Abstrak: Krisis kesehatan terjadi akibat becana alam, bencana non alam maupun bencana sosial sering berdampak pada kesehatan reproduksi pada perempuan.Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 mengalami krisis kesehatan karena bencana alam yaitu gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang mengakibatkan 2.113 orang tewas, 1.309 orang hilang dan 4.612 orang luka-luka. Dibutuhkan kesiapsiagaan aspek reproduksi dalam menghadapi situasi bencana bagi kelompok rentan yaitu remaja putri, wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi yaitu menyiapkan kit individu bagi remaja putri, WUS dan ibu hamil di Desa Beka sebagai daerah rawan bencana di Kabupaten Sigi. Mitra pengabdian masyarakat ini adalah pemerintah dan bidan Desa Beka. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari remaja putri, WUS dan ibu hamil dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan kuesioner yang dibagikan langsung kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukan bahwa 70% peserta memiliki kesiapsiagaan sedang dan 30% memiliki kesiapsiagaan tinggi dalam aspek kesehatan reproduksi setelah dilakukan kegiatan.Abstract: Health crises occur due to natural disasters, non-natural disasters and social disasters often have an impact on reproductive health in women. Central Sulawesi province in 2018 experienced a health crisis due to natural disasters, namely earthquakes, tsunamis and liquefaction which resulted in 2,113 people killed, 1,309 people missing and 4,612 people injured. It requires preparedness of reproductive aspects in the face of disaster situations for vulnerable groups, namely adolescents, women of childbearing age (WCA) and pregnant women. This service activity aims to improve the preparedness of reproductive health aspects, namely preparing individual kits for adolescents, WCA and pregnant women in Beka Village as a disaster-prone area in Sigi Regency. These community service partners are the government and midwives of Beka Village. This activity was attended by 30 participants consisting of teenagers, WCA and pregnant women carried out by the method of lectures, demonstrations and questions and answers. Evaluation of activities is carried out with questionnaires that are distributed directly to participants. The results of the evaluation showed that 70% of participants had moderate preparedness and 30% had high preparedness in the aspect of reproductive health after service.