja peduli stunting. Remaja peduli stunting ini diberdayakan sebagai konselor bagi remaja sebaya dan ibu yang mempunyai balita. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang stunting dan keterampilan remaja sebagai konselor remaja terkait stunting. Metode pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan edukasi melalui pelatihan konseling gizi bagi remaja tentang stunting: pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Hasil, terjadi peningkatan pengetahuan remaja tentang stunting sebesar 33,3%. kemampuan memberikan konseling kepada remaja sebaya serta ibu yang mempunyai balita dengan menggunakan keterampilan dasar konseling meningkat sebesar 33,3%. Kesimpulan, setelah dilatih, remaja mampu memberikan konseling gizi tentang anemia gizi, KEK dan dampaknya terhadap stunting kepada remaja sebayanya dan kepada ibu balita.   
Deteksi dini kejadian sindrom metabolik melalui penyuluhan gizi, pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pemeriksaan tekanan darah serta kadar gula darah Mulyani, Nunung Sri; Fitriyaningsih, Eva; Wagustina, Silvia; Arnisam, Arnisam
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 5, No 1 (2023): Maret
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v5i1.1098

Abstract

Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe II. Komponen utama sindrom metabolik diantaranya adalah obesitas abdomen, peningkatan kadar glukosa darah (sewaktu dan atau puasa), peningkatan tekanan darah dan dislipidemia. Penyuluhan gizi pada pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai sindrom metabolik yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Pengabdian masyarakat ini telah dilaksanakan pada tanggal 19-20 September 2022 di desa Lamrukam kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Peserta pengabmas adalah ibu-ibu yang memiliki resiko sindrom metabolic sebanyak 25 orang. Kegiatan pengabmas terdiri dari pre test untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolic, pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) untuk mengetahui status gizi peserta pengabmas, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran gula darah, penyuluhan gizi dan post test. Hasil, status gizi peserta overweight yaitu 12 orang (48%), sedangkan tekanan darah   dan kadar gula darah normal yaitu 18 orang (72%) dan 22 orang (88%). rata-rata pengetahuan peserta sebelum penyuluhan gizi yaitu 36 sedangkan setelah dilakukan penyuluhan gizi rata-rata pengetahuan peserta menjadi 64,8. Hal ini dapat disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan peserta sebesar 28,8%. Kesimpulan, penyuluhan pada peserta pengabdian masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat cara deteksi dini kejadian sindrom metabolik.