Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE Pradiptasari, Annastasia Gadis; Waani, Judy O; Mononimbar, Windy
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ternate terdapat gunung api Gamalama yang termasuk gunung api aktif dan menjadi salah satu sumber bencana di Kota tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada di permukiman Kampung Tubo, Pemerintah telah membuat zonasi kawasan rawan bencana I, II dan III agar masyarakat tidak membangun rumah didaerah rawan bencana, sehingga apabila terjadi bencana masyarakat tidak terkena material gunung api Gamalama. Kondisi jalan di permukiman Kampung Tubo telah diaspal tetapi ada beberapa jalan lingkungan yang masih berbatu-batu dan berlubang. Adapula jalur-jalur evakuasi sudah sangat baik sehingga apabila terjadi bencana masyarakat dapat menyelamatkan diri mereka. Dan ada beberapa infrastruktur yang tidak dibuat oleh pemerintah contohnya bunker dan papan peringatan bahaya gunung api Gamalama. Sistem penanggulangan bencana di Kelurahan (kampung) Tubo sudah cukup efektif. Terlihat dari pembagian zonasi kawasan rawan bencana, pola permukiman, infrastruktur, kondisi bangunan dan sistem sosialisasi pada masyarakat akan bahaya bencana.Kata kunci: Sistem, Penanggulangan Bencana, Gunung Api Gamalama, Permukiman, Kelurahan Tubo Kota Ternate
PERUBAHAN PERMUKIMAN SUKU BAJO DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA Capalulu, Muh. Akbar; Waani, Judy O; Rengkung, Michael M
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia Negara kepulauan yang terletak di antara samudera Hindia dan Pasifik serta benua Asia dan Australia yang memiliki keanekaragaman budaya berupa suku, kebudayaan, dan bahasa yang tinggi, serta kekayaan akan Sumber Daya Alam. Paradigma masyarakat Indonesia dalam Perkembangan permukiman sebagian besar masih berorientasi pada daratan, karena orentasi pembangunan kewilayah daratan (Landward Oriented development).Rasa cinta terhadap laut tidak sedalam rasa cinta terhadap darat sehingga terkadang kita tidak tahu cara memperlakukan laut dengan bijak. Keanekaragaman suku dan budaya daerah pesisir, dapat berkaca dari Suku Bajo yang memiliki peranan penting menuju negara maritim. Suku Bajo berasal dari Laut China Selatan yang kemudian menyebar di Malaysia dan daerah Sulawesi dan sebagian pesisir kepulauan bagian timur. Penyebaran suku bajo pada pesisir kepulauan bagian timur indonesia tidak membatasi pertemuan antar suku bajo, melainkan mereka bagaikan jembatan penghubung pulau-pulau nusantara, karena Hampir seluruh pulau pernah mereka singgahi. di Provinsi Maluku Utara lebih tetapnya Kabupaten kepulauan Sula terdapat permukiman suku bajo, mereka bermukim di pesisir pantai kecamatan Sanana Utara. Suku Bajo yang berimigrasi dari wilayah Sulawesi ke Kabupaten Kepulauan Sula, Menurut Johan Kiyung Kepala Desa Bajo Komunitas Bajo berasal dari Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Silayar. Pertumbuhan penduduk suku bajo saat ini, menjadi hiterogen karena terjadi perkawinan penduduk asli suku bajo dengan sebagian masyarakat kabupaten kepulauan sula. Adapu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut (a) Ideantifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan Fisik Permukiman Suku Bajo (b) Identifikasi perubahan Fisik permukiman suku bajo. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif, dimana peneliti ini akan  Menganalisis perubahan  permukiman suku bajo serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan  permukiman  di lihat dari per lima tahun sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor  yang mempengaruhi perubahan non fisik permukiman Suku Bajo ini ialah populasi penduduk, faktor ekonomi sosial dan budaya. Sedangkan perubahan fisik  terjadinya perubahan khsusnya konstruksi bangunan, jalan air bersih dan infrastruktur lainnya. Perubahan ini terjadi dari waktu ke waktu berdasarkan hasil analisis per lima tahun sebelumnya. Kata Kunci : Permukiman, Penduduk
DAMPAK SOSIAL DARI POLA PERUMAHAN PERMATA ASRI PINELENG Tamboeo, Gunawan; Waani, Judy O; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan artiannya, perumahan merupakan kelompok rumah dengan fungsi hunian yang dilengkapi prasarana dan sarana lingkungan. Ini berarti perumahan tersebut bukan saja bangunannya yang dipentingkan, namun juga fasilitas dan utilitas yang ada di dalamnya. Tidak terlepas dari itu, interaksi sosial juga merupakan  bagian yang sangat penting dalam perwujudan perumahan yang merupakan dampak sosial terhadap keberadaan perumahan tersebut. Tanpa adanya manusia yang menghuni rumah-rumah tersebut keberadaan perumahan menjadi tidak ada gunanya atau mubazir. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fisik dan non fisik Perumahan Permata Asri serta menganalisis kemanfaatan pola perumahan terhadap penghuni Permata Asri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni persentase dan penjelasan/penjabaran hasil yang diperoleh dari data lapangan sehingga mudah dipahami. Kesimpulan mengenai kondisi fisik  Perumahan Permata Asri adalah sebagai berikut; Pola perumahan pada Perumahan Permata Asri berbentuk grid serta dikelompokkan berdasarkan tipe perumahan dan memiliki satu pintu gerbang masuk. Sedangkan kondisi non fisiknya, didapati bahwa interaksi yang terjadi antar warga perumahan terjalin dengan cukup baik, tidak ada waktu-waktu tertentu bagi mereka untuk melakukan interaksi, seperti sekedar bercengkerama antara satu dengan lainnya, namun mereka melakukannya kapanpun itu selagi memungkinkan. Dampak sosial yang dirasakan warga perumahan, antara lain mereka hidup dengan rukun, serta tidak adanya perbedaan status sosial (warga dapat berinteraksi dengan siapa saja), sehingga dapat dikatakan dampak sosial yang terjadi di lingkungan perumahan ini bersifat positif.  Saran dari peneliti antara lain diadakannya tempat penampungan sampah sementara di lingkungan perumahan, merekrut kembali security, serta kesediaan warga untuk berpartisipasi dalam terwujudnya lingkungan  yang bersih dan aman yakni berupa iuran bulanan. Kata kunci : Perumahan, prasarana, sarana, utilitas, interaksi sosial
POLA PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI PUSAT KOTA TERNATE Effendi, Dewinita; Waani, Judy O; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia memiliki kepribadian individual sebagaimana juga mahluk sosial, hidup bermasyarakat dalam suatu kolektivitas. Manusia juga merupakan pusat lingkungan dan sekaligus bagian dari lingkungan. Dalam setiap aktivitas manusia, terutama yang berada di perkotaan biasanya tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan ruang seperti halnya dalam penggunaan ruang terbuka publik. Seperti halnya di Kota Ternate, Keberadaan ruang terbuka publik memiliki peranan penting untuk masyarakat. Ruang terbuka publik di Kota Ternate tersebar di kecamatan-kecamatan dan kepemilikannya beragam dari tanah adat sampai milik pemerintah kota, yaitu salah satu contohnya adalah Taman Nukila dan Pantai Falajawa yang berada di Kecamatan Ternate Tengah. Taman ini secara langsung berperan penting sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat baik formal maupun informal, individu atau kelompok. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perilaku atau atribut masyarakat dalam memanfaatkan ruang terbuka publik di pusat Kota Ternate dan menemukan atribut perilaku dominan lingkungan dari perilaku masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif  yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan menggunakan behaviour mapping untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua. Berdasarkan hasil studi 1Atribut yang muncul dari Taman Nukila (legitibilitas, kenyamanan, privasi, teritori, dan aksesibilitas) dan di Pantai Falajawa ( visibilitas, privasi, aksesibilitas, dan sosialitas) 2Atribut dominan dari Taman Nukila (legitibilitas, kenyamanan, dan privasi) dan atribut domina dari Pantai Falajawa (privasi dan aksesibilitas).Kata Kunci : Atribut, Pola Perilaku, Ruang Terbuka Publik
ANALISIS KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA UNTUK OBJEK WISATA ( STUDI KASUS : KAWASAN WISATA PANTAI SULAMADAHA DI KOTA TERNATE) Bian, Alvian Pratama Putra; Waani, Judy O; Poluan, R. J.
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat di jadikan sebagai destinasi pariwisata. Berbagai potensi sumber daya alam tersebut harus di kelola dengan baik sehingga dapat di jadikan sebagai daya tarik wisata serta sebagai suatu nilai jual terhadap potensi wisata suatu daerah. Namun dalam implementasinya terdapat bebagai kendala yang terjadi, salah satunya prasarana dan sarana yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kondisi prasarana dan sarana wisata pantai Sulamadaha serta mengetahui strategi untuk mengembangkan kawasan wisata Pantai Sulamadaha. Penelitian ini menganalisis tentang kawasan wisata Pantai Sulamadaha di Kota Ternate dengan menggunakan metode analisis model interaktifyaitu terdapat tiga proses yang belangsung secara interaktif, diantaranya : reduksi data, penyajian data dan vertifikasi data serta analisis SWOT. Hasil dari penelitian menunjukan pada kondisi eksisting secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kondisi prasarana dan sarana pada kawasan wisata Pantai Sulamadaha masih membutuhkan perbaikan dan penambahan fasilitas, dari 14 prasarana dan sarana wisata yang terdapat pada lokasi penelitian hanya 2 prasarana dan 2 sarana yang berpotensi untuk mendukung aktivitas wisata sedangkan 10 fasilitas prasarana dan sarana lainnya masih tergolong buruk sehingga perlu di perbaiki. Setelah melakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis swot terdapat beberapa faktor diantaranya faktor kekuatan dengan jumlah 3.00 yang merupakan faktor dengan jumlah tertinggi, faktor kelemahan dengan jumlah 2.00, faktor peluang yang mendekati jumlah tinggi 2.40 serta faktor ancaman yang hampir mendekati jumlah yang tinggi 1.30 dan merupakan faktor yang sangat mengancam.Kata Kunci : Kawasan Wisata, Prasarana, Sarana, Pantai Sulamadaha
CITRA PUSAT KOTA KOTA KOTAMOBAGU Paputungan, Dwi Pratiwi; Waani, Judy O; Mastutie, Faizah
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era globalisasi saat ini suatu kota yang berada dalam tahap perkembangan diperlukan adanya suatu citra kota atau identitas kota untuk mengarah pada kota modern. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk mengenal ciri khas dari kota itu sendiri. Oleh karena itu,dengan judul penelitian yang ada dapat menemukan citra kota di Kota Kotamobagu melalui lima elemen pembentuk citra kota dalam teori Kevin Lynch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Citra Kota Kotamobagu menurut masyarakat Kotamobagu dan untuk mendapatkan citra kota atau image kota yang sangatsignifikan dari kelima elemen pembentuk citra kota di Kota Kotamobagu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana landasan teori yang berkaitan dengan judul citra pusat Kota Kotamobagu dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.Serta menggunakan metode deskriptif kuantitatif, data kuantitatif dipakai untuk membuat kesimpulan pada peta mental maupun kuesioner berdasarkan hasil presentase responden yang berjumlah 60 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pusat kota Kota Kotamobagu memiliki lima elemen pembentuk citra kota oleh kevin lynch yaitu Path berupa Jalan Adampe Dolot, Edges berupa sungai Molinow, District berupa kawasan perdagangan dan jasa, Nodes berupa Taman Kota, dan Landmark berupa Bangunan Paris Super Store. Persepsi masyarakat terhadap citra pusat kota Kota Kotamobagu sudah baik sehingga masyarakat dapat mengetahui citra kota yang ada. Akan tetapi, terdapat perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh kategori responden yang dibagi menjadi kategori remaja dan dewasa.   Kata Kunci : Citra Kota, Pusat Kota, Persepsi, Kota Kotamobagu.
PERKEMBANGAN PUSAT KOTA TERNATE (STUDI KASUS : KECAMATAN TERNATE TENGAH) Umanailo, Heru A; Franklin, Papia J.; Waani, Judy O
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ternate adalah salah satu kota di Provinsi Maluku Utara. Kota Ternate merupakan salah satu waterfront city di Indonesia yang awalnya dikenal dalam sejarah dunia sebagai pusat perdagangan rempah-rempah skala internasional di abad ke-15 silam. Selama menjadi kotamadya, Ternate telah menunjukkan perkembangan sebagai kota perdagangan dan industri serta kemajuan yang cukup pesat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Kota Ternate dihadapkan dengan kondisi geografis wilayah yang merupakan sebuah gunung api aktif dengan kemiringan lereng terbesar diatas 40% yang mengerucut ke arah puncak gunung dan dikelilingi laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi arah perkembangan pusat kota Ternate dan menganalisis faktor – faktor apa yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ternate Tengah yang terbagi dalam 4 kelurahan yaitu Makassar Barat, Makassar Timur, Gamalama, Muhajirin dengan mengambil data perbandingan setiap tahun. Dari tahun 2000 ke 2005 , 2005 ke 2010 , dan 2010 ke 2015. Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan Metode Analisis Overlay dan Analisis Deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat di ketahui bahwa Arah Perkembangan Pusat Kota Ternate dari tahun 2000-2015 dominan mengalami perubahan yang signifikan. Dari aspek kependudukan, Perkembangan Pusat Kota Ternate meningkat per 5 tahunnya. Dari aspek perkembangan spasial, Kota Ternate saat ini lebih cenderung pada pembangunan secara vertikal. Secara keseluruhan dari tahun 2000 – 2015 kawasan lahan terbangun sebesar 79.87 ha sedangkan lahan tidak terbangun hanya sebesar 5.7 ha dan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan pusat Kota Ternate adalah faktor penduduk dan faktor ekonomi. Kata Kunci : Perkembangan Kota , Pusat Kota , Faktor Perkembangan Kota
MORFOLOGI WILAYAH PERI URBAN DI KECAMATAN PINELENG Menajang, Greglory M; Kindangen, Jefrey I; Waani, Judy O
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai morfologi wilayah peri urban, ditinjau dari bentuk pemanfaatan lahan, pemanfaatan bangunan, permukiman dan sirkulasi yang ada di Kecamatan Pineleng. Kecamatan Pineleng sebagai wilayah peri urban, terletak diantara Kota Manado dan Kota Tomohon sehingga pengaruh perkotaan sangat erat kaitannya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh perkotaan terhadap morfologi di wilayah peri urban dalam hal ini lebih condong ke pengaruh dari Kota Manado, serta apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis menggunakan data citra dengan tahun perekaman 2006, 2011 dan 2016 akan menggambarkan bagaimana pekembangan morfologi di Kecamatan Pineleng, serta analisis terhadap gerakan sentripetal dan gerakan sentrifugal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lahan terbangun di Kecamatan Pineleng mengalami peningkatan dari tahun 2006 sekitar 180,6 Ha menjadi 360 Ha pada tahun 2016, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi pertambahan luas lahan hampir dua kali  lipat dari tahun sebelumnya. Aksesibilitas, jarak yang dekat dengan kota serta ketersediaan lahan menjadi pemicu bagi masyarakat untuk mau tinggal dan beraktifitas di wilayah peri urban Kecamatan Pineleng.   Kata Kunci : Kecamatan Pineleng, Morfologi, Peri Urban, Aksesibilitas, Lahan Terbangun.
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP FASILITAS INFRASTRUKTUR DI PANTAI PASIR PUTIH KABUPATEN MANOKWARI PROPINSI PAPUA BARAT Lallo, Christian; Poluan, R. J.; Waani, Judy O
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan merupakan salah satu fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah sebagai salah satu pengambil kebijakan. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah kesejahteraan ekonomi atau mengalami peningkatan pendapatan.Manokwari merupakan salah kabupaten yang sedang berkembang, baik di lihat dari tingkat perekonomian maupun jumlah penduduknya.Untuk mendukung kegiatan dan perkembanggan pantai pasir putih dibutuhkan infrastruktur beserta kondisinya yang baik agar tidak menghambat proses perkembanggan pantai pasir putih. Kebutuhan akan infrastruktur fisik sangat penting untuk menunjang kemudahan aksesibilitas kegiatan dan perkembangan pada pantai pasir putih. Infrastruktur fisik itu misalnya adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, pembuangan sampah, jaringan listrik.Mengetahui Persepsi Wisatawan Terhadap kondisi Fasilitas Infrastruktur pada Pantai Pasir Putih dan Menganalisis Tingkat kenyamanan adalah tujuan dari penelitian ini.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisa menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini untuk mengetahui kondisi fasilitas infrastruktur dan kenyamanan wisatawan terhadap fasilitas infrastruktur tersebut.   Kata Kunci :Persepsi, Wisatawan, Infrastruktur, Pantai
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SEPANJANG KORIDOR JALAN MANADO-BITUNG DI KECAMATAN KALAWAT Tujuwale, David Hizkia; Waani, Judy O; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalawat adalah salah satu kecamatan yang berkembang dengan jumlah penduduk yang selalu bertambah serta memiliki lokasi yang strategis karena berada di antara dua kota, yaitu Kota Manado dan Kota Bitung, sehingga Kecamatan Kalawat merupakan salah satu daerah penghubung bagi kota – kota tersebut. Kecamatan Kalawat juga mempunyai kondisi geografi yang cenderung landai sehingga terjadinya pembangunan perumahan-perumahan baru, tokoh, hotel dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi di sepanjang koridor Jalan Manado – Bitung di Kecamatan Kalawat dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan lahan di koridor jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan analisis SIG. Jenis perubahan penggunaan lahan yang paling dominan adalah lahan kosong menjadi komersil seluas 10.11 ha, kemudian lahan kosong menjadi pendidikan seluas 0.83 ha, dan yang ketiga jenis lahan kosong menjadi hunian seluas 0.49 ha. Jumlah perubahan penggunaan lahan seluas 12.17 ha. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut yaitu faktor aksesibilitas, perkembangan penduduk, daya dukung lahan, prasarana dan sarana, serta nilai lahan. Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi perubahan fungsi lahan yaitu faktor ekonomi.Kata Kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Koridor Jalan