Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Comparison of Utilization an Absorption and Vapour Compression Chiller in Sub-Tropical Country Building – A Feasibility Study Luga Martin Simbolon; Yudi Prana Hikmat
Jurnal Internasional Penelitian Teknologi Terapan Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Bandung State Polytechnic (Politeknik Negeri Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/ijatr.v1i1.21

Abstract

The present study investigate the feasibility of absorption chiller utilization as part of trigeneration system that possibly applied in sub-tropical country building. Trigeneration is refer to the heat utilisation from electric generator (combined heat and power, CHP) to generate absorption chiller in order to produce chilled water for air conditioning system (combined cooling, heat and power, CCHP). Compare to the vapour compression system, absorption chiller that is mainly generated by heat waste, promised benefit economically and environmentally. Overall efficiency of CCHP can reach 71 % and possibly reducing emission until 146709.07 kg CO2. Economic analysis using the Payback period methodology has shown that the CCHP would produce a return on investment of 2.6 years. Improvements absorption chiller and support from government are expected to lead to increased return on investment and improved viability of the system.
Relationship Between Indoor Air Quality and Sick Building Syndrome in Post Office Building in Bandung Yudi Prana Hikmat; Ismail Wellid; Kasni Sumeru; Salma Dzakiyah Az-zahro; Mohamad Firdaus bin Sukri
Jurnal Internasional Penelitian Teknologi Terapan Vol 2 No 2 (2021): October 2021
Publisher : Bandung State Polytechnic (Politeknik Negeri Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/ijatr.v2i2.53

Abstract

Sick building syndrome (SBS) is a collection of symptoms experienced by buildings occupants such as headaches, mucous, membrane irritation, respiratory problems and fatigue. A building is claimed to have SBS if more than 20% of building occupants experience symptoms. Poor indoor air quality contributes to SBS in the building. This study aims to investigate the correlation between indoor air quality and SBS symptoms in 1st and 2nd floors of the Post office building in Bandung. The study used quantitative methods with a cross sectional study design. Data collection was carried out using particle counter, thermometer, lux meter and anemometer to measure the indoor air quality, while the questionnaire utilized random sampling technique with 119 respondents. The results of the primary data were compared with the air quality standard from Minister of Health No. 1077, 2021. The results of the Statically Compare Means and Independent T-test showed that the p-values of the temperature on the 1st floor and 2nd floors were 0.437 and 0.000, respectively. Meanwhile the p-values of PM10 and PM2.5 on the 1st and 2nd floors were 0.005 and 0.290 and 0.004 and 0.364, respectively, and the p-values of the lighting on the 1st and 2nd floors were 0.002 and 0.015. It indicates that there is a significant relationship between concentrations of PM10 and PM2.5 on the 1st floor with SBS symptoms and the temperature and humidity on the 2nd with SBS symptoms. Since 29 peoples (24% of the building’s occupants) experienced SBS, the building was considered to have a significant potential to cause SBS to its occupant.
Studi Proteksi Setting Arus Lebih pada PLTM Mikrogird Girimukti 20 kV Menggunakan Software ETAP 12.6.0 Endan Budi Permana; Yudi Prana Hikmat; Supriyanto Supriyanto
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.4 KB)

Abstract

Studi Proteksi Setting Arus Lebih pada PLTM Mikrogird Girimukti 20 kV Menggunakan Software ETAP 12.6.0
Proteksi Arus Lebih Gangguan Fasa dan Gangguan Tanah Untuk Simulator Koordinasi Proteksi Pada Transformator Tenaga Muhammad Maulana Zulfarhain; Supriyanto; Yudi Prana Hikmat
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.093 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4271

Abstract

Transformator tenaga merupakan peralatan listrik yang membutuhkan proteksi terhadap gangguan arus lebih. Pada transformator tenaga relai arus lebih digunakan sebagai pengaman backup ketika pengaman utama mengalami kegagalan fungsi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun proteksi arus lebih gangguan fasa dan gangguan tanah untuk simulator koordinasi proteksi transformator tenaga, untuk keperluan bahan ajar dan modul praktikum. Metode penelitian ini menggunakan Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) sebagai relai proteksi arus lebih gangguan fasa dan gangguan tanah. Relai proteksi arus lebih yang digunakan dipasangkan pada sisi primer transformator tenaga. Simulasi percobaan yang dilakukan adalah simulasi gangguan internal (hubung singkat tiga fasa, hubung singkat dua fasa, dan hubung singkat satu fasa ke tanah) dan simulasi gangguan eksternal (hubung singkat tiga fasa) menggunakan tahanan. Berdasarkan hasil pengujian, setting OCR sisi primer trafo di set pada 0,75 A dengan TMS 0,5 (standard inverse) dan arus setting GFR di set pada 0,5 A dengan TMS 0,025 (standard inverse). Pada hasil pengujian gangguan eksternal, relai arus lebih bekerja mengamankan transformator tenaga terhadap gangguan arus lebih. Sedangkan pada hasil pengujian gangguan internal, relai arus lebih sisi primer transformator tenaga bekerja lebih lambat dari pengaman utama differensial yang dimana relai arus lebih ini akan bekerja hanya ketika pengaman utama differensial mengalami kegagalan fungsi.
Pengaruh Kenaikan Tegangan Pada Penyulang Generator Unit 4 PLTP Kamojang Akibat Pelepasan Beban Menggunakan Software ETAP 12.6.0 Tasya Aulia Putri; Supriyanto; Yudi Prana Hikmat
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.549 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4291

Abstract

Generator berperan sangat penting dalam pembangkitan tenaga listrik. Adanya gangguan pada generator dapat mengganggu operasi dari sistem. Salah satu gangguan generator yaitu terjadinya gangguan perubahan nilai tegangan secara tiba-tiba atau terjadi tegangan berlebih (overvoltage) yang diakibatkan oleh pelepasan beban dalam sistem interkoneksi. Oleh karena itu keandalan sistem proteksi sangat diperlukan. Salah satu proteksi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat pengaman yaitu relai overvoltage 59. Relai ini digunakan untuk mendeteksi besarnya tegangan diatas nominal settingnya. Output dari relai dapat dihubungkan pada rangkaian pemutus untuk memutuskan aliran listrik jika terjadi gangguan. Studi dilakukan dengan bantuan software ETAP 12.6.0 untuk simulasi pelepasan beban dengan menggunakan load flow analysis dan simulasi relai overvoltage 59 menggunakan transient stability analysis dengan melihat kurvarelai action waktu dan tegangan. Hasil simulasi pelepasan beban dengan melihat cara kerja relai overvoltage 59 berjalan dengan baik berdasarkan hasil dari waktu relai mendeteksi tegangan lebih yaitu 110% dari bus nominal kV, lalu alarm beroperasi 1,1 detik setelah mendeteksi tegangan sudah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan beban mempengaruhi kenaikan tegangan, karena tegangan lebih yang diakibatkan oleh pelepasan beban membuat tegangan bus menjadi naik 110%-120% dari tegangan nominal lalu turun secara perlahan.
RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) DENGAN METODE PERTURB AND OBSERVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Dedi Aming; Yudi Prana Hikmat
Jurnal TEDC Vol 8 No 2 (2014): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.558 KB)

Abstract

Solar Cell merupakan suatu sel yang terdiri dari lapisan semikonduktor yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi daya listrik. Besarnya daya yang dihasilkan solar cell bergantung pada intensitas cahaya matahari dan temperatur yang mengenai permukaanya. Intensitas cahaya matahari dan temperatur selalu mengalami perubahan setiap waktu. Daya output yang dihasilkan tidak selalu berada di titik daya maksimum. Untuk menghasilkanoutput daya maksimum maka digunakan algoritma Maximum Power Point Tracker (MPPT) yang dapat menjejak titik daya maksimum pada kurva P-V yang dihasilkan solar cell. grafik perubahan daya terhadap perubahan tegangan. MPPT yang dirancang adalah MPPT dengan metode Perturb And Observe. Metode ini telah tertulis dalam jurnal internasional dan merupakan metoda yang sederhana namun memiliki efektifitas yang tinggi dalam menjejak daya maksimum solar cell. Dengan MPPT ini maka solar cell terus menghasilkan daya output maksimum pada setiap perubahan intensitas dan temperatur. Berdasarkan hasil pengujian, MPPT dapat meningkatkan daya ouput solar cell sampai 25%, artinya daya yang dihasilkan solar cell ketika menggunakan MPPT lebih tinggi sampai 25% dibandingkan ketika tanpa MPPT. Kata kunci : Solar cell, MPPT, Metoda Perturb and Observe, Daya Output
Analisis ELCB Sebagai Proteksi Tegangan Sentuh pada Pembumian Sistem TT Sunarto Sunarto; Yudi Prana Hikmat; Sudrajat Sudrajat
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v6i2.154-164

Abstract

ABSTRAKBahaya tegangan sentuh bisa terjadi apabila manusia menyentuh bagian yang bertegangan secara langsung maupun tidak langsung. Sentuhan langsung terjadi apabila manusia menyentuh secara langsung bagian aktif, sedangkan sentuhan tidak langsung bisa terjadi bila manusia menyentuh bagian konduktif terbuka (BKT) dari peralatan yang bertegangan karena adanya arus bocor. Manusia tentunya tidak tahu bahwa bagian aktif maupun BKT dari peralatan tersebut bertegangan dan manusia menyentuh bagian tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu perlu adanya proteksi terhadap tegangan sentuh langsung dan tidak langsung. Proteksi yang biasa digunakan pada instalasi listrik adalah ELCB dengan rating arus 30 mA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proteksi tegangan sentuh langsung dan tidak langsung menggunakan ELCB pada pembumian sistem TT (Terre-Terre) dimana pembumian titik netral trafo dan pembumian peralatan dipasang secara terpisah. Penelitian ini bisa membuktikan bahwa ELCB bisa digunakan sebagai tegangan sentuh langsung dan tidak langsung denga waktu kerja instanataneous.ABSTRACTDangers of touch voltage can occur if humans touch the live parts directly or indirectly. Direct touch occur when humans touch the active part directly, while indirect touch can occur when humans touch the bare conductive part (BKT) of the equipment with voltage due to leakage current. Humans certainly don't know that the active or BKT of the equipment are live and than humans touch these parts intentionally or unintentionally. Therefore, there is a need for protection against direct and indirect touch voltages. The armature commonly used in electrical installations is an ELCB with a current rating of 30 mA. This study aims to analyze direct and indirect touch voltage protection using ELCB on TT (Terre-Terre) sistem earthing where the transformer neutral point grounding and equipment grounding are Installed separately. This research can prove that ELCB can utilized as direct and indirect touch voltage with instantaneous working time.
Analysis of Earth Resistance Effect on The TT- Grounding System Against Electric Shock Sunarto Sunarto; Sudrajat Sudrajat; Yudi Prana Hikmat
Eksergi Vol 18, No 3 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/eksergi.v18i3.3889

Abstract

Abstract - Based on the General Requirements for the PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011), there are three types of earthing systems, namely the TN system, the TT system, and the IT system.These three types of earthing function to prevent electric shock that is harmful to humans. Earthing part of the equipment namely open conductive part on the TT system is installed separately, where the open conductive part of electrical equipment is connected directly to the earth in order to limit the amount of voltage between the open conductive part and the earth to the allowable limit if a leakage current is caused due to a failure insulation.The action taken to minimize the occurrence of indirect touch stress is to use an earthing system with the aim of: Conducting current from the metal parts of the equipment that flows through the leakage to the ground through the earth channel, Minimize potential differences between the metal parts of the equipment and the ground so that it is not dangerous if touched.Earthing resistance value on the TT system greatly affects the magnitude of the touch voltage that occurs at open conductive part due to a leakage current due to insulation failure. If the resistance value of the earth electrode exceeds the allowable standard, it can cause the touch voltage that occurs in the open conductive part to exceed the maximum standard based on the PUIL 2011 standard and there is no safety of the MCB or ELCB, it will be dangerous if touched by humans because it can cause damage to the human body and can cause death. 
PERBANDINGAN KINERJA SISTEM MINIATUR SELUNCUR ES MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN R290 (HIDROKARBON) Ismail Wellid; Yudi Prana Hikmat; Dini Faridah
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-13 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji kinerja sistem miniatur seluncur es menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap yang menggunakan media transfer panas yang berbeda (refrigerant). Pada umumnya mesin menggunakan refrigeran HCFC-22 (R22) sebagai media transfer panas dalam sistemnya, sementara itu pada penelitian ini diusulkan mesin yang menggunakan refrigeran hidrokarbon (R290). Penelitian ini membandingkan kinerja sistem refrigerasi kompresi uap di arena seluncur es jika sistem menggunakan refrigerant R290 (MC22). Penggantian refrigerant ini dilakukan untuk memenuhi tujuan dari Protokol Montreal untuk menggantikan HCFC dalam peralatan pendingin yang ada, karena pengolahannya yang tidak ramah lingkungan. Beberapa parameter dipertimbangkan untuk meninjau kinerja sistem, yaitu: waktu pendinginan, COP, efisiensi, dan konsumsi energi sistem. Hasil penelitian menunjukkan COPactual dan COPcarnot pada sistem miniatur seluncur es menggunakan refrigeran hidrokarbon R290 memiliki nilai lebih besar dibandingkan sistem menggunakan R22. Dengan demikian, efisiensi sistem dapat meningkat sebesar 3,2%. Konsumsi energi dari sistem yang diusulkan dapat menghemat 5%. Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa sistem miniatur seluncur es dengan refrigerant R290 dapat meningkatkan kinerja sistem, menghemat konsumsi energi, dan dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengurangi pemanasan global dan penipisan ozon yang disebabkan oleh aplikasi penggunaan refrigeran CFC.Kata kunci: mesin seluncur es, refrigerasi, sistem kompresi uap.
Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Instalasi Listrik SMK Perkasa Sumedang Aghnia Nur Zahrah; Yudi Prana Hikmat; Toto Tohir
SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan) Vol 3 (2021)
Publisher : SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.126 KB)

Abstract

Sektor pendidikan terutama sekolah merupakan tempat utama untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Untuk mencapai tujuan yang dapat ditempuh di sekolah maka diperlukan tenaga listrik yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Namun seringkali kegiatan pembelajaran terhambat oleh permasalahan yang terjadi baik karena kesalahan pemasangan instalasi maupun pembagian daya yang tidak sesuai standar. Pemasangan instalasi yang baik adalah yang sesuai dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL serta Standar Nasional Indonesia atau SNI. SMK Perkasa Sumedang sumber suplai daya PLN terbagi dengan empat Alat Pengukur dan Pembatas (APP) dengan masing-masing daya yang masuk dari APP dibagi ke tiap-tiap ruangan yang ada di SMK Perkasa. Permasalahan yang terjadi pada SMK Perkasa Sumedang adalah dengan terdapatnya empat APP ini pembagian daya listrik menjadi tidak teratur. Pemilihan rating pengaman pun tidak tepat sehingga seringkali terjadinya trip yang juga dapat terjadi karena beban yang terlampau besar akibat penambahan beban yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Penelitian ini akan menganalisa jaringan instalasi listrik di SMK Perkasa Sumedang sehingga menghasilkan rekomendasi berupa perencanaan penataan pembagian daya listrik yang sesuai standar. Hasil perhitungan dianalisis dan dibandingkan sesuai keadaan di lapangan untuk menghasilkan rekomendasi.