Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KEKUATAN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG SEDERHANA UNTUK PEJALAN KAKI Setiati, N. Retno; Wardhana, Panji Krisna; ., Almuhitsyah; ., Halisa
Jurnal HPJI Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal HPJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The bridge is one of the transport infrastructure needed to support social and economic activities. The bridge is really needed in some parts of rural communities. One phenomenon that often happens in the community is the unavailability of the bridge that can connect one village to another so that economic activity becomes inhibited. This condition required a simple bridge which can be utilized by people. This study deals with the design process of a simple suspension bridge reserved for pedestrians. Loading used refers to the guideline standards, taking into account the wind load and the vibration frequency. The results obtained show that the design can be used by pedestrians and two-wheeled vehicles, although it required review of the effect of vibration due to two-wheeled vehicles on the bridge. Keywords: suspension bridge, pedestrians, wind force, vibration frequency  Abstrak Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan sosial ekonomi. Jembatan sangat dibutuhkan masyarakat di beberapa pelosok perdesaan. Salah satu fenomena yang sering terjadi di masyarakat adalah tidak tersedianya jembatan yang dapat menghubungkan antara suatu desa dengan desa lainnya sehingga kegiatan perekonomian menjadi terhambat. Untuk itu diperlukan suatu jembatan sederhana yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Pada studi ini dirancang suatu jembatan gantung sederhana yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Pembebanan yang digunakan mengacu kepada standar pedoman yang baku, dengan memperhatikan beban angin dan frekuensi getar beban yang bekerja. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa rancangan yang diperoleh dapat digunakan oleh pejalan kaki dan kendaraan beroda dua, walaupun diperlukan kajian terhadap pengaruh getaran akibat kendaraan beroda dua terhadap jembatan. Kata-kata kunci: jembatan gantung, pejalan kaki, beban angin, frekuensi getar
KARAKTERISTIK BETON DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS SEMEN (CONCRETE CHARACTERISTICS USING VARIOUS TYPES OF CEMENT) Lasino, Lasino; Setiati, N. Retno; Cahyadi, Dany
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.808 KB)

Abstract

ABSTRAKSemen sebagai material pembentuk beton berfungsi sebagai zat pengikat yang bersifat hidraulis. Di Indonesia terdapat berbagai jenis semen yaitu semen OPC, PPC, dan PCC. Permasalahannya adalah dalam praktek kedua jenis semen tersebut yaitu PPC dan PCC, belum dapat diaplikasikan secara baik karena belum adanya data teknis yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan proporsi campuran. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik beton yang mencakup kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik, dan modulus elastisitas dengan menggunakan berbagai jenis semen yaitu semen OPC tipe I, PPC, dan PCC. Contoh semen diperoleh dari beberapa pabrik semen dengan jumlah masing-masing 1000 kg setiap jenis. Seluruh contoh semen dilakukan pengujian sifat fisis dan kimia untuk memastikan semuanya memenuhi syarat sesuai SNI 2015:2015 untuk OPC, SNI 0302:2014 untuk PPC, dan SNI 7064:2014 untuk PCC. Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan membuat benda uji di laboratorium dari berbagai mutu beton dan jenis semen. Dari hasil uji laboratorium diperoleh data bahwa beton dengan semen OPC, PPC, dan PCC memiliki karakteristik sedikit berbeda. Kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari dengan faktor air-semen 0,40 untuk semen OPC diperoleh 47,69 MPa, semen PPC 46,52 MPa dan semen PCC 45,57MPa. Nilai modulus elastisitas semen OPC sebesar 4,6 x 104 MPa, semen PPC 4,1 x 104 MPa, dan semen PCC 4,2 x 104 MPa. Sedangkan hasil uji kuat tekan beton dengan semen PPC dan PCC sebelum umur 28 hari, lebih rendah dari semen OPC, tetapi setelah umur 28 hari kekuatannya relatif sama, dan memiliki ketetapan bentuk serta penyusutan lebih baik dari OPC. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semen PPC dan PCC memenuhi syarat untuk beton struktural dengan faktor air-semen di bawah semen OPC.Kata kunci: semen, karakteristik beton, modulus elastisitas, komponen struktural, kuat tekan, durabilitasABSTRACTCement as concrete forming material acts as a hydraulic adhesive agent. In Indonesia, there are various types of cement namely OPC, PPC, and PCC. In practice, however, the two types of cement (PPC and PCC) can not be applied because there are no supported data to be used as a reference to determine mix propotion. The research aims to determine concrete properties including compressive strength, flexural strength, tensile strength, and modulus of elasticity by using some types of portland cement such as OPC, PPC, and PCC. The samples of cement were taken from cement factories with the total amount of 1000 kg each type of cement. The whole samples were tested either physical or chemical properties to ensure that all samples conformed with the requirements of SNI 2015 - 2015 for OPC, SNI 0302-2014 for PPC, and SNI 7064 - 2014 for PCC. Experimental method was used by making specimens of various concrete quality and cement types in the laboratory. The laboratory test results showed that the concrete with OPC, PPC, and PCC have slight different properties. The average compressive strength , in 28 days, with water cement ratio 0,40 are 47,69 MPa, 46,52 MPa and 45,57 MPa for OPC, PPC and PCC respectively. Meanwhile, the value of modulus of elasticity of OPC, PPC, and PCC are 4.6 x 104 MPa, 4.1 x 104 MPa and 4,2 x 104 MPa respectively. The compressive strength test of concrete using PPC and PCC are lower than OPC before 28 days, however similar after 28 days, and the stability and shrinkage are better than OPC concrete. The result indicated that PPC and PCC cement meet the requirements for structural concrete with the water cement ratio lower than OPC cement.Keywords: cement, concrete characteristic, modulus of elasticity, structural component, compressive strength, durability
KEKUATAN STRUKTUR JEMBATAN GANTUNG SEDERHANA UNTUK PEJALAN KAKI Setiati, N. Retno; Wardhana, Panji Krisna; ., Almuhitsyah; ., Halisa
Jurnal HPJI Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal HPJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/.v1i2.1470.%p

Abstract

Abstract The bridge is one of the transport infrastructure needed to support social and economic activities. The bridge is really needed in some parts of rural communities. One phenomenon that often happens in the community is the unavailability of the bridge that can connect one village to another so that economic activity becomes inhibited. This condition required a simple bridge which can be utilized by people. This study deals with the design process of a simple suspension bridge reserved for pedestrians. Loading used refers to the guideline standards, taking into account the wind load and the vibration frequency. The results obtained show that the design can be used by pedestrians and two-wheeled vehicles, although it required review of the effect of vibration due to two-wheeled vehicles on the bridge. Keywords: suspension bridge, pedestrians, wind force, vibration frequency  Abstrak Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan sosial ekonomi. Jembatan sangat dibutuhkan masyarakat di beberapa pelosok perdesaan. Salah satu fenomena yang sering terjadi di masyarakat adalah tidak tersedianya jembatan yang dapat menghubungkan antara suatu desa dengan desa lainnya sehingga kegiatan perekonomian menjadi terhambat. Untuk itu diperlukan suatu jembatan sederhana yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Pada studi ini dirancang suatu jembatan gantung sederhana yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Pembebanan yang digunakan mengacu kepada standar pedoman yang baku, dengan memperhatikan beban angin dan frekuensi getar beban yang bekerja. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa rancangan yang diperoleh dapat digunakan oleh pejalan kaki dan kendaraan beroda dua, walaupun diperlukan kajian terhadap pengaruh getaran akibat kendaraan beroda dua terhadap jembatan. Kata-kata kunci: jembatan gantung, pejalan kaki, beban angin, frekuensi getar
KAJIAN HASIL SISTEM MONITORING JEMBATAN INTEGRAL SINAPEUL DITINJAU DARI REGANG KEPALA JEMBATAN Setiati, N. Retno
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 32 No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.347 KB)

Abstract

ABSTRAKPenerapan teknologi jembatan integral di Indonesia belum sepopuler di luar negeri (Inggris, USA, Australia, Jepang, Korea, India, dan Negara lainnya), adalah dalam kenyataannya, teknologi ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan jembatan konvensional, diantaranya dapat mengurangi biaya pemeliharaan jembatan. Penelitian mengenai teknologi jembatan integral sudah banyak dilakukan dibeberapa Negara. Di Indonesia konsep sistem integral ini baru mulai diteliti pada tahun 2017 oleh Dirjen Bina Marga bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. Penelitian kemudian dilanjutkan oleh Pusatlitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2009, ahkirnya pada tahun 2012 Pusatlitbang Jalan dan Jembatan uji coba skala penuh jembatan integral gelagar beton bertulang dengan bentang 20 meter di Kabupaten Sumedang . perilaku jembatan integral di Indonesia tentu akan sangat berbeda dengan di luar negeri. Untuk itu dalam masa pembangunannya, jembatan integral Sinapeul dilengkapi dengan beberapa alat sensor untuk mendeteksi dan mengetahui perilaku jembatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil data yang terekam dalam sistem negeri dan toerianalitis. Berdasarkan analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu regangan kepala jembatan integral Sinepeul dengan panjang bentang 20 meter akibat perubahan temperature 2,88 mm, sedangkan untuk kondisi luar negeri dengan asumsi bentang yang sama adalah 4,80 mm (lebih besar 60% dari regangan jembatan integral di Indonesia). Regangan beton maksimum dari kepala jembatan dan gelagar sebesar 10,59 x 10-6. Nilai regangan ini masih lebih kecil dari regangan desain yang dihitung secara teori analisis yaitu sebesar 150 x 10-6, sehingga jembatan integral Sinapeul masih dalam kondisi utuh.Kata kunci : sistem monitoring, regangan beton, kepala jembatan, integral, perubahan temperature
PENGARUH PENAMBAHAN NANO MATERIAL TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN DURABILITAS BETON (THE EFFECT OF NANO MATERIAL ADDITION ON MECHANICAL PROPERTIES AND DURABILITY OF CONCRETE) Setiati, N. Retno
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.875 KB)

Abstract

Abstrak Perkembangan teknologi beton di bidang konstruksi jembatan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Salah satu upaya untuk membuat beton dengan kekuatan dan durabilitas tinggi adalah dengan penambahan material berukuran nanometer.  Tujuan dari tulisan ini ialah untuk mendapatkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang ditambah dengan nanomaterial.  Material untuk beton yang digunakan terdiri dari pasir silika, semen, nanosilika, superplasticizer, dan air.  Benda uji beton berupa silinder dengan diameter 100mm dan tinggi 200mm.  Metodologi yang digunakan ialah experimental di laborataorium dengan membandingkan sifat mekanik dan durabilitas beton yang tanpa dan ditambah nano material.  Dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa komposisi optimum dari nanosilika yang dapat ditambahkan ke dalam campuran beton adalah 5% dari berat binder, sehingga mengurangi penggunaan semen 30 kg.  Komposisi optimum beton dengan penambahan nanosilika (beton nano) meningkatkan kuat tekan 16,70 %. Berdasarkan hasil uji durabilitasbeton nano memiliki tingkat permeabilitas sangat baik dibandingkan beton konvensional dengan nilai rata rata kurang dari 0,01x10-16, sedangkan beton konvensional nilai rata-rata nya  adalah 0,023x10-16, dan termasuk dalam kelas kualitas baik.  Hasil uji RCPT memberikan nilai charge passed (Q) untuk beton nano 49,47 % lebih kecil dibandingkan beton konvensional, yang berarti ketahanan terhadap klorida beton nano lebih baik dari beton konvensional.   Harga beton nano ini 5 sampai 7 kali lebih mahal dari beton konvensional, akan tetapi dengan durabilitas yang sangat baik beton nano tersebut dapat mengurangi biaya perawatan dan perbaikan selama umur layan.   Kata kunci:  beton, nanosilika, kuat tekan, durabilitas, permeabilitas, ketahanan klorida.  ABSTRACTDevelopment of concrete technology in bridge construction is rapidly increasing.  The  addition of material in nanometer size is an effort to make high strength and durability concrete.  This study aims to obtain the mechanical properties and durability of concrete added by nanomaterial. The materials used for concrete consisted of  silica sand, cement, nanosilica, superplasticizer, and water.  The test specimens of concrete are  in the form of  cylinders with a diameter of 100 mm and a height of 200 mm. The methodology used for testing is laboratory experiment by comparing concrete mechanical properties and durability with and without nano materials. Based on the analysis and discussion indicated   that the optimum composition of nanosilica that can be added into concrete mix is 5% of binder weight so that it can reduce the use of cement to 30 kg.  The optimum composition of concrete added by nonsilica (nano concrete) increases the  compressive strength  by 16,70%. based on concrete  durability test showed that nano concrete has excellent permeability rate compared to  conventional concrete with the average value of less than 0,01x10-16, while  the average value of conventional concrete is 0,023x10-16  and classified as good quality.  Based on RCPT tests give value passed charge (Q) of 49,47%  for nano concrete  smaller than the conventional one,   it means   that the resistance to chloride attack is better than conventional concrete. The price of nano concrete is 5-7 times more expensive than conventional concrete, however, with high excellent  durability  of nano concrete can reduce the cost of  maintenance and repair over the service life. Keywords:  concrete, nanosilica, compressive strength, durability, permeability, chloride resistance
ANALISIS UJI BEBAN KENDARAAN TERHADAP JEMBATAN INTEGRAL PENUH Setiati, N. Retno; Surviyanto, Anton
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.105 KB)

Abstract

ABSTRAK Jembatan integral penuh Sinapeul dibuat untuk menggantikan jembatan lama yang sudah tidak berfungsi. Penggunaan sistem integral pada jembatan ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan perawatan jembatan, karena tanpa menggunakan sistem peletakan dan sinar muai. Makalah ini membahas tentang analisis dan hasil evaluasi struktur jembatan sederhana gelagar beton bertulang akibat pembebanan kendaraan berat (truk) pada jembatan Sinapeul. Pengukuran reganggan dan lendutan untuk berbagi lokasi dalam satu bentang akibat kingfigurasi beban truk dianalisis untuk mengevaluasi perilaku distribusi beban kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Pembebanan statis dilakukan dengan menempatkan beberapa kendaraan truk yang terukur dimensi dan beban dari setiap rodanya untuk melihat besarnya momen lapangan yang terjadi pada tengah bentang dan momen pada ujung jembatan. Lendutan dinamis diperoleh dengan melakukan bacaan lendutan akibat beban yang bergerak. Beban bergerak yang dimaksud adalah beban truk yang bergerak maupun beban lalu-lintas bebas. Berdasarkan hasil uji beban statis dan dinamis pada struktur jembatan Sinapeul, akibat pembebanan konfugirasi simetris, tegangan maksimum yang terjadi pada baja tulangan sebesar 33,8 MPa dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, teganggan maksimum yang terjadi pada tulangan sebesar 28 MPa dengan beban 3 truk, maka dapat disimpulkan teganggan terjadi masih kecil dari tegangan leleh baja tulangan 267 MPa. Tegangan maksimum yang terjadi dipermukaan beton serat bawah untuk kombinasi simetris sebesar 1,22 MPa dan untuk kombinasi asimetris sebesar 1,84 MPa, tegangan tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan tegangan izin tari beton sebesar 4 Mpa. Akibat pembebanaan konfigurasi simetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 1,31 mm dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 0,66 mm dengan beban 3 truk, nilai tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan nilai persyaratan lendutan izin (L/800) sebesar 25 mm. dari hasil pengukuran regangan dinamis pada baja tulangan, memiliki faktor beban dinamis (Dynamic Load Allowance-DLA) sebgesar 1,25 nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan faktor beban dinamis pembebanan jembatab sebesar 1,4. Pergerakan horizontal maksimum jembatan sebesar 2,5 mm dan selisih perbandingan antara perpindahan antara abutment 1 arah Sumedang dengan timbunan ringan dan abutment 2 arah Subang dengan timbunan tanah biasa rotasi maksimum sebesar 0,000483 rad (0,028 derajat). Dapat disimpulkan bahwa beberapa lokasi pengamatan menunjukan perilaku distribusi beban yang sama. Sebagaimana ditentukan dari regangan yang diukur dalam gelagar, distribusi sebenarnya dari beban yang diterapkan dalam setiap lokasi pengamatan secara umum sesaui dengan ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi AAS HTO.Kata kunci :  uji beban, integral penuh, statis, dinamis, distibusi beban, konfigurasi kendaraan, regangan, lendytan
EVALUASI PENILAIAN KAPASITAS SISA JEMBATAN LAWANG TADJI Setiati, N. Retno; Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 2 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.114 KB)

Abstract

Jembatan merupakan prasarana transportasi dan penghubung antar beberapa daerah baik di darat, laut, sungai, atau pegunungan harus memenuhi kriteria perencanaan. Di antara kriteria perencanaan suatu jembatan adalah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan, stabilitas, keamanan, dan kenyamanan pengguna jembatan. Penilaian kapasitas atau nilai sisa jembatan sangat diperlukan dalam suatu perancangan perbaikan dan rehabilitasi jembatan, atau untuk menilai apakah suatu jembatan masih layak digunakan atau tidak. Balok jembatan pada umumnya menyatu dengan pelat lantai jembatan. Oleh karena itu pendekatan dalam menghitung kapasitas penampang adalah dengan pendekatan penampang balok T. Kapasitas penampang balok T dievaluasi dengan konsep kekuatan batas. Teori ini telah terbukti melalui eksperimen oleh banyak ahli, mendekati pada keadaan sebenarnya.
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON Setiati, N. Retno
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 3 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.887 KB)

Abstract

Perbedaan metoda evaluasi ketidakpastian antara produsen dan konsmen dapat menyebabkan penolakan satu paket komoditi perdagangan karena perbedaan hasil perhitungan ketidakpastian antara pihak produsen dan konsumen. Dalam era pasar global diperlukan metode untuk mengevaluasi dan menyatakan ketidakpastian yang dapat diterima di seluruh dunia sehingga pengukuran yang dilakukan dapat dibandingkan dengan mudah. Kajian ini menjelaskan prinsip evaluasi ketidakpastian bagi laboratorium penguji dan kalibrasi untuk memenuhi persyaratan SNI-19-17025-2000 tentang “Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan Kalibrasi”. Metode evaluasi ketidakpastian pengukuran yang dijelaskan dalam kajian ini sesuai dengan ISO “Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement”.
Kajian Perbandingan Bantalan Elastomer Sebagai Perletakan Jembatan dengan Menggunakan 4 Lapisan dan 3 Lapisan Pelat Baja Setiati, N. Retno; Irawan, Rully Ranastra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 2 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.09 KB)

Abstract

Bantalan jembatan di Indonesia pada umumnya terbuat dari logam, baik mutu bahan maupun cara pemasangannya sering menimbulkan persoalan. Bantalan logam ini relative lebih mahal dan bobotnya cukup berat dalam hal pengangkutan. Usaha penggunaan bantalan elastomer yang lebih ringan dan sederhana telah lama berkembang di Indonesia. Percobaan-percobaan yang dilakukan atas kerjasama Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dan Produsen Karet telah dapat menghasilkan bantalan elastomer berlapis yang berasal dari karet alam dan buatan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh Standars – Spesification seperti AASH TO. Spesifikasi ini perlu dijaga agar bantalan elastomer yang diproduksi tidak menimbulkan persoalan di masa mendatang.
Kajian Perbandingan Bantalan Elastomer Sebagai Perletakan Jembatan dengan Menggunakan 4 Lapisan dan 3 Lapisan Pelat Baja Setiati, N. Retno; Irawan, Rully Ranastra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.147 KB)

Abstract

Bantalan jembatan di Indonesia pada umumnya terbuat dari logam, baik mutu bahan maupun cara pemasangannya sering menimbulkan persoalan. Bantalan logam ini relative lebih mahal dan bobotnya cukup berat dalam hal pengangkutan. Usaha penggunaan bantalan elastomer yang lebih ringan dan sederhana telah lama berkembang di Indonesia. Percobaan-percobaan yang dilakukan atas kerjasama Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dan Produsen Karet telah dapat menghasilkan bantalan elastomer berlapis yang berasal dari karet alam dan buatan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh Standars – Spesification seperti AASH TO. Spesifikasi ini perlu dijaga agar bantalan elastomer yang diproduksi tidak menimbulkan persoalan di masa mendatang.