Ika Rochdjatun Sastrahidayat
Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH ANGIN TERHADAP PENYEBARAN SPORA Phakopsora pachyrhizi SYDOW SECARA HORIZONTAL Satrio Dirgantara Prakoso; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Phakopsora pachyrhizi menyebar dari sumber inokulum karena angin yang memungkinkan tersebarnya penyakit dan menyebabkan penurunan produksi kedelai. Percobaan dilaksanakan di Landungsari, Dau, Kabupaten Malang dan Laboratorium Mikologi Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015. Percobaan dilaksanakan dengan dua macam percobaan. Percobaan pertama untuk mengetahui jumlah spora yang tertangkap pada jarak 20, 40, 60, 80, dan 100 cm dari sumber inokulum. Percobaan kedua untuk mengetahui intensitas penyakit karat daun dari beberapa jarak dari sumber inokulum. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan acak lengkap membandingkan lima macam jarak dari sumber inokulum dan diulang sebanyak tiga kali. Data dianalisis dengan uji F pada taraf 5 % apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Pengamatan terdiri dari identifikasi jamur karat daun, menghitung spora yang tertangkap, dan intensitas serangan. Hasil Identifikasi menunjukkan urediospora berukuran 18,45-28 μm  x 16,9-20,5 μm. Jumlah spora yang tertangkap tertinggi pada jarak 20 cm dari sumber inokulum sebanyak 43 spora. Presentase intensitas serangan karat daun pada jarak 20 cm dari sumber inokulum memliki nilai tertinggi dibanding dengan perlakuan jarak lainnya.
ISOLASI DAN UJI ANTAGONIS JAMUR FILOPLEN TERHADAP ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp.) PADA TANAMAN ANTHURIUM BUNGA (Anthurium andraeanum) Indah Nur Khulillah; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Antok Wahyu Sektiono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anthurium bunga (Anthurium andraeanum) disukai konsumen karena keindahan warna, variasi bunga dan daun yang beragam. Toleransi terhadap kerusakan yang ditimbulkan OPT sangat rendah sehingga dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat membunuh mikroorganisme bukan target seperti jamur antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi jamur filoplen pada daun anthurium serta potensinya sebagai pengendali hayati penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. pada tanaman anthurium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan 5 kali ulangan. Metode yang digunakan adalah kultur ganda. Eksplorasi jamur filoplen pada daun anthurium didapatkan sembilan jenis jamur yaitu Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Aspergillus sp. isolat 3, Aspergillus sp. isolat 4, Curvularia sp., Fusarium sp., Mucor sp., Rhizoctonia sp., dan Trichoderma sp. Setelah dilakukan uji antagonis antara jamur patogen dengan jamur filoplen didapatkan hasil tertinggi pada jamur Trichoderma sp dengan persentase sebesar 91,83%. Kemudian diikuti oleh Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Mucor sp., Aspergillus sp. isolat 3, Rhizoctonia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., dan Aspergillus sp. isolat 4, dengan daya hambat berturut-turut sebesar 72,21%; 67,27%; 41,12%; 38,89%; 38,65%; 18,06%; 13,54%; dan 8,80%. Hasil mekanisme antagonisme antara jamur Colletotrichum sp. dengan keempat isolat Aspergillus sp., Mucor sp., dan Rhizoctonia sp. adalah kompetisi, pada Curvularia sp. dan Fusarium sp. adalah antibiosis, serta pada Trichoderma sp. adalah kompetisi dan parasitisme.
EKSPLORASI DAN UJI ANTAGONISME JAMUR FILOPLANE TERHADAP JAMUR Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT BUSUK KERING PADA DAUN SRI REJEKI (Aglaonema sp.) Asri Ismahmudi; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur filoplane pada daun Aglaonema dan mengidentifikasi antagonisme penyakit busuk kering pada daun Aglaonema yang disebabkan oleh Fusarium sp. Penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi jamur patogen, eksplorasi jamur filoplane, dan uji antagonisme. Penelitian ini dilaksanakan di Sub Laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Uji antagonisme dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 12 perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan ada tujuh jenis jamur filoplane yaitu genus Acromonium, Trichoderma, Cephalosporium, Mucor, Rhizopus, Fusarium, dan Aspergillus. Dari tujuh jenis jamur filoplane yang ditemukan, Trichoderma sp. memiliki daya hambat tertinggi (71,5%) terhadap pertumbuhan patogen Fusarium sp.Aplikasi suspensi dengan kerapatan 106 konidia/ml air Trichoderma sp. pada daun Aglaonema terbukti dapat menghambat penyakit busuk kering.
IDENTIFIKASI PENYAKIT HAWAR DAUN PADA DRASENA (Dracaena sp.). SERTA UJI PENGHAMBATANNYA MENGGUNAKAN JAMUR ANTAGONIS SECARA IN VITRO Novalia Indaryaningsih; Antok Wahyu Sektiono; Ika Rochdjatun Sastrahidayat
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.2.5

Abstract

Hawar daun adalah salah satu penyakit yang ditemukan menyerang tanaman drasena. Alternatif pengendalian penyakit yang ramah lingkungan ini adalah memanfaatkan mikroba antagonis terhadap jamur patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur patogen penyebab hawar daun pada tanaman drasena (Dracaena sp.) dan mengetahui perbedaan daya hambat jamur antagonis yang terdiri atas Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. terhadap jamur patogen. Percobaan dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan tiga kali ulangan. Pengujian dilakukan dengan cara menumbuhkan potongan biakan murni jamur patogen dan jamur antagonis pada cawan Petri berdiameter 9 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur penyebab penyakit hawar daun yang menyerang tanaman hias drasena (Dracaena sp.) adalah  jamur Gloeosporium sp. Di saat yang sama,  hasil uji antagonis menunjukkan bahwa jamur, Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. dapat menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. Gliocladium sp. memiliki daya hambat tertinggi yaitu sebesar 64,33%.
EKSPLORASI JAMUR FILOPLANE PADA DAUN TANAMAN PEDANG-PEDANGAN (Sansevieria trifasciata) DAN UJI KEMAMPUAN ANTAGONISMENYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sansevieriae) Dita Aprilia Mayasari; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 10 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.3.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman jamur filoplane pada daun tanaman Sansevieria trifasciata dan menguji kemampuan antagonismenya terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sansevieriae. Penelitian ini dilakukan di sub laboratorium Mikologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patogen yang menyebabkan penyakit antraknosa pada tanaman Sansevieria trifasciata adalah jamur Colletotrichum sansevieriae. Berdasarkan hasil eksplorasi diperoleh delapan jamur filoplane yang setelah diuji patogenisitas tidak menimbulkan gejala penyakit pada daun Sansevieria trifasciata. Hasil uji antagonisme menunjukkan bahwa semua jamur filoplane yang ditemukan tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen Colletotrichum sansevieriae hingga di atas 50%. Jamur filoplane yang memiliki daya hambat tertinggi adalah jamur Trichoderma isolat 2 dengan persentase daya hambat sebesar 69% dan Trichoderma isolat 1 sebesar 68%. Berdasarkan hasil pengamatan mekanisme antagonisme, jamur Trichoderma isolat 2 memiliki mekanisme antagonisme kompetisi dan parasitisme, sedangkan jamur Trichoderma isolat 1 memiliki ketiga mekanisme antagonisme, yaitu kompetisi, antibiosis dan parasitisme.