Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Budaya Sekolah dan Keteladanan Pendidik terhadap Religiusitas Peserta Didik Sekolah Menengah Agama Katolik Bhakti Luhur Malang Angela Nofri Nonseo; Laurensius Laka; Tomas Lastari Hatmoko
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.003 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.6399

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya sekolah terhadap religiusitas peserta didik, pengaruh keteladanan pendidik terhadap religiusitas peserta didik dan pengaruh budaya sekolah dan keteladanan pendidik terhadap religiusitas peserta didik sekaligus untuk mengetahui variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap religiusitas peserta didik SMAK Bhakti Luhur Malang. Sebanyak 104 peserta didik SMAK Bhakti Luhur Malang yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Secara parsial variabel budaya sekolah berpengaruh signifikan terhadap variabel religiusitas (sig-t = 0,000 ? 0,05), yang berarti hipotesis (Ha1) yang menyatakan ada pengaruh budaya sekolah terhadap religiusitas diterima. Sama halnya dengan variabel keteladan pendidik juga berpengaruh signifikan terhadap variabel religiusitas yang ditandai dengan nilai (sig-t = 0,000 < 0,05), yang berarti bahwa hipotesis (Ha2) yang berbunyi ada pengaruh keteladanan pendidik terhadap religiusitas diterima. Selanjutnya secara simultan pengaruh kedua variabel independen (budaya sekolah dan keteladanan pendidik) terhadap variabel dependen (religiusitas) juga berpengaruh signifikan (sig-F = 0,001 < 0.05), yang dapat berarti bahwa hipotesis (Ha3) diterima. Korelasi antar variabel dalam penelitian ini ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,86 yang menunjukkan hubungan yang kuat antar variabel sekaligus menunjukkan pula tingginya skor pada variabel religiusitas diikuti pula oleh tingginya skor pada variabel budaya sekolah dan keteladanan pendidik. Ditinjau dari nilai R2 sebesar 0,743 yang berarti pengaruh kedua variabel independen (budaya sekolah dan keteladanan pendidik) terhadap variabel dependen (religiusitas) sebesar 74,3 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pengaruh Pembinaan Rohani dan Kepemimpinan Para Pelayan Gereja terhadap Partisipasi Mahasiswa dalam Kehidupan Menggereja di Paroki Maria Diangkat Ke Surga Malang Maria Wea; Tomas Lastari Hatmoko; Laurensius Laka
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9514

Abstract

Ketidakaktifan mahasiswa sebagai kaum muda dalam kehidupan menggereja menjadi keprihatin tersendiri bagi Gereja. Sebagai wajah Gereja masa kini dan masa depan, mahasiswa perlu diayomi oleh para pelayan Gereja, dibina, dibimbing dan dituntun menuju kematangan iman. Seperti yang ditegaskan dalam Kitab Suci “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Amsal, 22:6). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan rohani dan kepemimpinan para pelayan Gereja terhadap partisipasi mahasiswa dalam kehidupan menggereja di Paroki Maria diangkat ke Surga Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan (fieldresearch), dengan menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika guna mengujihi potesis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda atau multiple regression. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap sampel infinite sebanyak 100 mahasiswa yang berada di wilayah Paroki Maria diangkat ke Surga melalui gooegle form. Kemudian data dianalisis secara kuantitatif, yang meliputi uji validitas dan reliabilitas, uji asumsik lasik, serta analisis regresi linear berganda, uji signifikansi parameter individual (uji t), uji signifikansi F (uji F), dan uji koefisien determinasi (R2). Pengolahan data menggunakan SPSS 22.0 for windows. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pembinaan rohani dan kepemimpinan para pelayan Gereja berpengaruh terhadap partisipasi mahasiswa dalam kehidupan menggereja di Paroki Maria diangkat ke Surga Malang. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung sebesar 38,124 >Ftabel sebesar 3,09 maka H0 ditolakdan H1 diterima. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Secara parsial variabel pembinaan rohani mempunyai pengaruh terhadap partisipasi, hal ini dapat dilihat dari hasil thitung sebesar 0,000 <0,05. Sedangkan variabel kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel partisipasi, hal ini dapat dilihat dari hasil thitung sebesar 0,121 > 0,05.
Academic Integrity Model Development to Improve Psychological Well-Being Laurensius Laka; Paskalis Edwin I Nyoman Paska
Indonesian Journal of Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 6 (2023): Indonesian Journal of Multidisciplinary Science
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/ijoms.v2i6.457

Abstract

Education stakeholders in this nation have paid some attention to the issue of academic dishonesty, but it is insufficient. The nation's residents' psyche is affected by the unfavorable influence sooner or later. This study aims to develop a model that explains how academic integrity is influenced by teacher support, religiosity, and peer support, to improve students' psychological well-being. The data was obtained through a survey of 110 SMAK Bhakti Luhur Malang students and was analyzed using variance-based structural equation modeling, or partial least squares model (PLS-SEM). The preliminary result shows that teacher support, religiosity, and peer support, simultaneously or partially gave a significant effect on the academic integrity (Pr > F = 0.000 <? (? = 0.05). The second evaluation of the structural model shows that teacher support, religiosity, peer support, and academic integrity simultaneously gave a significant effect on the psychological well-being. However, peer support gave no significant effect on the psychological well-being. The conclusion entails that teacher support, religiosity, and peer support play prominent roles in the formation of students' academic integrity which in turn will affect students' psychological well-being.
Patris Corde: Belajar Dari Kepemimpinan Santo Yosep Yang Melayani Keluarga Kudus dan Implikasinya di Tengah Pandemi Covid-19 Ayus Ratrigis; Emanuela Donna Tey Henriquez; Laurensius Laka
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 4 (2021): April
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.303 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i4.538

Abstract

Pandemi Covid-19 membawa dampak bagi kehidupan keluarga. Berbagai tantangan menghantam bahtera rumah, baik secara psikologis maupun ekonomis. Di tengah masa pandemi Covid-19, Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik mengeluarkan sebuah seruan apostolik Patris Corde yang berisi tentang figur Santo Yosep sebagai teladan setiap umat beriman, termasuk kepala keluarga. Paus menguraikan tujuh gambaran mengenai Santo Yosep. Melalui penelitian kepustakaan, peneliti mendalami tulisan Paus Fransiskus dalam seruan apostolik Patris Corde untuk memperoleh gambaran Santo Yosef sebagai figur yang sangat ideal dalam emimpin kehidupan keluarga kudus. Santo Yosep mampu membawa keluarga kudus dari tantangan. Di dalam surat apostolik Patris Corde, kita dapat memetik berbagai keutamaan dari Santo Yosep. Santo Yosep memberikan teladan tentang cara ia memimpin dan melayani Keluarga Kudus dengan sepenuh hati. Di tengah persoalan keluarga, kasih menjadi semangat dasar yang membuat kepala keluarga mampu menemukan kehendak Allah. Setiap kepala keluarga mampu menghadirkan diri sebagai seorang pemimpin yang melayani keluarga.
Pengaruh Self-Efficacy dan Goal Orientation terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Bhakti Luhur Malang Filiani Gulo; Maria Mingkol; Laurensius Laka
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 11 (2021): November
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.794 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i11.1200

Abstract

Prestasi belajar merupakan hasil penilaian dan pengukuran dari segi kogniitif, afektif, dan psikomotorik yang menggambarkan kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan self-efficacy dan goal orientation. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh self efficacy dan goal orientation terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Bhakti Luhur Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisi regresi linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan, secara parsial, variabel self efficacy (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.246>0.05 artinya Ha1 ditolak. Sebaliknya, variabel goal orientation (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.003<0,05 artinya Ha2 diterima. Akan tetapi secara simultan, variabel self efficacy (X1) dan goal orientation (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa (Y), dengan nilai signifikansi sebesar 0.030<0.05 artinya Ha3 juga diterima.
Peran Katekis Menjawab Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Masa Pandemi Albertus Sukatno; Laurensius Laka
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 2 No. 5 (2022): Mei
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.564 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v2i5.1232

Abstract

Dampak negatif globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Jawabannya; Pemerintah menilai bahwa pendidikan karakter merupakan kuncikemajuan bangsa. Karena itu, pembangunan karakter dalam pendidikan itu penting dilaksanakan. Jika pendidikan karakter terlaksana maka akan menghasilkan bangsa yang beradab, dan dalam bangsa yang beradab pembangunan untuk kemajuan bangsa dapat terwujud. Penulis berpendapat bahwa saat ini karakter bangsa yang beradab masih berada pada tataran ideal saja. Pendapat ini berdasarkan realita bahwa pendidikan karakter belum sepenuhnya mendapat tempat yang layak karena banyak orang di negeri ini, baik anak-anak maupun orang dewasa masih belum menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kesehariannya. Banyak pelanggaran etika, moral, dan religiositas agama-agama yang dianut, marak terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia Indonesia dapat membenarkan pendapat ini. Tulisan ini mengangkat peran katekis dalam mengembangkan pendidikan karakter di tengah masyarakat zaman ini anak sekolah dasar.
Peran Kepedulian Guru dan Keyakinan Agama Peserta Didik untuk meningkatkan Self Efficacy Akademik Aloysius Luis Baun; Tomas Lastari Hatmoko; Laurensius Laka
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 8 No 2 (2023): Desember - Article in progress
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v8i2.8537

Abstract

Peserta didik kerapkali menghadapi masalah selama tahap pertumbuhannya. Dampaknya mempengaruhi self-efficacy secara keseluruhan. Self-efficacy yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu self-efficacy akademik peserta didik. Self-efficacy akademik menjadi hal penting dalam keberhasilan siswa di sekolah. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi self-efficacy akademik tersebut.Tujuan penelitian untuk mengukur peran kepedulian guru, keyakinanan agama peserta didik dengan self-efficacy akademik peserta didik secara parsial maupun simultan. Peserta didik memiliki rasa percaya diri menyelesaikan aktivitas akademik dipengaruhi oleh kepedulian guru dan keyakinan agama. Pendidikan yang efektif menekankan pembelajaran sebagai proses personal. Peserta didik membangun pengetahuan dan pengalaman pribadi secara langsung kedua faktor tersebut di sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi berganda, menggunakan program Statistical Program for Social Science 26. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antar variabel secara parsial maupun simultan. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,583 menunjukkan hubungan yang kuat antara ketiga variabel. Selain itu, peran kepedulian guru dan religiositas memberikan kontribusi sebesar 34% terhadap self-efficacy akademik peserta didik.
BUDAYA MEMBACA MAHASISWA DITINJAU DARI DUKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BACA Laurensius Laka; Jhon Daeng Maeja
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.18729

Abstract

Kegiatan membaca memiliki beberapa manfaat, terutama dalam mendorong kemajuan peradaban suatu bangsa. Namun di Indonesia, belum semua kelompok masyarakat mengadopsi budaya membaca, bahkan kalangan terpelajar seperti mahasiswa pun masih menghadapi krisis terkait hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga dan minat baca terhadap budaya membaca mahasiswa Program Studi Pelayanan Pastoral STP-IPI Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan teknik analisis data menggunakan uji regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara variabel Minat Baca (X1) dan Dukungan Keluarga (X2) dengan variabel Budaya Membaca (Y), dengan nilai R sebesar 0,736. Uji hipotesis secara simultan (uji-F) menunjukkan variabel Minat Baca (X1) dan Dukungan Keluarga (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Budaya Membaca (Y), sig. 0.000 < 0.05, dengan arah positif. Selain itu, uji-t mengungkapkan bahwa minat baca dan dukungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap budaya membaca, dengan sig. nilai masing-masing 0,006 < 0,05 dan 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, penelitian ini menegaskan bahwa perkembangan budaya membaca dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan minat baca.
Budaya Membaca Mahasiswa Ditinjau dari Minat Membaca Jhon Daeng Maeja; Laurensius Laka

Publisher : Ilmu Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jip.v10i2.4072

Abstract

Membaca mempunyai banyak manfaat, terutama untuk pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi nilai penting dari budaya membaca belum disadari oleh semua pihak termasuk mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat membaca terhadap budaya membaca pada mahasiswa Program Studi Pelayanan Pastoral STP-IPI Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil analisis data menunjukkan nilai probabilitas F-statistics sebesar 0,000 < α (α = 0,05). Artinya, ada pengaruh minat membaca terhadap budaya membaca. Korelasi antarvariabel dapat dikategorikan kuat (0,710), dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,504 (50,4%), dimaknai besarnya variasi budaya membaca yang dapat dijelaskan berdasarkan variasi minat membaca. Sisanya (49,6%) disebabkan oleh faktor lain di luar penelitian ini.
OPTIMALISASI SELF-REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SUCCESS IDENTITY Laurensius Laka
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap anak seharusnya memperoleh kesempatan untuk menciptakan success identity, terutama ketika usianya memasuki tahap perkembangan psikososial industry versus inferiority. Pada tahap ini, sejumlah besar energi disalurkan untuk menguasai keahlian sosial yang diperlukan pada masa dewasanya kelak. Jika tidak memperoleh pengalaman sukses, maka anak dapat mengalami perasaan rendah diri (inferiority) yang berpotensi mempengaruhi proses belajar dan tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu, pada tahap ini menjadi langkah awal yang harus diraih anak untuk menciptakan success identity. Pemenuhan kebutuhan identity ditentukan oleh sejauh mana individu merasa dirinya mampu memenuhi kebutuhan akan cinta (love) dan kebutuhan untuk merasa dirinya berharga (worthwhile), baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Namun sayangnya, individu tidak dapat secara otomatis mencapai perasaan berharga itu tanpa pengetahuan dan kemampuannya untuk berpikir. Cara terbaik untuk menggali potensi siswa dalam berpikir adalah dengan self-regulated learning (SRL), yang dapat dimaknai sebagai sejauh mana siswa secara metacognitive, motivational, dan behavioral, berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya sendiri. Dalam metacognitive processes, siswa yang self-regulated melakukan proses-proses plan, set goals, organize, self-monitor, dan self- evaluate. Dalam motivational processes, siswa yang self-regulated menampilkan self-efficacy, self-attribution, dan menunjukkan minat pada tugas-tugas intrinsik yang tinggi. Siswa yang demikian adalah siswa yang self-starter, yang menampilkan usaha dan ketekunan luar biasa. Sementara itu, dalam behavioral processes, siswa yang self-regulated melakukan proses memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan belajar yang dapat mengoptimalkan proses belajarnya. Alhasil, penelitian-penelitian seputar SRL menunjukkan kaitan yang erat antara SRL dan prestasi belajar, di mana individu yang menerapkan strategi SRL secara optimal cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi, sebab siswa yang menerapkan SRL melihat dirinya sebagai agen dari perilakunya sendiri. Siswa yang demikian, meyakini bahwa belajar adalah proses proaktif, self-motivated, dan menghubungkan success identity atau failure identity pada besarnya usaha, bukan pada faktor keberuntungan, atau sumber-sumber lain yang tak dapat dikendalikannya. Siswa yang demikian menggambarkan pribadi yang bertanggung jawab (responsible person), pribadi yang memiliki kesehatan mental, yang dapat mengekspresikan perasaan- perasaannya secara bebas, bertindak secara mandiri, dan pada akhirnya menjadi pribadi yang sungguh-sungguh berfungsi secara sempurna (fully functioning person).