CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan secara progresif dan irrevesible sehingga ginjal gagal dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Terganggunya fungsi tersebut dapat menyebabkan pasien mengalami kelebihan cairan sehingga harus melakukan pembatasan cairan. Akibat pembatasan tersebut klien dapat mengalami rasa haus yang mempengaruhi ketidaknyamanan dan mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas manajemen kelebihan cairan terhadap status hidrasi penderita CKD di RSUD M.Yunus Bengkulu. Penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan pendekatan pre and posttest with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan kriteria inkulsi, usia 20-60 tahun, penderita CKD persisten ringan dan persisten sedang tanpa komplikasi, mendapatkan terapi HD. Sampel penelitian 32 responden terdiri dari 16 responden kelompok perlakuan dan 16 responden kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan menejemen kelebihan cairan beserta booklet, sedangkan kelompok kontrol diberikan pengaturan interval minum dan edukasi berupa leaflet. Intervensi diberikan selama 3 hari dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar pengukuran rasa haus. Analisis menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test dengan ? ? 0,05 dikarenakan data berdistribusi normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan yang diberikan manajemen kelebihan cairan (p value 0,000 < 0,05). Terdapat efektivitas manajemen kelebihan cairan terhadap status hidrasi pasien CKD di RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu pada kelompok kontrol.