Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE Topan, Anton; Pasalli, Daud Andang; Syanjayanta, Biatma
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 1 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan di Kota Merauke tidak di imbangi dengan penataan Kota yang baik khusus pada kawasan Ruang ternuka hijau, ini dikarenakan belum diterapkannya peraturan Dirjen Tata Ruang Kota khususnya aturan mengenai RTH (ruang terbuka hijau), hal ini dapat kita lihat dari taman Kota Mandala yang penataanya belum sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, tujuan dari penelitian ini Adela desain taman kota yang sesuai standar Menteri Pekerjaan Umum.Penelitian ini dilakukan dengan observasi (survey) langsung kelokasi penelitian yaitu pada taman Mandala Kota Merauke yang berada di jln. Raya Mandala, melakukan studi literature mengenai aturan per Kotaan khususnya ruang terbuka hijau  (RTH), pengukuran dengan menggunakan Theodolit dan meteran, menganalisis dengan pedoman penyediaan  dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau  (RTH) di kawasan Perkotaan  yang di keluarkan  oleh Peraturan  Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008,  menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga menjadi suatu bahan masukan bagi pemerintah/instansi terkait serta sebagai informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Merauke, mendesain Taman Kota merauke sesuai dengan Peraturan Mentri Pekerjaan UmumDari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Penataan Taman Kota  yang terdapat pada Taman Kota Merauke masih belum memenuhi standar yang ada dan masih memerlukan penataan yang lebih baik lagi dan menambah  fasilitas seperti area bermain anak, kursi, wc umum, parkiran sehingga taman Kota ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat di nikmati oleh masyarakat luas.
KARAKTERISTIK BETON NON STRUKTUR DARI BAHAN LOKAL DI DISTRIK MUTING MERAUKE PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA – PAPUA NEUGINI Pasalli, Daud Andang
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 2 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemenuhan pembangunan untuk masyarakat di Kabupaten Merauke khususnya pembangunan perumahan masyarakat dan fasilitas umum yang berada di  daerah perbatasan perlu dukungan teknologi dibidang bahan bangunan guna memberikan pedoman dan masukan teknik khususnya syarat mutu dan kualitas terhadap bahan dan material yang akan digunakan dalam pembangunan perumahan dan fasilitas umum yang menggunakan beton non struktur. Agregat Lokal di Distrik Muting Kabupaten Merauke perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Neugini yang merupakan bahan lokal perlu pengujian untuk membuktikan secara teknis apakah memiliki sifat agregat yang baik untuk membuat beton non struktur, meliputi sifat-sifat fisika agregat antara lain berat jenis, berat satuan, gradasi, kandungan lumpur, kandungan zat organik, kekuatan/kekerasan agregat kasar, kuat tekan beton dan modulus elastisitas beton.Dalam penelitian ini digunakan Agregat Lokal di Distrik Muting-Merauke, semen Portland type I merk Semen Gresik dan air dari Loratorium Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Universitas Musamus. Untuk perancangan adukan beton ditetapkan nilai faktor air semen 0,45, 0,50 dan 0,55 serta nilai slump 10 1.Gradasi pasir  dapat digolongkan ke dalam daerah III (agak halus), modulus halus butirnya berkisar 1,4-2,3. Untuk butir maximum 4,8 mm dan 2,4 mm modulus halus butirnya berturut-turut 1,96 dan  1,4. Berat satuan pasir  butir maksimum 4,8 mm dan 2,4 mm berturut-turut sebesar 1,58 dan 1,56 gr/cm3. Berat jenis pasir  antara 2,6 - 2,8 dan daya serap airnya antara 3,1 % - 4,7 %. Kadar lumpur rata-rata pasir sebesar 2,6 % dan kandungan zat organiknya rendah. Gradasi kerikil memenuhi syarat kerikil dengan besar butiran maksimum 40 mm. Modulus halus butirnya sebesar 7,3. Berat satuan kerikil sebesar 1,54. Kerikil berat  jenisnya 2,4-2,5 dan daya serap air jenuh kering muka 5,4 %. Kekerasan kerikil dengan menggunakan Bejana Rudellof, sebesar  23,6 %. Ketahanan aus kerikil dengan menggunakan alat uji derak Los Angeles sebesar 46,9%. Kuat tekan silinder  beton-A, beton-B dan beton-C berturut-turut sekitar 23,3 MPa - 29,7 MPa dengan berat semen/m3 377,6 kg - 467,9 kg ,  19,4 MPa - 25,1 MPa dengan berat semen/m3  396,9 kg - 468,5 kg dan  21,9 MPa - 35,0 MPa dengan berat semen/m3 388,9 kg - 555,1 kg. Secara umum pasir dan kerikil dari bahan lokal di Distrik Muting Merauke memiliki sifat agregat yang dapat digolongkan  memenuhi sifat agregat standar , walaupun beberapa sifat agregatnya cenderung di bawah standar. Beton non struktur dari bahan lokal di Distrik Muting Merauke memiliki sifat-sifat yang baik sehingga dapat memenuhi sifat beton standar,  namun kebutuhan semen/m3 beton cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan beton normal.
ANALISIS MENGGUNAKAN PEMODELAN UNTUK PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK STUDI KASUS MOTOR 1750 RPM/60 HP/240 Volt Mangera, Paulus; Pasalli, Daud Andang
MUSTEK ANIM HA Vol 2 No 3 (2013): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk kegunuaan analisis secara teoretis, sebuah motor DC dapat direpsesentasikan dalam bentuk sebuah model, dimana model tersebut dapat menggambarkan karakteristik dari ‘fisik’ motor yang sebenarnya. Sebuah motor DC dapat direpresentasikan dalam beberapa jenis model, antara lain: model matematik (model nisbah alih dan ruang keadaan),dan model simulink. Dengan menggunakan spesifikasi data motor DC type Dripproof serta dilakukan pengujian diperoleh nilai n =  47,402642 rad/sec  dan  = 0,360860. Karena nilai  lebih kecil dari satu, maka motor DC tersebut akan memiliki karakteristik kurang teredam. Untuk memperoleh karakteristik kecepatan dan arus jangkar yang baik pada motor DC , dapat dilakukan pengendalian pada saat pengasutan (starting), pembebanan dan pengereman (stopping).
PEMANFATAN TANAH LEMPUNG KEPASIRAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DI KAMPUNG SOTA DISTRIK SOTA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GIINEA Pasalli, Daud Andang; Paresa, Jeni
MUSTEK ANIM HA Vol 2 No 3 (2013): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya bidangi ilmu teknik sipil dalam hal ini penggunaan material sebagai bahan bangunan dan laju perkembang pembangunan dengan pesat pada dekade terakhir maka penggunaan material yang tersedia di daerah lokasi pembangunan harus dengan sangat bijak dapat dimanfaatkan. Penelitian ini menggunakan tanah lempung kepasiran  sebagai material untuk pembuatan campuran semen. Sehingga diharapkan dari  penelitian ini akan menghasil sebuah komposisi campuarn  yang  inovatif dengan beberapa keunggulan dari sisi biaya, metode pelaksanaannya dan pemanfaatan material lokal.Pengujian karakteristik fisis dan mekanis tanah lempung kepasiran dasar yang meliputi kadar air, berat jenis, Aterrberg, analisa saringan, bobot isi, kompaksi, kuat tekan bebas dan geser langsung. Pengujian selanjutnya adalah pengujian rancang capuran tanah lempung kepasiran dengan semen dengan mengacu kepada standar yang berlaku (SNI maupun ASTM). Pengujian dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh tanah lempung kepasiran  untuk pasangan dinding dan lantai. Dalam penelitian ini penggunaan material tanah lempung kepasiran sebagai bahan campuran semen akan di lakukan dengan berbagai metode perbandingan campuran untuk mendapatkan komposisi yang idela. Selanjutnya pada tahap berikutnya akan dilakukan uji model prototipe di lapangan dengan menggunakan hasil desain dari penelitian laboratorium pada tahapan sebelumnya.Hasil pengujian sifat fisis tanah lempung kepasiran dimana kadar air sebesar 43,4 %, berat jenis 2,70, persentase butiran dimana butiran halus sebesar 57,50 % dan butiran kasar 42,5 %, serta batas Atterberg dimana LL 45 %, PL 31,54 %, PI 14,42 % dan SL 16,47 %. Serta mempunyai bobot isi 1,66 gram/cm3 dan mempunyai berat isi kering 1,33 gram/cm3 serta kadar air optimum 36 %. 2.        Dari hasil analisa butiran dapat dilihat bahwa kandungan butiran kasar cukup besar maka untuk konstruksi non strukturak tanah lempung kepasiran dapat digunakan
TINJAUAN DESAIN RUANG HENTI KHUSUS (RHK) SEPEDA MOTOR PADA SIMPANG BERSINYAL Akbar, Muh; Nababan, Dewi Sriastuti; Riwu, David Wadu Doko; Pasalli, Daud Andang
MUSTEK ANIM HA Vol 12 No 01 (2023): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v12i01.5328

Abstract

Pertumbuhan sepeda motor yang terus meningkat setiap tahunnya dapat menyebabkan kenaikan jumlah penumpukan kendaraan pada jalur pendekat persimpangan. Hal tersebut dapat berpengaruh pada penurunan kinerja persimpangan yaitu berkurangnya volume kendaraan yang melintas pada fase hijau lampu pengatur lalu lintas, sehingga perlu adanya perencanaan Ruang Henti Khusus (RHK) untuk sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah jalan pada lokasi penelitian memenuhi syarat dalam perencanaan RHK dengan meninjau banyaknya penumpukan sepeda motor selama fase merah dan merencanakan desain RHK untuk sepeda motor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode experimental sesuai dengan MKJI 1997 dan Pedoman Perencanaan Teknis RHK pada kawasan perkotaan di Kota Merauke. Hasil penelitian menujukan bahwa RHK di simpang empat bersinyal di kawasan perkotaan di Kota Merauke tidak dapat diterapkan pada tahun 2022 karena belum memenuhi syarat jumlah penumpukan sepeda motor, sehingga dilakukan peramalan 15 tahun ke depan yaitu pada tahun 2037. Dari perhitungan terlihat bahwa jumlah penumpukan telah sesuai dengan syarat dan dari keempat lengan persimpangan bersinyal, hanya 3 pendekat yang dapat menerapkan fasilitas RHK yakni pendekat Jalan Brawijaya, pendekat Jalan TMP, dan pendekat Jalan Parakomando. Sedangkan pendekat Jalan Angkasa tidak dapat diterapkan RHK karena hanya terdapat 1 lajur dari 1 arah sehingga tidak memenuhi syarat dalam pedoman perencanaan RHK. Adapun desain RHK pada pendekat Jalan Brawijaya menggunakan RHK tipe kotak 2 lajur dengan luas 60 m2; pada pendekat Jalan TMP menggunakan RHK tipe kotak 2 lajur dengan luas 60 m2; pada pendekat Jalan Parakomando menggunakan RHK tipe kotak 2 lajur dengan luas 56 m2.
ANALISA KAPASITAS AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEP DROW DOWN TEST DI KELURAHAN MULI KABUPATEN MERAUKE Paresa, Jeni; Doloksaribu, Abner; Pasalli, Daud Andang; Takasaheng, Harry Christian
MUSTEK ANIM HA Vol 12 No 01 (2023): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v12i01.5331

Abstract

Air tanah harus diperhatikan dengan serius agar kebutuhan air manusia bisa terpenuhi dan mencegah pengambilan air tanah yang tidak terkontrol yang dapat menyebabkan ketersediaan air tanah menipis serta penurunan muka air tanah. Penurunan muka air tanah berdampak pada penurunan permukaan tanah dan meningkatkan risiko banjir rob. Metode yang digunakan adalah Metode Step Draw Down Test. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian Kuantitatif, dimana penelitian ini melibatkan proses pengambilan data lapangan serta menganalisis data secara objektif. Pengujian koefisien permeabilitas tanah menggunakan metode Falling Head dan diperoleh nilai K sebesar 0,00002842 m/detik. Nilai Fd 0,0022 hari/m³, menunjukkan bahwa sumur yang ditinjau berada dalam kondisi baik dan termasuk dalam kelas sumur sangat baik. Nilai Efisiensi (Ew) rata-rata adalah 59,4%, masih termasuk dalam klasifikasi efisien. Kapasitas Jenis Sumur (Sc) rata-rata sebesar 0,00373 m²/detik sehingga dapat dikatakan bahwa sumur memiliki nilai produktifitas sedang. Kapasitas air tanah pada sumur gali dianalisa dengan melakukan pemompaan pada sumur menggunakan metode Step Draw Down Test. Debit dan waktu pemompaan serta ketinggian air harus dicatat untuk keperluan pengolahan data. Pengambilan air sumur pada sumur yang ditinjau berada pada batas aman ketika pengambilan air tidak lebih besar dari Q optimum yaitu 1,13 liter/detik. Bagi masyarakat merauke agar dapat memperhatikan penggunaan air secara efisien dan praktis. Tujuannya untuk menjaga ketersediaan air sehingga ketika musim kemarau tiba, tidak terjadi kekurangan/kelangkaan air.
Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kerajinan Kulit Buaya Di Kota Merauke Ismanto, Heru; Prayitno, Agus; Munir, Agus Qomaruddin; Jayanti, Rafika; Septarini, Dina Fitri; Pasalli, Daud Andang; Heru
FAHMA : Jurnal Informatika Komputer, Bisnis dan Manajemen Vol 22 No 2 (2024): Vol 22 No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : LPPM STMIK El Rahma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61805/fahma.v22i2.122

Abstract

Kerajinan kulit adalah barang-barang yang berbahan dasar dari kulit hewan salah satunya buaya. Kulit buaya menjadi salah satu industri rumah unggulan bagi masyarakat Merauke, hal ini disebabkan karena populasi buaya begitu besar di Merauke. Kerajinan kulit pun bermacam-macam, ada yang dibuat menjadi tas, sepatu, sabuk, dompet dan masih banyak lagi lainnya. Penelitian ini bertujuan membangun sebuah sistem yang dapat membantu masyarakat dalam mencari lokasi kerajinan kulit buaya,  hasil dari  Sistem tersebut dapat memberikan informasi, foto produk serta letak peta.Sistem informasi geografis kerajinan kulit buaya dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan perancangan basis data menggunakan   MYSQL, teknik pengumpulan data penelitian yaitu wawancara, observasi dan studi    pustaka. Pengujian sistem dengan menggunakan User acceptence test (UAT) dan metode pengujian Blackbox.Hasil dari sistem yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan, dan juga menggunakan pengujian User acceptence test (UAT), menunjukkan nilai rata-rata presentase 91% yang artinya  bahwa sistem yang dibuat bisa digunakan.