Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENILAIAN KINERJA SEISMIK JEMBATAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS PUSHOVER Surviyanto, Anton; Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 3 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13719.604 KB)

Abstract

ABSTRAKPada jembatan panjang atau kolom tinggi diperlukan suatu analisis yang lebih kompleks untuk mengetahui perilaku dinamik atau gempa. Salah satu analisis yang sering digunakan adalah Prosedur Statik Nonlinier ( NSP). Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan mengefaluasi perbandingan respon struktur dan kelayakan system struktur jembatan terhadapt peraturan persyaratan gempa dengan meneraokan Prosedur Statik Nonlinier (Nonliniar Static Pushover/NSP). Prosedur Statik Nonlinier (NSP) ini dilakukan dengan mengimplementasikan Analisis Pushover pada jembatan berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA)-2073. Untuk tujuan perbandingan digunakan juga, Nonliniar Time-History Analysis (NLTHA), yang dipertimbangkan sebagai metode paling akurat. Penelitian dibatasi hanya untuk jembatan simetris tanpa skew. Abutment dan pier diasumsikan ditumpu oleh bored pile. Sambungan momen antara struktur atas dan pier diasumsikan sambungan kaku (rigid). Jembatan sebagai objek penulisan diambil Jembatan Penggarong di Jawa Tengah. Metode analisis dan desain struktur mengikuti prosedur Applied Technology Council (ATS)-49 sesuai dengan Seismic Desaign and Analysis Prosedur (SDAP). Jembatan Pengragon dianalisis menggunakan NSP dan LTHA. Satu riwayat waktu gempa El Centro 1940 NS di implementasikan untuk melakukan analisis time-history. Pola beban Modal digunakan untuk merepresentasikan distribusi gaya inersia yang dihasilkan oleh gempa. Perpindahan, geser dasar, dan deformasi sendi plastic yang diperoleh dari prosedur NSP dibandingkat dengan NLTHA. Analisis menggunakan intensitas beban seismik gempa kuat. Kinerja jembatan dievaluasi terhadap beban gempa. Hasil kajian menunjukan NSP memberikan nilai yang lebih konservatif dibandingkan NLTHA. Untuk gempa arah longitudinal, perbandingan hasil perpindahan analisis NLTHA adalah 15.73% dari analisis respon spektrum. Sedangkan perbandingan perpindahan analisis NLTHA dan analisis pushover adalah 9.05% untuk gempa arah transversal jembatan, perbedaan hasil perpindahan analisis NLTHA adalah 13,07% dari analisis respon spektrum. Sedangkan perbandingan pindahan analisis NLTHA adalah analisis pushover adalah 52.76%.Kata Kunci : Pilar Terintegrasi, Analisis Pushover, Kinerja Seismik Jembatan, Analisis Riwayat Waktu Nonlinier, Seismik Desaign and Analysis Prosedure (SDAP)
PERILAKU AERODINAMIKA GELEGAR DARI JEMBATAN BERUJI KABEL “PALIBAJA” MENGGUNAKAN UJI STASIS TROWONGAN ANGIN DENGAN MODEL SECTION Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 2 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18139.445 KB)

Abstract

ABSTRAKJembatan  beruji kabel Palibaja berlokasi di Sukabumi Jawa Barat dan selesai dibangun oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan tahun 2009. Tipe jembatan Palibaja adalah cable stayed dengan dua pilon. Panjang jembatan adalah 39 m+162 m+39 m sehingga total panjang 240 m dan lebar jembatan dari as ke as rangka adalah 3m. system lantai jembatan merupakan system rangka baja dan pelat lantai menggunakan orthotopik. Mengingat kekakuan system lantai yang kecil dan nilai para meter aerodinamikaa Pb adalah 1.38, maka menurut ketentuan British Standard BD 49/01 perlu dikaji mengenai prilaku aerodinamikaa jembatan. Pada tahap awal kajian aerodinamikaa ditekankan pada pengujian terowongan angin secara statis 2 dimensi. Pengujian dilakukan dengan berbagai kecepatan angin (15,25,40,50 m/detik) dan sudut serang (a) diambil (-10,-5,0,5,10,15,20 25 derajat). Hasil pengujian menunjukan bahwa kondisi angin dengan sudut serang 0 derajat maka model jembatan mengalami negative lift. Permasalahan lain adalah lokasi negative staff terjadi pada sudut serang (a) sekitar 0 derajat, yang berarti problem ketidak linearan secara aerodinamika terjadi pada arah angin horizontal. Dengan kecepatan udara 15 m/detik hingga 50 m/detik, relatif tidak merubah besaraan lift koefisien. Namun demikian karena pengujian masih bersifat statis maka diperlukan uji lanjutan berupa pengujian dua dimensi unsteady sehingga permasalahan aerodinamikaa dinamis dapat terjawab.                                                                                                                                                                           Kata Kunci : jembatan beruji kabel, aerodinamikaa, uji terowongan angin, negative lift, negative stall
KRITERIA PENILAIAN MODEL AERODINAMIK JEMBATAN KABEL DALAM PENGUJIAN TEROWONGAN ANGIN (RATING CRITERIA OF AERODYNAMIC MODEL OF CABLE BRIDGES IN THE WIND TUNNEL TEST) Tristanto, Lanneke; Hardono, Setyo; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.566 KB)

Abstract

ABSTRAKGaya angin pada lantai jembatan kabel gantung dan beruji dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut serang angin, perbandingan dimensi, bentuk dan ukuran penampang melintang serta gerakan lantai. Pengaruh tersebut direproduksi dalam terowongan angin dengan membuat model lantai jembatan. Model untuk pengujian aerodinamik jembatan kabel dipersiapkan dengan penskalaan prototipe jembatan aktual. Kesesuaian aerodinamik antara model dan prototipe jembatan kabel harus dirancang agar model mewakili karakteristik struktural prototipe. Pengujian terowongan angin menghasilkan beberapa informasi penting seperti kecepatan dan sudut serang angin kritis yang merupakan batas keamanan untuk stabilitas aerodinamik prototipe, pengurangan atau peningkatan osilasi dan perkiraaan amplitude maksimum. Makalah ini membahas perancangan model secara teoritis-eksperimental dalam menetapkan persyaratan penskalaan model, dan kriteria penilaian obyektif untuk evaluasi hasil pengujian terowongan angin dengan solusi praktis aplikatif. Jembatan beruji kabel Palibaja Sukabumi yang fleksibel dalam arah lateral dengan nilai perbandingan bentang lebar sebesar 54 ternyata tahan terhadap angin flutter berdasarkan rasio frekuensi torsi/lentur sebesar dua berdasarkan hasil uji getaran.  Hasil uji aerodinamik model lantai jembatan Palibaja mengungkap kemungkinan terjadinya gaya angkat dalam arah gaya berat jembatan, dengan solusi perforasi lantai. Kata kunci: model aerodinamik, penskalaan model, pengujian terowongan angin, kecepatan dan sudut serang angin, stabilitas aerodinamik, uji getaran jembatan, kriteria penilaian.  ABSTRACT The wind forces on the deck of suspended and stayed cable bridges are influenced by the critical wind velocity and attack angle, ratio of dimensions, shape and size of the cross section, and deck motion. These effects are reproduced in a wind tunnel, by constructing a deck model. The model for aerodynamic testing of cable bridgesis prepared by scaling of the actual bridge prototype. Aerodynamic similarity between model and prototype of a cable bridge has to be designed, thus the model represents the structural characteristics of the prototype. The wind tunnel test reveals some important information such asthe critical wind speed and attack angle as safety limit for aerodynamic stability of the prototype, decrement or increment of oscilation and the estimated maximum amplitude. This paper discusses theoretical experimental design methods in establishing model scaling requirements and anobyective rating criteria for evaluating wind tunnel test results with practical applicative solutions. The cable stayed bridge Palibaja Sukabumi which is flexible in lateral direction due to span width ratio of 54, is verified flutter resistant by the torsional flexural frequency ratio of two based on bridge vibration test results. The Palibaja aerodynamic deck model test reveals a possible uplift in bridge gravity direction, with deck perforation solution. Keywords: aerodynamic model, model scaling, wind tunnel test, wind velocity and attack angle, aerodynamic stability, bridge vibration test, rating criteria
EVALUASI PENILAIAN KAPASITAS SISA JEMBATAN LAWANG TADJI Setiati, N. Retno; Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 2 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.114 KB)

Abstract

Jembatan merupakan prasarana transportasi dan penghubung antar beberapa daerah baik di darat, laut, sungai, atau pegunungan harus memenuhi kriteria perencanaan. Di antara kriteria perencanaan suatu jembatan adalah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan, stabilitas, keamanan, dan kenyamanan pengguna jembatan. Penilaian kapasitas atau nilai sisa jembatan sangat diperlukan dalam suatu perancangan perbaikan dan rehabilitasi jembatan, atau untuk menilai apakah suatu jembatan masih layak digunakan atau tidak. Balok jembatan pada umumnya menyatu dengan pelat lantai jembatan. Oleh karena itu pendekatan dalam menghitung kapasitas penampang adalah dengan pendekatan penampang balok T. Kapasitas penampang balok T dievaluasi dengan konsep kekuatan batas. Teori ini telah terbukti melalui eksperimen oleh banyak ahli, mendekati pada keadaan sebenarnya.
EVALUASI KONDISI STRUKTUR JEMBATAN DENGAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN REGANGAN AKIBAT BEBAN LALU LINTAS AKTUAL Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.099 KB)

Abstract

Latar belakang dari tulisan ini adalah masalah evaluasi kondisi struktur jembatan selama masa pelayanan. Evaluasi menjadi penting manakala dihadapkan pada berapa kapasitas jembatan sebenarnya atau bagaimana pengaruh beban berulang terhadap struktur jembatan. Pertanyaan atau masalah ini sering muncul. Pengukuran regangan dan tegangan pada elemen struktur jembatan menjadi hal yang penting manakala harus menjawab permasalahan diatas. Instrumen pengukur regangan-tegangan ditempatkan pada elemen yang kritis. Data regangan dan tegangan diambil selama jembatan tersebut dilewati kendaraan. Selama pengambilan data tersebut maka akan tercatat regangan dan tegangan maksimum, rata-rata dan minimum yang terjadi. Evaluasi terhadap data regangan dan tegangan akan memberikan gambaran mengenai siklus tegangan yang terjadi sepanjang jembatan tersebut dilewati kendaraan.
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROYEK UJI COBA SKALA PENUH JEMBATAN CABLE STAYED UNTUK LALU LINTAS RINGAN Hardono, Setyo; Faizal, Nazib; Irawan, Rulli Ranastra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.361 KB)

Abstract

Bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh faktor manusia dan faktor teknis. Oleh karena itu untuk mengurangi kecelakaan dan menjamin keselamatan kerja, diperlukan adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 ini sama dengan Health, Safety, and Environment Procedure (HSE Procedure). Dalam tulisan ini dijelaskan mengenai Sistem SMK3 pada proyek Cable Stayed di Sukabumi, Jawa Barat, yang meliputi struktur organisasi, penilaian resiko kerja, alat pelindung personal, tanggap darurat, kebijakan kesehatan dan lingkungan, kebijakan medis dan kebijakan keselamatan kerja. Kata Kunci : Keselamatan, Kesehatan, Kecelakaan, kerja, risk assessment, tanggap darurat
LINTASAN BASAH MELALUI DASAR SUNGAI UNTUK LALU LINTAS KENDARAAN Tristanto, Lanneke; Hardono, Setyo; Ranastra, Rully
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 3 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9176.888 KB)

Abstract

Lintasan basah melalui dasar sungai sering dianggap sebagai lintasan darurat karena diharapkan dalam beberapa tahun akan diganti dengan jembatan permanen. Walaupun demikian, suatu lintasan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, akan lebih bermanfaat dibanding jembatan yang kurang memenuhi syarat karena keterbatasan dana. Alinyemen vertikal lintasan basah merupakan kriteria perencanaan utama dalam memenuhi persyaratan keamanan dan kenyamanan lalu lintas kendaraan. Lintasan basah sesuai untuk profil sungai yang lebar dan landai serta keadaan banjir yang cepat surut. Makalah ini menjelaskan dasar perencanaan dan pelaksanaan lintasan basah tipe bronjong dan tipe lantai beton. Berdasarkan hasil kajian studi kasus yang membandingkan biaya aktual dari konstruksi lintasan basah terhadap jembatan semi-permanen tipe Bailey dan jembatan pejalan kaki tipe cable-stayed, terbukti bahwa lintasan basah tipe bronjong adalah solusi yang paling murah dan efisien. Kata kunci : lintasan basah, aliyemen vertikal, bronjong, lintasan basah tipe bronjong, lintasan basah tipe lantai beton
PENGKAJIAAN LAJU KERUSAKAN JEMBATAN KOMPOSIT Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prediksi keruskan dan estimasi nilai layanan suatu jembatan adalah suatu masukan yang sangat penting untuk mengoptimalkan proses manajemen jembatan. Sala satu bagian dari sistem tersbut adalah Bride Management System (BMS) yang berisi data base jembatan0jembatan di seluru Indonesia. Didalam data base ini mencakup tingkat kerusakan eemen-elemen jembatan yang diperoleh dari inspeksi detail. Tingkat kerusakan dinyatakan dalam angka 0 untuk kondisi sangat baik dan sampai angka 5 untuk kondisi runtuh dengan nilai diantaranya. Dengan nilai kondisi tersebut akan dikembangkan model laju kerusakan (deterioretion model), dimanadalam studi ini dikhususkan pada jembatan komposit. Persamaan regresi akan dikembangkan untuk membuat persamaan empiris laju kerusakan yang berkaitan dengan kondisi lantai, gelagar dana kondisi umum jembatan. Faktor yang dominan didalam membentuk persamaan regresi tersbut antara lain umur jembatan dan volume lalu-lintas (ESA). Pengaru dari kesamaan interpretasi dari inspektor terhadap nilai kondisi ternyata sangat dominan sehigga dilakukan penyortiran terhadap data yang tidak penting atau tidak logis. Persamaan yang didapat dari studi ini diharappkan dapatdigunakan sebaagi salah satu acuuan untuk penanganan jembatan secara effektif dan efesien dimaa-masamendatangg selama masa pelayanan.
Kajian eksperimental daktilitas struktur rangka baja tipe portal terbuka, portal diperkaku konsentrik dan portal diperkaku eksentrik Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 2 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama dari penelitian eksperimental ini adalah tannic mempelajari dan mendapalkan nilai daktilitas struktur rangka bola. Dalam penelitian, digunakan 3 (riga) model yaitu Moment Resisting Frame (MRF), Concentrically Braced Frame (CBF) dan Eccentricallt• Braced Frame (EBF) tipe D. Model tersebut dikenakan gava secara bertahap dengan beban berdasarkan stroke control, dengan harapan dapat mempelajari perilaku ketiga model tersebut secara lebih cermat. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa perilaku dart Model D-EBF mempunyai nilai daktilitas, penyerapan energi yang paling baik diantara dua model yang lain.
Uji getar pada jembatan tol layang dengan beban lalu lintas aktual Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 4 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur getaran aktual dari suatu jembatan layang tol akibat beban eksitasi getaran dari lalu lintas aktual. Penglibt•an getaran dilakukan pada kondisi dimana tidak memungk-inkan untuk dilakukan penyetopan lain lintas. Posisi alat pendeteksi getaran (accelerometer) diletakkan pada bagian yang dipredeksi bergetar secara dominan. Pada pier head, akselerorneter ditempatkan pada ujung kantilever untuk merekam getaran arah vertical dan dipasang ditengah bentang untuk gelagar. Getaran yang terjadi direkam secara real time dan simultan. Data tersebut kemudian diolah untuk memperoleh, intensitas getar, frekuensi getar yang tereksitasi dan mode shape. Contoh hasil pengukuran getaran dan evaluasinya disajikan dalam tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda yang dipakal dalam pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur getaran jembatan layang tol dengan balk meskipun tanpa dilakukan penyetopan lain lintas.