Surviyanto, Anton
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS ELEMEN HINGGA KOMPONEN DIAFRAGMA PADA DEK BAJA TIPE ORTOTROPIK MELINTANG JEMBATAN Surviyanto, Anton
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11579.497 KB)

Abstract

 ABSTRAKPelat baja ortotoprik telah banyak digunakan pada struktur jembatan modern untuk mendistribusikan beban lalu-lintas dalam dek dan sebagai pengaku elemen plat langsing dalam tekan. Oleh karena sifat dari sistem struktur ortotropik ini memiliki karakteristik kekakuan dalam arah longitudinal dan transversal yang unik, maka diperlukan analisis yang lebih mendalam dalam hal detailing komponen-komponen strukturnya yang sesuai dengan bersyaratan kekuatan dan layannya. Desain dengan analisis tiga dimensi (3D) merupakan persyaratan dalam desain yang penting untuk mengetahui konsentrasi tegangan lokal dalam komponen pada dek baja ortotropik. Dalam makalah ini, analisis statik elemen hingga 3D dilakukan untuk memodelkan dek baju ortotropik dengan diafragma menerus dan diafragma coak. Hasil kedua model dibandingkan dalam perilaku sistem struktur lokal dengan membandingkan respon dan kinerja struktur akibat beban truk standar BMS. Dari analisis elemen hingga dapat disimpulkan bahwa tegangan tarik dan tekan pada panel ortotropik yang terjadi untuk kombinasi beban ultimit (Ultimate Limit States/ULS) ditengah rusak dan antar rusuk panel ortotropik memenuhi criteria batasan tegangan izin 0,9 teganggan lelah (Fy). Begitu juga untuk tagangan geser maksimum memenuhi criteria batasan tegangan izin 0,58Fy. Konsentrasi tegangan ekivalen Von Mises lokal yang terjadi untuk diafragma menerus sebesar 328 MPa, sedangkan diafragma coak sebesar 142 MPa. Sehingga perbandingan tegangan Von Mises ini sebesar 2,31 dapat diturunkan nilainya dengan penggunan tipe diafragma coak. Bentuk diafragma dengan tipe menerus akan menyebabkan konsentrasi tegangan. Sedangkan bentuk diafragma yang coak dengan kelengkungan tertentu akan mengurangi konsentrasi tegangan lokal pada diafragma.Kata kunci : analisis elemen hingga, dek baja ortotropik melintang, komponen diafragma, tegangan Von Mises, konsentrasi tegangan
PENILAIAN KINERJA SEISMIK JEMBATAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS PUSHOVER Surviyanto, Anton; Hardono, Setyo
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 3 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13719.604 KB)

Abstract

ABSTRAKPada jembatan panjang atau kolom tinggi diperlukan suatu analisis yang lebih kompleks untuk mengetahui perilaku dinamik atau gempa. Salah satu analisis yang sering digunakan adalah Prosedur Statik Nonlinier ( NSP). Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan mengefaluasi perbandingan respon struktur dan kelayakan system struktur jembatan terhadapt peraturan persyaratan gempa dengan meneraokan Prosedur Statik Nonlinier (Nonliniar Static Pushover/NSP). Prosedur Statik Nonlinier (NSP) ini dilakukan dengan mengimplementasikan Analisis Pushover pada jembatan berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA)-2073. Untuk tujuan perbandingan digunakan juga, Nonliniar Time-History Analysis (NLTHA), yang dipertimbangkan sebagai metode paling akurat. Penelitian dibatasi hanya untuk jembatan simetris tanpa skew. Abutment dan pier diasumsikan ditumpu oleh bored pile. Sambungan momen antara struktur atas dan pier diasumsikan sambungan kaku (rigid). Jembatan sebagai objek penulisan diambil Jembatan Penggarong di Jawa Tengah. Metode analisis dan desain struktur mengikuti prosedur Applied Technology Council (ATS)-49 sesuai dengan Seismic Desaign and Analysis Prosedur (SDAP). Jembatan Pengragon dianalisis menggunakan NSP dan LTHA. Satu riwayat waktu gempa El Centro 1940 NS di implementasikan untuk melakukan analisis time-history. Pola beban Modal digunakan untuk merepresentasikan distribusi gaya inersia yang dihasilkan oleh gempa. Perpindahan, geser dasar, dan deformasi sendi plastic yang diperoleh dari prosedur NSP dibandingkat dengan NLTHA. Analisis menggunakan intensitas beban seismik gempa kuat. Kinerja jembatan dievaluasi terhadap beban gempa. Hasil kajian menunjukan NSP memberikan nilai yang lebih konservatif dibandingkan NLTHA. Untuk gempa arah longitudinal, perbandingan hasil perpindahan analisis NLTHA adalah 15.73% dari analisis respon spektrum. Sedangkan perbandingan perpindahan analisis NLTHA dan analisis pushover adalah 9.05% untuk gempa arah transversal jembatan, perbedaan hasil perpindahan analisis NLTHA adalah 13,07% dari analisis respon spektrum. Sedangkan perbandingan pindahan analisis NLTHA adalah analisis pushover adalah 52.76%.Kata Kunci : Pilar Terintegrasi, Analisis Pushover, Kinerja Seismik Jembatan, Analisis Riwayat Waktu Nonlinier, Seismik Desaign and Analysis Prosedure (SDAP)
ANALISIS UJI BEBAN KENDARAAN TERHADAP JEMBATAN INTEGRAL PENUH Setiati, N. Retno; Surviyanto, Anton
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.105 KB)

Abstract

ABSTRAK Jembatan integral penuh Sinapeul dibuat untuk menggantikan jembatan lama yang sudah tidak berfungsi. Penggunaan sistem integral pada jembatan ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan perawatan jembatan, karena tanpa menggunakan sistem peletakan dan sinar muai. Makalah ini membahas tentang analisis dan hasil evaluasi struktur jembatan sederhana gelagar beton bertulang akibat pembebanan kendaraan berat (truk) pada jembatan Sinapeul. Pengukuran reganggan dan lendutan untuk berbagi lokasi dalam satu bentang akibat kingfigurasi beban truk dianalisis untuk mengevaluasi perilaku distribusi beban kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Pembebanan statis dilakukan dengan menempatkan beberapa kendaraan truk yang terukur dimensi dan beban dari setiap rodanya untuk melihat besarnya momen lapangan yang terjadi pada tengah bentang dan momen pada ujung jembatan. Lendutan dinamis diperoleh dengan melakukan bacaan lendutan akibat beban yang bergerak. Beban bergerak yang dimaksud adalah beban truk yang bergerak maupun beban lalu-lintas bebas. Berdasarkan hasil uji beban statis dan dinamis pada struktur jembatan Sinapeul, akibat pembebanan konfugirasi simetris, tegangan maksimum yang terjadi pada baja tulangan sebesar 33,8 MPa dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, teganggan maksimum yang terjadi pada tulangan sebesar 28 MPa dengan beban 3 truk, maka dapat disimpulkan teganggan terjadi masih kecil dari tegangan leleh baja tulangan 267 MPa. Tegangan maksimum yang terjadi dipermukaan beton serat bawah untuk kombinasi simetris sebesar 1,22 MPa dan untuk kombinasi asimetris sebesar 1,84 MPa, tegangan tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan tegangan izin tari beton sebesar 4 Mpa. Akibat pembebanaan konfigurasi simetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 1,31 mm dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 0,66 mm dengan beban 3 truk, nilai tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan nilai persyaratan lendutan izin (L/800) sebesar 25 mm. dari hasil pengukuran regangan dinamis pada baja tulangan, memiliki faktor beban dinamis (Dynamic Load Allowance-DLA) sebgesar 1,25 nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan faktor beban dinamis pembebanan jembatab sebesar 1,4. Pergerakan horizontal maksimum jembatan sebesar 2,5 mm dan selisih perbandingan antara perpindahan antara abutment 1 arah Sumedang dengan timbunan ringan dan abutment 2 arah Subang dengan timbunan tanah biasa rotasi maksimum sebesar 0,000483 rad (0,028 derajat). Dapat disimpulkan bahwa beberapa lokasi pengamatan menunjukan perilaku distribusi beban yang sama. Sebagaimana ditentukan dari regangan yang diukur dalam gelagar, distribusi sebenarnya dari beban yang diterapkan dalam setiap lokasi pengamatan secara umum sesaui dengan ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi AAS HTO.Kata kunci :  uji beban, integral penuh, statis, dinamis, distibusi beban, konfigurasi kendaraan, regangan, lendytan
ANALISIS NONLINER GEMPA DALAM ARAH MELINTANG PADA KEPALA JEMBATAN INTEGRAL Surviyanto, Anton
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 29 No 3 (2012)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.441 KB)

Abstract

ABSTRAKJembatan integral merupakan tipe jembatan tanpa ada sambungan dengan lantai jembatan menerus dan terhubung secara monolit dengan dinding abutmen. Dalam analisis linier dan nonlinier struktur, dinding kepala jembatan di modelkan sebagai dinding geser menggunakan beberapa teknik baik itu menggunakan elemen shell maupun kombinasi element frame. Teknik pemodelan yang umum digunakan adalah mid-pier frame untuk merepresentasikan kekakuan dinding  frame horizontal (rigid arm). Dalam makalah ini, analisis statik nonlinier pushover dilakaukan untuk jembatan abuten integral. Dinding abutmen dimodelkan dalam elemen mid-pier frame dan elemen shell. Material besar nonlinier untuk model mid-pier diasumsikan dengan sendi plastis (interaksi PMM/aksial terhadap momen arah masing-masing), sedangkan model multilayer mempertimbangkan beton dan tulangan sebagai shell yang berlapis. Hasil kedua model yang dibandingkan dalam perilaku sistem struktur global. Hasil menunjukan kurva pushover untuk kedua model serupa. Namum model mid-pier arm overestimasi kapasitas struktur untuk incremental perpindahan lebih besar dari 0,038 m dibandingkan dengan model shell multilayer. Perpindahan stuktur dari beberapa titik yang berbeda cukup signivikan dengan selisih lebih dari 10% antar kedua  model. Hal ini disebabkan oleh kekakuan rigid beam pada model abutmen dengan model mid-pier frame.Kata kunci : jembatan abutem integral, gempa arah transversal, dinding geser, analisis nonlinier, multilayer shell, sendi plastis, interaksi PMM