Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro, Sartono; Sumarwan, Sumarwan
Media Mesin Vol 14, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan air heater tanpa sirip pada tungku pembakaran terhadap temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, waktu pendidihan air dan mengetahui nilai efisiensi tungku pembakaran dengan bahan bakar sekam padi.              Metode penelitian yang digunakan berupa pengujian pengaruh temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, temperatur gas air heater, lama waktu pendidihan air, serta mengetahui nilai efisiensi thermal tungku berbahan bakar sekam padi dengan penambahan air heater tanpa sirip sebagai laluan udara dalam proses pembakaran dengan variasi kecepatan udara 9,5 m/s, 10,5 m/s, 11,5 m,s.              Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kecepatan udara pada air heater sangat berpengaruh pada temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, waktu pendidihan air dan efisiensi tungku. Dimana temperatur tungku tertinggi didapat pada kecepatan udara 9,5 m/s dengan temperatur 636°C, temperatur gas cerobong tertingii 427° pada kecepatan udara 11,5 m/s, waktu pendidihan air tercepat pada kecepatan udara 9,5 m/s dengan waktu total 100menit dan nilai efisien tungku pembakaran terbaik adalah 64,65% pada percobaan tungku pembakaran dengan penambahan air heater tanpa sirip dengan kecepatan udara 9,5 m/s.
PENGEMBANGAN PETERNAKAN BERSIH DI DESA NGUNUT KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR Chusniatun, Chusniatun; Priyono, Kuswaji Dwi; Harismah, Kun; Suharjo, Suharjo; Muhtadi, Muhtadi; Putro, Sartono
WARTA WARTA Volume 18, Nomor 1, Maret 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the Pemitra community service activities for development cleaner farming in Desa Ngunut Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar, has been done for directing activities, training, and mentoring for farmers of cattle and chickens in Desa Ngunut, Jumantono, Karanganyar. In this Pemitra activities have been conductedbriefings and training on producing of liquid and solid organic fertilizer, planting cassava  and  sengon  by  utilizing  manure,  the  introduction  of  biogas  technology applications on cattle ranchers. The results that have been obtained from this Pemitra community activities that partners have been able to understand and have the skills for managing livestock clean the biogas technology applications, the use of probiotics or fermentator in farm management, made of solid and liquid organic fertilizer, as well as the use of organic fertilizer for agricultural development cassava and sengon. The constraints and problems had been faced by the partners were 1) lack of farmer groups  that have  organizational unity  in designing,  managing, implementing  and evaluating the work program. So that the unity and continuity in performing community service activities can not be done well, 2) Most of the participants were active inpemitra was the village officials and their family, so not much give a breadth of benefits to the general public.
ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan teknologi di industri tahu masih mempunyai tingkat keborosan energi yang cukup tinggi Selama ini pada industri tahu dalam proses penggilingan kedelai menggunakan mesin diesel dan motor listrik. Tetapi manajemen energi yang digunakan belum efektif, sehingga perlu diadakan pengkajian ulang tentang konsumsi energinya.Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa kebutuhan bahan bakar, beban oli, daya dan energi  untuk proses produksi penggilingan kedelai hingga menjadi sari dari tahu dengan variabel motor listrik dan motor diesel. Sampel didapatkan dari UKM industri tahu dengan 5 UKM menggunakan motor listrik dan 5 UKM menggunakan motor diesel.Dari penelitian didapatkan bahwa penggunaan motor listrik sebagai penggerak penggiling kedelai lebih murah biaya penggilingannya dibandingkan dengan penggerak mesin diesel. Selain itu, penggunaan mesin penggiling kedelai yang berdaya besar lebih boros konsumsi bahan bakarnya daripada penggerak penggiling  kedelai yang yang berdaya kecil.
VARIASI KOMPOSISI BAHAN GENTENG SOKA UNTUK MENDAPATKAN DAYA SERAP AIR YANG OPTIMA Musabbikah, Musabbikah; Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Genteng merupakan salah satu komponen penting pembangunan perumahan yang memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari suhu,hujan maupun fungsi lainnya. Agar kualitas genteng optimal, maka daya serap air harus seminimal munhkin, agar kebocoran dapat diminimalisir. Metode yang digunakan untuk mengoptimalkan daya serap air genteng adalah Taguchi. Dalam penelitian ini terdiri 4 variabel bebas masing-masing 2 level faktor yaitu tanahliat, (80% dan 85%), Pasir (14% dan 10%), semen merah (5%t dan 3.5%), Dolumite (1% dan 1.5%)). Sedangkan variabel responnya adalah daya serap air. Karakteristik kualitas yang digunakan adalah smaller the better. Berdasarkan Analysis of Variansi menunjukkan bahwa untuk mengoptimalkan daya serap air, agra genteng tidak mudah bocor komposisi tanah liat, pasir, semen merah dan dolumite memberikan persen kontribusi masing-masing 16.45%, 19.69%, 20.59% dan 5.27%. Kondisi optimal daya serap air dicapai pada variasi A1B1C1D2, artinya komposisi tanah liat 80%, pasir 14%, semen merah 5% dan dolumite 1.5%. Perbandingan variasi kondisi sebelum dan sesudah dilakukan penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai S/N dari (-20.454 menjadi -18.712), penurunan stadart deviasi drai (1.553 menjadi 1.25). Nilai Cp dan CPk mengalami peningkatan dari (0.999 menjadi 1.234), artinya bahwa proses pembuatan genteng Soka, capable karena nilai Cp>1 seiring dengan meningkatnya fungsi nilai keuntungan sebesar 34.4 cents/$1loss.
STUDI EKSPERIMENTAL KONDENSOR PIPA KONSENTRIK Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 9, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondensor merupakan salah satu alat utama dalam proses pembuatan minyak atsiri. Penggunaan kondensor yang masih sederhana dalam pengolahan minyak atsiri oleh para petani minyak atsiri, mendorong untuk dilakukan penelitian ini. Kegiatan meliputi perancangan dan pengujian model kondensor untuk mengetahui kapasitas kondensat, daya pompa, dan koefisien perpindahan kalor menyeluruh dengan  variasi Bilangan Reynold  fluida dingin. Jenis kondensor yang digunakan dalam penelitian  ini adalah kondensor pipa konsentrik  dengan  aliran fluida berlawanan arah. Fluida dingin mengalir pada sisi shell dan fluida panas mengalir pada sisi tube. Bahan shell dari  mild steel dengan dimensi: diameter luar 50,6 mm,  diameter dalam 49,7 mm, dengan panjang  1500 mm. Adapun bahan tube dari tembaga dengan diameter luar 25,7 mm sedangkan diameter dalamnya 23,6 mm dengan panjang tube 1700 mm. Adapun jumlah kondensor yang digunakan dua buah dipasang secara seri atas bawah. Data-data yang diambil adalah temperatur masuk dan keluar fluida dingin, temperatur masuk fluida panas,  kapasitas kondensat dan beda tekanan masuk dan keluar fluida dingin. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan meningkatnya bilangan Reynold, maka kapasitas kondensat, daya pompa serta koefisien perpindahan kalor menyeluruhnya mengalami peningkatan. Pada bilangan Reynold 2000, 4000, 6000, 8000 dan 10000, diperoleh kapasitas kondensat sebesar 0,00148; 0,00179; 0,00204; 0,00246; 0,00262 kg/s, besarnya daya pompa 0,129; 0,256; 0,401; 0,597; 0,836 W, dan koefisien perpindahan kalor menyeluruhnya 21,090; 28,867; 30,832; 35,811; 37,793 W/m2K.
PENINGKATAN KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR ALIRAN AIR MENGGUNAKAN GELEMBUNG UDARA Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi dapat dilakukan dengan memodifikasi permukaan saluran  dengan pemasangan sirip. Adapun permasalahan yang ditimbulkan dalam modifikasi ini  adalah  kesulitan pabrikasi dan meningkatkan pressure drop. Perpindahan kalor dalam media aliran gas-cair banyak dijumpai dalam komponen-komponen sistem konversi energi. Perpindahan kalor yang terjadi ditentukan oleh koefisien perpindahan kalor  yang dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh hubungan kompleks antara properties fluida, dimensi dan permukaan pipa, serta pola aliran (flow pattern) dua fasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan debit air, debit udara dan fluks kalor terhadap koefisien perpindahan kalor. Penelitian dilakukan dengan mengalirkan air dari atas dan udara dari bawah dalam bentuk aliran gelembung. Pipa uji  terdiri atas pipa tembaga dengan Di 24 mm panjang 800 mm dililit dengan elemen pemanas listrik sepanjang pipa. Ujung atas dan bawah pipa uji disambung dengan pipa transparan untuk mengetahui pola aliran yang terjadi. Untuk mengukur temperatur dinding dipasang termokopel di dinding luar pada lima titik sepanjang pipa uji, sedangkan temperatur fluida diukur dengan memasang termokopel pada sumbu pipa di tujuh titik sepanjang pipa uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien perpindahan kalor eksperimen meningkat dengan meningkatnya debit udara dan menurun dengan meningkatnya debit air. Koefisien perpindahan kalor eksperimen juga meningkat dengan meningkatnya fluks kalor listrik. Koefisien perpindahan kalor prediksi Chen maupun Ghajar memiliki harga yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan  hasil eksperimen. Kondisi penelitian berada pada: kualitas gas (x) 0,000058 sampai 0,000116, dan fraksi hampa (a) 0,0462 sampai 0,1021, serta fluks kalor listrik (q”)1627,189 W/m2 sampai 11398,62 W/m2.
PERAJANG MEKANIK KRIPIK Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 7, No 2 (2006)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan kripik tempe dengan  perajangan manual mempunyai banyak kelemahan yaitu waktu proses lama, tebal sayatan  tidak bisa seragam, permukaan sayatan bergelombang. Perajangan dengan penyayatan manual dapat digantikan menggunakan perajang mekanik yang prinsip kerjanya berdasarkan mekanisme gerak engkol peluncur dengan pemotong sirkel (circle cutter). Penelitian ini bertujuan mencari cutting speed dan feeding speed yang optimum pada pemotongan tempe menjadi kripik tempe dengan ketebalan tertentu. Penelitian dilakukan dengan membuat  alat perajang mekanik yang menggunakan prinsip kerja mekanisme engkol peluncur, circle cutter diputar oleh sebuah motor listrik yang dapt diatur putarannya dengan mengganti pulley transmisi. Sedangkan putaran engkol yang merupakan gerak feeding diputar oleh sebuah motor listrik yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafik hubungan antara cutting speed dan kuantitas sayatan menunjukkan bahwa peningkatan cutting speed menghasilkan peningkatan kuntitas sayatan. Percobaan dengan lima variasi kecepatan cutting speed mendapatkan hasil kualiatas sayatan yang sama yaitu secara visual permukaan keping hasil sayatan halus, sedangkan kuantitas terbesar dicapai pada  cutting speed 19.927 mm/s. Diperkirakan kuntitas hasil keping sayatan akan terus meningkat dengan ditingkatkannya cutting speed. Percobaan dihentikan sampai cutting speed 19.927 mm/s karena muncul serpihan sayatan yang berbentuk slurry dan mengotori sekeliling alat. Hasil yang optimum pada penelitian ini dicapai pada cutting speed 18.394 mm/s dengan kuantitas sayatan 11 keping, pada kondisi ini serpihan sayatan belum mengganggu operasional. Ukuran bahan tempe yang disayat memiliki ketebalan 20 mm, bila hasil sayatan dibuat setebal 1,5 mm, maka satu buah bahan tempe kotak akan dihasilkan sayatan, 20/1,5 = 13 keping.
PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PELAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki pulau serta pegunungan, ada sejumlah daerah merupakan daerah terpencil yang tidak mendapatkan pasokan energi listrik PT PLN Persero. Untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di daerah tersebut dapat menggunakan sumber energi alternatif tenaga surya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) . Penggunaan energi surya menjadi energi listrik menggunakan sel surya banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap kinerja PLTS. Photovoltaic yang digunakan dalam pengujian ini type 50-110-210 buatan PT. LEN Bandung. Pengujian PLTS dilakukan di Desa Ngiringin, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri dengan melakukan pengukuran terhadap kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, arah angin, arus dan tegangan keluaran sel surya. Pengkuran dilakukan pada pukul 07:00-17:00 WIB dengan selang waktu 20 menit. Hasil pengujian PLTS didapatkan bahwa temperatur lingkungan berbanding lurus dengan arus listrik yang dihasilkan oleh sel surya, temperatur lingkungan berbanding terbalik dengan kelembaban udara. Sedangkan besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sel surya relatif stabil, untuk pengaruh kecepatan angin dalam pengujian ini tidak memiliki dampak terhadap kinerja sel surya. Daya listrik maksimal yang dihasilkan sel surya pukul 11:00-13:00 WIB memiliki prosentase rata-rata harian modul surya sebesar 50,94%.
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAN KARAKTERISTIK MEKANIS KOKAS IMPOR SEBAGAI BAHAN BAKAR DAPUR KUPOLA Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kokas merupakan bahan bakar utama dalam industri pengecoran logam.  Kokas yang digunakan kebanyakan diimpor dari Cina sehingga sangat rentan terhadap fluktuasi harga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mekanis dan karakteristik pembakaran kokas impor, sebagai pembanding juga dilakukan penelitian kokas lokal (green coke). Penelitian diawali dengan membentuk bongkahan-bongkahan kokas impor dan green coke menjadi silinder berdiameter 4 cm panjang 8 cm untuk pengujian sifat mekanik, dan silinder dengan diameter 2,3 cm  massa 5 gram untuk pengujian pembakaran. Selanjutnya dilakukan pengujian kandungan bahan dasar, kekuatan mekanik meliputi uji tekan dan uji kejut dan karakteristik pembakaran meliputi laju pembakaran, pengurangan masa, dan temperatur pembakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan kokas impor 3,9 kali kuat tekan green coke yaitu 168,939 kg/cmP2P dibanding 43,182 kg/cmP2P, sedangkan kuat kejut kokas impor 3,6 kali green coke. Adapun pada uji laju pembakaran tertinggi terjadi pada temperatur puncak pembakaran kedua kokas. Laju pembakaran terbesar dimiliki oleh green coke sebesar  0,107 g/mnt yang dicapai pada menit ke 12, sedangkan kokas impor memerlukan waktu 129 menit untuk mencapai laju pembakaran tertinggi sebesar 0,057 g/mnt.  Temperatur pembakaran tertinggi yang dicapai kedua kokas hampirsama yaitu 622 PoPC untuk green coke dan 633 PoPC untuk kokas impor. Untuk masa awal yang sama 5 gram, green coke membutuhkan waktu pembakaran 90 menit sedangkan waktu pembakaran yang diperlukan kokas impor sebanyak 207 menit.
ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBAKARAN LANGSUNG (Co-COMBUSTION) ARANG KAYU DAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI DENGAN VARIASI KOMPOSISI Adnan, Abdul Basyid; Subroto, S; Putro, Sartono
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 19, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah proses destilasi (penyulingan) minyak atsiri daun cengkeh yang berupa daun cengkeh kering sering dianggap sebagai limbah industri dan kurang diperhatikan manfaatnya. Diperkirakan saat ini penggunaan daun cengkeh kering sisa proses destilasi minyak atsiri hanya digunakan sebagai pendukung dari pembakaran proses penyulingan tersebut. Oleh karena itu penting adanya penelitian untuk mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh limbah tersebut,diantaranya dengan menjadikan daun cengkeh kering sisa proses sebagai bahan dasar biomassa. Penelitian diawali dengan pengumpulan bahan dasar berupa daun cengkeh sisa proses destilasi daun cengkeh dan arang kayu kemudian dihancurkan dan selanjutnya dicampur dengan variasi komposisi yang berbeda . Variasi yang digunakan adalah variasi komposisi, yaitu 100% arang kayu, 100% daun cengkeh, 80% arang kayu dan 20% daun cengkeh, 60% arang kayu dan 40% daun cengkeh, 40% arang kayu dan 60% daun cengkeh. Pengujian karakteristik pembakaran dilaksanakan untuk mengetahui karakteristik temperatur pembakaran, massa sisa dan laju pembakaran yang dihasilkan oleh campuran arang kayu dan daun cengkeh. Pengujian ini dilakukan pada sebuah tungku pembakaran dan pengambilan data dilakukan setiap 1 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi komposisi berpengaruh pada karakteristik pembakaran.Penambahan arang kayu akan mempertinggi temperatur pembakaran dan memperlama waktu pembakaran.Waktu pembakaran paling baik dimiliki biomassa dengan komposisi 60% arang kayu dan 40% daun cengkeh dengan temperatur 268°C pada menit ke-6 dan massa sisanyayakni 0,71 gram.