p-Index From 2019 - 2024
2.834
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL BAHARI PAPADAK
Chaterina A. Paulus
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

KAJIAN KESESUAIAN WISATA DI PANTAI KOLBANO, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Ronli Benu; Alexander L. Kangkan; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.803 KB)

Abstract

Abstrak - Kesesuaian lahan dapat diartikan sebagai tingkat kecocokan suatu lahan untuk suatu kegunaan tertentu. Salah satunya di lakukan untuk menentukan kesesuaian lahan wisata. Penelitian mengenai kesesuaian wisata pantai telah dilakukan di Pantai Kolbano. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian wisata Pantai Kolbano. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah observasi. Metode yang diggunakan dalam penentuan stasiun penelitian ini adalah metode Purposive Sampling. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka tingkat kesesuaian wisata Pantai Kolbano berdasarkan parameter kesesuaian yaitu lebar pantai, jenis pantai, substrat dasar perairan, penutupan kawasan, ketersediaan air tawar dan kemiringan pantai pada stasiun I, II, III memiliki nilai indeks kesesuaian wisata berada pada kategori S1 (Sangat Sesuai) dengan nilai 80%-100%. Kata Kunci: Kesesuaian, Wisata, Pantai Kolbano Abstract - Land suitability can be defined as the level of suitability of a land for a particular use. One of them is done to determine the suitability of tourist land. Research on the suitability of coastal tourism has been carried out at Kolbano Beach. This study aims to anlayze the suitability of Kolbano Beach tourism. The method used in this research is observation. The method used in determining the station of this research is the Purposive Sampling method. Based on the research conducted, the level of suitability of Kolbano Beach tourism based on suitability parameters, namely beach width, beach type, bottom substrate, are closure, fresh water availability and beach slope at stations I, II, III has a tourism suitability index value in the SI category (Very Appropriate) with a value of 80-100%. Key words: Suitability, Tourism, Kolbano Beach
PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TANJUNG BASTIAN DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Maria E. Manehat; Chaterina A. Paulus; Alexander L. Kangkan
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.352 KB)

Abstract

Abstrak - Pantai Tanjung Bastian merupakan salah satu destinasi wisata pantai yang terletak di Desa Humusu, Kec. Insana Utara, Kab. TTU. Pantai ini memiliki daya tarik khas berupa pemandangan laut, pasir, dan gunung. Dalam rangka pengembangannya sebagai wisata pantai, diperlukan strategi pengembangan wisata pantai. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pantai Tanjung Bastian saat ini dan mengetahui bentuk strategi yang dibutuhkan dalam pengembangan wisata pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kesesuaian wisata kategori rekreasi dan analisis SWOT. Penelitian menunjukkan hasil bahwa nilai kesesuaian wisata pada dua stasiun pengamatan di pantai Tanjung Bastian termasuk kategori sangat sesuai. Strategi yang diperlukan untuk pengembangan wisata pantai Tanjung Bastian adalah (1) meningkatkan promosi, (2) melengkapi dan merawat fasilitas wisata yang ada untuk menunjang kegiatan pengembangan pantai, dan (3) mengembangkan alternatif kegiatan wisata yang beragam pada satu lokasi yang sama. Kata Kunci: Destinasi Wisata Pantai, Nilai Kesesuaian, Strategi Pengembangan. Abstract - Tanjung Bastian Beach is one of the coastal tourist destinations located in Humusu Wini Village, North Insana District, North Central Timor Regency. This beach has a distinctive attraction in the form of views of the sea, sand, and mountains. To develop it as coastal tourism, a strategy for developing coastal tourism is needed. This study aims to determine the current condition of the Tanjung Bastian beach and determine the form of strategy needed in the development of coastal tourism. This research was conducted from July to August 2021. The research method used was a tourism suitability analysis for the recreation category and SWOT analysis.The results showed that the value of tourism suitability at the two observation stations on the Tanjung Bastian coast was in the very suitable category. The strategies needed for the development of Tanjung Bastian beach tourism are (1) increasing promotions, (2) equipping and maintaining existing tourism facilities to support beach development activities, and (3) developing various alternative tourism activities at the same location. Keywords: Coastal Tourism Destinations, Suitability Value, Development Strategy.
CURAHAN WAKTU KERJA IBU RUMAH TANGGA PEDAGANG PENGECER IKAN DI KECAMATAN ALAK, KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Trofimus Buan; Lady Cindy Soewarlan; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.539 KB)

Abstract

Abstrak – Rendahnya pendapatan yang dihasilkan suami serta tuntutan ekonomi yang cukup besar merupakan faktor yang mendorong ibu rumah tangga nelayan dan non nelayan ikut mengambil peran produktif dalam membantu suami. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai curahan waktu kerja ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pedagang pengecer ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Juli tahun 2021 di Kecamatan Alak, Kota Kupang. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi yang diambil adalah seluruh wanita yang berprofesi sebagai pedagang pengecer ikan yang aktif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Curahan waktu kerja untuk satuan waktu jam: Bagi istri non nelayan pada musim timur, barat dan peralihan yaitu minimal rata-rata 12 jam. Sedangkan bagi istri nelayan, persamaan hanya pada musim timur dan peralihan yaitu minimal rata-rata 10 jam, kemudian pada musim barat minimal rata-rata 6 jam. Curahan waktu kerja untuk satuan waktu hari: Bagi istri non nelayan pada musim timur, barat dan peralihan yaitu 30 hari. Sedangkan bagi istri nelayan, terdapat perbedaan untuk tiap musimnya yaitu musim timur rata-rata 17 hari; musim barat rata-rata 15 hari; kemudian musim peralihan rata-rata 16 hari. Kata Kunci: Kecamatan Alak, Ibu Rumah Tangga, Pedagang Pengecer, Curahan Waktu Kerja. Abstract - Low income generated by the husband and considerable economic demands are factors that encourage fishermen and non-fishermen housewives to take a productive role in helping the husband. The purpose of this study is to provide information about the outpouring of working time housewives who work as fish retailers. This research was conducted from June to July 2021 in Alak District, Kupang City. The method used is using the case study method using a qualitative approach. The population taken is all women who work as active fish retailers. Data collection techniques are carried out through observation, interviews, and documentation. Outpouring of working time for hour time units: for non-fisherman wives in the eastern, western and transitional seasons that is at least an average of 12 hours. As for the fisherman's wife, the equation is only in the eastern season and the transition is at least an average of 10 hours, then in the Western season at least an average of 6 hours. The outpouring of working time for the unit time of day: for non-fisherman wives in the east, west and transitional seasons is 30 days. As for the fisherman's wife, there is a difference for each season, namely the eastern season on average 17 days; the Western season on average 15 days; then the transitional season on average 16 days. Keywords: Alak District, Housewives, Retailers, Outpouring Of Working Time.
PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA TESABELA, KECAMATAN KUPANG BARAT Aryati D. Malensang; Chaterina A. Paulus; Lebrina I. Boikh
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.455 KB)

Abstract

Abstrak - Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang mampu tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut pantai berlumpur. Kabupaten Kupang adalah salah satu wialyah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki ekosistem mangrove di sepanjang garis pantai. Keberadaan ekosistem mangrove memberikan banyak manfaat secara ekologi dan ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar mangrove. Penduduk disekitar Pantai Batu Bao Desa Tesabela merupakan salah satu masyarakat yang mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) persepsi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, 2) partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, dan 3) mengetahui hubungan antara persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September tahun 2021, dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Metode yang digunakan adalah metode skala likert dan analisis rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Desa Tesabela tergolong cukup kuat dengan skor tertinggi 4,96 dan skor terendah 1,96. Partisipasi masyarakat Desa Tesabela dalam pengelolaan ekosistem mangrove cukup baik dengan skor tertinggi 4,72 dan skor terendah 1,96. Tingkat korelasi cukup kuat antara persepsi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Tesabela dengan nilai 0,402, sedangkan tingkat korelasi antara partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Tesabela dikategorikan rendah dengan nilai 0,301. Kata Kunci: Persepsi dan Partisipasi, Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Masyarakat Desa Abstract - Mangrove ecosystem is a tropical coastal vegetation community that can grow and develops in muddy coastal tidal areas. Kupang Regency is one of the areas in East Nusa Tenggara Province which has a mangrove ecosystem along the coastline. The existence of the mangrove ecosystem provides many ecological and economic benefits for people living in areas around mangroves. Residents around Batu Bao Beach in Tesabela Village are some of the people who get direct benefits from the existence of the mangrove ecosystem. This study aims to determine 1) community perception in mangrove ecosystem management, 2) community participation in mangrove ecosystem management, and 3) Knowing the relationship between community perception and participation in mangrove ecosystem management. This research was conducted from August to September 2021, with a total of 33 respondents. The method used is the Likert scale method and Spearman rank analysis. The results showed that the perception of the Tesabela Village community was quite strong with the highest score of 4.96 and the lowest score of 1.96.. The participation of the Tesabela Village community in managing the mangrove ecosystem is quite good with the highest score of 4.72 and the lowest score of 1.96. The level of correlation is quite strong between people's perceptions of mangrove ecosystem management in Tesabela Village with a value of 0.402, while the correlation level between community participation in mangrove ecosystem management in Tesabela Village is categorized as low with a value of 0.301. Keywords : Perception and Participation, Mangrove Ecosystem Management, Rural communities
PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP PADA PENDEKATAN EKOSISTEM MELALUI DOMAIN TEKNIK PENANGKAPAN IKAN DI KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU Serviana Bete; Ismawan Tallo; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.108 KB)

Abstract

Abstrak - Pengelolaan perikanan dalam pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) merupakan sebuah konsep pendekatan yang menyeimbangkan antara tujuan sosial ekonomi dalam pengelolaan perikanan dengan tetap mempertimbangkan segala aspek pengelolaan dalam ekosistem perairan melalui sebuah pengelolaan perikanan yang terpadu, dan berkelanjutan. Potensi perikanan yang cukup besar di Kecamatan Kalkuluk Mesak dan kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan yang berlangsung secara terus-menerus, bahkan penambahan armada penangkapan dan alat tangkap dapat menyebabkan penangkapan ikan yang berlebihan dan tidak terukur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status pengelolaan perikanan tangkap berbasis pendekatan ekosistem pada domain teknik penangkapan ikan di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui kegiatan survey, observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skoring sederhana yaitu menggunakan skor likert ordinal berbasis 1, 2, dan 3 dimana semakin besar skor maka semakin baik status indikatornya, dan untuk penilaian indikator mengacu pada panduan essential EAFM. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengelolaan perikanan tangkap pada domain teknik penangkapan ikan di Kecamatan Kakuluk Mesak dari segi teknis cukup memadai dan sedang menerapkan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem dengan nilai agregrat komposit sebesar 200. Kata kunci: Pendekatan Ekosistem, Pengelolaan Perikanan, Domain Teknik Penangkapan Ikan. Abstract – Fisheries management in an ecosystem approach or Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) is a conceptual approach that balances socio-economic objectives in fisheries management while still considering all aspects of management in aquatic ecosystems through an integrated and sustainable fisheries management. The potential for fisheries is quite large in Kalkuluk Mesak Sub-District and fishing activities carried out by fishermen are carried out continuously, even the addition of fishing fleets and fishing gear can lead to excessive and unmeasured fishing. The purpose of this study was to determine the status of capture fisheries management based on an ecosystem approach in the domain of fishing techniques in Kakuluk Mesak sub-district, Belu Regency. The research was conducted using qualitative and quantitative methods. The data is taken in the form of primary data and secondary data collected through survey activities, observation, and documentation. Data analysis in this study used a simple scoring approach, namely using an ordinal Likert score based on 1, 2, and 3 where the greater the score, the better the status of the indicator, and indicator assessment, refers to the EAFM essential guidelines. The results of the study show that the management of capture fisheries in the domain of fishing techniques in Kakuluk Mesak sub-district is technically adequate and is currently implementing ecosystem-based fisheries management with a composite aggregate value of 200. Keywords: Ecosystem Approach, Fisheries Management, Fishing Technique Domain
ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH DI KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU Theresia Virginia Belmo; Alexander L. Kangkan; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.727 KB)

Abstract

Abstrak - Kegiatan wisata pantai Pasir Putih di Kecamatan Kakuluk Mesak mampu menunjang perekonomian masyarakat sekitar pantai, namun jika tidak dikelola berdasarkan kesesuaian dan daya dukung kawasan maka akan memberikan dampak yang tidak berkelanjutan baik pada sisi lingkungan, aktivitas wisata maupun pendapatan masyarakat. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kesesuaian wisata pantai Pasir Putih di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2021 di kawasan wisata pantai Pasir Putih dengan pembagian lokasi pengambilan data menjadi empat lokasi pengamatan dan menggunakan teknik purposive sampling dalam penentuan lokasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran terhadap keadaan yang sebenarnya. Parameter kesesuaian yang dinilai dalam penelitian ini diantaranya kedalaman perairan, kecerahan perairan, kecepatan arus, tipe pantai, lebar pantai, substrat dasar perairan, penutupan lahan, kemiringan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi satu dan lokasi empat termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) untuk kegiatan wisata pantai dengan memiliki nilai kesesuaian wisata yang sama sebesar 86%; sedangkan lokasi dua dan lokasi tiga dikategorikan sesuai (S2) untuk dilakukan kegiatan wisata pantai dengan masing-masing nilai kesesuaian wisata sebesar 75% dan 81%. Dengan demikian, kegiatan wisata pantai yang ada di pantai Pasir Putih sudah sesuai dengan parameter kesesuaian wisata pantai. Kata Kunci: Kesesuaian, Wisata Pantai, Aktivitas Wisata. Abstract - Pasir Putih beach tourism activities in the Kakuluk Mesak Sub-district can support the economy of the community around the coast, but if it is not managed based on the suitability and carrying capacity of the area, it will have an unsustainable impact on the environment, tourism activities, and community income. For this reason, this study aims to determine the suitability value of Pasir Putih beach tourism in the Kakuluk Mesak Sub-district, Belu Regency. Data collection was carried out in June-July 2021 in the Pasir Putih beach tourist area by dividing the data collection locations into four observation locations and using the purposive sampling technique in determining the location. The method used in this research is a descriptive quantitative method, which is to provide an overview of the actual situation. The suitability parameters assessed in this study include water depth, water brightness, current velocity, beach type, beach width, bottom substrate, land cover, coastal slope, hazardous biota, and freshwater availability. The results showed that location one and location four were included in the very suitable category (S1) for beach tourism activities with the same tourism suitability value of 86%; while location two and location three are categorized according to (S2) for beach tourism activities with tourism suitability values ​​of 75% and 81%, respectively. Thus, beach tourism activities on Pasir Putih beach are under the parameters of suitability of beach tourism. Keywords: Suitability, Beach Tourism, Tourism Activities
PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS PENDEKATAN EKOSISTEM PADA DOMAIN SUMBERDAYA IKAN DI KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU Maria Filomena Sose; Chaterina A. Paulus; Ismawan Tallo
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.153 KB)

Abstract

Abstrak – Pengelolaan perikanan tangkap di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu masih belum dilaksanakan secara terintegrasi dalam suatu wadah yang mampu menyeimbangkan kepentingan dari berbagai komponen penting didalamnya. Kepentingan sosial dan ekonomi dilihat lebih mendominasi dari pada kesehatan ekosistem yang menjadi wadah sumberdaya ikan sebagai target penangkapan. Hal ini dilihat dari hasil produksi perikanan tangkap yang meningkat selama 5 tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang status atau kondisi terkini pengelolaan perikanan tangkap di Kecamatan Kakuluk Mesak berdasarkan pendekatan ekostem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) pada domain sumberdaya ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data dari setiap indikator domain sumberdaya ikan dianalisis dari hasil skoring yang didapatkan dari hasil wawancara dan survei untuk mengetahui nilai dan status dari setiap indikator dengan ketentuan semakin besar nilai indikator maka semakin baik status pengelolan perikanan dan juga sebalikanya semakin kecil nilai indikator maka semakin buruk status pengelolaannya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa status atau kondisi terkini pengelolaan perikanan tangkap di Kecamatan Kakuluk Mesak saat ini berada pada status baik dalam menerapkan EAFM, dengan nilai agregat komposit sebesar 215. Kata Kunci: Pengelolaan Perikanan Tangkap, Domain Sumberdaya Ikan, CPUE. Abstract - Capture fisheries management in Kakuluk Mesak Sub-District, Belu Regency has not yet been implemented in an integrated manner in a container that can balance the interests of the various important components in it. Social and economic interests are seen as more dominating than the health of the ecosystem which serves as a container for fish resources as fishing targets. This can be seen from the increase in capture fisheries production over the last 5 years. The purpose of this study was to find out about the current status or condition of capture fisheries management in Kakuluk Mesak Sub-District based on the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) in the fish resource domain. The method used in this study is the observation and interview method using a questionnaire containing 6 assessment indicators from the fish resource domain. Data from each fish resource domain indicator is analyzed from the scoring results obtained from interviews and surveys to determine the value and status of each indicator with the provision that the greater the indicator value, the better the status of fishery management and vice versa, the smaller the indicator value, the worse the management status. The results of this study indicate that the current status or condition of capture fisheries management in Kakuluk Mesak Sub-District is currently in good status in implementing EAFM, with a composite aggregate value of 215. Keywords: Capture Fisheries Management, Fish Resource Domain, CPUE.
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DARI KONTRIBUSI EKONOMI DAN PERAN PEREMPUAN PESISIR DI DESA HUNDIHUK, KABUPATEN ROTE NDAO Maria Novia Dahul; Chaterina A. Paulus; Kiik G. Sine
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Desa Hundihuk merupakan desa di wilayah pesisir yang sebagian besar pendapatan masyarakat bersumber dari produksi hasil perikanan tangkap. Profil jumlah penduduk Desa Hundihuk menunjukkan bahwa populasi perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Tenaga kerja wanita di Desa Hundihuk banyak melakukan kegitan ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga seperti bekerja pada usaha penangkapan ikan dan udang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan perempuan nelayan dan kontribusi perempuan pesisir terhadap peningkatan ekonomi rumah tangga nelayan di Desa Hundihuk, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Desember tahun 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan dan peran perempuan pesisir. Hasil penelitian yang diperoleh pendapatan perempuan pesisir berasal dari usaha penangkapan ikan sebesar Rp.26.000.000,- per tahun dan usaha penangkapan udang sebesar Rp. 3.800.000,- per tahun. Kata Kunci: Kontribusi Ekonomi Perempuan Pesisir, Pendapatan Perempuan Pesisir Abstract - Hundihuk Village is a village in a coastal area where most of the community's income comes from the production of capture fisheries. The population profile of Hundihuk Village shows that the female population is more than the male population. The female workers in Hundihuk Village carry out many economic activities that can improve household welfare, such as working in fish and shrimp-catching businesses. The purpose of this study was to determine the income of women fishermen and the contribution of coastal women to the economic improvement of fishermen's households in Hundihuk Village, Northwest Rote Sub-district, Rote Ndao Regency. This research was conducted from November to December 2021. The data analysis used was an analysis of the income and roles of coastal women. The results of the study obtained that the income of coastal women came from the fishing business of IDR26,000,000 per year, and shrimp catching business of IDR3,800,000 per year. Keywords: Economic Contribution of Coastal Women, Increasing Income of Coastal Women
PENILAIAN EKONOMI DARI MANFAAT LANGSUNG DAN MANFAAT TIDAK LANGSUNG EKOSISTEM MANGROVE DI DESA NANGA LABANG KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Beatrix Kota; Chaterina A. Paulus; Yahyah .
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak- Peran ekosistem mangrove terhadap aspek kehidupan masyarakat dan lingkungan sangat penting sehingga perlu dilakukan penilaian ekonomi. Penilaian ekonomi adalah suatu upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan. Total penilaian ekonomi ekosistem mangrove dilakukan dengan menghitung manfaat langsung dan manfaat tidak langsung ekosistem mangrove. Wilayah pesisir indonesia yang di tumbuhi mangrove adalah wilayah pesisir Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jenis fauna yang ada di kawasan ekosistem mangrove desa nanga labang seperti kepiting, siput merupakan jenis yang paling dominan jenis reptil dan amfibi. Lahan tambak udang di kawasan hutan mangrove di kelolah oleh masyarakat setempat sebagai bentuk upaya pelestarian hutan mangrove serta menambah perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pemanfaatan dan menghitung total nilai ekonomi ekosistem mangrove di Desa Nanga Labang Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Responden adalah masyarakat lokal yang melakukan aktivitas sehari-hari berkaitan dengan hutan mangrove secara langsung maupun tidak langsung, teknik penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dari perhitungan total nilai manfat langsung dan manfaat tidak langsung. Hasil penelitian nilai ekonomi ekosistem mangrove di Desa Nanga Labang seluas 4 ha sebesar Rp 1.320.423.440/tahun, diperoleh dari total manfaat langsung sebesar Rp. 348.465.000/tahun atau 26% dan manfaat tidak langsung sebesar Rp. 971.958.440/tahun atau 74%. Kata Kunci : Penilaian ekonomi, manfaat ekosistem mangrove, sumberdaya pesisir. Abstract- The role of the mangrove ecosystem on aspects of community life and the environment is very important, so it is necessary to carry out an economic assessment. Economic appraisal is an attempt to give a quantitative value to the goods and services produced by natural resources and the environment. The total economic assessment of the mangrove ecosystem is carried out by calculating the direct and indirect benefits of the mangrove ecosystem. The coastal area of Indonesia that is overgrown with mangroves is the coastal area of Nanga Labang Village, Borong Sub-District, East Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province. The types of fauna that exist in the mangrove ecosystem area of the village of Nanga Labang such as crabs, and snails are the most dominant types of reptiles and amphibians. The shrimp ponds in the mangrove forest area are managed by the local community in an effort to preserve the mangrove forest and increase the community's economy. This study aims to determine the type of utilization and calculate the total economic value of the mangrove ecosystem in Nanga Labang Village, Borong Sub-District, East Manggarai Regency. This study uses primary data and secondary data. Respondents are local people who carry out daily activities related to mangrove forests directly or indirectly, the technique of determining respondents uses the purposive sampling technique. The analysis used in this research is the calculation of the total value of direct benefits and indirect benefits. The results of the study on the economic value of the mangrove ecosystem in Nanga Labang Village, covering an area of 4 ha, amounted to Rp. 1,320,423,440/year, obtained from the total direct benefit of Rp. 348,465,000/year or 26% and indirect benefits of Rp. 971,958,440/year or 74%. Keywors: Economic assessment, benefits of mangrove ecosystems, coastal resources.
TINGKAT RAMAH LINGKUNGAN ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP DAN BAGAN APUNG DI KELURAHAN OESAPA, KECAMATAN KELAPA LIMA, KOTA KUPANG Maria Veronika Ilan; Chaterina A. Paulus; Kiik G. Sine
Jurnal Bahari Papadak Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Kelurahan Oesapa merupakan salah satu wilayah kegiatan perikanan tangkap dalam kawasan perairan Teluk Kupang. Alat tangkap yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan adalah bagan tancap dan bagan apung. Salah satu upaya dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan dari suatu ekosistem perairan adalah menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hasil tangkapan utama dan sampingan dari alat tangkap bagan tancap dan bagan apung, serta mengetahui gambaran tingkat ramah lingkungan dari kedua alat tangkap yang digunakan di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan menggunakan kriteria tingkat ramah lingkungan berdasarkan pedoman FAO 1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis hasil tangkapan utama bagan tancap dan bagan apung adalah ikan teri dan ikan tembang, sedangkan tangkapan sampingan yang didapatkan antara lain ikan paperek, ikan kembung dan cumi-cumi dengan memiliki bentuk ukuran panjang dan berat yang beragam. Hasil analisis dari 9 kriteria alat tangkap ramah lingkungan diperoleh bahwa bagan tancap memiliki tingkat ramah lingkungan sebesar 25,1 lebih rendah dari bagan apung sebesar 28,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik bagan tancap maupun bagan apung merupakan alat tangkap ramah lingkungan bahkan termasuk dalam sangat ramah lingkungan. Kata kunci: Alat Tangkap Ramah Lingkungan, Bagan Tancap, Bagan Apung, Kota Kupang. Abstrak - Oesapa urban village is one of the areas for capturing fisheries activities in the waters of the Kupang Bay. The fishing gear used to carry out fishing activities are embedded and floating lift nets. One of the efforts to maintain the sustainability and sustainability of an aquatic ecosystem is to use environmentally friendly fishing gear. This study aims to determine the types of main and by-catch catches from the embedded and floating lift nets, as well as to describe the environmental friendliness of the two fishing gears used in Oesapa Urban village, Kelapa Lima Sub-district, Kupang City. The research method uses a qualitative descriptive approach, while the data collection technique uses an interview method using environmentally friendly level criterias based on the 1995 FAO guidelines. The results showed that the main types of catches of embedded and floating lift nets were Anchovies and Sardinella, while the by-catch obtained included Ponyfish, Mackerel and Squids with various shape, length and weight. The results of the analysis of 9 criteria for environmentally friendly fishing gear showed that the embedded lift net has an environmentally friendly level of 25.1 which is lower than the floating lift net of 28.3. Thus, it can be concluded that both the embedded and floating lift nets are environmentally friendly fishing gear and are even classified as very environmentally friendly. Keywords : Environmentally Friendly Fishing Equipment, Embedded and Floating Lift Nets, Kupang City.