Claim Missing Document
Check
Articles

Interpretasi Karbokation dalam Suspensi Asam Jawa (Tamarindus indica) dengan Efek pH dan Konduktivitas syauqi, ahmad; septiana, hani; Laili, saimul
BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 1, No 1 (2015): Kearifan Lokal dan Biologi pada Usaha Perbaikan Kualitas Habitat
Publisher : FMIPA - UNIVERSITY ISLAM OF MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.379 KB)

Abstract

Penelitian mempunyai  tujuan untuk mendapatkan interpretasi karbokation sebagai pereaksi dalam tepung biji asam jawa (Tamarindus indica) sebagai sumber material organik melalui karakteristik pH, konduktivitas dan kekeruhan dalam suspensi dengan air sumur. Metode penelitian Eksperimen dilakukan dengan rancangan acak kelompok, variabel bebas adalah lama pengadukan 0,5,10,15,20 dan 25 menit dan variabel terikat adalah konduktivitas, kekeruhan/turbiditas, dan pH. Rancangan mempunyai 4 ulangan dengan pengambilan sampel berbeda hari. Analisis statistik berdasar keragaman data (sidik ragam) terhadap pH, konduktivitas dan kekeruhan untuk menginterpretasikan karbokation dalam suspensi. Taraf kepercayaan menggunakan minimal 95% terhadap semua rerata faktor, koef. korelasi dan regresi. Hasil interpretasi karbokation didasarkan atas adanya reaksi karbokation dan anion ditunjukkan oleh kenaikan nilai pH dan penurunan konduktivitas dari semua variabel lama pengadukan. Kenaikan pH dan penurunan konduktivitas memberikan fenomena korelasi dengan koef. Korelasi -0,956. Hubungan regresi linier keduanya y=-26,23x+ 795 atau EC (µ.Cm-1) = -26,23pH + 795 yang sangat nyata dengan r2=0,915. Kekeruhan menunjukkan tidak berbeda nyata dari faktor yang diberikan dan mengindikasikan tidak ada sifat koloid. Interpretasi karbokation tertuju kepada senyawa organik yang mengandung gugus fungsional amina. 
Uji Kualitas Perairan dan Pengaruhnya terhadap Indeks Keanekaragaman Makrofauna di DAS Janjang Madura Haq, Nur Fazat Arinal; Laili, Saimul; Syauqi, Ahmad
BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 1, No 1 (2015): Kearifan Lokal dan Biologi pada Usaha Perbaikan Kualitas Habitat
Publisher : FMIPA - UNIVERSITY ISLAM OF MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.89 KB)

Abstract

Sungai Jangjang di Kec. Kwanyar Kab. Bangkalan Madura merupakan suatu sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kepentingan sehari-hari, Adanya beberapa aktivitas tersebut menyebabkan sungai pengalami penurunan kualitas perairan dan akan terjadi pencemaran perairan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas perairan berdasarkan parameter fisika dan kimia dan mengetahui pengaruh kualitas perairan terhadap indeks keanekaragaman makrofauna di DAS Jangjang Kec. Kwanyar Kab. Bangkalan Madura. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif, Uji kualitas perairan sungai menggunakan parameter fisika dan kimia yang mengacu pada Baku Mutu Kelas Air PP No. 82 Tahun 2001 dan PerGub Jawa Timur No. 32 Tahun 2013.Untuk mengetahui indeks keanekaragaman makrofauna dengan menggunakan rumus Shannon Whinner. Analisa pengaruh kualitas air dengan makrofauna menggunakan analisa korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas perairan pada parameter fisika dan kimia berdasarkan Baku Mutu Kelas Air masih berada dibawah nilai baku mutu air dan relatif baik untuk keberadaan keanekaraaman makrofauna..Keanekaragaman makrofauna yang ditemukan di Sungai Jangjang ada tiga jenis yaitu ikan famili Bagridae dan famili Mugilidae dan jenis kepiting famili Portunidae. Indeks keanekaragaman menunjukkan adanya perbedaan signifikan disebabkan oleh kualitas berbeda-beda berdasarkan parameter fisika dan kimia tersebut. Kata Kunci: Sungai Jangjang, Kualitas Air, Keanekaragaman Makrofauna.
Lama Waktu Pengadukan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) terhadap Parameter Lingkungan Air Sumur Septiana, Hani; Syauqi, Ahmad; Laili, Saimul
BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 1, No 1 (2015): Kearifan Lokal dan Biologi pada Usaha Perbaikan Kualitas Habitat
Publisher : FMIPA - UNIVERSITY ISLAM OF MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.065 KB)

Abstract

Pengadukan (mixing) adalah mencampurkan zat sehingga homogen. Metode yang digunakan pada pengolahan air yaitu metode koagulasi memperhatikan proses pengadukan sebagai faktor dalam koagulasi, proses pengadukan berpengaruh terhadap ditibilitas koloid dan partikel air. Masyarakat RT 10 RW 01 menggunakan sumur gali sebagai sumber air. Namun air sumur yang digunakan meninggalkan noda berwarna kuning pada wadah yang digunakan, sehingga perlu pengolahan air dengan metode koagulan menggunakan biji asam jawa (Tamarindus indica L.) sebagai pengganti koagulan sintetis. Penelitian bertujuan, mempelajari pengaruh lama waktu pengadukan dan waktu efektif pengadukan. Parameter penelitian, konduktivitas TDS, TSS, serapan warna dan Coliform. Lama waktu pengadukan 0, 5, 10, 15,20 dan 25 menit, konsentrasi 0,009%, diendapkan selama 60 menit. Metode penelitian yaitu ekseperimen dengan analisis data uji ANOVA 95% dan uji lanjut BNT 0,05%. Hasil penelitian menunjukan pengaruh pada nilai koduktivitas, TDS, meningkatkan nilai serapan warna, tidak pengaruh pada nilai TSS dan Coliform. Lama waktu pengadukan biokoagulan efektif adalah 5 menit, mampu memperbaiki nilai Konduktivitas dan TDS. Kata kunci: Lama waktu Pengadukan, Biji asam jawa (Tamarindus indica L.), Air sumur
UJI KUALITAS AIR SUMUR KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Saroh, Istipsaroh; Laili, Saimul; Zayadi, Hasan
BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 2, No 1 (2016): Sumberdaya Lingkungan
Publisher : FMIPA - UNIVERSITY ISLAM OF MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.363 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know the value of well water quality with quality testing in terms of physics, chemistry and biology, as well as compare the test results with the drinking water quality of No. 492/MENKES/PER/1V/2010. The method used in this study is a Qualitative Descriptive method for the parameters: temperature, TDS, TSS, salinity, pH, DO, CO2 and Coli form bacteria, whereas Quantitative Descriptive for parameters: color, odor, and taste. The result parameter of the physics, chemistry and biology showed the quality of well water is still feasible because of the low level of pollution. TDS results mostly dissolved ionic material, high TSS value because of waste organic or non-organic and high levels of mud due to annihilation. The temperature of the well water is still at maximum temperature range (24.3-27.3 ° c) belongs to the normal water temperature. Values of  dissolve oxygen (DO) shows all the samples are in the normal range of good raw water quality.  Result of CO2  53,3-42.3 mg/L, well water pH range 6.5 to 8.5 which means normal. The salinity of the water wells are at standard quality raw fresh water. Biological parameters a total of coli from are high of 7. Potential components can contaminate well water is liquid waste penetrate of organic and inorganic fertilizer, domestic waste, and the distance of making the well with septic tank but are still at normal thresholds according to the quality of drinking water No. 492/MENKES/PER/IV/2010.Tujuan penelitian adalah mengetahui nilai kualitas air sumur ditinjau dari uji kualitas fisika, kimia dan biologi serta membandingkan hasil uji dengan kualitas air minum No.492/MENKES/PER/1V/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitatif yang digunakan untuk parameter: Suhu, TDS, TSS, Salinitas, pH, DO, CO2 dan bakteri Coliform, sedangkan Deskriptif Kuantitatif untuk parameter: Warna, Bau, dan Rasa. Hasil parameter fisika, kimia dan biologi menunjukan kualitas air sumur masih layak karena tingkat pencemaran yang rendah. Hasil TDS sebagian besar material terlarut yang tinggi ion, Nilai TSS yang tinggi disebabkan karena limbah organik maupun non-organik dan tingkat lumpur yang tinggi akibat pengikisan. Suhu air sumur masih berada pada kisaran suhu maksimum (24,3-27,3 oC) tergolong suhu air normal. Nilai DO menunjukkan semua sampel berada pada kisaran normal baku mutu air yang baik, hasil CO2 53,3-42,3 mg/L, pH air sumur berkisar 6,5-8,5 yang berarti normal. Salinitas air sumur berada pada standar baku mutu air tawar. Hasil parameter biologi dengan total Coliforom tertinggi 7. Komponen berpotensi mencemari air sumur adalah limbah cair resapan pupuk organik dan anorganik, limbah domestik, dan jarak pembuatan sumur dengan saptitenk, tetapi masih berada pada ambang batas normal menurut kualitas air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010.  
DIVERSITAS DAN POLA DISTRIBUSI BIVALVIA DI ZONA INTERTIDAL DAERAH PESISIR KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK Zarkasyi, Mohammad Mualif; Zayadi, Hasan; Laili, Saimul
BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) Vol 2, No 1 (2016): Sumberdaya Lingkungan
Publisher : FMIPA - UNIVERSITY ISLAM OF MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.941 KB)

Abstract

This study aims to determine the distribution and diversity patterns bivalves in the intertidal zone and the influence of various parameters of salinity, pH, water and soil, temperature, brightness, depth, strong currents, CO2, DO, TDS and TSS toward diversity and distribution patterns bivalves. Study use quantitative descriptive method. Sampling use systematic random sampling method by means of explorative using observation stations. Analysis of the data used is the analysis of the data by the value of density, species diversity index, uniformity index, dominance index, principal component analysis (PCA), the analysis of CA (correspondence Analysis), and the distribution pattern types. The research found as many as nine species of bivalves from 4 Order dominated Meretrix meretrix yellow at station 1 with value H = 1.104, D = 0.382, E = 0.380, Meretrix meretrix yellow at station 2; H = 1.510, D = 0.263, E = 0.261, and Perna viridis at station 3; H = 0.779, D = 0.544, E = 0.535. Morisita dispersion analysis results showed bivalvesdistribution patterns tend to cluster with low diversity, but showed uniformity with the medium category. The content of CO2, depth, brightness, water temperature, and salinity is a major factor that greatly affects the pattern of distribution and density of bivalves in the intertidal zone of coastal area districts Edge Pangkah Gresik. Penelitian ini bertujuan mengetahui diversitas dan pola distribusi Bivalvia di zona intertidal dan pengaruh salinitas, pH air & tanah, Suhu, kecerahan, kedalaman, kuat arus, CO2, DO, TDS, dan TSS terhadap diversitas  dan pola distribusi bivalvia. Penelitian menggunakan metode Deskriptif kuantitatif dengan melakukan observasi, identifikasi, dan dokumentasi. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik dengan cara Ekploratif menggunakan stasiun pengamatan. Analisis data yang digunakan adalah analisis data menurut nilai kepadatan, indeks keanekaragaman jenis, indeks keseragaman, indeks dominansi, analisis komponen utama (PCA), analisis CA (Correspondence Analysis), dan pola sebaran jenis. Ditemukan sebanyak 9 spesies Bivalvia dari 4 Ordo yang didominasi Meretrix meretrix yellow pada stasiun 1 dengan nilai H=1,104, D=0,382, E=0,380, Meretrix meretrix yellow pada stasiun 2;  H=1,510, D=0,263, E=0,261, dan Perna viridis pada stasiun 3;  H=0,779, D=0,544, E=0,535. Hasil analisis dispersi morisita menunjukkan Pola sebaran Bivalvia cenderung mengelompok dengan keanekaragaman yang rendah, namun menunjukkan keseragaman dengan kategori sedang. Kandungan CO₂, kuat arus, TSS, suhu, dan salinitas merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi pola distribusi dan kepadatan Bivalvia di zona intertidal kawasan pesisir kecamatan Ujung pangkah Kabupaten Gresik.
Pengukuran Rasio C/N pada Campuran Daun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Feses Sapi (Bos taurus L.) dalam Fermentasi Biogas Immega Adelia Nurdin; Ahmad Syauqi; Saimul Laili
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i1.6918

Abstract

The palm Leaf (Elaeis guineensis Jacq)and cow manure (Bos taurus L.) are waste that can be synergized as a basic ingredient in biogas production. Agricultural waste is generally rich in component C, but less N. Instead of livestock waste is generally rich in N but lack of C. This study aims to determine the content of C / N ratio feces of cow and palm leaves from each treatment has a value ≤ 30 as well as to determine the ratio between the feces of cow and palm leaves that produce the biggest difference of value between C/N ratio before and after fermentation in the process of biogas fermentation. The research method are used completely randomized design with 6 treatments based variation ratio from the number of cow feces and  palm  leaves were calculated  based on the ratio of  C/N range between 25-30, control (10: 0), PI (10: 9.03), PII (10: 12.19), PIII ( 10: 17.5), PIV (10: 23.8) and PV (10: 28.6). The main parameters measured were C/N ratio with a Spectrophotometer Technique. Supporting parameters are the measurement of pH and dry weight. The result of this study found the optimal C/N ratio at PIII is equal to 28.65. PIII has the largest difference between C/N ratio beginning and at the end of the fermentation process of biogas that is equal to 240.89.The result of T-Test show the significant difference between C/N ratio before fermentation and after fermentation. From these results it is known that a process of decomposition of organic matter carried by anaerobic bacteria and potential as a biogas formation.Keywords: biogas, anaerobic fermentation and C / N ratioABSTRAKDaun pelepah sawit dan feses sapi merupakan limbah yang dapat disinergiskan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Limbah pertanian  kaya akan komponen C, tetapi kekurangan N sebaliknya, limbah peternakan  kaya komponen N dan kekurangan C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengukuran rasio C/N pada feses sapi dan daun kelapa sawit dari setiap perlakuan yang memiliki nilai ≤ 30 serta untuk mengetahui perbandingan antara feses sapi dan daun kelapa sawit yang menghasilkan selisih terbesar antara rasio C/N awal dan akhir setelah fermentasi anaerob. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan berdasarkan variasi perbandingan jumlah feses sapi dan  daun kelapa sawit  yaitu kontrol (10:0), PI (10: 9,03), PII (10: 12,19), PIII (10: 17,5), PIV (10:23,8) dan PV (10:28,6). Parameter utama dalam penelitian ini adalah  rasio C/N dengan teknik Spektrofotometer. Parameter pendukung adalah pengukuran pH dan berat kering. Hasil dari penelitian ini didapatkan rasio C/N optimal pada  PIII yaitu sebesar 28,65. Selain itu, PIII memiliki jumlah selisih  terbesar antara rasio C/N awal dan akhir proses fermentasi biogas yaitu sebesar 240,89. Perbedaan yang signifikan ditunjukkan dari hasil uji T-Test antara rasio C/N sebelum dan sesudah fermentasi. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terjadi proses dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri anaerob dan adanya potensi pembentukan biogas. Kata kunci: Biogas, fermentasi anaerob dan rasio C/N
Pengaruh Pemberian Ampas Hasil Fermentasi Buah Maja (Aegle marmelos) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) Diyah Ayu Trisna Mulyani; Saimul Laili; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9987

Abstract

Maja is a plant belonging to the Rutaceae family which originates from the tropics. Green spinach (Amaranthus sp.) belongs to the Amaranthaceae family. Spinach is one of the vegetables consumed by people. The purpose of this study was to determine the effect of giving dreg from fermented maja fruit (Aegle marmelos) on the growth of spinach (Amaranthus sp. L) and the dose of dreg from fermented maja fruit (Aegle marmelos) which has the most influence on the growth of pulled spinach (Amaranthus sp. L). By using this research methodology using experimental Completely Randomized Design (CRD). There were 5 treatment combinations with 4 replications so that there were 20 experimental samples, with a treatment combination of 15gr, 30gr, 45gr and 60g. With research procedures the process of sampling maja fruit, seeding, planting, harvesting. Data analysis with analysis of variance (ANOVA), there is a real difference followed by LSD test 5%. For plant height, the average yield was 38.59 cm, the number of leaves was 14.5, root length 33.5 cm, wet weight 19.5 grams, and dry weight 9.35 grams. Provision of fermented dreg has a significant effect on the growth of spinach at a dose of 60 grams / plant. Keywords: Spinach, Maja Fruit Fermentation, Spinach Plant Growth ABSTRAKMaja adalah tanaman yang tergolong dalam family Rutaceae yang berasal dari daerah tropis. Tanaman bayam hijau (Amaranthus sp.) termasuk family Amaranthaceae. Bayam adalah salah satu sayuran yang dikonsumsi masyarakatTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas hasil fermentasi buah maja (Aegle marmelos) terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus sp. L) dan dosis ampas hasil fermentasi buah maja (Aegle marmelos) yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus sp. L). Dengan menggunakan metode penelitian ini menggunakan eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 5 kombinasi perlakuan 4 ulangan sehingga terdapat 20 sampel percobaan, dengan kombinasi perlakuan 15gr, 30gr, 45gr dan 60 gr. Dengan prosedur penelitian proses pengambilan sampel buah maja, penyemaian benih, penanaman, panen. Analisis data dengan Analisis of Varian (ANOVA), jika ada perbedaan nyata dilanjut dengan uji BNT 5%. Untuk tinggi tanaman mendapatkan hasil rata-rata 38,59 cm, jumlah daun 14,5 helai, panjang akar 33,5 cm, berat basah 19,5 gram, dan berat kering 9,35gram. Pemberian ampas hasil fermetasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap  pertumbuhan tanaman bayam dengan dosis 60 gram/ tanaman. Kata kunci : Bayam, Fermentasi Buah Maja, Pertumbuhan Tanaman Bayam
Uji Efektivitas Residu Tembakau Sebagai Bioinsektisida Hama Plutella Xylostella pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Rina Alfi Hafiana; Saimul Laili; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.8895

Abstract

The mustard plant (Brassica juncea L) has been widely cultivated by local communities. The problem that occurs in mustard cultivation farmers is the attack of plant pests which can reduce the quality and quantity of mustard plants. The abundant amount of cigarette butts waste has the potential to be used as a source of insecticides. The nicotine in cigarette butts is acknowledge to be a potential nerve poison and is used as a raw material for various types of insecticides and the essential oil content in clove also contains eugenol which is a component that can be used as an inhibitor of bacterial and fungal proliferation and plays an effective role in controlling pests, can cause skin irritation, and other problems that will become contact poison for insect pests. One of the leaf destroying leaf plants is Plutella xylostella. This study aims to distinguish the effect of kretek cigarette butts and determine the effective concentration on pest mortality. This research was carried out at Biology Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Islamic University of Malang. The research method used an Randomized Block Design (RBD) experimental with 5 treatments and 4 replications. ANOVA test results show there are significant differences and the pest mortality tend to increase  after being treated. The most effective results are 25% solution concentrations with 6.75% mortality.  Keywords: Bioinsecticide, Cretek Cigarette Waste, Plutella xylostella Pest ABSTRAKTanaman sawi (Brassica juncea L) telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Permasalahan yang terjadi pada petani budidaya sawi adalah serangan hama tanaman yang dapat menurunkan kualitas  dan kuantitas tanaman sawi. Limbah puntung rokok jumlahnya yang sangat melimpah berpotensi untuk dimanfatkan sebagai sumber insektisida. Nikotin yang ada di puntung rokok diyakini dapat menjadi racun syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida serta kandungan minyak atsiri pada cengkeh juga mengandung eugenol yang merupakan komponen yang dapat digunakan sebagai penghambat perkembangbiakan bakteri dan jamur serta berperan efektif dalam mengendalikan hama, dapat menimbulkan iritasi kulit dan masalah masalah lain yang akan menjadi racun kontak untuk serangga hama. Salah satu hama tanaman sawi perusak daun yaitu Plutella xylostella. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan pengaruh limbah puntung rokok kretek dan mengetahui konsentrasi efektif terhadap mortalitas. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang. Metode penelitian menggunakan eksperimental Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan serta cenderung mengalami peningkatan mortalitas hama setelah diberi perlakuan. Hasil yang paling efektif yaitu dengan konsentrasi larutan 25% dengan mortalitas 6,75%.  Kata kunci : Bioinsektisida, Limbah Puntung Rokok Kretek, Hama Plutella xylostella
Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Kelor (Moringa olifera) Ainur Rofiq; Saimul Laili; Tintrim Rahayu
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i2.2193

Abstract

Moringa plants are one of the not only a source of food, medicine, and animal feed, they can also be an alternative energy source of fuel (biodiesel) that is environmentally friendly because the seeds contain relatively high oil. Plants are easy to grow on critical land or dry land. Moringa plants are a viable choice to be developed as a food source and; also energy. Moringa (Moringa oleifera) is a native species from the Middle East including India, Pakistan, Bangladesh, and also Indonesia, but in the real conditions, the rural environment moringa plants are less noticed and have not been cultivated. In general, the moringa is bred by cuttings but this method will inhibit the plant because the root fibers are only in cuttings and grafting. The aim of the study was to determine the effective concentration of Moringa seeds in germination. Experimental methods were used with five treatments, namely control, 25, 50, 75, and 100% and four replications. The number of research units is 20 plots / media using coconut water. The measured parameters were the number of germination, length, number of roots, root length, the number of leaves of sprouts. The treatment of 25% (P1) gave consistently optimal growth compared to the others. On the twelfth day the optimal sprout is at a concentration of 25%. Keywords: Moringa, germination, coconut waterABSTRAK Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman tidak hanya sebagai sumber pangan, pengobatan, dan makanan ternak, tanaman ini juga dapat sebagai sumber energi alternatif bahan bakar (biodiesel) yang ramah lingkungan karena di dalam bijinya mengandung minyak relatif tinggi. Tanaman mudah tumbuh di lahan kritis atau lahan kering. Tanaman kelor menjadi pilihan yang layak untuk dikembangkan sebagai sumber pangan dan ; juga energi. Kelor (Moringa oleifera)  adalah spesies asli dari Timur Tengah termasuk India, Pakistan, Bangladesh, dan juga Indonesia, tetapi pada kondisi real, di pedesaan tanaman kelor kurang diperhatikan dan belum dibudidayakan. Secara umum tanama kelor dikembangbiakan dengan setek atau cangkok dan cara ini akan menghambat tanama karena akar serabut hanya ada di setek dan cangkok. Tujuan penelitian adalah untuk menetahui konsentrasi yang efektif terhadap biji kelor dalam perkecambahan.  Digunakan metode esperimen  dengan lima perlakuan yaitu kontrol, 25, 50, 75, dan 100% dan empat ulangan. Jumlah unit penelitian ada 20 plot/media dengan  menggunakan air kelapa. Parameter yang diukur yaitu jumlah perkecambahan, panjang, jumlah akar, panjang akar, jumlah daun kecambah secara konsisten pada perlakuan 25% (P1) memberikan pertumbuhan yang optimal dibanding lainnya. Pada hari ke duabelas perkecambahan optimal adalah pada konsentrasi 25%.  Kata kunci: kelor, perkecambahan, air kelapa 
Evaluasi Kualitas Air Perairan Tambak Air Payau Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei), Ikan Bandeng (Chanos chanos) dan Ikan Kerapu (Ephinephelus sp.) di Desa Campurejo Kabupaten Gresik irma syahlizawati; Saimul Laili; Hamdani Dwi Prasetyo
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i2.11870

Abstract

Activities in pond management cause many problems, such as pests and diseases that cause pre-harvest death. This study aims to evaluate water quality based on physicochemical parameters and biological index in vannamei shrimp, milkfish and grouper ponds. This research was conducted in Campurejo Village, Gresik in February-March 2021 using a purposive sampling method from 3 stations, namely station 1 for shrimp ponds, station 2 for milkfish ponds and station 3 for grouper ponds with 3 points, namely inlet, outlet and center. The data obtained were analyzed by ANOVA test to analyze or compare data from more than two independent groups and continued with the Tukey test to determine which treatment groups had the same or different effects on each other, then the Parcipal Component Analysis test and cluster test to determine the clustering based on the level of similarity of plankton species using Paleonthological Statistics Version 4.05 software. Measurement of physico-chemical parameters of water quality based on SNI 8037.1:2014 except for brightness parameters at station 1, Dissolved Solids and Salinity at all three stations. Observation and identification of plankton at station 1 found 7 classes with a total of 16 genera, at station 2 found 8 classes with a total of 16 genera and at station 3 found 8 classes with a total of 14 genera. The diversity index ranges from 2.1-2.6 ind/L which is categorized as medium species diversity. The most common genera were Pandornia, Coelastrum and Synechocystis. The Trophic Diatom Index at all stations was categorized as eutrophic.Keywords: Physics-Chemistry, Diversity Index, Water Quality, PlanktonABSTRAKAktivitas dalam pengelolaan tambak saat ini banyak menimbulkan permasalahan, seperti serangan hama dan penyakit yang menyebabkan kematian pra panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas perairan berdasarkan parameter fisika kimia dan indeks biologi ditambak udang vannamei, ikan bandeng dan ikan kerapu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Campurejo Kabupaten Gresik pada bulan Februari-Maret 2021 menggunakan metode purposive sampling dari 3 stasiun yaitu stasiun 1 tambak udang, stasiun 2 tambak bandeng dan stasiun 3 tambak kerapu dengan 3 titik yaitu inlet, outlet dan tengah. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA untuk menganalisis atau membandingkan data lebih dari dua kelompok independent dan dilanjut uji tukey untuk mengetahui kelompok perlakuan yang memiliki pengaruh sama atau berbeda antara satu dengan yang lain, selanjutnya uji Parcipal Component Analysis dan uji cluster untuk mengetahui klasterisasi berdasarkan tingkat kesamaan jenis plankton dengan menggunakan software Paleonthological Statistic Versi 4.05. Pengukuran parameter fisika-kimia kualitas perairan berdasarkan SNI 8037.1:2014 kecuali parameter kecerahan pada stasiun 1, Padatan Terlarut dan Salinitas pada ketiga stasiun. Pengamatan dan identifikasi plankton pada stasiun 1 ditemukan 7 kelas dengan total 16 genus, pada stasiun 2 ditemukan 8 kelas dengan total 16 genus dan pada stasiun 3 ditemukan 8 kelas dengan total 14 genus. Indeks keanekaragaman berkisar antara 2.1-2.6 ind/L yang dikategorikan sebagai keanekaragaman jenis sedang. Genus yang paling banyak ditemukan yaitu genus Pandornia, Coelastrum dan Synechocystis.  Trophic Diatom Index pada semua stasiun dikategorikan eutrofik.Kata kunci : Fisika-Kimia, Indeks Keanekaragaman, Kualitas Air, Plankton
Co-Authors Abd Chalim Asnawi Adi Suryo Purnomo Afif Hilmi Afrian syarif Hidayat Ahmad Syauqi ahmad syauqi Ahmad Syauqi Ahmad Syauqi Ahmad Syauqi Ahmad Syauqi ahmad syauqi, ahmad Ainul Yaqin Ainur Rofiq Aisyah Aisyah Amalia Kamelia Badat Muwakhid Budi Santoso Diyah Ayu Trisna Mulyani elok muwafiqoh Erin Novita Agustina Faizatus sholihah Fatihatul Melinda Fatur rohman Rohman Fitriyah Ningsih Ghufron Najib Hamdani Dwi Prasetyo hani septiana hani septiana, hani Hari Santoso Hari Santoso hari santoso Hasan Zayadi Hurriatun Nisa Ilvi Iftitahur Rahmah Immega Adelia Nurdin irma syahlizawati Istipsaroh Saroh Istipsaroh Saroh, Istipsaroh Jamhari Jamhari lailatul istiqomah Lailatul Mufairoh Linda Purwanti Luluk Atul Ainiyah Mahmudi Mahmudi Melinda, Fatihatul Moch. Chasan Basri Mohammad Faiz Fahriyan Mohammad Mualif Zarkasyi Mohammad Mualif Zarkasyi, Mohammad Mualif Muhammad Haris Al Fattah mujalifah mujalifah Nour Athiroh Abdoes Sjakoer Novi Komariah Novia Nurul Aini Nunuk Setia Indriyana Nur Aini Nur Fazat Arinal Haq Nur Fazat Arinal Haq, Nur Fazat Arinal Nurul Bahriyah Nurul Fitriyah Ika Putri Nurul Jadid Mubarokati Nurul Latifah Nurus Sa'adah Octavia Shahilla Aniansyah Ramly Abdullah Subianto Ratna Djuniwati L Ratna Djuniwati Lesminingsih Ratna Djuniwati Lisminingsih Rina Alfi Hafiana Rizal Ruliyas Arfian Sama’ Iradat Tito Silvia Eka Safitri Silvia Fitrotul Azizah Sirojuddin M. Rochmat Siti Fatonah Siti Rahmawati Wahyuningsih Subhan Maulidi K.B.F Suci Nurul Hidayati Tintrim Rahayu, Tintrim Wahyu Eko Pranoto Yaqutun Nafisah Zuhria binti Suhnin Zumrotul Muaffah