Papia J.C. Franklin
Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

BANGKITAN DAN POLA PERJALANAN TRANSPORTASI DAERAH PERUMAHAN KOTA MANADO Soleman, Indri Dizka Sapriyanti; Franklin, Papia J.C.; Timboeleng, James A
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan Malendeng Residence Manado merupakan salah satu perumahan di Pinggiran Kota Manado yang sebagian besar penduduknya bekerja di Kota Manado, sehingga akan terjadi bangkitan perjalanan yang akan membebani jalur – jalur jalan menuju pusat Kota Manado. Dalam hal ini penelitian diarahkan pada bangkitan dan pola perjalanan transportasi daerah Perumahan Malendeng Residence Manado. Pengumpulan data untuk keperluan analisa dilakukan dengan menggunakan sampel Untuk menganalisa data dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Analisis Deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik perilaku  perjalanan dan pembebanan pola jaringan jalan yang ada dan Analisis Kuantitatif dengan Analisis Regresi Sederhana untuk mengetahui model bangkitan perjalanan di Kawasan Perumahan Malendeng Residence. Dari hasil analisis deskriptif kuantitatif dibagi menurut kegiatannya sehari – hari yaitu bekerja, bersekolah dan berbelanja. Bekerja, dari Prosentase sebaran tempat kerja, terlihat bahwa Kelurahan Bumi Beringin mempunyai prosentase terbesar (50 %), hal ini karena di Kelurahan Bumi Beringin adalah area perkantoran Kota Manado. Bersekolah, dari hasil analisa sebagian penduduk Perumahan Malendeng bersekolah 101 Orang di Kelurahan Teling dan Perkamil.Disini muncul faktor penting dalam pemilihan sekolah, yaitu faktor jarak dan kemudahan untuk mencapai sekolah tersebut.Berbelanja, diketahui lokasi berbelanja dengan prosentase terbesar adalah wilayah pusat Kota Manado di Kecamatan Sario (Kel.Titiwungen Selatan) dan Kecamatan Wenang (Titiwungen Utara) tepatnya di Kawasan B on B sampai kawasan pasar 45, karena area tersebut adalah area perdagangan dan jasa. Pengembangan transportasi di Perumahan Malendeng Residence Manado untuk masa yang akan datang sebaiknya diarahkan untuk lebih meningkatkan interaksi dengan Kabupaten Minahasa Utara dengan melihat potensi – potensi yang dapat dikembangkan, sekaligus mengurangi ketergantungan kawasan perumahan tersebut dengan Kota manado sehingga interaksi tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih bagi Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci : Bangkitan, Pola Perjalanan, Transportasi, Perumahan
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN SARANA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KALAWAT Rotinsulu, Fanly A; Franklin, Papia J.C.; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalawat merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara yakni pemekaran dari Kecamatan Airmadidi. tingkat pertumbuhan penduduk di kecamatan kalawat terus bertambah dari tiap tahunnya. Perkembangan kecamatan ini dapat juga dilihat dari ketetapan RTRW pasal 6 ayat 2 menetapkan Kabupaten Minahasa Utara sebagai salah satu kecamatan yang menjadi Pusat Kegiatan  Nasional (PKN) di Kabupaten Minahasa Utara, dalam hal ini Kecamatan Kalawat sebagai salah satu titik pertumbuhan (growing points) di Kabupaten Minahasa Utara. Guna menciptakan lingkungan permukiman yang berkembang, sarana  permukiman yang menunjang aktivitas sosial, aktivitas ekonomi juga aktivitas pelayanan umum tentunya harus memadai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang  bertujuan mengidentifikasi eksisting sebaran sarana permukiman di Kecamatan Kalawat dan menganalisis kebutuhan sarana permukiman di Kecamatan Kalawat. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini, yaitu analisis proyeksi yakni menggunakan rumus geometric serta Analisis spasial yakni buffer (radius) dengan menggunakan software (SIG) sistem informasi geografis Hasil penelitian dapat mengetahui sebaran eksisting sarana permukiman di kecamatan Kalawat, dimana kelurahan kolongan tetempangan memiliki jumah sarana terbanyak yakni 92 fasilitas, sedangkan kelurahan kuwil dengan jumlah sarana yang paling sedikit dengan 2 fasilitas. Oleh karena itu, dibuatkan analisis proyeksi kebutuhan sarana dengan peta buffer (radius pelayanan) tiap sarana untuk dapat mengetahui tingkat kebutuhan sarana permukiman di kecamatan Kalawat di tahun yang akan datang   Kata kunci : Pertumbuhan Penduduk, Sarana Permukiman, Tingkat Kebutuhan
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN DAN WILAYAH TERLUAR DI PULAU MARAMPIT, KECAMATAN NANUSA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Tungka, Aristotulus E; Manguwo, Egnia; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah yang tidak merata baik dari segi ekonomi maupun pembangunan merupakan satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi setiap negara, pada dasarnya ketimpangan ini disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. kawasan perbatasan merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara, Pulau terluar diistilakan sebagai pulua-pulau kecil terluar yang merupakan garis depan nusantara. Berada pada kawasan paling utara Sulawesi utara Pulau Marampit merupakan salah satu kawasan perbatasan dan pulau terluar yang dimiliki oleh Kabupaten Talaud. Letak pulau yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara filipihina dan juga menjadi salah satu pulau kecil terluar. Pulau ini umumnya berupa dataran rendah dengan hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau ini memiliki potensi alam yang beragam yaitu potensi perikanan, perkebunan dan pariwisata namun belum dimnfaatkan secara maksimal. Minimnya infrastuktur seperti drainase dan akesesibilitas keluar masuk yang sulit menjadikan suatu permasalahan yang terdapat pada Pulau Marampit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketersediaan dan kebutuhan serta potensi-potensi paling potensial untuk dikembangkan dan kemudian memberikan rekomendasi bagi pemerintah sekitar untuk memprioritaskan pembangunan prasaranan sarana yang masih kurang dari pulau ini. Hasil analisis deskriptif menemukan bahwa prasarana yang masih sangat kurang adalah drainase. Drainase hanya terdapat di desa laluhe sedangkan di desa lainnya tidak tersedia. Selanjutnya alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Dari hasil scoring ditemukan bahwa potensi alam yang paling potensial untuk dikembangkan adalah potensi perikanan. Matriks SWOT menunjukan arahan dan strategi pengembangan potensi perikanan dengan penambahan prasarana dan sarana seperti tambatan perahu, Bumdes dan SPBU mini untuk menunjang pengembangan potensi perikanan di Pulau Marampit. Kata Kunci  : Pengembangan Wilayah, Kawasan Perbatasan, Wilayah Terluar , Pulau-Pulau Kecil Terluar
ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS (SIG) SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Luhukay, Maryo Rifaldo; Sela, Rieneke E. V.; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penetapan deliniasi Kota Baru Manado, ditetapkan pengembangannya diarahkan pada Kecamatan Mapanget, dengan luas mencapai sekitar ± 5.160 Ha wilayah Kecamatan Mapanget yang terdiri dari 10 kelurahan. Menurut Perda Kota Manado Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado, kawasan Mapanget ditargetkan menjadi pusat pemerintahan provinsi maupun daerah. Kebijakan ini menyebutkan terdapat 4 kelurahan di Kecamatan Mapanget yang menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan, dan Sub Pusat Pelayanan Kota. Hal ini menjelaskan bahwa kedepannya Kecamatan Mapanget dapat berkembang dengan pesat dan cenderung mengarah kepada perkembangan kota baru. Untuk itu perlu dilakukan sebagai antisipasi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan kedepannya sehingga perlu diidentifkasi kondisi eksisting penggunaan lahan permukiman dan menganalisis kesesuaian penggunaan lahan permukiman yang ada di Kecamatan Mapanget perlu dilakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Overlay dengan memanfaatkan software ArcGis. Dari hasil analisis kesesuaian penggunaan lahan permukiman berdasarkan PERMEN PU No. 41/PRT/M/2007.4.3.2. Hasil Analisis menunjukan bahwa tidak semua lahan dapat digunakan untuk lahan permukiman. Lahan sebesar 3973.00 Ha dikategorikan sesuai sebagai kawasan permukiman, lahan 1286.07 Ha dikategorikan kurang sesuai untuk kawasan permukiman sedangkan lahan 170.77 Ha dikategorikan tidak sesuai untuk kawasan permukiman.Kata Kunci : Kesesuaian Penggunaan Lahan Permukiman
TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN Franklin, Papia J.C.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 3 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan proses perancangan arsitektural. Sebagai pendukung pemahaman tulisan ini mencoba mendeskripsikan kembali beberapa model proses perancangan yang menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan mekanisme dasar “input-proses-output”.Dari pendalaman terhadap model-model tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan seorang perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perancangan serta fungsi dan motivasi untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses yang dipergunakannya. Cara pertukaran informasi selama berlangsungnya sebuah proyek perancangan, sebagian besar tergantung dari pandangan pemberi tugas dan terutama dari si perancang.Pada prinsipnya mustahil ada suatu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan dalam suatu proses perancangan, mulai dari perancangan arsitektur bangunan sederhana hingga bangunan kompleks sekalipun.Kata Kunci : pemecahan masalah, proses perancangan, arsitektur
ANALISIS ASPEK KEBENCANAAN DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Usup, Firda Miranti H.; Franklin, Papia J.C.; Karongkong, Hendriek H
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Bolangitang Barat merupakan kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang setiap tahunnya sering di landa banjir karena kecamatan ini dialiri oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Bolangitang yang membentang melewati Desa Paku hingga Desa Bolangitang Induk. Tujuan dari penelitian ini yaitu Mengidentifikasi Aspek Kebencanaan di Kecamatan Bolangitang Barat dan Menganalisis tingkat kerentanan kebencanaan di Kecamatan Bolengitang Barat. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan pendekatan analisis overlay/superimpose untuk menganalisa tingkat kerentanan bencana yang ada di Kecamatan Bolangitang Barat. Berdasarkan identifikasi yang di lakukan, Kecamatan Bolangitang Barat memiliki 3 aspek kebencanaan yaitu bencana banjir, longsor dan abrasi pantai. Analisis tingkat kerentanan kebencanaan di Kecamatan Bolangitang Barat yaitu : (1). Hasil analisis kerentanan bencana banjir kelas tinggi adalah desa Bolangitang II, kerentanan sedang yaitu desa Bolangitang I, desa Bolangitang Induk, dan desa Paku. Kelas kerentanan rendah yaitu desa Jambusarang, desa Sonuo, desa Ollot, desa Ollot I, dan Desa Ollot II. (2). Hasil analisis kerentanan bencana longsor kelas tinggi adalah desa Bolangitang II, kerentanan sedang yaitu desa Bolangitang I, desa Bolangitang Induk, dan desa Paku. Sedangkan untuk kelas kerentanan rendah yaitu desa Jambusarang, desa Sonuo, desa Ollot, desa Ollot I, dan Desa Ollot II. (3) Hasil analisis kerentanan bencana abrasi pantai kelas tinggi adalah desa Bolangitang II, kelas kerentanan sedang yaitu desa Bolangitang I, dan kelas kerentanan rendah yaitu desa Bolangitang Induk. Kata Kunci : Kerentanan, Bencana, Banjir, Longsor, Abrasi
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI AMURANG Pinangkaan, Karfel; Tilaar, Sonny; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan Pengunaan lahan menjadi permasalahan yang sangat penting bagi daerah perkotaan. hal ini juga dialami di Amurang. Pertumbuhan penduduknya dan mobilitas yang sangat tinggi, disebabkan karna letak geografis kota Amurang yang berada di sepanjang jalur trans Sulawesi, serta menjadi akses bagi terhubungnya kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Utara bahkan provinsi-provinsi menjadi faktor pemicu. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan di Amurang1 dan Menganalisa perubahan penggunaan lahan di Amurang2. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif, fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang perubahan penggunaan lahan. Pada penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data lewat SIG (Sistem Informasi Geografi) untuk menganalisa dan melihat perubahan lahan yang terjadi di Amurang dalam beberapa tahun terakhir yaitu tahun 2003 sampai 2018. Penelitian ini menganalisa data time series dengan selang waktu 16tahun, hal ini merupakan sesuatu yang sangat menarik dibandingkan dengan penelitian lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh (1) Penduduk, (2) Aksesbilitas, (3) Prasarana dan sarana; kemudahan menjangkau lokasi usaha/tempat kerja & kemudahan menjangkau kawasan lain, (4) Daya dukung Lahan, (5) Ekonomi Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh (6) Aturan/kebijakan pemerintah; rencana struktur ruang kota dan rencana pola ruang kota.Kata Kunci: Perubahan Penggunaan lahan, Amurang
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KESIAP SIAGAAN MENGANTISIPASI ANCAMAN BENCANA ALAM DI DESA KALI DAN KALI SELATAN MINAHASA Poli, Hanny; Franklin, Papia J.C.; Lakat, Ricky M.S
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan suatu luaran dari implementasi kegiatan bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam bidang kebencanaan yang dapat melibatkan masyarakat. Melalui program dengan skim Program Kemitraaan Masyarakat (PKM) tahun 2018, tim telah melaksanakan kegiatan “PKM Pelatihan Teknis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Ancaman Bencana di Desa Kali dan Kali Selatan Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa” yang telah dihadiri sebanyak 46 orang peserta dari anggota masyarakat setempat. Luaran dari kegiatan ini ialah tersedianya karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal nasional serta tersedianya petunjuk teknis yang praktis dan memadai bagi masyarakat.  Program ini dilaksanakan dengan metode survey, observasi lokasi lingkungan permukiman desa, melakukan wawancara dengan pemerintah desa Kali dan Kali Selatan serta mitra kerja yaitu masyarakat yang ada disekitar lokasi rawan banjir, tanah lonsor, erupsi gunung berapi dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) serta studi pustaka. Sebagai kesimpulan, upaya peningkatan ketentraman, keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat di desa memerlukan kerjasama antara pemerintah dari kedua desa dimaksud dengan masyarakat, lembaga sosial masyarakat, lembaga pendidikan tinggi sebagai antisipasi terhadap ancaman bencana. Pertumbuhan dan perkembangan suatu komunitas masyarakat ditentukan oleh adanya rasa tenteram, aman dan nyaman yang perlu difasilitasi oleh pemerintah melalui: pembangunan infrastruktur yang tanggap terhadap ancaman bencana alam seperti: banjir dan tanah longsor dan erupsi gunung berapi; melaksanakan penghijauan bukit serta memelihara drainase; penegakan peraturan dalam membangun rumah pada kawasan rawan bencana; pelatihan teknis / sosialisasi;  penempatan tanda-tanda jalur evakuasi; pendampingan baik dari pemerintah dalam hal ini melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Minahasa serta Lembaga Pendidikan Tinggi yang memiliki kepakaran ilmu dan teknologi, ketrampilan dalam bidang kebencanaan serta lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lainnya yang berkompeten dalam rangka memberikan rasa tenteram, aman dan kenyamanan.
KARAKTERISTIK INFRASTRUKTUR HIJAU DI KECAMATAN LUWUK KABUPATEN BANGGAI Simatupang, Gyan Fernando; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infrastruktur Hijau adalah sebuah konsep, upaya, atau pendekatan untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui penataan ruang terbuka hijau dan menjaga proses-proses alami yang terjadi di alam seperti siklus air hujan dan kondisi tanah. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi jenis-jenis infrastruktur hijau dan menganalisis karakteristik infrastuktur hijau di Kecamatan Luwuk sebagai elemen utama pembentuk tata ruang wilayah. Kecamatan Luwuk adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Sedangkan variabel penelitiannya yaitu Karakteristik Infrastruktur Hijau (Ruang Terbuka Hijau) dengan parameter Luas, Jenis, Tipe kepemilikan, Fungsi, Struktur. Hasil identifikasi infrastruktur hijau di Kecamatan Luwuk diantaranya terdapat beberapa jenis infrastruktur hijau seperti bentang alam (37,56 ha atau 0,39%), jalur hijau sungai (0,98 ha atau 1.010%), taman lingkungan permukiman (2,128 ha atau 0,023%), hutan lindung (8969,38 ha atau 94,89 %), jalur hijau (3,06 ha atau 0,032%), taman kota (3,064 ha atau 0,032%), lapangan olahraga (2,954 ha atau 0,031%), pemakaman (1,270 ha atau 0,013%), taman lingkungan perkantoran (0,48 ha atau 0,005%) dan taman gedung komersial (0,157 ha atau 0,002%). Sedangkan luas keseluruhan Infrastruktur Hijau di Kecamatan Luwuk lebih dari 95,53%. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik infrastruktur hijau di Kecamatan Luwuk didominasi oleh yang bersifat alami, yaitu pada jenis RTH Hutan Lindung sebesar 94,89% atau 8969,38 ha. Dan karakteristik infrastruktur hijau yang tidak mendominasi di Kecamatan Luwuk yaitu, bersifat non alami pada jenis Taman Gedung Komersial sebesar 0,002% atau 0,157 ha.Kata Kunci: Infrastruktur Hijau, Karakteristik, Kecamatan Luwuk
PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN TERHADAP POLA RUANG DI KECAMATAN REMBOKEN Mandang, Velline N.V.; Mononimbar, Windy; Franklin, Papia J.C.
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia perkembangan di Kawasan Minapolitan merupakan suatu pendekatan pembangunan kawasan perdesaan melalui upaya-upaya penataan ruang kawasan perdesaan dan menumbuhkan pusat-pusat pelayanan fasilitas perkotaan yang dapat mengarah pada terbentuknya kota-kota kecil berbasis Perikanan sebagai bagian dari sistem perkotaan dengan maksud meningkatkan pendapatan kawasan perdesaan. Dalam pengembangannya, penetapan sebagai kawasan Minapolitan tentunya bukan hanya dilihat dari kondisi geografis saja, melainkan perlunya didukung oleh prasarana dan sarana sebagai pendukung aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah wilayah pesisir. Dimana peran prasarana dan sarana di kawasan Minapolitan ialah sebagai penggerak utama kunci kesuksesan dari kawasan Minapolitan. Pola ruang dalam kawasan Minapolitan mengalami perubahan tuntutan kebutuhan ruang akibat aktivitas yang masyarakat lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembangunan infrastruktur minapolitan terhadap pola ruang di Kecamatan Remboken. Dimana metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengukur dan menganalisis gambaran pengaruh infrastruktur minapolitan terhadap pola ruang di Kecamatan Remboken. Kemudian untuk menganalisis pengaruh infrstruktur minapolitan terhadap pola ruang metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Path. Hasil uji korelasi menunjukan adanya hubungan antara prasarana dan sarana minapolitan terhadap kawasan lindung dan kawasan budidaya dan hasil uji regresi menunjukan apabila terjadi peningkatan prasarana dan sarana maka hal ini akan mempengaruhi kualitas dan peruntukkan lahan kawasan lindung dan kawasan budidaya secara positif.Kata Kunci : Prasarana dan sarana; Minapolitan; Pola Ruang, Analisis Jalur