Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Konsentrasi Paraquat dalam Urin Pekerja Akibat Paparan Paraquat di Perkebunan Kelapa Sawit Maksuk - Maksuk
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 15 No. 1: MARET 2019
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.754 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v15i1.5910

Abstract

Paraquat is an active ingredient of herbicide, it is very toxic mainly in humans and can enter the bodythrough ingestion, inhalation and skin. This study aimed to analyze paraquat exposure to paraquat concentrationsin the urine of workers on palm oil plantations. This study used a cross sectional design, with a sample of 60workers and randomly selected, urine was collected on the last day of paraquat spraying. Paraquat in urine wastested in a laboratory using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) using the EPA 549.2 methods.Data were analyzed by univariate and bivariate using Mann Whitney test.The average of paraquat concentrationin urine of men workers was 6.35 mg / L and women 6.55 mg / L, with a range between <0.25 - 35.75 mg / L. Theresults of Mann Whitney test showed that the difference of paraquat concentration in urine of workers was influencedby several variables, namely length of work (p=0.026), spraying method (p=0.048), eating / drinking duringapplication (p=0.040), completeness of using personal protection equipment (p=0.03) and decontamination afterspraying (p=0.026).This study provided evidence of paraquat presence in urine workers’. Therefore it is necessaryto urine examination periodically.
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU-IBU BALITA DALAM MENJALANI KEBIASAAN BARU UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN COVID 19 BERBASIS KELUARGA Maksuk - -; Marta - Pastari
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 3 (2021): September 2021
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.751 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v5i3.883

Abstract

Penyakit Covid 19 telah terjadi pertama kali di Wuhan Cina dan menyebar dengan cepat hampir ke seluruh dunia termasuk Indonesia di akhir 2019. Jumlah masyarakat yang terkonfirmasi Covid 19 semakin meningkat setiap harinya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu-ibu balita dalam menjalani kebiasaan baru berbasis keluarga. Metode pelaksanaan melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya jawab kepada kelompok ibu-ibu balita. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lalang Kecamatan Sumbawa Kabupaten Banyuasin pada tanggal 28 - 29 Desember 2020, diikuti oleh 35 peserta. Tingkat pengetahuan peserta diukur menggunakan lembar kuesioner dan wawancara langsung saat dan setelah pemberian materi. Peserta dapat memahami bagaimana cara menjalani kebiasaan baru di masa pandemi Covid 19. Kegiatan acara berjalan lancar dan peserta mengikuti kegiatan penyampaian materi dengan semangat sampai selesai.
Edukasi dan Latihan Peregangan Otot dalam Mengantisapi Keluhan Muskuloskletal Pada Penenun Tradisional Maksuk Maksuk; Maliha Amin; Aguscik Jaya
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v3i1.94

Abstract

Keluhan muskuloskeletal paling sering dialami penenun disebabkan oleh posisi kerja yang tidak ergonomis dan statis dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini jika tidak diantisipasi dapat menimbulkan gangguan otot diantaranya nyeri punggung, sakit pinggang, nyeri bahu dan pergelangan tangan dan kaki. Latihan peregangan otot ini bertujuan untuk mengantisipasi keluhan muskuloskeletal pada penenun tradisional di sentra industri kain Kelurahan Tuan Kentang Kota Palembang. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu edukasi tentang cara mengantisipasi keluhan muskuloskltetal dan latihan peregangan otot pada penenun tradisional di sentra kain tenun Kelurahan Tuan Kentang Palembang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 penenun. Kegiatan ini dilaksanakan di sentra industri Tuan Kentang Kota Palembang pada tanggal 18 – 25 Oktober 2020. Hasil evaluasi pengetahuan penenun diukur menggunakan evaluasi proses yaitu saat proses pemberian materi berlangsung dan evaluasi output yaitu dengan memberikan pertanyaan setelah kegiatan selesai, selanjutnya melatih gerakan peregangan otot ringan di tempat kerja. Penenun mengikuti kegiatan penyampaian materi dan latihan peregangan otot secara serius dan berkomitmen untuk melakukan peregangan setiap hari di tempat kerja sesuai jadwal.
Penilaian Risiko Ergonomi Pada Pekerja Tenun Tradisional di Sentra Industri Tenun Maksuk - Maksuk; Sherli Shobur; Umar Habibi
Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic) Vol 7 No 2 (2021): Volume 7 No 2 December 2021
Publisher : Program Studi Magister Ergonomi Fisiologi Kerja Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bekerjasama dengan Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEI.2021.v07.i02.p02

Abstract

Ergonomic risk factors for weaving workers are generally caused by repetitive work, long working period, wrong awkward work and work positions. The objective study was to assess the ergonomic risk level of weaving workers at weaving industry centers. This study was an observational study with a cross-sectional design, using the REBA methods. This study was conducted in April - September 2019 at the weaving industry center in Palembang. Ergonomics risk assessment is carried out at the stages of the weaving process starting from the yarn coloring, spinning, yarn winding, yarn insertion in the yarn rack, twisting, milling, winding the yarn after it has been rolled and the weaver. Data were collected using REBA worksheets, observation and documentation. Furthermore, the data were analyzed based on the scores from the REBA table. The results of the ergonomics risk assessment using REBA scores at each stage of the process with the following details: in the warp yarn process the final score of 9 (high risk), the final score of 9 (high risk), handling (final score 11 = very high risk), punishment (final score 11 = very high risk), twisting (final score 9 = high risk), slashing (final score 7 = moderate risk), palletizing (final score 9 = high risk) and weaving process (final score 9 = high risk). The level of ergonomic risk for weaving workers in Palembang was moderate, high and very high risk, so it is necessary to immediately repair the equipment, especially the equipment for the weaving process.
Health Risk Due to Carbamate Exposure in Communities Around Paddy Field Areas Maksuk - Maksuk; Sherli - Shobur; Suzanna - Suzanna
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 13 No. 4 (2021): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v13i4.2021.204-210

Abstract

Introduction: Carbamate is one of the most widely used pesticides in paddy field areas, which causes environmental pollution and human health problems. Therefore, this study aims to analyze the health risks of carbamate exposure in communities around paddy fields areas. Methods: This was an observational analysis study conducted using the health risk assessment approach. There were 20 samples of waterway streams from 10 sites observed in the morning (at high tide) and evening (at low tide) taken using a grab sampling method. The parameters of the waterway streams river, such as pH and temperature, were measured on-site using a pH meter and portable thermometer, while the carbamate concentration was analysed in the laboratory using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC). Results and Discussion: The active ingredients of carbamate pesticides that observed as follows: aldicarb (0 – 0.05 mg/l), carbaryl (0 – 0.01 mg/l), carbofuran (0-0.005 mg/l), and propoxur (0-0.001 mg/l). While the pH (6.4 – 7.5) and temperature (22.1 – 32.4oC). The potential exposure of Aldicarb in grown-up and kids were 0.042 and 0.077 mg/kg bodyweight-day, respectively. Furthermore, the potential exposure of carbofuran in Grown-ups and kids were 0.004 and 0.01 mg/kg bodyweight-day, respectively. Only the carbofuran exposure in kids has a rate of RQ > 1, which is unsafe or can cause non-carcinogenic effects in the next 30 years. Conclusion: Although the carbamate concentrations in waterway streams around paddy field areas were below the quality standard, it is not safe. Therefore, it is necessary to carry out risk management and communication with local policymakers.
Pelatihan Petugas Kesehatan dan Kader dalam Penilaian Risiko Kesehatan Berbasis Lingkungan di Puskesmas Maksuk Maksuk; Pitri Noviadi; Maliha Amin
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i1.909

Abstract

Penilaian risiko kesehatan berbasis lingkungan merupakan studi partisipatif yang dilakukan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Pelatihan kader dan petugas puskesmas bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dan kader puskesmas dalam melakukan penilaian risiko kesehatan berbasis lingkungan di wilayah kerja puskesmas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Pelaksanaan kegiatan pelatihan peningkatan ketrampilan kader dan petugas puskesmas dalam penilaian risiko kesehatan berbasis lingkungan dilaksanakan di Puskesmas Satu Ulu Kota Palembang. Sebelumnya petugas dan kader puskesmas belum mendapatkan pelatihan terkait penilaian risiko kesehatan, oleh karena itu dilakukan pengukuran pengetahuan peserta sebelum pelatihan dan dilanjutkan dengan pengukuran ketrampilan peserta dalam melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur pengetahuan dan ketrampilan peserta menggunakan instrumen, selanjutnya dilakukan analisis hasil menggunakan uji statistik pair t test. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan didapatkan bahwa pengetahuan peserta meningkat setelah dilakukan pelatihan, begitu juga dengan ketrampilan peserta. Pelatihan penilaian risiko kesehatan berbasis lingkungan di wilayah kerja puskesmas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat sebagai data dasar untuk perencanaan program kesehatan linkungan  puskesmas.
Penilaian Risiko Kesehatan Kerja pada Penggunaan Pestisida dengan Metode (Hirac) di Perkebunan Sawit Sumatera Selatan Indonesia Maksuk Maksuk
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 11 No 2 (2019): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.237 KB) | DOI: 10.36990/hijp.v11i2.127

Abstract

Along with the increase in oil palm plantations, the involvement of the number of workers in this sector also increases as does the contact of workers to various active ingredients of pesticides. This study aims to assess the risks involved in applying pesticides to oil palm plantations. This study is an observational study using the Hazard Identification Risk Assessment Control (HIRAC) method. Risk control is based on the scale of risk through administrative control and use of personal protective equipment according to standards and the provision of a special site for decontamination after pesticide application. Conclusion: the risk identification hazard control method (HIRAC) is one of the methods used to assess the health risks of workers that contribute to the occupational health and safety management system (SMK3), in particular to assess the health risks of workers. Therefore, this method needs to be developed as a method to assess the health risks of workers in the process of applying pesticides to oil palm plantations.
Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Tingkat Puskesmas Di Kota Palembang Tahun 2011 Maksuk Maksuk
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 10 (2012): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.044 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v1i10.201

Abstract

Latar Belakang: Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksin yang cukup, yaitu melalui pengelolaan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai kelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan.Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Sebagai produk biologis, vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah + 2 ºC s/d + 8 ºC. Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensinya bahkan bila diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan. Masih belum adanya data mengenai pengelolaan rantai vaksin (cold chain), maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimanakah cara pengelolaan rantai vaksin pada tingkat Puskesmas di Kota Palembang, sehingga pengelolaan vaksin akan lebih baik dan mencegah terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan rantai dingin vaksin pada tingkat puskesmas,khususnya pengelolaan rantai dingin vaksin di dalam gedung puskesmas di Kota Palembang. Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini meliputi pengambilan sampel di tingkat Puskesmas di Kota Palembang sebanyak 14 puskesmas. Data diambil secara random sampling, pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi dan wawancara ke petugas pengelola vaksin dan pimpinan puskesmas.Data dianalisis dengan analisis univariat dan penyajian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.Hasil: Pengelolaan cold chain mendapat pengawasan oleh pimpinan puskesmas adalah sebanyak 64,3% dan selebihnya belum begitu diawasi, dan 64,3% puskesmas yang tidak memiliki freeze tag. Padahal merupakan suatu alat yang amat penting untuk memantau perubahan suhu apakah vaksin terpapar pada suhu dibahwa nol derajat atau tidak dan ini dapat mengantisipasi kerusakan vaksin dalam lemari penyimpanan. Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa masih ada beberapa Puskesmas yang menyimpan bahan lain didalam cold chain, dan masih ada sarana yang seharusnya tersedia tapi tidak ada seperti freeze tag. Ada 64,3% puskesmas yang tidak memiliki freeze tag. Freeze tag adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar pada suhu dibawah 0 o C. Selain itu juga susunan vaksin dalam lemari es dari beberapa puskesmas masih belum sesuai standar yaitu sebanyak 35,7%. Pengelolaan cold chain / rantai dingin mendapat pengawasan oleh pimpinan puskesmas adalah sebanyak 64,3%, selebihnya belum.
Analisis Faktor Risiko Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Kecamatan Kemuning Kota Palembang Tahun 2012 Maksuk Maksuk
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 10 (2012): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v1i10.216

Abstract

Latar Belakang:Saat ini hipertensi dapat menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi.Menurut data Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah penderita hipertensi pada tahun 2008 berjumlah 17.278, tahun 2009 penderita hipertensi berjumlah 20.994, tahun 2010 penderita hipertensi berjumlah 21.616 dan tahun 2011 sebanyak 352 kasus baru. Tujuan penelitianuntuk menganalisis faktor resiko penyakit hipertensidengan kejadian hipertensi di Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Metode:Jenis Penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional,dengan besar sampel 160 responden, pengambilan sampel dengan metode random sampling. Analisis data bivariat dengan menggunakan uji chi – square dan analisis mulivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil: hasilanalisis bivariatmenunjukkan bahwa variabel yang secara statistik berhubungansignifikan dengan kejadian hipertensi adalah umur, pekerjaan, kebiasaan makan makanan asin dan kebiasaan melakukan aktivitas fisik dengan nilai p < 0,05. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa umur (OR=6,115, 95%CI=2,627-14,234, p=0,0001), riwayat hipertensi dalam keluarga (OR=2,251, 95%CI=1,001-5,060, p=0,05), kebiasaan makan makanan asin (OR=2,093, 95%CI=0,999-4,385, p=0,05) adalah faktor risiko yang paling dominan menyebabkan hipertensi di Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Kesimpulan: responden dengan kelompok umur ≥ 35 tahun 6 kali lebih berisiko untuk terkena penyakit hipertensi dibandingkan dengan responden dengan kelompok umur < 35 tahun. Sedangkan responden yang mempunyai kebiasaan makan makanan asin 2,2 kali lebih berisiko dibandingkan dengan yang tidak makan makanan yang tidak asin serta responden yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dalam keluarga 2 kali lebih risiko dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga.
Kadar Arsenik Dalam Air Sungai, Sedimen, Air Sumur Dan Urin Pada Komunitas di Daerah Aliran Sungai Musi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 Maksuk Maksuk
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 10 (2012): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Jutaan manusia bisa terpapar arsenik. Arsenik dapat menimbulkan efek gangguan kesehatan manusia yang bersifat karsinogenik, mutagenik dan teratogenik dan toksisitasnya dapat bersifat akut dan kronik. Paparan kronik pada Arsenik meningkatkan resiko penyakit seperti lesi pada kulit, bronchitis, hepatomegali, neuropathi, peripheral vascular diseases (seperti : gangrene), penyakit cardiovascular, kanker kulit, kanker paru, dan kanker empedu. Penelitian ini untuk mengetahui kadar arsenik di dalam urin manusia dan kadar arsenik di daerah aliran sungai Musi Provinsi Sumatera Selatan tahun2009. Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini meliputi pengambilan sampel air sungai, sedimen sungai, air bersih dan urin. Besar sampel yaitu 150 responden terdiri dari 50 sampel di bagian hulu, 50 sampel di bagian tengah dan 50 sampel di bagian hilir sungai Musi. Data diambil secara purposif random sampling.Data dianalisis di laboratorium kemudian diolah, dianalisa dan diinterpretasikan dengan uji analisis univariat, bivariat (uji Mann- Whitney dan korelasi) dan multivariat (regresi linier ganda). Hasil: Kisaran rata – rata kadar As dalam urin responden adalah 0 – 33 µg/L. Hasil analisis dengan uji korelasi umur (0,026) berhubungan secara signifikan dengan kadar As dalam urin dan uji Mann-Whitney bahwa jenis kelamin ( p value = 0,0005) , pekerjaan (pvalue = 0,005) dan kebiasaan merokok (p value = 0,0005) berhubungan secara signifikan. Sedangkan variabel yang menjadi prediktor dalam menentukan kadar arsenik dalam urin adalah jenis kelamin setelah dikontrol variabel lain. Kesimpulan: Kadar arsenik dalam urin masih berada dibawah Biological Exposure Indices, namun hal ini dapat menyebabkan akumulasi dalam tubuh manusia dan lama kelamaan akan menimbulkan efek gangguan kesehatan.