Suliestyah Suliestyah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Pengaruh Perubahan Kadar Air Total Batubara terhadap Perubahan Nilai Kalor dan Harga Batubara Edy Jamal Tuheteru; Bayu Cipta Laksana; Suliestyah Suliestyah; Pantjanita Novi Hartami; Chairul Nas; Hermanto Saliman
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.098 KB) | DOI: 10.25105/imej.v2i2.9177

Abstract

Harga batubara bergantung pada kualitas yang dimiliki oleh batubara tersebut, semakin baik kualitas batubara yang dimiliki maka harga batubara juga akan tinggi. Kualitas batubara yang baik jika memiliki nilai kalor yang tinggi, dan kadar pengotor lainnya rendah seperti kadar abu, kadar zat terbang dan kadar pengotor lainnya. Melihat hubungan antara nilai kualitas tersebut, maka perlu adanya penelitian yang terkait dengan hubungan kadar air dengan nilai kalori batubara serta hubungannya terhadap harga batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar air total terhadap nilai kalor batubara dan bagaimana pengaruh perubahankadar air total terhadap harga batubara. Penelitian dilakukan di salah satu perusahan tambang batubara yang berada di wilayah Jambi yang memiliki nilai kadar air total hingga 46%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dengan dilakukan upgrading batubara pada variasi suhu berpengaruh terhadap kandungan air batubara, sehingga juga berpengaruh terhadap nilai kalori batubara. Pada variasi setelah suhuawal (100 0 C) yakni 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, nilai kandungan Total air berkurang: 38,17%; 30,52%; 15,87% dan 7,47%, sehingga terjadi peningkatan nilai kalori batubara sebesar 4.676 Kcal/kg, 5.126 Kcal/kg, 5.660 Kcal/kg dan 6.204 Kcal/Kg. Berat sampel batubara mengalami penurunan pada suhu 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C sebesar554,3 gr, 456 gr dan 372,3 gr. Perubahan terhadap kualitas batubara setelah upgrading juga berpengaruh terhadap nilai Harga Patokan Batubara pada variasi suhu 100 0 C, 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, HPB menjadi272,28 Rp/Kg; 425,94 Rp/Kg; 532,48 Rp/Kg; 744,42 Rp/Kg dan 911,74 Rp/Kg, dengan adanya perubahan HPB, berakibat terhadap perubahan harga total batubara yang juga mengalami penurunan berat, adapun harga totalbatubara untuk setiap kilogram beratnya adalah Rp 190,60; Rp 259,82; Rp 292,86; Rp 342,43 dan Rp 337,34.
Kajian Penggunaan Life Cycle Cost, Life Cycle Saving, dan Payback Period untuk Menganalisis Keekonomian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hermanto Saliman; Suliestyah Suliestyah; Danu Putra
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.532 KB)

Abstract

Pembangkit tenaga listrik menggunakan berbagai sumber energi/tenaga, diantaranya tenaga surya, tenaga BBM, dan batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan. Analisis alirankas digunakan sebagai dasar penilaian kelayakan pada penelitian ini. Berdasarkan fakta dan Analisa yang telah dilakukan, Biaya pengadaan pada pembangkit listrik umumnya cuku besar. Berdasarkan data yang telah didapatkan, terlihat jelas bahwa pembangkit listrik tenaga uap memiliki nilai investasi terbesar diantara ketiga tipe pembangkit listrik, yaitu sebesar Rp390,150,000,000. Sementara, Pada PLTU, biaya tetap dan biaya variabelrelatif sama. Hal ini ditunjukkan dari presentasi biaya sebesar 41% dan 59% untuk masing-masing biaya tetap dan biaya variabel. Jika dibandingkan dengan PLTD, Beberapa hal diketahui dari penelitian ini, panel surya merupakan salah satu komponen PLTS yang paling rentan terhadap kerusakan, besaran pembelian listrik di Indonesia masih sangat rendah terhadap biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pembangunan PLTS. Biaya operasional PLTS di Indonesia relatif rendah melihat kondisi iklim dan ketenagakerjaan di Indonesia.
ANALISIS KEBUTUHAN UDARA UNTUK PEMBAKARAN BATUBARA PADA BOILER UNIT 3 DI PLTU SURALAYA Amri Rosyid Susetyo; Chairul Nas; Suliestyah Suliestyah
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.718 KB)

Abstract

Pembangkit listik tenaga uap (PLTU) Batubara merupakan tempat dibangkitkannya listrik dari energi panas menjadi energi mekanik dengan menggunakan bahan bakar utama batubara. Untuk mendapatkan efisiensipembakaran batubara yang baik maka diperlukan jumlah udara yg sesuai. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran boiler unit 3 di PLTU Suralaya. Pada umunya komposisi bahan bakar batubara terdiri dari : Carbon, Hydrogen, Nitrogen, Oxygen, dan Sulfur. Dalam suatu proses pembakaran batubara, semua unsur-unsur kecuali oksigen akan bereaksi dengan udara, sedangkan unsur oksigen dalam proses pembakaran akan langsung ikut bereaksi dengan unsur-unsur lainnya. Dari hasil analisis ultimate batubara didapatkan kadar carbon 51,10 %, hydrogen 5,12 %, oksigen 10,90 %, nitrogen 0,78 %, sulfur 0,4 2 %. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa setiap 1 kg carbon membutuhkan 2,66 kg oksigen maka untuk 0,511 kg carbon membutuhkan 1,369k g oksigen. Setiap 1 kg hydrogen membutuhkan 8kg oksigen, maka 0,051kg hydrogen membutuhkan 0,409kg oksigen. Setiap 1 kg sulfur membutuhkan 1 kg oksigen, maka 0,0042 sulfur membutuhkan 0,0042 kg oksigen. Setiap 1 kg nitrogen membutuhkan 2,28 kg oksigen, maka 0,0078 kg nitrogen membutuhkan 0,01178 kg oksigen. Dari hasil analisis kebutuhan oksigen setiap unsur yang terkandung, didapat kebutuhkan udaranya adalah 7,249 (kg udara)⁄(kg batubara). Maka jika batubara yang dialirkan sebesar 202.227,67 kg⁄jam, maka jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran boiler unit 3 sebesar 1.502.179,33 (kg udara)⁄jam .
Uji Karakterisasi Fly ash sebagai Campuran Material Non-Acid Forming (NAF) Muhammad Ravi Fatahillah Yacub; Suliestyah Suliestyah
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.725 KB)

Abstract

Uji karakterisasi fly ash dilakukan guna mengetahui apakah material tersebut dapat menjadi alternatif material  NAF  dalam  upaya  pencegahan  air  asam  tambang  (AAT).  Uji  karakterisasi  yang  dilakukan  meliputi  uji mineralogi,  uji  fisik,  uji  statik,  dan  uji  kinetik.  Uji  mineralogi  dilakukan  dengan  uji  XRF  yang  menyatakan kandungan oksida dalam Fly ash. Uji fisik dilakukan dengan metode pengayakan ASTM D422. Uji statik dilakukan untuk mengetahui klasifikasi geokimia dari Fly ash. Uji kinetik dilakukan untuk mengetahui parameter kualitas air lindian yang dihasilkan oleh Fly ash. Hasil uji XRF menunjukkan bahwa fly ash mengandung oksida alkali yang dapat memberi alkalinitas. Hasil Uji Fisik menunjukkan bahwa material fly ash lolos ayakan #200 mesh lebih dari 50% sehingga dikategorikan kedalam material halus. Hasil Uji Statik menunjukkan bahwa klasifikasi geokimia Fly ash termasuk kedalam NAF. Hasil Uji Kinetik menunjukkan bahwa pH air lindian Fly ash tinggi yaitu 10,76. Dari pengujian yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa fly ash dapat menjadi material alternatif NAF.