Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Peranan Auksin dalam Usaha Menekan Kelayuan Buah Muda Kakao (Theobroma Kakao L.) Pangaribuan, Nurmala
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 5 No 1 (2004)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the cocoa tree, the genes for producing an abscission zone are in pedicles. The process is hormonally driven by ethylene whilst auxins apparently decrease the sensitivity to ethylene. When the level of auxin declones, a special layer of cells (the abscission layer) is formed at the base of petiole or fruit stalk. Ethylene stimulates the production of enzimes that degrade the middle lamella beetween cells in the abscission zone. The concept development so far is correct that should be possible to delay abscission by aplication of sinthetic auxins. Aplication of compound enhance levels of auxins or decrease absicic acid and /or ethylene. Such conditions may inhibit young fruit abscission and promote fruit development.
EKSPLORASI MIKROORGANISME INDIGENUSINSEPTISOLS Nurmala Pangaribuan
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.818 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v19i2.109.2018

Abstract

Inseptisols have various types and densities of microorganisms. Plants that are cultivated in Jatinangor inseptisol fields have a root system that contains a large number of microorganisms. This study aims to be able to provide precise information about the potential resources of microorganisms, bacteria, mycorrhizae from the location of planting corn and soybeans on Jatinangor and Ciparanje inseptisols, Sumedang, West Java. This research activity includes (1) soil sampling which was then isolated on oblique agar media observed with a microscope, (2) identification of spore types, identification of CMA using the Manual for The Identification of Mychorhiza Fungi, (3) calculating the number of spores using the Filter Method Wet Pacioni and Centrifugation Technique from Brunndret. The results showed the number of Bradyrhizobium sp.,was found in the former soil of soybean cropping in Jatinangor and Ciparanje, which was 7,75 x 108 cfu/g, higher than in the former corn crop, 1,80 x 107 cfu / g in Jatinagor and 1,41 x 107 cfu /g at Ciparanje. Inseptisols Jatinangor and Ciparanje also produce spores of Glomus sp. 14 spores /g of soil and 12 spores/g of soil, in the former maize cropland were higher than in the former soybean cropland, which was 10 spores/g of soil. Ekosistem inseptisols memiliki jenis dan kepadatan mikroorganisme yang beragam. Tanaman yang dibudidayakan di lahan inseptisol Jatinangor memiliki sistem perakaran yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan informasi yang tepat tentang potensi sumberdaya mikroorganisme, bakteri, mikoriza dari lokasi penanaman jagung dan kedelai padalahan inseptisol Jatinangor dan Ciparanje, Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan penelitian ini meliputi (1) pengambilan sampel tanah yang kemudian diisolasi pada media agar miring yang diamati dengan mikroskop, (2) identifikasi jenis spora, identifikasi CMA menggunakan Manual for The Identification of Mychorhiza Fungi, (3) penghitungan jumlah spora dengan menggunakan Metode Saring Basah Pacionidan Teknik Sentrifugasi dari Brunndret. Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri Bradyrhizobium sp. Lebih banyak ditemukan pada tanah bekas pertanaman kedelai di Jatinangor dan Ciparanje, yaitu 7,75 x 108 cfu/g, sementara pada bekas pertanaman jagung, di Jatinangor 1,80 x 107 cfu/g dan 1,41 x 107 cfu/g di Ciparanje. Inseptisols Jatinangor dan Ciparanje mengandung Glomus sp., di Jatinangor dan Ciparanje berturut-turut 14 spora/g tanah dan 12 spora/g tanah, lebih tinggi pada tanah bekas pertanaman jagung, dibanding pada tanah bekas pertanaman kedelai, yaitu 10 spora/g tanah.
Peranan Auksin dalam Usaha Menekan Kelayuan Buah Muda Kakao (Theobroma Kakao L.) Nurmala Pangaribuan
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 5 No. 1 (2004)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.627 KB)

Abstract

In the cocoa tree, the genes for producing an abscission zone are in pedicles. The process is hormonally driven by ethylene whilst auxins apparently decrease the sensitivity to ethylene. When the level of auxin declones, a special layer of cells (the abscission layer) is formed at the base of petiole or fruit stalk. Ethylene stimulates the production of enzimes that degrade the middle lamella beetween cells in the abscission zone. The concept development so far is correct that should be possible to delay abscission by aplication of sinthetic auxins. Aplication of compound enhance levels of auxins or decrease absicic acid and /or ethylene. Such conditions may inhibit young fruit abscission and promote fruit development.
MENGELOLA INSTITUSI PENDIDIKAN PADA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH DENGAN EFEKTIF: BELAJAR DARI KARAKTERISTIK MAHASISWA Durri Andriani; Nurmala Pangaribuan
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 13 No. 69 (2007)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v13i69.351

Abstract

Artikel ini memberi gambaran riil mahasiswa pada institusi pendidikan tinggi yang menerapkan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ) yang diperoleh dari 29 laporan penelitian, artikel dan makalah seminar tentang mahasiswa Universitas Terbuka (UT) yang merupakan satu-satunya institusi pendidikan tinggi yang menerapkan sistem PJJ secara utuh. Secara khusus, di sini dibahas profil, persepsi terhadap PJJ, motivasi, strategi belajar, pengenalan dan pemanfaatan media dalam proses belajar, serta kendala belajar yang dialami mahasiswa PJJ. Gambaran riil ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih operasional tentang siapa dan bagaimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran, serta bagaimana mereka menyikapi proses belajar di sistem PJJ. Pada gilirannya, informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi institusi pendidikan yang menerapkan sistem PJJ untuk mengelola institusinya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TAMBAK BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN BONE Toto Hardianto; Agnes Puspitasari Sudarmo; Nurmala Pangaribuan
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v23i1.1428.2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan, penerapan dan pengembangan teknologi budidaya tambak sehingga potensi sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu mengumpulkan data dari sampel yang diambil secara acak terdiri dari 59 rumah tangga perikanan dan kesesuaian lahan tambak menggunakan Sistem Informasi Geografis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Waetuo dengan luasan tambak 343,288 ha memiliki luasan tertinggi dengan rincian S1 = 297,303 ha dan S2 = 45,985 ha. Sementara itu, Kelurahan Bajoe memiliki luas tambak terendah yaitu 57,036 ha dengan rincian S1 = 35,958 ha dan S2 = 21,078 ha. Jika ditinjau dari penerapan teknologi, pada umumnya pembudidaya tambak yang ada di lokasi penelitian menggunakan sistem teknologi tradisional yaitu secara polikultur sekitar 88 % sedangkan monokultur hanya 12 %. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lahan tambak di Kecamatan Tanete Riattang Timur sudah sangat sesuai dan pada umumnya menggunakan sistem teknologi tradisional secara polikultur.
Perbaikan fisik tanah pasca galian batuan dan pertumbuhan cabai rawit dengan pemberian bahan organik dan mikroorganisme tanah Nurmala Pangaribuan; Cecep Hidayat; Yati Setiati Rachmawati
Jurnal Agro Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/17966

Abstract

Bahan organik dan mikroorganisme diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah pasca galian batuan agar dapat digunakan untuk budidaya tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan organik dan mikroorganisme tanah terhadap perbaikan fisik tanah pasca galian batuan dan pertumbuhan cabai rawit. Penelitian dilaksanakan di Cibiru Bandung, Jawa Barat dengan titik ordinat  -6.92049471880716, 107.716127309820, dari bulan Juni sampai Oktober 2020, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial  dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu bahan organik: b0 : kontrol (tanpa pemberian bahan organik), b1: kompos Paitan 15 t ha-1, b2: kompos eceng gondok 15 t ha-1, b3: abu cangkang sawit 15 t ha-1. Faktor kedua : mikroba: mo: kontrol (tanpa pemberian mikroba), m1 : Inokulum campuran Fungi Mikoriza Asburkular (FMA) 10 g polibag-1, m2 :Inokulum campuran  BPF (Bakteri Pelarut Fosfat) 10 ml polibag-1, m3 : campuran FMA dan BPF. Hasil penelitian menunjukkan eceng gondok 15 t ha-1 yang diberikan bersamaan dengan FMA atau BPF menaikan kelembaban tanah. Aplikasi bahan organik dan mikroba menurunkan agregat stabil tahan air. Eceng gondok dan BPF masing-masing menurunkan suhu tanah. Aplikasi bahan organik dan mikroorganisme belum berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tanaman cabai rawit, namun berpengaruh terhadap fisik tanah  tanah pasca galian batuan.ABSTRACTOrganic matters and microorganisms are needed to improve the physical properties of the post-mine sand pits soil so that it can be used for plant cultivation. The purpose of this study was to know the influence of organic matters and soil microorganism application on post-mine sand pits soil improvement and chili pepper growth. This study was conducted in Cibiru Bandung (-6.92049471880716, 107.716127309820), from June to October 2020, using Block Randomized Factorial Design two factors and repeated three times. The first factor was organic matters: b0 : control, b1: compost Titonia 15 t ha-1, b2: compost Hyacinth 15 t ha-1, b3: palm shell ash 15 tha-1. The second factor: microbes: m0: control, m1: mix inoculum AMF  10 g polybag-1, m2 : mix inoculum PSB 10 ml polybag-1 , m3 : mixture of AMF and PSB. The results showed that hyacinth 15 t ha-1 given with FMA or PSB increased soil moisture. The application of organic matters and microbes decreased water stable aggregates. Hyacinth and PSB lower the temperature of the soil. The application of organic matters and microorganisms has not had an effect in increasing the growth of chili pepper plants but influences the physical properties of the post-mine sand pit  soil.
PERBAIKAN KIMIA TANAH PASCA GALIAN BATUAN DAN PERTUMBUHAN CABAI RAWIT DAN PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DAN MIKROORGANISME TANAH Nurmala Pangaribuan; Cecep Hidayat; Yati Setiati Rachmawati
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah pada lahan pasca galian batuan memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kimia tanah dan ekosistem di lahan bekas tambang penambangan pasir adalah melalui aplikasi bahan organik, mikroba tanah, dan menggunakan tanaman adaptif pada lahan bekas tambang, cabai rawit (Capsicum frutescens L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek bahan organik (BO: kompos Paitan dan kompos Eceng gondok, Abu Cangkang Sawit), dan mikroorganisme tanah (FMA dan BPF), terhadap kandungan C-organik, N-total, C/N tanah, pH tanah dan pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit, yang ditanam pada tanah bekas tambang pasir asal Sumedang, Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Cibiru Bandung, menggunakan naungan. RAK dua faktor, ulangan 3. Faktor pertama bahan organik, b0 : kontrol, b1 : kompos Paitan, b2 : kompos Eceng Gondok, b3 : abu cangkang sawit masing-masing 25 t ha-1. Faktor kedua: mikroba : m0 : kontrol, m1 : campuran inokulum FMA 15 g polibag-1, m2, campuran inokulum BPF 15 ml polibag-1 , m3 : campuran FMA dan BPF. Hasil penelitian, pemberikan ACS, kompos Paitan, Eceng gondok dan mikroorganisme meningkatkan kandungan C-organik, N-total, C/N tanah, pH, KTK, dan pertumbuhan vegetatif cabai rawit. Penanaman cabai rawit di tanah pasca galian batuan, dengan mengkombinasikan bahan organik, mikroba tanah, berpotensi untuk perbaikan sifat kimia tanah dan ekosistem di lahan pasca galian batuan.