Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS PEMODELAN GELOMBANG LAUT 2D DI PERAIRAN KOTA PADANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MIKE 21 : Studi Kasus: Pantai Pasir Jambak, Kota Padang, Sumatra Barat Sherly Wahyulia; Dwi Marsiska Driptufanny; Ilham Armi; Dwi Arini; Defwaldi Defwaldi
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.82

Abstract

Pantai Pasir Jambak merupakan salah satu pantai yang menjadi sabuk hijau pesisir Kota Padang karna memiliki garis pantai yang cukup panjang sehingga rentan akan bahaya abrasi maupun tsunami, kondisi oseanografi di kawasan pantai dan laut dapat digambarkan oleh terjadinya gelombang laut. Gelombang yang ada di pantai Pasir Jambak memiliki ketinggian 2 m.  Gelombang yang dibangkitkan oleh angin yaitu lamanya angin yang bertiup (durasi angin), kecepatan angin, dan jarak yang ditempuh oleh angin dari daerah pembangkit gelombang yang berada di perairan pantai Pasir Jambak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang merupakan kombinasi dari representasi matematis dari masalah dalam bentuk fisik dan pendekatan numerik dari persamaan matematika, pemodelan numerik oseanografi merupakan sebuah sistem untuk mempelajari suatu fenomena dinamika laut kedalam persamaan-persamaan diskrit/numerik. Hasil dari pemodelan gelombang laut di perairan pantai Pasir Jambak pada bulan Januari, Juni dan November adalah selisih rata-rata jeda gelombang tertinggi ke terendah dimana pada bulan Januari mencapai kurun waktu 6 jam, ada bulan Juni 5-6 jam dan pada bulan November 6 jam, tetapi pada bulan November memiliki selisih yang sangat tinggi yaitu mencapai kurun waktu 17 jam.
Analisis Kerusakan Lahan Akibat Tambang Emas Pada Sub Das Pamong Gadang Yori Ananda; Dwi Marsiska Driptufany; Defwaldi; Ilham Armi
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.84

Abstract

Tujuan studi ini ialah untuk melihat seberapa besar pengaruh kerusakan lahan yang terjadi akibat kegiatan penambangan emas terhadap kondisi perubahan lahan dan tingkat kerusakan lahan di sekitar aliran Sungai Pamong Gadang, Kabupaten Solok Selatan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode skoring dan overlay, data yang digunakan adalah landsad 8 OLI tahun 2013, 2017 dan 2022. Yang diolah dengan metode supervised classification dan digitaze on screen. Kemudian untuk Uji Akurasi dilakukan survey dan wawancara. Selanjutnya untuk melihat luas perubahan penggunaan lahan yang dialih fungsi menjadi lokasi penambangan emas dari setiap penggunaan lahan yang ada pada daerah penelitian. Hasil penelitian ini untuk tingkat kerusakan lahan ditemukan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan lainnya menjadi lahan penambangan emas seluas 42,20 Ha dari tahun 2013 hingga tahun 2022. Kemudian dihasilkan peta tingkat kerusakan lahan dengan tiga parameter yaitu kerapatan vegetasi, umur tambang dan jenis tailing. Lahan dengan tingkat kerusakan tinggi seluas 5,03 Ha, kerusakan sedang 14,73 Ha dan kerusakan rendah 22,44 Ha. Luas kerusakan lahan terbesar di antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan Sangir dan Sangir Jujuhan. Pada Kecamatan Sangir ditemukan lahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 20,94 hektar, kerusakan sedang seluas 8,58 hektar dan kerusakan tinggi 4,30 hektar. Kemudian pada Kecamatan Sangir Jujuhan ditemukan lahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 1,52 hektar, kerusakan sedang seluas 6,14 hektar dan kerusakan tinggi seluas 0,72 hektar. Dapat disimpulkan bahwa keruskan lahan terparah berada pada kecamatan sangir dengan tingkat kerusakan tinggi mencapai 4,30 hektar. Kemudian analisis tingkat kerusakan, pada Kecamatan Sangir ditemukan kerusakan lahan akibat penambangan emas seluas 33,82 hektar.dan pada Kecamatan Sangir Jujuhan ditemukan total kerusakan akibat penambangan emas seluas 8,38 hektar. Maka di simpulkan bahwa kerusakan terluas berada pada Kecamatan Sangir dengan luas lahan yang beralih fungsi menjadi lokasi penambangan emas seluas 33,82 hektar yang mana adalah 80,15% dari total kerusakan lahan akibat tambang emas pada tahun 2022.
Analisis Perbandingan Suhu Permukaan Di Kota Padang Dan Kota Pekanbaru Menggunakan Citra Landsat Ferji Divia; Fajrin Fajrin; Ilham Armi; Saiyidinal Fikri; Dwi Arini
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.85

Abstract

Kota Padang dan Kota Pekanbaru telah mengalami pertumbuhan penduduk dan diprediksi akan terus meningkat pada rentang tahun 2010-2025. Akibat dari pertumbuhan penduduk secara langsung akan merubah tutupan alami yang berakibat meningkatnya suhu permukaan daratan akibat konversi vegetasi menjadi non vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru diikuti dengan perbandingan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru berdasarkan letak geografis kedua wilayah. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra landsat 7 ETM+ tahun 2003 dan tahun 2008, serta data citra landsat 8 OLI tahun 2013, 2017 dan 2021.Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode LST (Land Surface Temperature), hasil analisis LST menunjukkan bahwa perubahan suhu permukaan di Kota Padang pada tahun 2003 sebesar 33,12°C, pada tahun 2008 sebesar 32,18°C, pada tahun 2013 sebesar 34,35°C, pada tahun 2017 sebesar 34,92°C dan pada tahun 2021 sebesar 35,87°C. Analisis LST Kota Pekanbaru menunjukkan perubahan suhu permukaan pada tahun 2003 sebesar 32,18°C, pada tahun 2008 sebesar 30,27°C, pada tahun 2013 sebesar 29,88°C, pada tahun 2017 sebesar 28,86°C dan pada tahun 2021 sebesar 31,70°C. Hasil analisis menunjukan bahwa perbandingan perubahan suhu permukaan di Kota Padang dan Kota Pekanbaru cenderung menunjukan pola yang sama, akan tetapi hasil dari nilai perubahan suhu permukaan yang deberikan oleh Kota Padang cenderung lebih tinggi dari pada hasil dari nilai suhu permukaan pertahun yang diberikan oleh Kota Pekanbaru
Pemetaan Rute Trans Padang Berbasis Webgis Dwi Arini; Martince Novianti Bani; Ilham Armi; Quinoza Guvil; Ade Fernando
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2483

Abstract

Trans Padang merupakan layanan angkutan massal (Bus Rapid Transit - BRT) di kota padang. Seiring dengan peningkatan pelayanan maka Rute Trans Padang juga telah dikembangkan ke beberapa ruas jalan, seperti pada Jalan Bypass. Dalam upaya untuk memberikan informasi yang komprehensif bagi masyarakat sehingga dapat mengetahui dan mengakses jalur Trans Padang secara efektif, efisien, dan secara daring, maka dilakukan pemetaan pada rute tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengaplikasikan penggunaan WebGIS dalam pemetaan Jalur Trans Padang. Data jalur koridor, jumlah armada yang beroperasi dan sebaran halte yang berada pada setiap koridor menjadi data utama dalam proses pemetaan ini. Dari hasil overlay dan penyusunan basis data maka diperoleh informasi, antara lain Jalur Trans Padang koridor 1 dari Jalan Imam Bonjol ke Lubuk Buaya (batas kota) dan koridor 4 dari Bungus Teluk Kabung Ke Mato Aia. Lebih dari itu, juga dapat diketahui bahwa terdapat 25 armada yang beroperasi pada koridor 1 dan 10 armada pada koridor 4. Waktu pengoperasian armada juga menjadi salah satu informasi yang bisa didapatkan yaitu pukul 06.00 WIB – 21.00 WIB. Selain itu, pembuatan WebGIS pada Jalur Trans Padang dengan menggunakan web hosting yang dikenal dengan 000Webhost dapat diakses secara gratis oleh masyarakat awam serta pemula dalam pembuatan WebGIS.
The Spatial Pattern of the Spread of the COVID-19 Pandemic (Case Study: DKI Jakarta Province) Dwi Arini; Agung Syetiawan; Eliza Nanda Pitria; Ilham Armi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i1.34015

Abstract

The COVID-19 pandemic has been running in Indonesia for more than two years. The first case was found in March 2020. DKI Jakarta as the capital city of the country with a high population density and an economic center that was threatened because the area has a high vulnerability to the spread of COVID-19. The number of confirmed cases that continue to soar and the spread that is difficult to be controlled have resulted in the DKI Jakarta government taking policies such as implementing large-scale social restrictions (PSBB), which aims to stop the spread of COVID-19 and to look for patterns of spread of COVID-19. This study uses a geographic information system in looking for patterns of the spread of COVID-19. The analytical method used is spatial autocorrelation, which is carried out using the Moran Index. In addition, the autocorrelation test was also carried out using a Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) with the results in the form of a cluster map and a map of significance. The Ordinary Least Squares analysis method is a regression technique that provides a global model for understanding and predicting variables in research. The correlation variables used in this research are Markets, Supermarkets, Buses, and Stations. The result of this study is the spatial autocorrelation of the pattern of spread of COVID-19 between villages and spatially the distribution pattern is clustered. In the OLS regression distribution pattern, the supermarket variable with an R-Squared value of 0.128555 or 12% affects the spread of COVID-19. Based on the calculation of R-Square, Koenker (BP) in addition to the OLS model, the assumption of homoscedasticity is not met, so the model is Ordinary Least Squares not good compared to other models in analyzing the pattern of the spread of COVID-19 in DKI Jakarta.Â