p-Index From 2019 - 2024
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal SPASIAL
Aristotulus E Tungka, Aristotulus E
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KAJIAN KONSERVASI BANGUNAN KUNO DAN KAWASAN BERSEJARAH DI PUSAT KOTA LAMA MANADO Tonapa, Yenie Naftalia; Rondonuwu, Dwight M; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan salah satu kota yang memiliki berbagai macam bentuk peninggalan bersejarah, hal tersebut tidak lepas dari masuknya berbagai macam kebudayaan maupun bekas dari peninggalan kolonial Belanda. Salah satu bentuk peninggalan bersejarah yaitu, adanya bentuk bangunan yang khas dengan gaya arsitektur yang tergabung dari beberapa etnis yang tersebar di beberapa kawasan yang  memiliki nilai dan pengaruh sejarah yang kuat. Kawasan bersejarah tersebut merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang mengandung unsur pendidikan dan sejarah melalui bangunan-bangunan peninggalan yang ada, salah satu diantaranya kawasan bersejarah yang ada.di kota Manado, yaitu kawasan Pusat Kota Lama Manado. Kawasan pusat Kota Lama Manado merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai historis dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan Kota Manado. Bangunan-bangunan kuno bersejarah yang ada dikawasan pusat kota lama kini mengalami masalah yang sangat memprihatinkan akibat dari perkembangan aktivitas diperkotaan yang semakin pesat yang berdampak mengancam keberadaan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah di kawasan pusat kota lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang ada di pusat kota lama Manado dan menganalisis sejauh mana bangunan kuno dan kawasan bersejarah di pusat kota lama Manado yang dapat dikonservasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu menentukan bangunan-bangunan maupun kawasan yang dapat dikonservasi dan diharapkan pemerintah lebih memiliki kepedulian terhadap banguna-bangunan yang memiliki nilai sejarah dan dibuatnya peraturan daerah (perda) tentang kawasan konservasi bersejarah tidak hanya di pusat kota lama namun disetiap kawasan-kawasan di kota Manado yang  banguna-bangunanya memiliki nilai sejarah. Kata kunci: Kata kunci: Bangunan Kuno dan Kawasan Bersejarah, Konservasi Pusat Kota Lama Manado, Heritage Bulding.
KAJIAN TERHADAP KONSEP ELEMEN ALAMI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TEPIAN PANTAI Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan kota yang terletak di teluk Manado dan secara geografis penyebaran kota juga sejajar dengan air atau teluk Manado. Salah satunya adalah dibukanya areal proyek reklamasi pantai yang diharapkan ke depan merupakan daerah kawasan bisnis yang baru untuk mendongkrak perekonomian kota Manado, selain memperkuat jati diri kota manado yaitu sebagai kota tepi pantai.  Mengumpulkan data melalui pengambilan gambar dan foto untuk dapat memvisualisasikan kembali sehingga hasil yang diharapkan dapat menjawab masalah. Daerah-daerah tepian air haruslah mampu menawarkan suatu konsep dalam memberikan suatu pengalaman mengasyikan dan pengetahuan khas yang bertumpu pada karakter atau ciri-ciri khas air. Kata Kunci :jati diri, kota tepi pantai, konsep berkarakter
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PULAU LEMBEH (STUDI KASUS : KELURAHAN PAUDEAN, KELURAHAN PASIR PANJANG DAN KELURAHAN DORBOLAANG) Pratiwi, Ayansari Dina; Tungka, Aristotulus E; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 11 Tahun 2013 tentang RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 khususnya pasal 41 huruf a dan c menyatakan bahwa Kawasan suaka alam dan cagar budaya Kota Bitung meliputi kawasan Suaka Alam Laut Selat Lembeh dan kawasan pantai berhutan bakau di Kelurahan Lirang, Kelurahan Pintukota, Kelurahan Paudean, Kelurahan Dorbolaang, dan Kelurahan Pasir Panjang di Pulau Lembeh. Pemerintah Kota Bitung tidak hanya melihat potensi Pulau Lembeh sebagai kawasan lindung, tetapi juga berpotensi dibidang pariwisata yang tetap dalam konteks tidak merusak keberadaan kawasan lindung tersebut, sehingga jenis wisata yang cocok dikembangkan adalah ekowisata. Ekowisata adalah suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Wisata ini terletak pada beberapa tempat di Pulau Lembeh, salah satunya terdapat di Kelurahan Pasir Panjang Kecamatan Lembeh Selatan. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis statistik deskriptif, serta tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi-potensi pengembangan kawasan ekowisata dan menganalis strategi pengembangannya di Kelurahan Paudean, Kelurahan Dorbolaang dan Kelurahan Pasir Panjang dengan menggunakan Analisis Daerah Operasi-Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) dan analisis berdasarkan hasil kuesioner dengan dua pendekatan yaitu pendekatan lingkungan dan pendekatan partisipasi dan pemberdayaan. Kemudian dalam menganalisis strategi pengembangannya digunakan analisis strategi berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah khususnya Pemerintah Kota Bitung dan analisis SWOT. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, melakukan wawancara, kuesioner dan telaah pustaka. Hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam mengembangkan kawasan ekowisata pada lokasi penelitian.Kata Kunci: Ekowisata, Strategi Pengembangan, Pulau Lembeh 
KARAKTERISTIK KAWASAN KOTA LAMA MANADO DENGAN PENDEKATAN TEORI HAMID SHIRVANI Kojongian, Jeivan O.G; Rondonuwu, Dwight M; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Kota Manado yang begitu cepat membuat terbentuknya beberapa kawasan pusat kegiatan yang baru, sehingga Kawasan Kota Lama Manado harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Perkembangan Kota bisa akan mengubah citra dari kawasan tersebut dan citra Kota Lama berperan sebagai Identitas Kota Manado sehingga Citra Kota Lama bisa di lihat melalui karakteristik Kawasan, menurut pakar Arsitektur Kota yaitu Hamid Shirvani, Kualitas fisik yang diberikan suatu kawasan dapat menimbulkan citra yang cukup kuat dan sebagai identitas yang memiliki daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Kawasan Kota Lama Manado berdasarkan 8 elemen teori Hamid Shirvani. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni metode deskriptif yang menggambarkan bagaimana karakteristik Kawasan Kota Lama Manado. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat yakni Penggunaan lahan pada Kawasan dominan oleh perdagangan dan jasa. Bentuk bangunan berwujud persegi dengan pola berderet dan massa bangunan lebih banyak 2-3 lantai dengan fungsi pertokoan. Sirkulasi kendaraan sering terjadi kemacetan dan salah satu penyebab sistem parkir on-street. Ruang terbuka yang tersedia pada kawasan terbagi antara ruang terbuka hijau yang linear dan mengelompok serta ruang terbuka non-hijau. Jalur pedestrian pada Kawasan sudah tersedia pada sisi-sisi jalan dengan kondisi baik dan lebar 2 meter. Pendukung kegiatan yang terdapat pada Kawasan seperti pedagang kaki lima yang terkonsentrasi pada pusat keramaian dan menempati di atas trotoar. Perpapanan-nama/penanda yang terdapat pada Kawasan berupa identitas bangunan, papan reklame, rambu lalu lintas dan penanda jalan yang di pasang pada tiang dan terletak di tanah. Preservasi, terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang perlu di jaga sehingga tampilan bangunan tidak berubah.Kata Kunci : Citra Kota, Karakteristik, Kota Lama.
ANALISIS ELEMEN – ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN TAHUNA, KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Budiman, Ival Tom Rees; Rondonuwu, Dwight M; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era globalisasi suatu kota dalam perkembangan  perlu adanya suatu citra kota atau identitas kota untuk sebagai penambah daya tarik kota. Tahuna memiliki kawasan pusat niaga yang disebut “Trikora”. Selain berada pada pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan ini juga memiliki sejarah penting bagi perkembangan di Kawasan Perkotaan Tahuna. Kondisi ini dapat terlihat sangat jelas dari kondisi arsiktekturnya yang masih terdapat banyak bangunan tua, seperti pertokoan, perkantoran, dan juga pasar tradisional yang belum banyak berubah yang nampak pada wajah kotanya. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik. tujuan penelitian menemukan citra kota di kawasan perkotaan Tahuna melalui lima elemen pembentuk citra kota. dalam teori Kevin Lynch yaitu, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna  dan menganalisis elemen – lemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaa Tahuna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana landasan teori yang berkaitan dengan judul analisis elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna. metode statistik deskriptif dan data kuantitatif dipakai untuk membuat kesimpulan pada peta mental maupun kuesioner berdasarkan hasil presentase responden yang berjumlah 99 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kawasan perkotaan Tahuna, kabupaten Kepuauan Sangihe berdasarkan  tata ruang kota memiliki 29 elemen pembentuk citra kota oleh kevin lynch, diantaranya ada 7 kawasan (District ), 5 elemen batas (Eedges), 2 titik temu ( Nodes ) serta memiliki 16 jalur  ( Path ). Hasil dari menurut masyarakat Tahuna, kawasan perkotaan Tahuna memiliki 24 elemen fisik sebagai elemen pembentuk citra kota, diantaranya adalah 5 elemen kawasan   ( District ), 2 elemen jalur ( Path ), 1 elemen penanda kawasan ( Landmark ), 1 elemen titik temu ( Nodes ) serta 7 elemen batas ( Edges ).  Kata Kunci : Analisis, Elemen Kota, Kawasan  Perkotaan, Citra Kota.
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN DAN WILAYAH TERLUAR DI PULAU MARAMPIT, KECAMATAN NANUSA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Tungka, Aristotulus E; Manguwo, Egnia; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah yang tidak merata baik dari segi ekonomi maupun pembangunan merupakan satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi setiap negara, pada dasarnya ketimpangan ini disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. kawasan perbatasan merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara, Pulau terluar diistilakan sebagai pulua-pulau kecil terluar yang merupakan garis depan nusantara. Berada pada kawasan paling utara Sulawesi utara Pulau Marampit merupakan salah satu kawasan perbatasan dan pulau terluar yang dimiliki oleh Kabupaten Talaud. Letak pulau yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara filipihina dan juga menjadi salah satu pulau kecil terluar. Pulau ini umumnya berupa dataran rendah dengan hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau ini memiliki potensi alam yang beragam yaitu potensi perikanan, perkebunan dan pariwisata namun belum dimnfaatkan secara maksimal. Minimnya infrastuktur seperti drainase dan akesesibilitas keluar masuk yang sulit menjadikan suatu permasalahan yang terdapat pada Pulau Marampit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketersediaan dan kebutuhan serta potensi-potensi paling potensial untuk dikembangkan dan kemudian memberikan rekomendasi bagi pemerintah sekitar untuk memprioritaskan pembangunan prasaranan sarana yang masih kurang dari pulau ini. Hasil analisis deskriptif menemukan bahwa prasarana yang masih sangat kurang adalah drainase. Drainase hanya terdapat di desa laluhe sedangkan di desa lainnya tidak tersedia. Selanjutnya alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Dari hasil scoring ditemukan bahwa potensi alam yang paling potensial untuk dikembangkan adalah potensi perikanan. Matriks SWOT menunjukan arahan dan strategi pengembangan potensi perikanan dengan penambahan prasarana dan sarana seperti tambatan perahu, Bumdes dan SPBU mini untuk menunjang pengembangan potensi perikanan di Pulau Marampit. Kata Kunci  : Pengembangan Wilayah, Kawasan Perbatasan, Wilayah Terluar , Pulau-Pulau Kecil Terluar
RESPON MASYARAKAT DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT MENURUT TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Suneth, Rizaldy Alfan; Waani, Judy O; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir serta ingin mengetahui strategy coping yang dilakukan masyarakat yang berada di kawasan permukiman padat menurut tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Wenang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode overlay dan scoring antara parameter-parameter yang ada, di mana setiap parameter dilakukan proses scoring dengan pemberian bobot serta nilai yang sesuai dengan pengklasifikasinya masing-masing, yang nantinya akan dilakukan overlay menggunakan software ArcGIS. Penggunaan software ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjelaskan dan mempresentasikan objek di wilayah rawan banjir dalam bentuk digital. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa tingkat kerawanan banjir yang paling tinggi berada di Kelurahan Komo Luar, dibandingkan Kelurahan Istiqlal. Dengan masing-masing presentase responden di Kelurahan Komo Luar melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 69% dan 54% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadiya bencana. Kemudian, responden di Kelurahan Istiqlal yang melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 75%, 59% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadinya bencana serta beberapa responden melakukan penghindaran pada waktu setelah terjadinya bencana dengan presentase 8%.Kata Kunci: Bencana Banjir, Tingkat Kearawanan, Strategy Coping
MORFOLOGI RUANG DI KOTA TOMOHON Wohos, Ivana Clarita; Poluan, R. J.; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Tomohon tumbuh dan berkembang pada jalur sirkulasi utama antara Kota Manado dengan daerah - daerah lainnya di Kabupaten Minahasa. Situasi ini menjadikan posisi Kota Tomohon sangat strategis dalam perkembangannya. Perkembangan Kota Tomohon seperti layaknya perkembangan kota lainnya ditandai dengan pertambahan penduduk sehingga semakin banyaknya penggunaan lahan yang ada, pola-pola jalan yang terbentuk, dan karakteristik bangunan yang berbeda-beda.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kota Tomohon dan menganalisis bentuk morfologi Kota Tomohon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Penelitian ini bersifat analisa kualitatif deskriptif dengan tujuan penelitian untuk menggambarkan keadaan atau fakta serta fenomena yang mengkaji tentang yang di teliti dengan menggunakan analisis time series untuk melihat perubahan penggunaan lahan dari tahun ke tahun dan menggunakan analisis kualitatif desktiptif untuk menganalisa data dengan menggambarkan keadaan wilayah penelitian sesuai data yang diperoleh, kemudian mengklasifikasi berdasarkan aspek morfologi kota di Kota Tomohon. Dari hasil penelitian diatas diperoleh Bentuk morfologi di kota Tomohon yaitu Bentuk tidak kompak atau bentuk terpecah.Kata Kunci: KotaTomohon, Perubahan Penggunaan Lahan, Morfologi Ruang
ANALISIS KAWASAN STRATEGIS SOSIAL BUDAYA DI KOTA MANADO Monoarfa, Alifa A.S.; Egam, Pingkan P; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan strategis sosial budaya merupakan kawasan dengan ciri khas dalam bidang sosial budaya yang mempunyai pengaruh penting terhadap perkembangan kota. Di Kota Manado, beberapa daerah masih mempertahankan budaya leluhurnya yaitu Suku Bantik. Suku Bantik terletak di kecamatan Malalayang. Masyarakat Suku Bantik memiliki ciri khas tersendiri dalam interaksi sosial. Tujuan dari penelitian ini ialah, untuk mendeskripsikan kondisi sosial budaya pada permukiman suku Bantik di Kecamatan Malalayang Kota Manado, dan untuk mengidentifikasi potensi permukiman Bantik di Kecamatan Malalayang sebagai kawasan strategis sosial budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis deskriptif kualitatif dan ArcGIS dalam pemetaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Bantik masih memegang teguh adat istiadat dalam berinteraksi satu sama lain. Suku Bantik masih melestarikan beberapa peninggalan leluhur mereka. Warisan budaya Suku Bantik memiliki jejak fisik yang berpotensi di kawasan tersebut. Permukiman suku Bantik terdapat potensi alam berupa pemandangan pantai, yang jarang ditemukan di perkotaan. Oleh karena itu, potensi permukiman Suku Bantik tidak hanya potensi budaya, tetapi juga potensi alam yang perlu dikembangkan. Kata Kunci: Kawasan Strategis, Sosial Budaya, Suku Bantik, Malalayang
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KAWASAN MONUMEN DI MANADO Sumarandak, Marco E.N.; Tungka, Aristotulus E; Egam, Pingkan Peggy
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persepsi merupakan bagian dari proses kehidupan yang pada setiap orang dengan cara membuat penilaian terhadap apa yang dilihat dan kemudian melakukan kegiatan berpikir untuk memutuskan apa yang akan dilakukan. Manusia merupakan individu yang dapat beradaptasi sehingga persepsi terhadap lingkungan akan mempengaruhi hubungan antara individu terhadap lingkungannya. Monumen adalah salah satu bangunan karya seni arsitektural pada suatu kawasan kota yang menarik untuk diteliti karena sebagai salah satu aset wisata, keberadaan monumen pada area ruang publik yang mudah dijangkau dapat menampilkan identitas kawasan kota Manado dan memberikan sensasi pada mata pengamat sehingga desain dari monumen dapat membentuk persepsi dari masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menganalisa bagaimana persepsi masyarakat terhadap monumen dan karakter visual yang terdapat pada monumen Boboca, monumen God bless park dan monumen tugu Lilin. Prinsip - prinsip Gestalt yang sangat berpengaruh pada sensasi dan persepsi digunakan sebagai cara untuk menganalisis proses terbentuknya persepsi dari pengamat ketika berada di kawaan monumen. Pengamatan langsung dan menyebar kuisioner pada responden saat berada di lokasi monumen dilakukan untuk mengungkap persepsi dari masyarakat terhadap kawasan monumen di Manado. Kesimpulan yang diperoleh tentang persepsi masyarakat terhadap kawasan monumen di Manado yaitu sebagian besar responden menerima keberadaan monumen Boboca, monumen God bless park dan monumen Lilin atau adanya kecocokan antara lingkungan dengan keadaan individu saat berada dilokasi yang dipengaruhi oleh karakter visual dari masing- masing monumen dengan nilai yang berbeda - beda. Karakteristik ketiga monumen diperoleh sesuai hasil analisa elemen - elemen visual setiap monumen.Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, Kawasan Monumen, Kota Manado