Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

UPAYA PENGEMBANGAN SAPI POTONG MENGGUNAKAN PAKAN BASAL JERAMI PADI DI DESA WONOKERTO, DUKUN, GRESIK Ali, Usman; Muwakhid, Badat
Jurnal Dedikasi Vol 14 (2017): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.515 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v14i0.4303

Abstract

UPAYA PENGEMBANGAN SAPI POTONGMENGGUNAKAN PAKAN BASAL JERAMI PADI DI DESA WONOKERTO, DUKUN, GRESIKUsman Ali1 & Badat Muwakhid21,2Fakultas Peternakan, Universitas Islam MalangEmail : usmanchalim@gmail.comABSTRAKProgram pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak sapi potong dalam berbagai aspek produksi dan manajemen penggemukan secara intensif mengacu pada panca usaha peternakan yaitu penggunaan bakalan dan indukan sapi potong unggul, strategi pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, perkandangan dan manajemen pemeliharaan baik, sistem perkembangbiakan melalui program up grading melalui Inseminasi Buatan (IB), sistem pencegahan dan pengobatan penyakit dengan benar serta sistem pemasaran produksi yang menguntungkan. Target khusus yang ingin dicapai dalam program ini yaitu peternak sapi potong dapat memanfaatkan limbah jerami padi difermentasi dahulu untuk meningkatkan kualitas sebagai pakan basal, sekaligus menjaga lingkungan yang asri dengan melakukan reboisasi dan penanaman sistem tiga strata pada lahan pertanian dan pemupukan pupuk organik kompos kotoran sapi. Metode penyuluhan, demoplot fermentasi pakan, pembinaan dan pendampingan kerja. Program pengabdian ini direspon positif oleh peternak sapi potong dan senantiasa proaktif dalam semua kegiatan penyuluhan, pembinaan, demo plot dan pendampingan usaha. Peternak mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan memperbaiki manajemen produksi peternakan dalam penggemukan sapi potong secara intensif menggunakan bahan pakan limbah jerami padi difermentasi dahulu agar lebih berkualitas, bergizi dan palatabel untuk meningkatkan pertumbuhan yang berdampak pada pendapatan dan keuntungan peternak. Luaran program ini adalah metode fermentasi jerami padi sebagai pakan basal dan pakan suplemen Urea Molasses Blok Plus (UMBP) bergizi palatable serta artikel jurnal. Hasil analisis disimpulkan peternakan sapi potong milik mitra sudah baik telah berlangsung 4-6 tahun.Kata kunci: Penggemukan, Sapi Potong, Panca Usaha Peternakan.
UPAYA PENGEMBANGAN SAPI POTONG MENGGUNAKAN PAKAN BASAL JERAMI PADI DI DESA WONOKERTO, DUKUN, GRESIK Usman Ali; Badat Muwakhid
Jurnal Dedikasi Vol. 14 (2017): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v14i0.4303

Abstract

UPAYA PENGEMBANGAN SAPI POTONGMENGGUNAKAN PAKAN BASAL JERAMI PADI DI DESA WONOKERTO, DUKUN, GRESIKUsman Ali1 & Badat Muwakhid21,2Fakultas Peternakan, Universitas Islam MalangEmail : usmanchalim@gmail.comABSTRAKProgram pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak sapi potong dalam berbagai aspek produksi dan manajemen penggemukan secara intensif mengacu pada panca usaha peternakan yaitu penggunaan bakalan dan indukan sapi potong unggul, strategi pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, perkandangan dan manajemen pemeliharaan baik, sistem perkembangbiakan melalui program up grading melalui Inseminasi Buatan (IB), sistem pencegahan dan pengobatan penyakit dengan benar serta sistem pemasaran produksi yang menguntungkan. Target khusus yang ingin dicapai dalam program ini yaitu peternak sapi potong dapat memanfaatkan limbah jerami padi difermentasi dahulu untuk meningkatkan kualitas sebagai pakan basal, sekaligus menjaga lingkungan yang asri dengan melakukan reboisasi dan penanaman sistem tiga strata pada lahan pertanian dan pemupukan pupuk organik kompos kotoran sapi. Metode penyuluhan, demoplot fermentasi pakan, pembinaan dan pendampingan kerja. Program pengabdian ini direspon positif oleh peternak sapi potong dan senantiasa proaktif dalam semua kegiatan penyuluhan, pembinaan, demo plot dan pendampingan usaha. Peternak mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan memperbaiki manajemen produksi peternakan dalam penggemukan sapi potong secara intensif menggunakan bahan pakan limbah jerami padi difermentasi dahulu agar lebih berkualitas, bergizi dan palatabel untuk meningkatkan pertumbuhan yang berdampak pada pendapatan dan keuntungan peternak. Luaran program ini adalah metode fermentasi jerami padi sebagai pakan basal dan pakan suplemen Urea Molasses Blok Plus (UMBP) bergizi palatable serta artikel jurnal. Hasil analisis disimpulkan peternakan sapi potong milik mitra sudah baik telah berlangsung 4-6 tahun.Kata kunci: Penggemukan, Sapi Potong, Panca Usaha Peternakan.
Pengaruh Pupuk Daun “Organik” terhadap Komposisi Kimiawi dan Kecernaan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum CV. Hawaii) Badat Muwakhid; Usman Ali
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 3 (2020): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.455 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i3.10362

Abstract

ABSTRAK Pupuk cair yang memanfaatkan bahan organik seperti urin yang difermentasi dan zat pengatur tumbuh dapat memberikan tambahan unsur hara yang diperlukan rumput untuk tumbuh. Upaya perbaikan kualitas rumput gajah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk daun “organik”, dengan memperhatikan dosis pemberiannya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dosis pemberian pupuk daun “organik” yang tepat untuk mendapatkan kualitas hijauan yang maksimal. Materi penelitian ini meliputi pupuk daun “organik” dan bibit rumput gajah dalam keadaan pols, dengan rata-rata panjang perpols adalah 10 cm. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (kontrol), P1 (5% pupuk daun “organik”), P2 (10% pupuk daun “organik”) dan P3 (15% pupuk daun “organik”). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk daun “organik” yang berbeda memperikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), selulosa, hemiselulosa, lignin, kecernaan in vitro bahan kering dan kecernaan in vitro bahan organik rumput gajah. Berdasarkan penelitian ini pemberian dosis 15% pupuk daun “organik” menunjukkan hasil yang paling baik.Kata kunci: komposisi kimiawi. pupuk daun organik, rumput gajah, , kecernaanABSTRACTLiquid fertilizers using organic ingredients such as bio urine can provide additional nutrients to optimize the grow of grass. Efforts to improve the quality of elephant grass can be done by providing this organic fertilizer by calculating the dosage given. The purpose of this study was to determine the appropriate dosage of “organic” leaf fertilizers to obtain maximum forage quality. The research material used were “organic” leaf fertilizers and elephant grass seedlings in a state of pols, with an average length of each pols is 10 cm. The research method is experiment using a completely randomized design (CRD) which consisted of 4 treatments and 5 repetitions. The treatments given in this study were P0 (control), P1 (5% “organic” leaf fertilizers), P2 (10% “organic” leaf fertilizers) and P3 (15% “organic” leaf fertilizers). The results of this study indicate that the implementation of different dosages of “organic” leaf fertilizers had significant effect (P <0.01) on the content of Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), cellulose, hemicellulose, lignin, dry matter digestibility (in vitro) and organic matter digestibility (in vitro) of elephant grass. Based on this study, 15% dose of “organic” leaf fertilizers showed the best results.Keywords: chemical compounds, digestibility, elephant grass, organic leaf fertilizers
PEMANFAATAN URIN SAPI PERAH SEBAGAI PUPUK DAUN PADA RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) BADAT M.; U. ALI; J. SUBAGYO
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 24 No 3 (2021): Vol. 24 No. 3 (2021)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2021.v24.i03.p03

Abstract

The study aimed at knowing the effects of urine fertilizing and effects interaction between urine concentration and fertilizing frequency to production and quality of elephant grass. The experiment used completely random design (RAL) with factorial pattern (3 x 3), first factor was urine concentration in water, 5%, 7.5%, 10% and second factor was fertilizing frequency 1 times, 2 times and 3 times during cutting interval. Observation undertaken to fresh production and dry matter (DM), content of DM, Organic Matter (OM), Crude Protein (CP) and Crude Fiber (CF). Result of the study could be concluded that exploitation of urine as leaf fertilizer could increase production and quality of elephant grass. Interaction between Urine concentration and frequency fertilizing was significantly affected to fresh production and BK. Away from this affected to enhance content of OM, CP and decreased content of CF, but it was not significantly affected to content of DM of elephant grass. The highest fresh production of 19.33 kg/m2 and the highest DM production 2.58 kg/m2 both obtained at treatment K3F3. Content of OM, highest CP and content of lowest CF by effects of enhancement of urine concentration were 83.96%, 10.14% and 35.00%. While effects of fertilizing frequency were 83.84%, 9.26% and 35.70%.
KOMPOSISI KIMIAWI DAN KECERNAAN INVITRO SILASE HIJAUAN GEMBILINA (Gmelina arborea) MENGGUNAKAN INOKULUM Lactobacillus collinoides DAN Lactobacillus delbrueckii Badat Muwakhid; Osfar Sjofjan; - Aulani’Am
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2013.v03.i01.p10

Abstract

The purpose of this research is to know an effect of the lactate acid bacteria inoculants of toward Gmelina arborea forage as feeding material.The significance of this research is hopefully as direction and information about using Gmelina arborea forage effectively and efficiently. The research was experimental method by completely randomized design. In the type of inoculants treatment is Lactobacillus collinoides, Lactobacillus delbrueckii, the mixture (compounding between Lactobacillus collinoides, Lactobacillus delbrueckii 1:1), and giving treatment to the incubation length for about 2, 3, 5, 10, 15 and 21 days in the nested of bacterial types factorial. Each treatment is repeated for 3 times. The result showed that lactic acid bacteria inoculant affects affected to the content of NDF, ADF, cellulose, and affected in invitro dry matter digestibility (IVDMD) and invitro organic matter digestibility (IVOMD) of Gmelina arborea forage as well. The Lactobacillus delbrueckii inoculant is the most effective to defend the lost of NDF, ADF and cellulose, and to defend the decrease of IVDMD and IVOMD during ensilages. The bacterial inoculums Lactobacillus delbrueckii is able to accelerate quality reduction stagnation of NDF, ADF and cellulose, and IVDMD and IVOMD for five days, while others for ten days. It is suggested to obtain good forage ensiling in Gmelina arborea forage, it is better to use Lactobacillus delbrueckii inoculant.
The Viability of Lactobacillus plantarum From Intestines of Laying Ducks Encapsulated With Arabic Gum and Skimmed Milk Badat Muwakhid; Anik Maunatin; Anif Mukaromah Wati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak (JITEK) Vol. 16 No. 3 (2021)
Publisher : Faculty of Animal Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jitek.2021.016.03.6

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effect of the types of encapsulation materials, that is skimmed milk and Arabic gum on two probiotics Lactic Acid Bacteria (LAB), including L. plantarum DJ2 and L. plantarum DJ3. The methods of this study were separated into two stages that is probiotic resistance testing during the spray drying process and the viability of LAB after spray drying during storage of probiotic powder for one month at 4oC. Changes in the viability of LAB probiotics before and after the drying process using spray drying were determined by the total plate count. The viability of lactic acid bacteria (LAB) was observed every week for one month of storage at 4oC. The results showed that different encapsulation materials had significant different (P ≤ 0.05) on changes in resistance of probiotics powder during spray drying process. The use of Arabic gum could increase the resistance of probiotics during the spray drying process, meanwhile, the use of skimmed milk was better to be able to maintain the viability of dry probiotic powder both on L.plantarum DJ2 and L.plantarum DJ3 during storage. After four weeks of storage, there was mold and yeast in the skimmed milk and Arabic gum materials. In conclusion, both Arabic gum and skim milk could be used for encapsulation where storage of dry probiotic products is recommended during one month at 4 oC.
PEMBINAAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA (DEVELOPMENT OF DAIR COW FARMING BUSINESS IN VILLAGE UNIT COOPERATIVE MEMBERS) Usman Ali; M. Farid Wadjdi; Badat Muwakhid; Ach.Bagus A.Mardhotillah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i4.6830

Abstract

Abstrak: Program IPTEKS bagi masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam usaha peternakan sapi perah secara intensif serta penanganan limbah kotoran sapi sebagai bahan pembuatan biogas sebagai energi alternatif murah yang menguntungkan dan bahan pembuatan pupuk kompos. Metode yang digunakan oleh tim pengabdi adalah penyuluhan, merenovasi digester dan instalasi biogas, formulasi pakan TMR sapi perah dan pendampingan manajemen pemeliharaan sapi perah. Hasil kegiatan program pengabdian menunjukkan bahwa semua kegiatan ditanggapi dengan baik oleh peternak sapi perah dan proaktif dalam semua kegiatan baik saat penyuluhan, pembinaan, demo petak formula pakan TMR, renovasi instalasi biogas dan pendampingan usaha dalam 2 minggu akhir. Selanjutnya peternak menerapkan pengetahuan yang diperoleh dengan meningkatkan manajemen intensif produksi sapi perah, pemberian pakan hijauan jagung dan rumput gajah yang dicacah untuk membantu pencernaan dan tidak tercecer, penggunaan pakan TMR meliputi hijauan pakan sebanyak 10% bobot badan ditambah konsentrat setengah tanaman produksi susu (kg/ekor/hari) dapat memenuhi kebutuhan nutrisi baik BK, Protein dan energy TDN sehingga dapat meningkatkan produksi susu lebih dari 14 liter/ekor/hari yang berdampak pada pendapatan petani meningkat.Abstract:  Program of science and technology for society is aimed to increase knowledge and skill of breeder in intensive dairy farming business as well as handling of cow faeces waste as material of biogas production of cheap alternative energy that profitable. The method used by the devotees team are counseling, fermentation of feed from local agroindustry waste and concentrate formula, biogas installation, coaching and business assistance. The results show that all activities are well responded by dairy farmers and proactive in all activities both during counseling, fostering, feed fermentation plots demo and business assistance. Furthermore, farmers apply the knowledge obtained by improving intensive management of dairy cattle production, feeding forage of maize and elephant grass that is enumerated to aid digestion and not scattered, forage assessment of 10% body weight plus concentrate of half milk production (kg/head/day) can meet meet the nutritional needs of both BK, protein and TDN energy so that it can increase milk production by more than 14 liters/head/day which impacts the income of farmers increases. 
Pengenalan Teknologi Ensilase Hijauan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Badat Muwakhid; Saimul Laili
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol 1, No 4 (2020): Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v1i4.9516

Abstract

Permasalahan rutin yang kerap dialami peternak di Desa Tlekung, Kec. Junrejo, Kota Batu adalah sulitnya memenuhi kebutuhan pakan hijauan disaat musim kemarau. Di satu sisi, Desa Tlekung berdampingan dengan lereng Gunung Panderman, yang didalamnya terdapat hutan dengan potensi hijauan sebesar 141.636 ton per tahunnya. Lahan hutan sanggup memasok kebutuhan pakan hijauan disaat musim penghujan, namun hijauan menjadi kering dan langka pada musim kemarau. Akibatnya, peternak mengupayakan pemenuhan kebutuhan pakan pada musim kemarau melalui penggunaan jerami padi. Walaupun demikian, cadangan jerami hasi penanaman di lahan sawah di Desa Tlekung tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pakan. Usaha dalam mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau dilakukan dengan membeli jerami padi dari luar kecamatan. Upaya ini bukanlah solusi yang tepat guna dalam mengatasi kekurangan hijauan, karena nilai nutrisi yang terkandung dalam jerami padi tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sapi dan domba. Tujuan yang ingin dicapai dalam program pengabdian ini adalah untuk mengenalkan, meningkatkan kesadaran dan memotivasi peternak agar mampu serta berkeinginan untuk menerapkan teknologi ensilase, guna menghasilkan silase sebagai cadangan pakan hijauan disaat musim kemarau. Berdasarkan hasil tahapan evaluasi yang telah dilakukan, tingkat keberhasilan dapat melebihi target kriteria keberhasilan yang telah dilakukan. Secara umum, peserta menyatakan penyelenggaraan pelatihan adalah hal yang penting dan dibutuhkan, dimana peserta menyatakan memahami materi yang diberikan, mampu mempraktekkan pembuatan silase, serta sebagian peserta akan mengimplementasi pembuatan silase. Dengan demikian, kegiatan pendampingan ini dapat dikatakan berhasil, karena mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam mengikuti kegiatan pengabdian.
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN ENCENG GONDOK (Euchornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN KEEMPUKAN DAGING KELINCI LOKAL Achmad Burhanuddin; Badat Muwakhid; Irawati Dinasari
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 2, No 1 (2020): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.593 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v2i1.6349

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan enceng gondok terfermentasi aspergillus niger sebagai complete feed terhadap persentase karkas dan keempukan daging pada kelinci lokal lepas sapih. Penelitian ini menggunakan kelinci lokal lepas sapih dan complete feed. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok, P0 = complete feed tanpa enceng gondok, P1 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 10%, P2 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 20%, P3 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 30% dan dilanjutkan dengan uji BNT. Variabel yang diamati adalah persentase karkas dan keempukan daging. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tingkat penggunaan enceng gondok yang di fermentasi dalam pakan lengkap memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase karkas dengan menghasilkan rataan, P0=48,82a, P1=49,93a, P2=50,43 a, P3=53,92b sedangkan terhadap keempukan nilai keempukan daging memberikan pengaruh nyata (P<0,05), dengan rataan masing-masing perlakuan P3 =5,40a, P2=5,83ab, P1=6,43b, P0=7,10 b. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat penggunaan enceng gondok terfermentasi paling baik yaitu  30% hal ini dapat mengoptimalkan persentase karkas hingga 53,92 % dan keempukan daging kelinci hingga termasuk kategori empuk yaitu 5,40. Disarankan menggunakan penambahan enceng gondok terfermentasi 30% untuk menghasilkan persentase karkas dan keempukan daging yang baik . Kata kunci : Kelinci, enceng gondok, Aspergillus niger, persentase karkas, keempukan daging.
PENGARUH FREKUENSI PEMUPUKAN BIO URIN PLUS ZAT PENGATUR TUMBUH ORGANIK SEBAGAI PUPUK DAUN PADA RUMPUT ODOT (Pennisetum Purpureum CV. Mott) TERHADAP NILAI KECERNAAN IN VITRO BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK Moch Ahsanun Ni&#039;am; Badat Muwakhid; M Farid Wadjdi
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 1, No 1 (2019): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.367 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v1i1.2163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kecernaan in vitro bahan kering, dan bahanorganik dalam rumput odot pengaruh frekuensi pemupukan bio urin plus zat pengatur tumbuhorganik sebagai pupuk daun. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumput Odotumur 40 hari, bio urin yang mengandung zat pengatur tumbuh. Penelitian menggunakan metodepercobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial ortogonal 3 x 3, masingmasing diulang sebanyak 3 kali dengan faktor Penyemprotan 1 kali, 2 kali dan 3 kali dan dosissebesar 5%, 10% dan 15% dalam air kontrol. Data hasil yang diperoleh dianalisis ragam(ANOVA) dua arah jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).Dari Hasil analisa ragam menunjukkn pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilaikecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik. Nilai rata-rata kecernaan in vitro bahankering dan bahan organik masing-masing adalah pada P1B1=52,48a, P3B1=55,85b,P1B2=55,95b, P1B3=56,40b, P2B2=58,14bc, P2B3=58,48bc, P2B1=59,42cd, P3B2=60,32cd ,P3B3=62,18d, dan bahan organik P1B1=38,76a, P3B1=42,19b, P1B2=43,41b, P1B3=43,65b,P2B2=47,82c, P2B3=48,72cd, P2B1=49,37cd, P3B2=49,56cd, P3B3=50,80d. Nilai rata-rataperlakuan kontrol pada kecernaan in vitro bahan kering dan organik masing-masing yaitu51,53% dan 38,53%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemupukan bio urinplus zat pengatur tumbuh dan dosis bio urin dapat meningkatkan kecernaan in vitro bahankering dan kecernaan in vitro bahan organik yaitu 57,69% dan 46,03%.Kata kunci :biourin, ZPT, kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik.