Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID - 19 PADA REMAJA MELALUI PROTOKOL KESEHATAN Serri Hutahaean; Nourmayansa Vidya Anggraini; Suci Wahyu Ismiyasa; Nur Fitriah Efendy; Vionita Apriliana
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 4 No 3 (2021): IKRAITH-ABDIMAS No 3 Vol 4 November 2021
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.972 KB)

Abstract

Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup seharihari. Untuk bisa hidup sehat dalam masa pandemic covid- 19, kita harus mampu melakukan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh semua pihak agar dapat beraktivitas secara aman saat pandemi COVID-19 ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam protokol kesehatan,maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir. Penyuluhan ini dilakukan pada bulan Juli 2021 kepada remaja di Kelas enam SD Holy Faithful Obedient secara Online melalui Link Zoom Meeting. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan penyuluhan dan demostrasi pelaksanaan pencegahan penyebaran covid-19 melalui Protokol Kesehatan. Data di analisis pre dan post Tindakan yang diberikan. Hasil penyuluhan ini menunjukkan terjadinya perubahan perilakusiswa sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi, penyuluhan, dan demonstrasi dengan hasil siswa yang memiliki perilaku baik dalam pencegahan Covid-19 mengalami peningkatan dengan persentase 78,1% menjadi 93,8%. Saran selanjutnya perlu dilakukan pembinaanpelaksanaan upaya yang sama melalui teman sebaya pada siswa.
Penggunaan Monitoring Mandiri melalui Sistem Informasi Pemantauan Obesitas Remaja (Sifortasima) dalam Pencegahan Obesitas Remaja Nourmayansa Vidya Anggraini; Serri Hutahaean; Teguh Firmansyah; Muchamad Rifki Nuryanta; Vionita Apriliana; Bonieta Dwi Lestati; Muhammad Harits Saifulloh; Nita Junita
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i11.7640

Abstract

ABSTRAK Obesitas termasuk salah satu masalah kesehatan yang membuat risau kalangan masyarakat. Peningkatan prevalensi obesitas terjadi di Negara maju dan berkembang. Obesitas juga berisiko pada remaja.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan penyediaan program Sistem Informasi Pemantauan Obesitas Remaja (SIFORTASIMA) yang berpihak pada remaja, murah, mudah digunakan, aman dan aman untuk diakses setiap waktu diharapkan mampu menjawab kebutuhan remaja di sekolah pada saat ini. SIFORTASIMA sebagai media promosi pemantauan obesitas yang merupakan program PKM dari, oleh, dan untuk remaja di sekolah. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan memberikan pendidikn kesehatan dan pelatihan tentang monitoring mandiri menggunakan Sistem Informasi Pemantauan Obesitas Remaja (SIFORTASIMA) pada remaja. Kegiatan ini memberikan hasil berupa peningkatan pengetahuan pada remaja sasarannya pada sebelum dan sesudah dilakukan proses pendidikan kesehatan dan pelatihan berkaitan dengan penggunaan aplikasi SIFORTASIMA. Disarankan supaya remaja dapat menggunakan aplikasi dengan teratur supaya dapat mengendalikan dan mencegah terjadinya obesitas. Namun pihak orang tua dan guru tetap harus melakukan pemantauan dalam penggunaan aplikasi ini. Kata Kunci: Obesitas, Remaja, SIFORTASIMA  ABSTRACT Obesity is one of the health problems that worries the community. The increasing prevalence of obesity occurs in both developed and developing countries. Obesity is also a risk in adolescents. Community service activities are carried out by providing the Adolescent Obesity Monitoring Information System (SIFORTASIMA) program that is pro-adolescent, inexpensive, easy to use, safe and secure to be accessed at any time. SIFORTASIMA as a promotional media for obesity monitoring which is a PKM program from, by, and for teenagers in schools. The method used in this community service activity is to provide health education and training on independent monitoring using the Adolescent Obesity Monitoring Information System (SIFORTASIMA) in adolescents. This activity resulted in an increase in knowledge of the target youth before and after the process of health education and training related to the use of the SIFORTASIMA application. It is recommended that adolescents can use the application regularly in order to control and prevent obesity. However, parents and teachers still have to monitor the use of this application. Keywords : Obesity, Youth, SIFORTASIMA
Pengaruh Penggunaan Teknologi Kesehatan Terhadap Layanan Kesehatan Di Sekolah Serri Hutahaean; Nourmayansa Vidya Anggraini; Ruth Mariana Bunga Wadu; Vionita Apriliana; Lutfi Riskyta Istikomah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 7, No 4 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v7i4.15635

Abstract

Background: Health services are currently very much needed. Especially for school-age children. Objective: This study aims to determine the effect of using health technology, namely mobile applications in improving health services in schools. Methods: This research was conducted at the Holy Faithful Obedient Elementary School Sawangan Depok in October 2022. The respondents in this study were 185 students of SD HFO Sawangan Depok. Data was collected using a questionnaire after being given training related to the use of health technology in the form of a health mobile application. Then the data were analyzed using the Paired t-test to determine the effect of using health technology with school health services. Results: The results showed that the health service before the intervention was 29.98, after the intervention, it increased to 30.76, with a p-value = 0.001 (p < 0.05), meaning that there was a significant effect of the intervention using health technology on improving health services in Indonesia. school. Conclusion: This research can be concluded that there is an improvement in health services in schools after being given training on the use of health technology in the form of school health mobile applications.
Edukasi dan Simulasi Penanganan Luka Bakar di Lingkungan Sekolah Santi Herlina; Vionita Apriliana; Bonieta Dwi Lestari; Widya Astuti; Indri Zalwa; Farikhah Farikhah; Nur Alfidah Rezafar
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58466/literasi.v3i1.899

Abstract

Burns can occur anywhere, including at school, with students’ activities such as the use of laboratory equipment that may contain flammable fluids, contact with electrical terminals, and touched by the burning vehicle muffler. Based on interviews with several people at SMA Negeri 6 Depok related to health education and simulation of burn treatment, the results were obtained that school residents had never received any education related to burns. The purpose of this community service is to improve students’ knowledge, action, and practices for burn first aid. The target audience for this activity is 30 committees of Red Cross Youth from SMA Negeri 6 Depok which was held in October 2022. Methods used in this community service are health education by audiovisual, demonstration, and interactive simulations. The materials for health education include burn types, burn first aid, burn treatment, prevention of burn infections, burn complications, and demonstration of the use of fire extinguisher. The result of this activity showed a good impact on participants, which was an increase of knowledge that was proven by the result of the average pretest score being 83, then after the health education and demonstration, the average post test score increased to 96,3. The knowledge gained by Red Cross Youth students can be further improved and developed so that it can motivate the school community to realize the emergency and importance of burn problems.
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KADER TANGGAP PENYAKIT PADA MASYARAKAT DI DEPOK Serri Hutahaean; Nourmayansa Vidya Anggraini; Prasetyo Hadi; Vionita Apriliana; Bonieta Dwi Lestari; Zhafirah Zhafarina
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.25139

Abstract

Public health problems in Indonesia are very diverse, which still need to be of concern to the public, including thegovernment. Improving public health requires the existence of health cadres in the community who assist in healthpromotion in the community. This activity aims to form new cadres who are recruited from residents, then giventraining on the cadre's duties in improving public health in RT 005/RW 005 Pasir Putih Village, Depok-West Java.This PKM was carried out on June 10, 2023. The results of the activity were the formation of 10 health cadres whobecame health cadres. The cadres were then given training on the cadre's duties in helping improve public health.Before and after the cadre training, an evaluation is carried out in the form of a questionnaire to assess the cadre'sknowledge and in the form of a checklist sheet to assess the cadre's ability to carry out public health examinations.The results of the evaluation illustrate that there is a change in the knowledge of cadres, that is, the knowledge ofgood cadres has increased from 75% to 100% after being given training on the role of cadres in improving publichealth. Evaluation of the ability of cadres showed that cadres had good abilities in accordance with procedures inconducting health checks as much as 100% after training. The implementation of PKM can be concluded that healthcadres have been formed to respond to diseases in the community. The cadres that have been formed haveundergone training on the roles and functions of cadres in the community in improving public health. Thus thecadres are ready to carry out their duties in the community. This PKM suggested that the puskesmas should continueto support and assist cadres in carrying out their duties to improve public health by involving cadres in puskesmasactivities in the community, especially in the Pasir Putih Village. ABSTRAK Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sangat beragam yang masih perlu menjadi perhatian masyarakat hinggasaat ini termasuk pemerintah. Peningkatan kesehatan masyarakat perlu adanya kader kesehatan di masyarakat yangmembantu dalam promosi kesehatan di masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kader baru yangdirekrut dari warga, kemudian diberikan pelatihan tentang tugas kader dalam peningkatan kesehatan Masyarakat diRT 005/RW 005 Kelurahan Pasir Putih, Depok-Jawa Barat. PKM ini dilakukan pada tanggal 10 Juni Tahun 2023.Hasil kegiatan didapatkan terbentuknya Kader kesehatan sebanyak 10 warga yang menjadi kader kesehatan. Kaderkemudian diberikan pelatihan tentang tugas kader dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebelumdan sesudah pelatihan kader dilakukan evaluasi berupa kuesioner untuk menilai pengetahuan kader dan berupalembar checklist untuk menilai kemampuan kader dalam melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat. Hasilevaluasi menggambarkan adanya perubahan pada pengetahuan kader yaitu pengetahuan kader yang baik memilikipeningkatan dari 75% menjadi 100% setelah diberikan pelatihan peran kader dalam peningkatan kesehatanmasyarakat. Evaluasi kemampuan kader didapatkan hasil bahwa kader memiliki kemampuan yang baik sesuaidengan prosedur dalam melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak 100% setelah dilakukan pelatihan. PelaksanaanPKM dapat disimpulkan bahwa telah terbentuknya kader kesehatan tanggap penyakit di masyarakat. Kader yangterbentuk sudah dilakukan pelatihan tentang peran dan fungsi kader di masyarakat dalam meningkatkan kesehatanmasyarakat. Dengan demikian kader sudah siap untuk melakukan tugasnya di Masyarakat. PKM ini menyarankansupaya puskesmas tetap mendukung dan membantu kader dalam melakukan tugasnya untuk peningkatan kesehatanmasyarakat melalui pelibatan kader dalam kegiatan-kegiatan puskesmas di masyarakat khususnya di KelurahanPasir Putih.
Peran Media Sosial dalam Mempengaruhi Perilaku Gizi Remaja SMPN X Depok Nourmayansa Vidya Anggraini; Serri Hutahaean; Nayla Kamilia Fithri; Vionita Apriliana; Talita Alifa Salsabila
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 11 (2023): Volume 5 Nomor 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i11.10001

Abstract

ABSTRACT Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. Changes that occur in adolescents tend to cause various problems and changes in behavior in adolescent life. The total population of adolescents aged 10-19 years is 1.2 billion or 16% of the world's population. Teenagers are at risk of being overweight. Teenagers use social media a lot. If teenagers explore nutritional information from social media, it will increase their knowledge about nutrition.This study aims to identify the role of social media in influencing adolescent nutrition. This research was conducted at SMPN X Depok in July 2022 to 261 students in grades 7, 8, 9 using simple random sampling technique. Data collection techniques were carried out by taking data through questionnaires. Univariate data analysis aims to provide a description of the characteristics of respondents and research variables. Bivariate analysis was conducted to determine the relationship between mass media and nutritional behavior in adolescents at SMPN X Depok. After analyzing the relationship between the role of mass media and adolescent nutritional behavior, the p value = 0.005 (p < 0.05) which means that there is a significant relationship between mass media and adolescent nutritional behavior. Mass media plays an important role in adolescent nutritional behavior. Parents should monitor the use of mass media by teenagers so that positive things are taken by teenagers in their use. Keywords: Nutrition, Mass Media, Obesity, Youth  ABSTRAK Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Perubahan yang terjadi pada remaja cenderung menyebabkan berbagai permasalahan dan perubahan perilaku pada kehidupan remaja. Jumlah populasi remaja usia 10-19 tahun sebanyak 1.2 milyar atau 16% dari populasi dunia. Remaja memiliki risiko kelebihan berat badan. Remaja banyak menggunakan sosial media. Apabila remaja mengeksplor informasi gizi dari sosial media maka akan meningkatkan pengetahuan remaja berkaitan dengan gizi. Pada penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran media sosial dalam memberikan pengaruh terhadap gizi remaja. Penelitian ini dilakukan di SMPN X Depok pada bulan Juli 2022 terhadap siswa kelas 7, 8, 9 sebanyak 261 siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data melalui penyebaran kuesioner. Analisa data univariat bertujuan dalam memberikan deskripsi karakteristik responden dan variabel penelitian. Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara media massa dengan perilaku gizi pada remaja SMPN X Depok. Setelah dilakukan analisis tentang hubungan peran media massa dengan perilaku gizi remaja didapatkan nilai p value = 0.005 (p < 0.05) yang memiliki arti bahwa terdapat hubungan bermakna antara media massa dengan perilaku gizi remaja. Media massa memberikan peranan penting dalam perilaku gizi remaja. Orang tua sudah seharusnya melakukan pemantauan dalam penggunaan media massa oleh remaja supaya hal positif diambil remaja dalam penggunaannya. Kata Kunci: Gizi, Media Massa, Obesitas, Remaja
EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN GERAKAN SADARI KEPADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 5 DEPOK Bonieta Dwi Lestari; Dora Samaria; Nelly Febriani; Annisa Rahma; Melani Meta; Nurul Izza; Vionita Apriliana
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 7, No 2 (2023): OCTOBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v7i2.6207

Abstract

Adolescence or childhood to adulthood is a condition characterized by the maturation of reproductive organs and functions. In adolescent girls, it is marked by the first menstruation (menarche), and also secondary signs such as the introduction of breast cells that must be handled optimally so that it does not lead to something undesirable such as breasts. Therefore, activities are needed to identify factors of adolescent knowledge and health education to equip their reproductive health knowledge. Thus, the purpose of this activity is to analyze the knowledge factor about the reproductive system of adolescent girls at SMAN 5 Depok, followed by a demonstration of the Breast Self-Examination (BSE). The method of activity is carried out offline, using a pre-experimental design with a one group pre-test post-test design. In addition, a simulation of SADARI examination per group was carried out using phantom breasts. From the PKM that has been carried out, it is found that there is an increase in knowledge related to the reproductive system in adolescents and the introduction of SADARI, and is supported by the acquisition of significant pretest and posttest score.abstract in bahasaRemaja atau masa peralihan anak-anak menuju dewasa adalah suatu kondisi yang ditandai dengan matangnya organ dan fungsi reproduksi. Pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), dan juga tanda-tanda sekunder seperti pembesaran sel-sel payudara yang harus dirawat secara maksimal agar tidak tidak mengarah ke suatu hal yang tidak diinginkan seperti kanker payudara. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan untuk mengidentifikasi faktor pengetahuan remaja dan edukasi kesehatan untuk membekali pengetahuan kesehatan reproduksi mereka. Dengan demikian, tujuan kegiatan ini adalah untuk menganalisis faktor pengetahuan mengenai sistem reproduksi remaja putri di SMAN 5 Depok, diikuti dengan pendemonstrasian gerakan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para remaja putri di SMAN 5 Depok tentang sistem reproduksi khususnya menstruasi dan kanker payudara. Metode kegiatan dilakukan secara luring, menggunakan rancangan one group pretest and posttest design. Selain itu, simulasi pemeriksaan SADARI per kelompok dilakukan dengan menggunakan phantom payudara. Dari PKM yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa ada peningkatan pengetahuan terkait sistem reproduksi wanita pada remaja dan pengenalan SADARI, dan pernyataan ini didukung oleh perolehan score pretest dan posttest yang signifikan.
Pemberdayaan Kader Cilik melalui Gerakan "Asik" Aktivitas Fisik Cegah Obesitas pada Anak Usia Sekolah Nourmayansa Vidya Anggraini; Serri Hutahaean; Nayla Kamilia Fithri; Vionita Apriliana; Bonieta Dwi Lestari; Nita Junita
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.13223

Abstract

ABSTRAK Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sangat beragam yang masih menjadi perhatian masyarakat hingga saat ini oleh pemerintah. Anak yang mengalami obesitas pada semua yang mengalami gangguan pertumbuhan ditandai dengan kelebihan lemak yang dapat terlihat jelas pada bentuk tubuh yang melebihi tinggi badan dan usianya. Dampak dari obesitas sangat besar bagi anak usia sekolah yang mengalami obesitas. Solusi yang ditawarkan adalah berupa pembetukan dan pemberdayaan kader cilik ASIK aktifitas fisik dalam pencegahan risiko obesitas pada anak usia sekolah. Hal ini berfungsi sebagai contoh dan perpanjangan tangan pemerintah untuk dapat mengingatkan dirinya sendiri, keluarga, teman dan orang sekitarnya untuk selalu melakukan aktifitas fisik guna terhindar dari risiko obesitas. Pemberdayaan kader cilik adalah menjadi suatu bagian strategi dan program pemerintah. Salah satu tujuan dari adanya pemberdayaan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan warga sekolah. Hal ini sangat berperan penting dalam terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat. Metode pendekatan yang dilakukan berupa pembentukan dan pelatihan kader yang nantinya akan berfungi sebagai contoh dan perpanjangan tangan pemerintah untuk dapat mengingatkan dirinya, keluarga, teman-teman dan orang di sekitarnya untuk selalu melakukan aktifitas fisik guna pencegahan obesitas. Terdapat peningkatan pengetahuan kader cilik sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi, penyuluhan serta pelatihan. Sebelum dilakukan sosialiasi tingkat pengetahuan baik sebanyak 40% dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 60% dan berkurang menjadi 20% setelah dilakukan sosialisasi. Kader kesehatan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan bidang kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat. Peran kader kesehatan dalam pembangunan kesehatan sangatlah penting. Oleh karena itu, penting adanya pemberdayaan kader pada anak usia sekolah dalam hal menurunkan dan mencegah angka obesitas pada anak usia sekolah. Kata Kunci: Anak Usia Sekolah, Kader Kesehatan, Obesitas  ABSTRACT Public health problems in Indonesia are very diverse and are still of concern to the public today by the government. Children who are obese, all of whom have growth disorders, are characterized by excess fat which can be clearly seen in their body shape beyond their height and age. The impact of obesity is very large for school-age children who are obese. The solution offered is in the form of establishing and empowering ASIK child cadres for physical activity in preventing the risk of obesity in school-age children. This serves as an example and an extension of the government to remind itself, family, friends and those around them to always carry out physical activity to avoid the risk of obesity. Empowering young cadres is part of the government's strategy and program. One of the goals of empowerment is to realize the welfare of the school community. This plays a very important role in meeting the community's living needs. Social welfare is a system of social, material and spiritual life and subsistence that is filled with a sense of safety, decency and inner and outer tranquility, which makes it possible for every citizen to make efforts to fulfill physical, spiritual and social needs as well as possible for themselves, family and society by upholding human rights or obligations in accordance with Pancasila. The approach used is in the form of forming and training cadres who will later function as examples and extensions of the government to be able to remind themselves, their families, friends and those around them to always carry out physical activity to prevent obesity. Child cadres were recruited from 4th and 5th grade elementary school students with the aim of making them aware, motivated and willing to become child cadres for obesity prevention. Terdapat peningkatan pengetahuan kader cilik sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi, penyuluhan serta pelatihan. Sebelum dilakukan sosialiasi tingkat pengetahuan baik sebanyak 40% dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 60% dan berkurang menjadi 20% setelah dilakukan sosialisasi. X Health cadres are one of the spearheads of development in the health sector based on community empowerment. The role of health cadres in health development is very important. Therefore, it is important to empower cadres of school-age children in terms of reducing and preventing obesity rates in school-age children. Keywords: School Age Children, Health Workers, Obesity