p-Index From 2019 - 2024
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kewarganegaraan
Kasim Kasim
Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kewaspadaan Nasional Dalam Menghadapi Ancaman Kelangkaan Minyak Goreng Sebagai Bentuk Perwujudan Bela Negara Hazen Alrasyid; Kasim Kasim; George Royke Deksino
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.97 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2664

Abstract

AbstrakIndonesia adalah negara dengan penghasil sawit terbesar di dunia. Sebagai negara penghasil minyak sawit, minyak kelapa sawit Indonesia tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri namun juga merambah ke pasar internasional untuk kegiatan ekspor. Dengan status sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, hal ini tentu harus mempertimbangkan unsur kewaspadaan nasional, sebagai upaya dalam melakukan kesiapsiagaan dini dalam menghadapi ancaman. Termasuk ancaman kelangkaan minyak goreng karena dengan kenaikan harga jual minyak goreng akhir-akhir ini, menjadikan minyak goreng sebagai pusat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab fenomena kelangkaan minyak goreng dan mengetahui bagaimana seharusnya regulasi pemerintah, pelaku industri dan kondisi masyarakat dalam menyikapi fenomena kelangkaan minyak goreng bila dikaitkan dengan unsur kewaspadaan nasional sebagai perwujudan sikap bela Negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian yang didapatkan adalah Kewaspadaan Nasional adalah konsep yang harus terus hadir dalam sistem penyelenggaraan negara atau sistem nasional kita, dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman, termasuk dalam menghadapi ketidaksiapan dalam penanganan kelangkaan minyak goreng. Sikap Bela Negara sudah seharusnya menjadi dasar dan semangat dalam setiap tindakan. Mental bela Negara diharapkan mampu mengurangi pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi kelangkaan minyak goreng untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, tetapi sebaliknya kondisi kelangkaan minyak goreng menjadi momentum untuk saling bahu membahu dan bergotong royong menyelesaikan persoalan dari berbagai elemen masyarakat sesuai dengan profesi masing-masing.Kata kunci: Bela Negara, Kelangkaan Minyak Goreng, Kewaspadaan NasionalAbstractIndonesia is the second-largest supplier of palm oil. As the largest palm oil producing country in the world, Indonesian palm oil is not only intended to fulfill the domestic needs but also to fulfill the international market for export activities. With the status as the largest palm oil producing country in the world, this certainly must consider the element of national vigilance, as an effort to take early preparedness in the face of threats. Including the threat of scarcity of cooking oil due to the recent increase in the selling price of cooking oil, making cooking oil the center of attention. This research aims to determine the factors causing the cooking oil scarcity phenomenon and to find out how government regulations, industry players and community conditions should respond to the cooking oil scarcity phenomenon when associated with elements of national vigilance as a manifestation of the attitude of national defense. The method used in this research is a qualitative approach. The data collection technique uses literature study. The results of the research obtained are that National Vigilance is a concept that must continue to be present in the state administration system or our national system, in the encounter of various threats, included in the encounter of unpreparedness in handling the scarcity of cooking oil. The attitude of National Defense should be the basis and spirit in every action. The mental National Defense is expected to be able to reduce parties who take advantage of the scarcity of cooking oil for personal interests and gains, but in another hand, the condition of the scarcity of cooking oil becomes a momentum to help each other and work together to solve problems from various elements of society according to their respective professions.Keywords: National Defense, Scarcity of Cooking Oil, National Precautions
Struktur Pengadaan Alutsista Dalam Metode Berpikir Sistem Kasim Kasim; Waskito Dwiwicaksoputro; Hazen Alrasyid
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.208 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2677

Abstract

AbstrakPendekatan berpikir sistem telah dilakukan pada fenomena masalah pengadaan Alutsista untuk pembangunan postur pertahanan Negara Republik Indonesia. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih besar tentang struktur masalah pengadaan saat ini sehingga dapat memberikan usulan solusi atas masalah tersebut. Metode berpikir sistem dilakukan dengan membuat model pengadaan Alutsista yang sederhana dan diberikan analisis SWOT untuk memetakkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancamannya. Beberapa masalah pengadaan yang ditemukan adalah pengelolaan anggaran pengadaan yang lemah, adanya broker, fungsi pengawasan lemah, biaya pengadaan yang besar  karena regulasi perencanaan yang panjang, aktivitas pengadaan yang bergantung pada kualitas SDM yang terbatas, dualisme dalam sistem pengawasan dan sistem peradilan militer. Berdasarkan fenomena masalah tersebut, dihasilkan usulan solusi terhadap pengadaan Alutsista, yaitu implementasi adalah kunci, peningkatan fungsi dan lembaga pengawasan, pengelolaan anggaran berbasis kinerja, peningkatan audit pengadaan dengan pelibatan lembaga pengawas independen, reformasi undang-undang peradilan militer, peningkatan efektivitas birokrasi pengadaan dan pengadaan Alutsista berbasis elektronik atau e-procurement.Kata kunci: pengadaan alutsista, berpikir sistem, pertahanan, swot AbstractA systems thinking approach has been carried out on the phenomenon of the problem of procuring Alutsista for the development of the defense posture of the Republic of Indonesia. The goal is to get a bigger picture of the structure of the current procurement problem so that it can provide proposed solutions to these problems. The system thinking method is carried out by making a simple defense equipment procurement model and given a SWOT analysis to map out its strengths, weaknesses, opportunities and threats. Some of the procurement problems found were weak procurement budget management, the presence of brokers, weak supervisory functions, large procurement costs due to lengthy planning regulations, procurement activities that depend on the limited quality of human resources, dualism in the supervisory system and the military justice system. Based on the phenomenon of the problem, proposed solutions for the procurement of defense equipment, namely implementation is key, improvement of supervisory functions and institutions, performance-based budget management, improvement of procurement audits with the involvement of independent supervisory agencies, reform of the military justice law, increasing effectiveness of procurement and procurement bureaucracy Electronic-based defense equipment or e-procurement.Keywords: procurement of Alutsista, systems thinking, defense, swot
Strategi Pembangunan KRI Perusak Kawal Rudal (PKR) Untuk Kemandirian Industri Pertahanan Mala Utami; Leni Tria Melati; Kasim Kasim
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.316 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2773

Abstract

AbstrakPemenuhan kebutuhan alutsista untuk operasi TNI memerlukan industri pertahanan nasional yang bersinergi dan mandiri. PT PAL Indonesia (Persero) sebagai industri pertahanan utama dalam memenuhi kekuatan alutsista TNI AL harus memiliki kesiapan dan kemampuan dalam memproduksi alutsista pertahanan matra laut, salah satunya adalah membangun kapal perang Perusak Kawal Rudal (PKR). Adapun gap yang terjadi adalah PT PAL harus mampu memproduksi alutsista untuk matra laut akan tetapi kondisi PT PAL belum memiliki kesiapan atau kemampuan dalam memproduksi kapal PKR secari mandiri. Untuk itu dilakukan penelitian menggunakan metode System Thinking dan analisis strategi dengan SWOT untuk melihat fenomena masalah atau gap dan menentukan strategi terbaik. Hasil analisis System Thinking menunjukkan bahwa strategi kerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda akan meningkatkan kemampuan PT PAL dalam pemenuhan kebutuhan TNI AL. Sedangkan strategi terbaik yag dihasilkan dari analisis SWOT adalah diversifikasi strategi dengan melakukan banyak terobosan strategi baru dengan kemampuan desain dan produksi kapal perang PKR.  Kompetensi tenaga kerja dalam penguasaan teknologi menjadi daya saing industri pertahanan internasional dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.  Kata kunci: Kapal Perang PKR, Industri Pertahanan, System Thinking, SWOTAbstractTo accomplish the defence equipment needs for TNI, a sinergisized and independent national defence industry is a must. PT PAL Indonesia (Persero) as the main defense industry to fulfill the Indonesian Navy's defense equipment must have the readiness and ability to produce marine defense equipment, one of which is to build the PKR warship. There is a gap that occurs PT PAL which must be able to produce defense equipment for the marine dimension, but PT PAL does not yet have the readiness or ability to produce PKR ships independently. For this reason, research is carried out using a system thinking method and SWOT analysis to see the phenomenon of the problem or gap and determine the best strategy. The results of the system thinking analysis show that the strategy of collaborating with the Dutch DSNS shipyard will increase PT PAL's ability to fulfill the operational needs of the Indonesian Navy. Meanwhile, the best strategy resulting from the SWOT analysis is strategy diversification by making more new strategic breakthroughs through with the design and production capabilities of PKR warships. The competence of the workforce in mastering high technology which is the competitiveness of the international defense industry and realizing the independence of the domestic defense industry.Keywords: PKR Warship, Defense Industry, System Thinking, SWOT
Pengembangan Konsep Techno-Nasionalism Dalam Peningkatan Penguasaan Teknologi Industri Pertahanan Leni Tria Melati; Mala Utami; Kasim Kasim
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.156 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2814

Abstract

AbstrakPenguasaan teknologi dalam Industri Pertahanan di Indonesia masih belum optimal. Berbagai faktor dapat mendasari hal ini. Salah satu upaya peningkatan penguasaan teknologi pertahanan tersebut, dapat dilakukan dengan pengembangan konsep techno-nasionalism. Konsep ini sendiri telah banyak diusung oleh beberapa negara yang terbukti memiliki Industri Pertahanan yang tangguh seperti Jepang dan China. Menanggapi hal ini, dilakukan analisa menggunakan Causal Dynamics Loop berupa archetypes untuk memudahkan pemahaman masalah penguasaan teknologi dalam Industri Pertahanan Indonesia serta untuk memahami pengembangan konsep techno-nasionalism di Indonesia. Dilanjutkan analisa SWOT untuk menentukan jenis strategi yang dapat digunakan. Berdasarkan hasil analisa, untuk menangani rendahnya penguasaan teknologi pertahanan dapat dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia bersamaan dengan proses manajemen sumber daya manusia yang tepat. Selain itu, perlu perlibatan sipil dalam industri pertahanan, juga produksi produk dengan dual use technology.  Sehingga dalam hal ini pengembangan konsep techno-nasionalism memiliki peranan yang penting untuk mendorong peningkatan penguasaan teknologi dalam Industri Pertahanan di Indonesia.Kata kunci: Archetypes, Industri Pertahanan, Techno-nasionalism, SWOTAbstractThe mastery of technology in Indonesia defence industry, needs to be further developed. To increase the mastery of defense technology can be done by  the application of techno-nationalism concept. The concept itself has been widely promoted by several countries that proven to have a formidable Defense Industry such as Japan and China. In responses to this, an analysis was carried out using CDL in the form of archetypes, to facilitate the understanding of  main problems in the process of  technology mastery in Indonesian Defense Industry and to understand the development of techno-nationalism concept in Indonesia. Followed by a SWOT analysis to determine the type of strategy that can be used. Based on the results of the analysis, to deal with the low mastery of defense technology, it can be started by improving the quality of human resources along with proper human resource management processes. In addition, civil involvement in the defense industry is needed, as well as the production of products with dual use technology. It can be concluded that the application of techno-nationalism concept has an important role to encourage increased mastery of technology in the Defense Industry in Indonesia.Keywords: Archetypes, Defense Industry, Techno-nasionalism, SWOT