Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

Penetapan Kadar Protein Pada Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw) Liar Dan Budidaya Sholikhah Deti Andasari; Saifudin Zukhri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.202 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dalam jumlah maupun mutunya. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran tentang kadar protein pada belut liar dan belut budidaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode observasional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah belut yang dibudidaya masyarakat di daerah Polanharjo sebanyak 3 ekor dan belut sawah dari pencari belut yang diperoleh di sawah di daerah Wedi sebanyak 3 ekor. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti. Masing-masing sampel diekstraksi terlebih dahulu dengan metode sentrifugasi. Setelah ekstrak protein diperoleh kemudian dihitung kadar proteinnya dengan Spektrofotometri Visibel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar protein yang terkandung pada belut budidaya adalah 0,124% sedangkan kadar protein pada belut liar adalah 0,109%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar protein pada belut budidaya lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan belut liar.
Penetapan Kadar Protein pada Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw) Liar dan Budidaya Sholikhah Deti Andasari; Saifudin Zukhri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.416 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dalam jumlah maupun mutunya. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran tentang kadar protein pada belut liar dan belut budidaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode observasional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah belut yang dibudidaya masyarakat di daerah Polanharjo sebanyak 3 ekor dan belut sawah dari pencari belut yang diperoleh di sawah di daerah Wedi sebanyak 3 ekor. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti. Masing-masing sampel diekstraksi terlebih dahulu dengan metode sentrifugasi. Setelah ekstrak protein diperoleh kemudian dihitung kadar proteinnya dengan Spektrofotometri Visibel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar protein yang terkandung pada belut budidaya adalah 0,124% sedangkan kadar protein pada belut liar adalah 0,109%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar protein pada belut budidaya lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan belut liar.
Standarisasi Ekstrak Etil Asetat Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S) Sholikhah Deti Andasari; I Indriyastuti; Muchson Arrosyid
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.053 KB)

Abstract

Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) secara empiris berkhasiat sebagai obat batuk, disentri, mencret, ambeien dan jerawat.Sehingga daun jeruk nipis berpotensi dikembangkan menjadi obattradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukanstandarisasi ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) denganparameter spesifik dan non spesifik. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Ekstrak daun jeruknipis dibuat dengan proses maserasi selama 5 hari dengan etilasetat. Uji parameter standar umum ekstrak yaitu parameter spesifikyang meliputi organoleptik ekstrak, senyawa larut dalam air dansenyawa larut dalam etanol. Parameter non spesifik yang meliputisusut pengeringan, kadar air dan bobot jenis. Skrining fitokimiaterhadap ekstrak etil asetat daun Citrus aurantifolia S meliputipemeriksaan tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri, saponin danflavonoid. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat daun Citrus aurantifolia S mengandung senyawa golongantanin, flavonoid, fenol, dan steroid.
Penetapan Kadar Protein Pada Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw) Liar Dan Budidaya Sholikhah Deti Andasari; Saifudin Zukhri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dalam jumlah maupun mutunya. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran tentang kadar protein pada belut liar dan belut budidaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode observasional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah belut yang dibudidaya masyarakat di daerah Polanharjo sebanyak 3 ekor dan belut sawah dari pencari belut yang diperoleh di sawah di daerah Wedi sebanyak 3 ekor. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti. Masing-masing sampel diekstraksi terlebih dahulu dengan metode sentrifugasi. Setelah ekstrak protein diperoleh kemudian dihitung kadar proteinnya dengan Spektrofotometri Visibel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar protein yang terkandung pada belut budidaya adalah 0,124% sedangkan kadar protein pada belut liar adalah 0,109%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar protein pada belut budidaya lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan belut liar.
Penetapan Kadar Protein pada Belut Sawah (Monopterus albus Zuieuw) Liar dan Budidaya Sholikhah Deti Andasari; Saifudin Zukhri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belut merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dalam jumlah maupun mutunya. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein mempunyai fungsi khas yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran tentang kadar protein pada belut liar dan belut budidaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode observasional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah belut yang dibudidaya masyarakat di daerah Polanharjo sebanyak 3 ekor dan belut sawah dari pencari belut yang diperoleh di sawah di daerah Wedi sebanyak 3 ekor. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti. Masing-masing sampel diekstraksi terlebih dahulu dengan metode sentrifugasi. Setelah ekstrak protein diperoleh kemudian dihitung kadar proteinnya dengan Spektrofotometri Visibel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar protein yang terkandung pada belut budidaya adalah 0,124% sedangkan kadar protein pada belut liar adalah 0,109%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar protein pada belut budidaya lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan belut liar.
Standarisasi Ekstrak Etil Asetat Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S) Sholikhah Deti Andasari; I Indriyastuti; Muchson Arrosyid
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 12th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) secara empiris berkhasiat sebagai obat batuk, disentri, mencret, ambeien dan jerawat.Sehingga daun jeruk nipis berpotensi dikembangkan menjadi obattradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukanstandarisasi ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia S) denganparameter spesifik dan non spesifik. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Ekstrak daun jeruknipis dibuat dengan proses maserasi selama 5 hari dengan etilasetat. Uji parameter standar umum ekstrak yaitu parameter spesifikyang meliputi organoleptik ekstrak, senyawa larut dalam air dansenyawa larut dalam etanol. Parameter non spesifik yang meliputisusut pengeringan, kadar air dan bobot jenis. Skrining fitokimiaterhadap ekstrak etil asetat daun Citrus aurantifolia S meliputipemeriksaan tanin, fenol, triterpen, minyak atsiri, saponin danflavonoid. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat daun Citrus aurantifolia S mengandung senyawa golongantanin, flavonoid, fenol, dan steroid.