Nury Effendi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Determinan of Exchange Market Pressure in ASEAN Inflation Targeting Countries Lisa Gusmanita; Nury Effendi; Rudi Kurniawan
Jurnal Economia Vol 16, No 1: April 2020
Publisher : Faculty of Economics Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with the Institute for

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.078 KB) | DOI: 10.21831/economia.v16i1.29716

Abstract

 Abstract: The global economic turmoil on domestic economy was seen in 1997/1998 crisis which led to Thailand, Philippines and Indonesia implementing Inflation Targeting (IT). Empirically, IT was able to reduce  foreign exchange market pressure but crisis occurred again in 2008 and large foreign exchange market pressure in 2018. This study uses Exchange Market Pressure (EMP) to examines foreign exchange market pressure in ASEAN IT countries. According to Panday (2015), EMP is percentage change in exchange rate, foreign exchange reserve, interest rate or combinations. This study aims to find determinant of EMP which can be used by monetary authority controlling pressure on foreign exchange market. Panel data analysis during 2010.Q1-2018.Q4 shows that domestic credit has significant negatively effect to EMP which indicates that domestic credit growth is in line with  increasing  net capital flows. Current account and US inflation have significant negatively effect while real GDP does not have significant.Keywords: Exchange Market Pressure, EMP, Exchange Rate, Monetary PolicyDeterminan Exchange Market Pressure Negara Inflation Targeting di ASEANAbstrak: Gejolak perekonomian global terhadap perekonomian domestik terlihat pada krisis 1997/1998 yang menyebabkan Thailand, Filipina dan Indonesia menerapkan Inflation Targeting (IT). Secara empiris, IT mampu menurunkan tekanan pasar valas akan tetapi krisis kembali terjadi di 2008 dan tekanan pasar valas yang besar di 2018. Penelitian ini menggunakan Exchange Market Pressure (EMP) untuk melihat seberapa besar tekanan terhadap pasar valas negara IT di ASEAN. Menurut Panday (2015), EMP adalah persentase perubahan nilai tukar, perubahan cadangan devisa, perubahan suku bunga dan atau kombinasinya. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi EMP sehingga dapat dijadikan masukan bagi otoritas moneter dalam mengendalikan tekanan terhadap pasar valas. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel periode 2010.Q1-2018.Q4. Penelitian menunjukkan kredit domestik signifikan negatif memengaruhi EMP. Hal ini tidak sesuai teori yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan kredit domestik sejalan dengan peningkatan net capital flows. Transaksi neraca berjalan dan inflasi AS berpengaruh signifikan negatif sedangkan PDB riil tidak berpengaruh signifikan terhadap EMP.Kata kunci: Exchange Market Pressure, EMP, Nilai Tukar, Kebijakan Moneter
PELATIHAN LITERASI KEUANGAN DIGITAL KEPADA PENGUSAHA MIKRO DI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Nury Effendi; Budiono; Anhar Fauzan Priyono; Militcyano Samuel Sapulette; Vera Intanie Dewi
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Panrita Abdi - Januari 2022
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v6i1.12656

Abstract

The development of the digital Financial Services Sector (SJK) is very likely to threaten people who have minimal financial and digital literacy because they can be trapped in a vortex of debt. One group that is vulnerable to this is the micro-business group. This Community Service Program supports the National Strategy for Indonesian Financial Literacy (SNLKI) which was stipulated in POJK No.76 of 2016 to carry out financial education activities to improve public financial literacy. The focus of this activity is the micro-business group in Bandung Regency. This community service activity aims to increase understanding of economic and digital literacy through educational programs. The activities method through online training for small and medium entrepreneurs in Bandung Regency. This activity divide into three training sessions covering the motivation for digital financial literacy, financial health diagnostics using digital platforms, financial planning, making the proper budget, preparing emergency funds, and getting to know digital financial products and services. Based on a survey conducted on training participants, it was found that this training provided new knowledge or skills that were important to them, namely digital financial platforms, the benefits of financial planning, and how to manage finances properly, and realizing that emergency funds needed to be prepared since the beginning. Based on the survey results after the training, it can conclude that this educational activity enhances awareness to be competent in managing finances is essential. This type of training recommends regularly carrying to improve public financial literacy. --- Perkembangan Sektor Jasa Keuangan (SJK) digital sangat mungkin menjadi ancaman bagi masyarakat yang minim literasi keuangan dan digital karena bisa terjebak dalam pusaran permasalahan keuangan. Salah satu kelompok yang rentan akan hal ini adalah kelompok usaha mikro. Tingkat literasi keuangan yang rendah dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang tepat, terutama terkait pada pengelolaan keuangan usahanya. Kegiatan pelatihan ini untuk mendukung program Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI)  yang ditetapkan pada POJK No.76 tahun 2016 untuk melakukan kegiatan edukasi keuangan guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman literasi keuangan dan digital yakni melalui program edukasi sesuai kebutuhan bagi para pelaku usaha. Metode pelaksanaan kegiatan melalui pelatihan kepada para pelaku usaha kecil dan menengah di Kabupaten Bandung yang dilakukan secara daring. Kegiatan ini terbagi kedalam tiga sesi pelatihan yang mencakup motivasi akan pentingnya melek keuangan digital, diagnosa kesehatan keuangan menggunakan platform digital, pembuatan perencanaan keuangan, membuat anggaran yang tepat, menyiapkan dana darurat dan mengenali produk dan jasa keuangan digital. Berdasarkan survei yang dilakukan kepada peserta pelatihan diperoleh hasil bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan atau keterampilan penting yang baru bagi mereka yakni tentang platform keuangan digital, manfaat dari perencanaan keuangan dan mengetahui cara pengelolaan keuangan dengan baik serta menyadari bahwa dana darurat perlu dipersiapkan sejak dini. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pasca pelatihan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kegiatan edukasi ini memberikan penyadaran penyadaran untuk menjadi cerdas dalam pengelolaan keuangan adalah penting. Pelatihan sejenis ini disarankan dalam dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
PENINGKATAN PEMAHAMAN PROGRAM BANTUAN DAN INSENTIF BAGI PELAKU USAHA UMKM, SERTA PERAN DIGITALISASI DI ERA PANDEMI COVID-19 DAN SESUDAHNYA Nury Effendi; Vera Intanie Dewi; Eva Erviani; Budiono Budiono; Anhar Fauzan Priyono; Militcyano Samuel Sapulette
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.122 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6291

Abstract

Abstrak: Tujuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk peningkatan pemahaman atas program bantuan dan insentif pemerintah untuk pelaku UMKM serta peran pemanfaatan digitalisasi untuk peningkatan usaha di masa pandemi COVID-19 dan sesudahnya. Metode pelaksanaan kegiatan berbentuk sosialisasi dan penyuluhan. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 52 pelaku usaha. Berdasarkan analisis awal kebutuhan para peserta diperoleh informasi bahwa upaya yang paling banyak telah dilakukan oleh peserta untuk mempertahankan usaha adalah peningkatan promosi/pemasaran dan inovasi produk. Sementara upaya mengakses bantuan dari pemerintah memiliki persentase paling rendah. Hal ini menarik untuk digali lebih jauh apakah terdapat kendala yang dihadapi ketika mengakses, kurang tersosialisasikannya program bantuan ataukah para pelaku ini enggan untuk mengakses bantuan. Sebanyak 13.5% pelaku usaha pernah mengakses insentif pemerintah, yakni mengakses Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). Hasil dari kegiatan ini diketahui sebanyak 85% peserta mendapatkan peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai program insentif dan bantuan untuk jenis, cara mengakses dan pemanfataannya. Serta sebanyak 95% meningkat pemahamannya terkait pemanfaatan digitalisasi untuk usahanya. Hasil evaluasi kegiatan dilakuan melalui kegiatan interaktif tanya jawab selama kegiatan, game kuis serta umpan balik peserta melalui pengisian formulir online diakhir kegiatanAbstract: This community service program aims to improve SMEs’ knowledge on the COVID-19 government incentive programs for SMEs and on the importance of business digitalisation during and after the Pandemic. This community service program is conducted through a webinar. This activity was attended by 52 SMEs owners and operators. Based on the initial analysis of the needs of the participants, information was obtained that the most efforts made by the participants in maintaining their business were promotion/marketing improvement, product innovation. Meanwhile, efforts to access assistance from the government have the lowest percentage. It is interesting to explore further whether there are obstacles faced when accessing, lack of socialization of the aid program, or whether these actors are reluctant to access assistance. Of the 13.5% of business actors who access government incentives, most access the Micro Business Productive Assistance program (BPUM). The output of this activity is that 85% of the participants get an increase in understanding and knowledge about incentive and assistance programs for the types, ways to access and use them. And as much as 95% increased their understanding regarding the use of digitization for their business. The results of the activity evaluation were carried out through interactive question and answer activities during the webinar, quiz games and participant feedback through filling out online forms at the end of the webinar.
FINTECH, BANKS, AND THE COVID-19 PANDEMIC: EVIDENCE FROM INDONESIA Militcyano Samuel Sapulette; Nury Effendi; Teguh Santoso
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 24 No 4 (2021)
Publisher : Bank Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21098/bemp.v24i4.1470

Abstract

This study investigates the relationship between fintech and banks and how this relationship is affected by the COVID-19 pandemic. We use monthly stock data of all banks consistently listed on the Indonesian Stock Exchange from February 2018 to March 2021. For fintech data, we use a total of four proxies that encompass both lending and borrowing aspects of peer-to-peer lending fintech. To provide robust results, we use five model specifications. Furthermore, we also estimate models using both the fixed effect and the two-step system generalized method of moments estimators. Our estimates indicate a relatively less negative impact of fintech on bigger banks. This relationship is further exemplified during the COVID-19 pandemic period. We argue that these findings have significant implications for the Indonesian financial authorities’ open banking strategy and for the future of the Indonesian financial system in general.
Financial Development, Economic Growth, and Environmental Degradation Nexus in ASIAN Emerging Markets Intan Dana Lestari; Nury Effendi; Anhar Fauzan Priyono
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 18, No 2 (2020): Jurnal Ekonomi Pembangunan
Publisher : Department of Development Economics, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29259/jep.v18i2.12565

Abstract

Environmental degradation is one of the major problems in the world recently and one of the United Nations’ (UN) sustainable development goals (SDGs). Emerging markets countries that have become major players in the global economy and the main source of world economic growth have great potential to contribute the environmental degradation due to increased economic activities. This paper investigates the impact of financial development and economic growth on environmental degradation in Asian emerging markets. A panel environmental degradation model using financial development from banking sector and capital market sector, economic growth, Foreign Direct Investment (FDI), and urbanization variables that are major determinants of CO2 emission as a proxy of environmental degradation. The periods considered were 1980 – 2018 for banking model, and 1996 – 2018 for financial sector model (banking sector and capital market sector). A panel data approach applied such as cross-section dependence, panel unit root, panel cointegration, Fully Modified OLS (FMOLS) and Dynamic Ordinary Least Square (DOLS). The empirical finding revealed that in Asian emerging markets there is positively long-term relationship between financial development from banking model with environmental degradation. Nevertheless, we do not find any long-term relationship between financial development from financial sector model with environmental degradation. Moreover, the quadratic negative signed for economic growth showed the existence of Environmental Kuznets Curve (EKC).
PENGUATAN SDM INDUSTRI KREATIF MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT Wa Ode Zusnita Muizu; Nury Effendi
PEKBIS Vol 7, No 3 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.258 KB) | DOI: 10.31258/pekbis.7.3.222-231

Abstract

Tulisan ini mencoba membahas tentang Penguatan SDM Industri Kreatif melalui Peningkatan Kompetensi dan Knowledge Management. Pembahasan dimulai dengan melihat Perkembangan industri, semakin disadari bahwa saat ini dunia bisnis akan menjadi industry yang digerakkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kemudian pembahasan tentang Pengembangan kompetensi yang merupakan salah satu unsur penentu upaya peningkatan kinerja industri kreatif yang memberikan perspektif yang lebih tajam dan spesifik terhadap pekerja dan pekerjaannya. Strategi pengelolaan sumber daya manusia yang sejalan dengan strategi perusahaan akan mendorong pada pencapaian tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi, percepatan proses bisnis perusahaan, dan peningkatan kualitas organisasi. Mengingat pentingnya SDM dalam pengelolaan usaha termasuk industry kreatif. Integrasi fungsi SDM dan strategi bisnis perusahaan ini sangat penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan. Melalui integrasi tersebut diharapkan tercapai efektivitas fungsi SDM dalam melakukan fungsinya, memberikan nilai tambah bagi organisasi.Kata kunci : Industri Kreatif, Peningkatan Kompetensi dan Knowledge Management
ZAKAT: INSTRUMEN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT Wa Ode Zusnita Muizu; Nury Effendi
PEKBIS Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.447 KB) | DOI: 10.31258/pekbis.7.2.74-84

Abstract

Sebagian besar kaum Muslim masih akrab dengan kemiskinan. Kondisi ini seringkalimenyebabkan banyak masyarakat Muslim kita tidak mampu mendapatkanpendidikan yang memadai dan pada akhirnya membuat merekaterjebak dan sulitkeluar dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Kehidupan sosial-ekonominegeri ini dirasakan belum memberikan proteksi bagi kelompok lemah, sehinggaentitas ini sangat mudah ditindas oleh golongan pemilik modal besar. SebagaiNegara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, tidak berlebihan jikazakat dijadikan alat untuk menstimulasi pertumbuhan perekonomian secara mikromaupun makro dengan mentransformasikan zakat dari sebatas nilai dan kewajibanrelijius dalam masyarakat Islam menjadi salah satu instrument pentingpembangunan ekonomi Indonesia. Dengan hitungan kuantitatif umat Islam yangsangat besar, tentunya potensi zakat di Indonesia sungguh sangat melimpah.Namun dari Rp 216 triliun potensi zakat yang bisa diperoleh tersebut, ternyata baruterserap sekitar 1% atau Rp 2,73 triliun. Kondisi ini ditengarai terjadi karena belumtumbuhnya kesadaran akan penting dan manfaat zakat, serta kurangnyakepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat. Untuk itu sudah saatnyapemerintah meninjau dan mempertimbangkan kembali pentingnya menjadikan zakatsebagai instrument penting pembangunan perekonomian nasional dan peningkatandevisa negara di samping instrument fiscal atau ekonomi lainnya dengan bersinergidengan para ulama dan pemuka agama agar pemanfaatan zakat dapatteroptimalkan.Kata Kunci :Potensi zakat, stimulus pertumbuhan ekonomi
PREDIKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI INDONESIA PASCA PANDEMI COVID-19 MENGGUNAKAN ANALISIS INTERVENSI Hasna Nabilah; Nury Effendi; Anhar Fauzan Priyono
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.12.NO.04.TAHUN.2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EEB.2023.v12.i04.p06

Abstract

The existence of trends, seasonality, and intervention patterns from the Covid-19 pandemic make data patterns change to new average levels, causing forecasting results to be less accurate. The purpose of this study was to obtain models and to project results of economic growth, inflation, rupiah exchange rate, and open unemployment rate after the Covid-19 pandemic in Indonesia using Intervention Time Series Analysis. Intervention analysis is a time series method that can be used to model and forecast the data containing the intervention. With intervention analysis, information about when the impact is felt after the intervention event, how long the impact lasts and the magnitude of the impact can be known. The development of the Intervention-ARCH/GARCH model was also carried out when the intervention model had a heteroscedasticity problem. The intervention Model used is a pulse function model with a temporary abrupt response pattern, where the impact of the Covid-19 pandemic intervention occurs directly and temporarily. Evaluation of the projected results using the intervention analysis method shows that the formed model is good enough to predict macroeconomic indicators. The projected results of this macroeconomic indicator can be used as a basis for decision-making or policy for the government and other stakeholders.
PENINGKATAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PELATIHAN WAWASAN BISNIS HIJAU BAGI UMKM Vera Intanie Dewi; Nury Effendi; Indupurnahayu Indupurnahayu; Eva Ervani; Fitri Hastuti; Renea Shinta Aminda; Militcyano Samuel Sapulette
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.12271

Abstract

Abstrak: Tujuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk peningkatan pemahaman atas wawasan binis hijau untuk pelaku UMKM untuk peningkatan usaha dan produktivitas. Metode pelaksanaan kegiatan berbentuk sosialisasi dan penyuluhan. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 111 pelaku usaha. Berdasarkan analisis awal kebutuhan para peserta diperoleh informasi bahwa UMKM masih rendah dalam mengimplementasikan bisnis hijau. Sementara dorongan ke pelaku UMKM menjalankan usahanya yang mengimplementasikan bisnis hijau terus disosialisasikan. Hal ini menarik untuk digali lebih jauh apakah terdapat kendala yang dihadapi ketika mengimplentasikan, kurang tersosialisasikannya dan terbatasnya informasi. Masih terdapat sebanyak 41.4% pelaku usaha yang belum menerapkan bisnis hijau dalam proses bisnisnya. Hasil dari kegiatan ini diketahui seluruh peserta merasakan manfaat dari kegiatan ini yakni peserta mendapatkan peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai wawasan bisnis hijau. Serta seluruh peserta meningkat kesadarannya akan pentingnya menjalankan bisnis dengan memperhatikan aspek aspek sustainability. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui kegiatan interaktif tanya jawab selama kegiatan, game kuis serta umpan balik peserta melalui pengisian formulir online diakhir kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa pelaku UMKM merasakan manfaat dari pelatihan, dan mengharapkan adanya tindaklanjut dalam bentuk pendampingan dan pelatihan dengan topik yang mendukung bisnis hijau seperti pengenalan kemasan berbahan alami yang ramah lingkungan, pelatihan pemasaran hijau,dan pelatihan pengelolaan limbah.Abstract: This Community Service Program aims to increase understanding of green business insights for MSME actors to increase business and productivity. One hundred eleven business SMEs attended this training. Based on the initial analysis of the needs of the participants, information was obtained that SME's still needed to be higher in implementing green businesses. Meanwhile, encouragement for SMEs to run their companies that implement green enterprises continues to be socialized. It is interesting to explore further whether obstacles are encountered during implementation, lack of socialization, and limited information. 41.4% of business actors still need to implement green business in their business processes. The results of this training were known to all participants who benefited from this activity, namely, participants gained increased understanding and knowledge about green business. Also, all participants increased their awareness of the importance of running a business by paying attention to sustainability aspects. Evaluation of activities is carried out through interactive question-and-answer activities during activities, quiz games, and participant feedback by filling out online forms at the end of workouts. Based on the evaluation results, it is known that SMEs actors benefit from the training and expect follow-up in the form of assistance and training on topics that support green business such as the introduction of environmentally friendly natural packaging, green marketing training, and waste management training. 
INCREASING GREEN BUSINESS LITERACY THROUGH ICT (INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY) FOR MSME BUSINESS PLAYERS Eva Ervani; Nury Effendi; Indupurnahayu Indupurnahayu; Vera Intanie Dewi; Renea Shinta Aminda; Militcyano Samuel Sapulette
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7 No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v7i2.1778

Abstract

Green business through ICT (Information and Communications Technology) is one way to make resources efficient. One example of the application of ICT in business is buying and selling that is done online or online business. The limited understanding of MSME business actors regarding the application of ICT in green business activities prompted the team of authors to carry out socialization by holding a training (workshop) "Increasing MSME competitiveness through green business". One of the topics was “Green business through ICT”. The purpose of this training is to increase the understanding and literacy of MSME actors regarding the application of ICT in green business activities. The method of the workshop is lectures, training, discussions, and questions and answers between speakers and workshop participants who are MSME actors in the cities of Bandung and Bogor. The results of the workshop activities show an increase in literacy, understanding, and insight into green business through ICT from MSME business participants. Through this workshop, information was also obtained that not all MSME actors have implemented green business through ICT in their business. From the results of the interaction during the implementation of the workshop, information was obtained that all participants stated that the workshop activities provided benefits.