Abdul Kadir
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STUDI LITERATUR EFEK KESEHATAN TERHADAP PAJANAN FLOUR DUST PADA PEKERJA INDUSTRI TEPUNG Abdul Kadir; Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3269

Abstract

Bread products are a useful source of nutrients as a food source. Bread is made with flour as the main raw material which has hazards and risks to health depending on the duration and concentration of exposure and its microbial in it. Health complaints that are often experienced by baker workers are asthma, sensitization, conjunctivitis and skin problems. Literature study was carried out in this study using the PRISMA method on 9 relevant articles. In Ethiopia, bakery workers had higher health complaints compared to the control group. Milling mill workers had chronic symptoms such as 58.3%. In Italy, exposure to breadcrumb dust exceeds the threshold value and results in nasal inflammation and allergies. In Thailand there is evidence to support that flour dust can cause asthma. In France, flour dust may cause head and neck squamous cell cancer. In Egypt, exposure to flour dust increases the risk of workers' respiratory symptoms and disorders. The studies that have been carried out confirm that flour dust and its microbes can cause health problems for workers in the flour industry. Control of health impacts can be carried out by implementing controls starting from elimination/substitution, engineering, administration and use of personal protective equipment, especially those that protect respiratory function. Keywords: Workers, Flour, Asthma, Sensitization, Skin disorders, Hierarchy of control ABSTRAK Produk roti merupakan sumber nutrisi yang bermanfaat sebagai sumber makanan. Roti dibuat dengan bahan baku utama tepung yang memiliki bahaya dan risikonya terhadap kesehatan tergantung dari durasi dan konsentrasi pajanan serta mikroba di dalamnya. Keluhan kesehatan yang sering dialami pekerja pembuat roti adalah asma, sensitisasi, konjungtivitas dan masalah kulit. Literatur studi dilakukan dalam penelitian ini dengan metode PRISMA pada 9 artikel yang relevan. Di Ethiopia, pekerja roti memiliki keluhan kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.Pekerja pabrik penggilingan tepung memiliki gejala kronis pernapasan sebesar 58,3%. Di Italia, pajanan debu tepung roti melebihi nilai ambang batas dan mengakibatkan peradangan hidung dan alergi. Di Thailand didapatkan ada bukti yang mendukung bahwa debu tepung dapat menyebabkan asma. Di Perancis, debu tepung berpotensi menyebabkan kanker sel skuamosa kepala dan leher. Di Mesir, pajanan debu tepung meningkatkan risiko gejala dan gangguan pernapasan pekerja. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengkonfirmasi bahwa debu tepung serta mikrobanya dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja di industri tepung. Pengendalian terhadap dampak kesehatan bisa dilakukan dengan menerapkan hierarki pengendalian dimulai dari eliminasi/subtitusi, rekayasa teknik, administrartif dan penggunaan alat pelindung diri khususnya yang melindungi fungsi pernapasan. Kata kunci: Pekerja, Tepung, Asma, Sensitisasi, Gangguan kulit, Hierarki pengendalian
ANALISIS TINGKAT RISIKO BENCANA KEBAKARAN WILAYAH JAKARTA BARAT, PROVINSI DKI JAKARTA Andri Cahyadi; Fatma Lestari; Abdul Kadir
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3651

Abstract

Jakarta barat merupakan salah satu wilayah Ibu kota di Indonesia yang pada tahun 2020 memiliki 2,4 juta penduduk dengan jumlah bencana kebakaran sebanyak 333 kejadian. Populasi yang padat di Jakarta Barat meningkatkan risiko bencana kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian Risiko Kebakaran di Jakarta Barat. Metode penelitian ini adalah Cross Sectional dengan pendekatan non probabilistic sampling/stratified sampling. Pengambilan data secara online kuesioner serta pelaksanaan diskusi melalui Focus Group Discussion bersama Dinas Pemadam Kebakaran Suku Dinas Jakarta Barat. Kuesioner terdiri dari 3 elemen dan 22 variabel yang mencakup identifikasi potensi bahaya, vulnerability serta manajemen proteksi kebakaran untuk selanjutnya dilakukan analisis menggunakan univariate, spider map dan dipetakan pada wilayah Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko kebakaran wilayah Jakarta Barat adalah Sedang dengan nilai sebesar 59,5%. Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh Suku Dinas Pemadam Kebakaran Wilayah Jakarta Barat, yaitu dengan melaksanakan penambahan serta pemeliharaan kondisi hidran kota secara rutin serta melakukan simulasi pemadaman kepada masyarakat. Selain itu, dapat dilakukan sosialisasi risiko kebakaran terkait kualitas bangunan & tingkat kekumuhan kepada masyarakat, sehingga hal ini dapat mengurangi potensi risiko kebakaran yang ada di wilayah Jakarta Barat.
COMPARISON OF WORKPLACE BULLYING, DISTRESS LEVEL and SATISFACTION WITH LIFE: CROSS-SECTIONAL STUDY ON POWER PLANT ENERGY IN INDONESIA Ika Agustina Wahyuningtias; Sjahrul Meizar Nasri; Dadan Erwandi; Fatma Lestari; Abdul Kadir
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i1.1644

Abstract

Introduction: Bullying does not only occur in the school environment. It can also happen at the workplace. There have been several definitions on bullying in the psychological literature but, in general, bullying is described as aggressive behavior by a person or group of people who feel more powerful, with the aim of hurting, humiliating, or isolating victims who feel helpless (Salmivalli, March–April 2010) (Gredler, 2003) Bullying can affect employee's satisfaction with life, which negatively relates to job satisfaction and mental health status of workers (Gabriele , et al., 2015). Work-related losses due to work accidents caused by fatigue triggered by workplace bullying will also increase if the psychosocial hazards caused by bullying are not managed properly and correctly (Young-Ran & Jeong-Won , 2016) (Rohit, et al., 2009) (Ma, et al., 2010). Research related to workplace bullying is still difficult to find in Indonesia, even the existing reports on this topic are barely enough to explain how this phenomenon is handled this country. Bullying has been widely researched, but the majority of the studies are performed in school settings or adolescent settings. There has not been any in-depth research on bullying that has been conducted comprehensively in work settings (Silviandari & Helmi, 2018). This study aims to determine and examine the incidence of workplace bullying in the energy sector or the power generation industry by involving seven power plants throughout Indonesia. Method: This was a cross-sectional study involving 219 workers in the power plant industry who were above 17 years of age and with a work experience of at least 6 months. These workers participated in this study by filling out the Negative Acts Questionnaire-Revised (NAQ-R). Results: The results of the analysis showed that there was no comparison of bullying incidents among the seven power plants (F = 0.71, p = 0.135) and that the bullying level in these 7 power plants was low (mean= 26.7), with the highest mean was found in Southeast Sulawesi (mean=27.9). Conclusion: This shows that the incidence of bullying in the seven power plants is in the low category, with the highest tendency of bullying seen in the power plant in Southeast Sulawesi.
HUBUNGAN BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP DISTRESS PSIKOLOGIS DAN KEPUASAN HIDUP PEKERJA PELAYANAN KESEHATAN Rully Rudianto; Dadan Erwandi; Fatma Lestari; Abdul Kadir
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2422

Abstract

AbstractWorkers who are working in the health care sector have to deal with a work condition that is high-risk for bullying from various parties that come from, among others, the expectation of excellent performance. This study aimed to assess the association between Workplace Bullying, Psychological Distress, and Satisfaction with Life among workers in health care sector.  This is a cross-sectional study on 310 respondents consisting of workers who work on various health care services. Data were collected using a randomly distributed questionnaire and processed using a frequency distribution table. The association between variables were then analyzed using the Spearman correlation test. The results of this study showed associations between Workplace Bullying, Psychological Distress, and Satisfaction with Life. The majority of workers in the health care sector did not experience bullying and stress. For the satisfaction with life in this sector, the study showed a high satisfaction level. This study concludes that there is an association between bullying and stress level among workers in health care sector. A higher bullying and stress level will trigger dissatisfaction with life. Despite the low bullying incidence in this sector, management still has to be aware and perform prompt actions to identify and prevent negative actions. This is important to prevent bullying by implementing an appropriate anti-bullying program in the workplace, that the stress level will not increase and the satisfaction of the workers is maintained. Keywords: bullying, health care sector, level of distress, and satisfaction with life AbstrakPekerja sektor Pelayanan Kesehatan  merupakan pekerja yang harus menghadapi situasi kerja yang sangat berisiko terjadinya kejadian bullying dari berbagai pihak dan menuntut perfoma yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan bullying di tempat kerja, distres psikologis, dan kepuasan hidup pada pekerja di sektor pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak kepada kelompok pekerja yang bekerja di berbagai sektor pelayanan kesehatan dengan jumlah responden sebanyak 310. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dianalisis hubungannya dengan metode uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara bullying di tempat kerja, distres psikologis, dan kepuasan hidup. Pekerja di sektor pelayanan kesehatan mayoritas tidak mengalami kejadian bullying dan mayoritas juga tidak mengalami stres. Terkait tingkat kepuasan bekerja di pelayanan kesehatan, hasil studi menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan tersebut menunjukkan semakin tinggi kejadian bullying dan tingkat stres di sektor pelayanan kesehatan akan memicu ketidakpuasan terhadap kehidupan para pekerjanya. Walaupun didapatkan kejadian bullying yang rendah di sektor pelayanan kesehatan, manajemen harus tetap waspada dan segera bertindak untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya perilaku negatif. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya korban bullying dan penerapan program anti bullying yang tepat di tempat kerja, sehingga tingkat stres tidak meningkat dan kepuasan bekerja tetap terjaga. Kata kunci : Bullying, distress level, kepuasan hidup, dan pelayanan kesehatan 
Kajian Hubungan Antara Iklim Keselamatan Psikososial (Psychosocial Safety Climate) dengan Perundungan di Tempat Kerja (Workplace Bullying) di PT.WID Ika Agustina Wahyuningtias; Dadan Erwandi; Sjahrul Meizar Nasri; Abdul Kadir
National Journal of Occupational Health and Safety Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.916 KB) | DOI: 10.59230/njohs.v2i1.5264

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan serta pengaruh Iklim Keselamatan Psikososial terhadap kejadian perundungan di tempat kerja di PT WID (perusahaan pembangkit tenaga listrik) yang melibatkan enam area kerja pembangkit listrik di seluruh Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross-sectional study) dengan melibatkan 100 orang tenaga kerja di lini bisnis Operational & Maintenance yang memiliki usia di atas 17 tahun dan pengalaman kerja minimal 6 bulan, untuk ikut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner Psychosocial Safety Climate (PSC 12) untuk mengukur tingkat iklim keselamatan psikososial dan Negative Acts Qustionnaire-Revised (NAQ-R) untuk mengatahui tingkat kejadian perundungan di perusahaan. Hasil: Hasil analisa menunjukkan bahwa Iklim Keselamatan Psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kejadian perundungan di tempat kerja di perusahaan, dengan arah hubungan negatif dan berkekuatan sedang (p-sig=0,003; r=0,292; ß=-0,257). Selain itu hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa Komitmen Manajemen memberikan pengaruh yang signifikan (p-sig= 0,013) terhadap penurunan tingkat perundungan di tempat kerja, dibandingkan Prioritas Manajemen, Partisipasi Organisasi dan Komunikasi Organisasi. Simpulan: Hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan satu tingkat Iklim Keselamatan Psikososial maka terjadi penurunan Tindakan perundungan sebesar 0,257. Dimana Komitmen manajemen menjadi variable yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap penurunan tingkat perundungan di tempat kerja.
Analisis Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Stres Kerja dan Perilaku Berisiko Karyawan di PT. X Aji Utomo Putro; Dadan Erwandi; Abdul Kadir
National Journal of Occupational Health and Safety Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.787 KB) | DOI: 10.59230/njohs.v2i1.5256

Abstract

Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, home-work interface, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan.