Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Mendeteksi Tingkat Kesehatan Tanaman Kelapa Sawit Menggunakan Metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) di Kabupaten Bengkalis Kecamatan Mandau Dwi Arini; Silvina Mayang Sari; Dwi Marsiska Driptufany
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 2 (2022): El-Jughrafiyah : August, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v2i2.18744

Abstract

Tanaman Kelapa sawit yang identik dengan tanaman perkebunan memiliki peranan penting bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Kebutuhan akan tanaman kelapa sawit meningkatkan permintaan terhadap produksi minyak yang dihasilkan oleh tanaman tersebut sehingga kebutuhan akan lahan pertanian kelapa sawit juga meningkat layaknya lahan yang dimiliki oleh masyakarat di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Tingkat perekonomian masyarakat sekitar daerah tersebut rata-rata tergantung pada lahan kelapa sawit, sehingga diperlukan monitoring tingkat kesehatan tanaman kelapa sawit yang menjadi tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan metode Normalized Difference Vegetaion Index (NDVI). Data citra landsat 8 OLI di kecamatan Mandau digunakan sebagai data dasar dengan menganalisa objek pengamatan yang terdiri dari beberapa wilayah objek pengamatan satu hingga delapan belas (OP1 – OP18). Hasil menunjukan peta tingkat kesehatan kelapa sawit dengan klasifikasi tingkat kesehatan terbagi menjadi tiga (3) kelas, yaitu Kesehatan baik, normal, dan buruk. Nilai rentang NDVI 0,421 - 0,72 dengan luas 31.387,29 Ha dengan kesehatan baik, rentang NDVI 0,221 – 0,42 pada kesehatan normal dengan luas 7.192,35 Ha, dan kelas kesehatan buruk dengan luas 253,62 Ha pada rentang NDVI 0,1 – 0,22
PEMANTAUAN DEFORMASI PULAU SUMATRA BERDASARKAN SURVEY GNSS STASIUN SUMATRAN GPS ARRAY (SuGAr), INA-CORS, dan IGS (International GNSS Service) TAHUN 2018-2022 Dira Muvianti Warman; Dwi Marsiska Driptufany; Dwi Arini; Defwaldi Defwaldi; Saiyidinal Fikri; Susilo Susilo
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.81

Abstract

Secara geografis Pulau Sumatra terletak di 6°LU - 6°LS dan di antara 95°BT - 109°BT, bagian barat Pulau Sumatra terdapat subduksi lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia, dan juga Pulau Sumatra juga terdapat jalur api pasifik. Zona patahan dan aktivitas vulkanik ini sangat aktif mengeluarkan energinya setiap tahunnya. Pada penelitian ini menggunakan 9 stasiun CORS dan 44 stasiun SuGAr yang tersebar di sepanjang Pulau Sumatera. Dengan DOY 001, 002, 003. Penelitian ini menggambarkan analisis dari perubahan posisi Pulau Sumatra berdasarkan pengamatan stasiun SuGAr dan INA-CORS. Pengolahan data penelitian ini menggunakan software sentific GAMIT, GLOBK. Penelitian ini menghasilkan kecepatan horizontal dan pola pergerakan dari masing – masing Stasiun CORS dan SuGAR yang ada di Pulau Sumatra. Pergerakan yang terbesar terdapat pada stasiun BTET yang bergerak ke timur sebesar 39,27 mm/tahun, dan ke arah utara sebesar 38,59 mm/tahun. Stasiun dengan pergerakan terkecil terdapat pada stasiun CORS CTCN yang bergerak ke arah timur sebesar 16,7 mm/tahun, dan ke arah barat sebesar 0,73 mm/tahun.
ANALISIS PEMODELAN GELOMBANG LAUT 2D DI PERAIRAN KOTA PADANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MIKE 21 : Studi Kasus: Pantai Pasir Jambak, Kota Padang, Sumatra Barat Sherly Wahyulia; Dwi Marsiska Driptufanny; Ilham Armi; Dwi Arini; Defwaldi Defwaldi
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.82

Abstract

Pantai Pasir Jambak merupakan salah satu pantai yang menjadi sabuk hijau pesisir Kota Padang karna memiliki garis pantai yang cukup panjang sehingga rentan akan bahaya abrasi maupun tsunami, kondisi oseanografi di kawasan pantai dan laut dapat digambarkan oleh terjadinya gelombang laut. Gelombang yang ada di pantai Pasir Jambak memiliki ketinggian 2 m.  Gelombang yang dibangkitkan oleh angin yaitu lamanya angin yang bertiup (durasi angin), kecepatan angin, dan jarak yang ditempuh oleh angin dari daerah pembangkit gelombang yang berada di perairan pantai Pasir Jambak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang merupakan kombinasi dari representasi matematis dari masalah dalam bentuk fisik dan pendekatan numerik dari persamaan matematika, pemodelan numerik oseanografi merupakan sebuah sistem untuk mempelajari suatu fenomena dinamika laut kedalam persamaan-persamaan diskrit/numerik. Hasil dari pemodelan gelombang laut di perairan pantai Pasir Jambak pada bulan Januari, Juni dan November adalah selisih rata-rata jeda gelombang tertinggi ke terendah dimana pada bulan Januari mencapai kurun waktu 6 jam, ada bulan Juni 5-6 jam dan pada bulan November 6 jam, tetapi pada bulan November memiliki selisih yang sangat tinggi yaitu mencapai kurun waktu 17 jam.
Analisis Perbandingan Suhu Permukaan Di Kota Padang Dan Kota Pekanbaru Menggunakan Citra Landsat Ferji Divia; Fajrin Fajrin; Ilham Armi; Saiyidinal Fikri; Dwi Arini
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.85

Abstract

Kota Padang dan Kota Pekanbaru telah mengalami pertumbuhan penduduk dan diprediksi akan terus meningkat pada rentang tahun 2010-2025. Akibat dari pertumbuhan penduduk secara langsung akan merubah tutupan alami yang berakibat meningkatnya suhu permukaan daratan akibat konversi vegetasi menjadi non vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru diikuti dengan perbandingan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru berdasarkan letak geografis kedua wilayah. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra landsat 7 ETM+ tahun 2003 dan tahun 2008, serta data citra landsat 8 OLI tahun 2013, 2017 dan 2021.Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode LST (Land Surface Temperature), hasil analisis LST menunjukkan bahwa perubahan suhu permukaan di Kota Padang pada tahun 2003 sebesar 33,12°C, pada tahun 2008 sebesar 32,18°C, pada tahun 2013 sebesar 34,35°C, pada tahun 2017 sebesar 34,92°C dan pada tahun 2021 sebesar 35,87°C. Analisis LST Kota Pekanbaru menunjukkan perubahan suhu permukaan pada tahun 2003 sebesar 32,18°C, pada tahun 2008 sebesar 30,27°C, pada tahun 2013 sebesar 29,88°C, pada tahun 2017 sebesar 28,86°C dan pada tahun 2021 sebesar 31,70°C. Hasil analisis menunjukan bahwa perbandingan perubahan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru cenderung menunjukan pola yang sama, akan tetapi hasil dari nilai perubahan suhu permukaan yang deberikan oleh Kota Padang cenderung lebih tinggi dari pada hasil dari nilai suhu permukaan pertahun yang diberikan oleh Kota Pekanbaru
Pemetaan Rute Trans Padang Berbasis Webgis Dwi Arini; Martince Novianti Bani; Ilham Armi; Quinoza Guvil; Ade Fernando
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2483

Abstract

Trans Padang merupakan layanan angkutan massal (Bus Rapid Transit - BRT) di kota padang. Seiring dengan peningkatan pelayanan maka Rute Trans Padang juga telah dikembangkan ke beberapa ruas jalan, seperti pada Jalan Bypass. Dalam upaya untuk memberikan informasi yang komprehensif bagi masyarakat sehingga dapat mengetahui dan mengakses jalur Trans Padang secara efektif, efisien, dan secara daring, maka dilakukan pemetaan pada rute tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengaplikasikan penggunaan WebGIS dalam pemetaan Jalur Trans Padang. Data jalur koridor, jumlah armada yang beroperasi dan sebaran halte yang berada pada setiap koridor menjadi data utama dalam proses pemetaan ini. Dari hasil overlay dan penyusunan basis data maka diperoleh informasi, antara lain Jalur Trans Padang koridor 1 dari Jalan Imam Bonjol ke Lubuk Buaya (batas kota) dan koridor 4 dari Bungus Teluk Kabung Ke Mato Aia. Lebih dari itu, juga dapat diketahui bahwa terdapat 25 armada yang beroperasi pada koridor 1 dan 10 armada pada koridor 4. Waktu pengoperasian armada juga menjadi salah satu informasi yang bisa didapatkan yaitu pukul 06.00 WIB – 21.00 WIB. Selain itu, pembuatan WebGIS pada Jalur Trans Padang dengan menggunakan web hosting yang dikenal dengan 000Webhost dapat diakses secara gratis oleh masyarakat awam serta pemula dalam pembuatan WebGIS.
The Spatial Pattern of the Spread of the COVID-19 Pandemic (Case Study: DKI Jakarta Province) Dwi Arini; Agung Syetiawan; Eliza Nanda Pitria; Ilham Armi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i1.34015

Abstract

The COVID-19 pandemic has been running in Indonesia for more than two years. The first case was found in March 2020. DKI Jakarta as the capital city of the country with a high population density and an economic center that was threatened because the area has a high vulnerability to the spread of COVID-19. The number of confirmed cases that continue to soar and the spread that is difficult to be controlled have resulted in the DKI Jakarta government taking policies such as implementing large-scale social restrictions (PSBB), which aims to stop the spread of COVID-19 and to look for patterns of spread of COVID-19. This study uses a geographic information system in looking for patterns of the spread of COVID-19. The analytical method used is spatial autocorrelation, which is carried out using the Moran Index. In addition, the autocorrelation test was also carried out using a Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) with the results in the form of a cluster map and a map of significance. The Ordinary Least Squares analysis method is a regression technique that provides a global model for understanding and predicting variables in research. The correlation variables used in this research are Markets, Supermarkets, Buses, and Stations. The result of this study is the spatial autocorrelation of the pattern of spread of COVID-19 between villages and spatially the distribution pattern is clustered. In the OLS regression distribution pattern, the supermarket variable with an R-Squared value of 0.128555 or 12% affects the spread of COVID-19. Based on the calculation of R-Square, Koenker (BP) in addition to the OLS model, the assumption of homoscedasticity is not met, so the model is Ordinary Least Squares not good compared to other models in analyzing the pattern of the spread of COVID-19 in DKI Jakarta. 
Perbandingan Direction Ascending dan Descending di Segmen Sianok Sesar Semangko Menggunakan Metode Ps-InSAR Monalisa Perwanda; Dwi Marsiska Driptufany; Sayidinal Fikri; Dwi Arini; Fajrin Fajrin
Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik  Vol. 2 No. 1 (2024): Februari : Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/venus.v2i1.183

Abstract

The movement of the Sumatran fault is triggered by plate activity in the western subduction zone of Sumatra, namely the Indo-Australian plate which moves down the Eurasian plate, causing pressure to push the Sumatra region towards the north. The purpose of this study is for the results of Ascending and Descending data on the impact of faults that occur on the Semangko Segment Sianok fault from 2020-2023 and to map the Land Displacement of the Semangko Segment Sianok fault from 2020-2023. Based on the results of data processing in this study, it can be concluded that in this study using ascending and descending direction data that experienced land movement (Land Displacement) due to this movement the impact of faults that occurred due to seismic activity along the segment resulted in the impact of natural disasters such as landslides, and earthquakes. This impact was triggered due to land movement because the effects of surface faults and ground shaking did cause most of the damage in several events. The ascending data explains the annual uplift of 15.28 mm marked in dark blue and the red color on the map shows the subsidence of -30.55 mm per year, while the light bitu color dominates in urban areas or areas inhabited by many people. While in the descending data, changes in land movement show an annual uplift of 6.74 mm and the red color shows subsidence of -13.47 mm per year. From the color change of each data shows ascending and descending data experiencing land subsidence uplift and subsidence.
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Isra Iza Mahendra; Dwi Marsiska Driptufany; Dwi Arini
Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik  Vol. 2 No. 2 (2024): April : Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/venus.v2i2.260

Abstract

The research area is prone to flooding, which could potentially result in losses for the people of the research area. Based on this, it is important to map flood-prone areas, as a form of flood disaster mitigation effort to reduce the level of flood risk. Hazard mapping is an important stage in the process of disaster risk identification and analysis. Mapping flood-prone areas can use various methods or approaches. Approaches that can be used for assessing or mapping flood hazards are the geomorphological approach and community participation. This type of research is quantitative descriptive, namely a type of investigation that explains or explains a problem. Descriptive studies aim to explain populations, situations or phenomena accurately or systematically. Mapping flood hazards in the Koto Tangah District, Padang City. From the results of the analysis of the level of flood vulnerability above, the relationship between this research is that rainfall is too high and low river beds cause water to overflow into lowlands, causing the level of flood vulnerability to increase as time goes by. So The results obtained from the analysis of Flood Hazard Area Mapping are the area of ​​Koto Tangah sub-district is 22.017,43ha, by getting the level of non-prone areas with an area of ​​10.203.16ha, the level of less-prone areas with an area of ​​4.714.168ha, the level of vulnerable areas with an area of ​​3.990.458ha, the level of very vulnerable area with an area of ​​1.893,630ha. Koto Tangah District, Padang City has five levels of danger zones for flooding, based on the results of the parameter data used. Each parameter used greatly influences the level of flood risk in Koto Tangah District, Padang City, namely river buffer, land use, land height, land slope, soil type and rainfall. From the creation of flood prone levels in Koto Tangah sub-district, Padang city, areas with a very high risk of flooding are 10.68% with an area of ​​1892,630 ha, areas with a danger level of flood prone are 14.68% with an area of ​​3990,458 ha, areas with Kuang's flood-prone level is 21.40% with an area of ​​4714,168 ha, the area with a flood-safe level is 46.32% with an area of ​​10,203.16 ha.