Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pewarisan Hak Prioritas Atas Hak Guna Bangunan Yang Sudah Habis Jangka Waktunya (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 1771 K/Pdt/2019) Salsabila .; Arsin Lukman; Akhmad Budi Cahyono
Indonesian Notary Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Notary
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.333 KB)

Abstract

HGB yang sudah kedaluwarsa seharusnya tidak dapat dijadikan sebagai objek warisan. Namun dalam beberapa putusan pengadilan, seperti contohnya dalam kasus putusan Mahkamah Agung Nomor 1771 K/Pdt/2019, Majelis Hakim justru menetapkan objek sengketa, yang merupakan tanah bersertipikat HGB kedaluwarsa, sebagai harta warisan bersama yang belum dibagi di antara para ahli waris. Keputusan tersebut diambil karena hukum tanah nasional kita mengenal adanya hak prioritas, yakni hak untuk didahulukan dalam mengajukan permohonan hak atas tanah baru ke Kantor Pertanahan. Selama tanah masih dibutuhkan, hak itu melekat pada bekas pemegang haknya. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai ketentuan pewarisan hak prioritas; serta prosedur peralihan hak prioritas tersebut beserta derivatifnya kepada para ahli waris. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan kualitatif. Tipologi penelitiannya merupakan penelitian problem-identification. Hasil penelitian yang didapat adalah ketentuan mengenai hak prioritas ini didasarkan pada Pasal 5 KEPPRES 32/1979. Dari Pasal tersebut diketahui bahwa urutan penerima hak prioritas adalah 1) bekas pemegang hak dan apabila tidak ada, maka diberikan kepada 2) rakyat yang menduduki. Pada dasarnya hak prioritas tidak dapat beralih atau dialihkan dengan cara apa pun termasuk pewarisan. Namun dalam praktiknya, apabila pemegang hak meninggal dunia, Pemerintah melalui Kantor Pertanahan dapat memberikan hak prioritas kepada ahli warisnya, dengan syarat para ahli waris tersebut sudah menguasai tanah sejak lama dan sungguh-sungguh menginginkan tanah tersebut. Prosedur yang dilakukan oleh ahli waris adalah permohonan hak atas tanah. Supaya dapat timbul kepastian hukum bagi masyarakat, Pemerintah diharapkan dapat membuat aturan secara eksplisit mengenai ketentuan hak prioritas ini.Kata kunci: HGB, Kedaluwarsa, Hak Prioritas
PENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP FITOKIMIA DAN ANALISA GUGUS FUNGSI DARI EKSTRAK DAUN JELATANG (Urtica dioica L.) N. L. S. Sari; F. W. Laksono; Salsabila .; L. Kurniasari
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 17, No.2, Juli 2023
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suhu dan waktu pada rendemen ekstraksi berbantu gelombang ultrasonik daun jelatang (Urtica dioica L.). Sepuluh gram simplisia daun jelatang dimasukkan ke erlenmeyer dan ditambahkan 100 ml pelarut etanol 96% (1:10 b/v), kemudian diekstraksi dengan kombinasi suhu 30, 40, dan 50 oC selama 10, 20, dan 30 menit pada frekuensi 50 Hz. Berdasarkan riset yang telah dilakukan, rendemen tertinggi ekstrak daun jelatang adalah 8% dihasilkan pada suhu 40 °C dan waktu 30 menit. Sementara itu, rendemen terendah adalah 2% didapatkan pada suhu 30 °C dan waktu 10 menit. Hasil analisa fitokimia secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak daun jelatang mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan steroid. Selanjutnya sampel dianalisis menggunakan alat FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada ekstrak daun jelatang. Dari hasil analisis gugus fungsi tersebut diketahui bahwa ekstrak daun jelatang secara dominan mengandung senyawa fenolik di dalamnya. Kata kunci: analisis fitokimia, analisis gugus fungsi, daun jelatang, ekstraksi ultrasonik. ABSTRACT This research aimed to analyze the effect of temperature and time on the ultrasound-assisted extraction (UAE) yields of nettle leaf (Urtica dioica L.). Ten grams of simplicia was put into an Erlenmeyer and dissolved in 100 ml of 96% ethanol solvent (1:10 w/v), then extracted at a variation of temperatures of 30, 40, and 50 oC, during various times of 10, 20, and 30 minutes and with a frequency of 50 Hz. The results showed that the highest yield was 8% obtained at a temperature of 40 0C and an extraction time of 30 minutes, while the lowest yield was 2% gained at a temperature of 30 0C and an extraction time of 10 minutes. The qualitative analysis indicated that the extract contained alkaloids, flavonoids, saponins and steroids. The most optimal sample from the phytochemical test results was then analyzed using the FTIR to determine the functional groups contained in the nettle leaf extract. From the FTIR results, it was concluded that the nettle leaf extract predominantly consisted of phenolic compounds. Keywords: nettle leaf, ultrasound assisted extraction, phytochemical analysis, functional group analysis.