Chairul Nas
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH GEOMETRI LERENG TERHADAP PEROLEHAN BATUBARA TERTAMBANG DI PT ARUTMIN INDONESIA SITE KINTAP KALIMANTAN SELATAN Masagus Ahmad Azizi; Chairul Nas; Dwi Oktavia
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2018 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.2635

Abstract

PT Arutmin Indonesia,site Kintap di Kalimantan Selatan berencanamelakukan program konservasi energi dengan cara memaksimalkanpenambangan batubara di Pit 10 PAMA berupa merubah desain lereng akhirpenambangan menjadi lereng remnant coal (pengambilan cadangan batubaradiluar desain pit awal). Metode yang digunakan dalam penelitian inimencakup: metode chi-square untuk uji baik suai (fitting test) data parametersifat fisik dan mekanik batuan, metode Kesetimbangan Batas “MorgensternPrice” dengan metode probabilistik dalam melakukan analisis kestabilanlereng, serta metode penampang untuk melakukan perhitungan cadangan.Hasil uji baik suai terhadap parameter sifat fisik (bobot isi) dan mekanikbatuan (kohesi dan sudut gesek dalam) menunjukkan jenis distribusi yangpaling sesuai untuk masing-masing parameter kohesi, sudut gesek dalam, danbobot isi adalah log normal, normal dan normal.Nilai rata-rata kohesiberkisar 120-200 kPa, sudut gesek dalam berkisar 250-430 dan bobot isiberkisar 14-23 kN/m3.Claystone merupakan jenis batuan yang palingdominan pada lereng dan memiliki nilai kohesi nilai paling rendah. Hasilanalisis kestabilan lereng pada 9 section desain lereng remnant coalmenunjukan semua dalam kondisi stabil, kecuali section G-G’ yang tidakstabil sehingga perlu dilakukan redesign. Hasil perhitungan penambahanjumlah batubara didapatkan nilai Stripping Ratio 3.1, dengan totaloverburden 1.190.159,1 bcm dan batubara 385.619.6 ton.
Produktivitas Alat Bor Furukawa HCR-1500 D20 II di Pit Araren Stage 4 Siti Alya Putri; Pantjanita Novi Hartami; Chairul Nas
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.513 KB)

Abstract

Penambangan di Pit Araren Stage 4 diawali dengan melakukan kegiatan operasi pemboran dan peledakan untuk membongkar material ore dan waste. Area Pit Araren Stage 4 merupakan merupakan area host rock, yang terdiri atas volcanic basaltic andesite (VBA) dan volcanic andesitic fragmental (VAF), yang merupakan batuan beku ekstrusif yang memiliki sifat yang masif. Pengamatan desain pemboran dan peledakan untuk penelitian ini adalah burden 3,8 m; spasi 4,4; kedalaman lubang bor 5,5 m; dan jumlah lubang bor sebanyak 216 lubang bor untuk memenuhi kebutuhan target pemboran sedalam 1.188 m. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan produktivitas alat bor Furukawa HCR-1500 D20 II sebesar 57,3 m/jam dengan jam kerja 22 jam untuk 1 alat, sehingga dibutuhkan 2 alat bor dengan jam kerja masing-masing alat selama 11 jam, agar target pemboran tercapai. Terdapat 4 faktor ketersediaan alat yang digunakan, yaitu nilai mechanical availability (MA) sebesar 94,1%; physical availability (PA) sebesar 97,69%; use of availability (UA) sebesar 37,7%; dan effective utilization (EU) sebesar 36,83%. Dapat diartikan bahwa ketersediaan alat secara fisik maupun mekanik sudah bagus, tetapi nilai EU masih relatif kecil, hal karena alat bor tidak dimanfaatkan secara maksimal, yaitu banyaknya waktu standby karena menunggu lokasi yang belum tersedia maupun menunggu pemasangan titik lokasi.
Kajian Pengaruh Perubahan Kadar Air Total Batubara terhadap Perubahan Nilai Kalor dan Harga Batubara Edy Jamal Tuheteru; Bayu Cipta Laksana; Suliestyah Suliestyah; Pantjanita Novi Hartami; Chairul Nas; Hermanto Saliman
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 2 No. 2 (2019): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.098 KB) | DOI: 10.25105/imej.v2i2.9177

Abstract

Harga batubara bergantung pada kualitas yang dimiliki oleh batubara tersebut, semakin baik kualitas batubara yang dimiliki maka harga batubara juga akan tinggi. Kualitas batubara yang baik jika memiliki nilai kalor yang tinggi, dan kadar pengotor lainnya rendah seperti kadar abu, kadar zat terbang dan kadar pengotor lainnya. Melihat hubungan antara nilai kualitas tersebut, maka perlu adanya penelitian yang terkait dengan hubungan kadar air dengan nilai kalori batubara serta hubungannya terhadap harga batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar air total terhadap nilai kalor batubara dan bagaimana pengaruh perubahankadar air total terhadap harga batubara. Penelitian dilakukan di salah satu perusahan tambang batubara yang berada di wilayah Jambi yang memiliki nilai kadar air total hingga 46%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dengan dilakukan upgrading batubara pada variasi suhu berpengaruh terhadap kandungan air batubara, sehingga juga berpengaruh terhadap nilai kalori batubara. Pada variasi setelah suhuawal (100 0 C) yakni 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, nilai kandungan Total air berkurang: 38,17%; 30,52%; 15,87% dan 7,47%, sehingga terjadi peningkatan nilai kalori batubara sebesar 4.676 Kcal/kg, 5.126 Kcal/kg, 5.660 Kcal/kg dan 6.204 Kcal/Kg. Berat sampel batubara mengalami penurunan pada suhu 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C sebesar554,3 gr, 456 gr dan 372,3 gr. Perubahan terhadap kualitas batubara setelah upgrading juga berpengaruh terhadap nilai Harga Patokan Batubara pada variasi suhu 100 0 C, 150 0 C, 200 0 C, 250 0 C dan 300 0 C, HPB menjadi272,28 Rp/Kg; 425,94 Rp/Kg; 532,48 Rp/Kg; 744,42 Rp/Kg dan 911,74 Rp/Kg, dengan adanya perubahan HPB, berakibat terhadap perubahan harga total batubara yang juga mengalami penurunan berat, adapun harga totalbatubara untuk setiap kilogram beratnya adalah Rp 190,60; Rp 259,82; Rp 292,86; Rp 342,43 dan Rp 337,34.
PENENTUAN PERINGKAT BATUBARA BERDASARKAN ANALISIS REFLEKTANSI VITRINIT Ardiansyah Ardiansyah; Chairul Nas; Irfan Marwanza
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.106 KB)

Abstract

Batubara memiliki peringkat yang berbeda-beda dalam setiap contoh batuannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peringkat batubara dari masing-masing conto batubara melalui pengamatan di bawah mikroskop polarisasi. Dalam menentukan peringkat batubara digunakan metode analisis reflektansivitrinit pada conto batubara sebanyak 23 contoh batubara. Berdasarkan hasil analisi reflektansi vitrinit yang telah dilakukan, nilai reflektansi vitrinit yang dihasilkan cenderung sama yaitu berkisar antara 0,20 % - 0,44 % dan mempunyai peringkat batubara dari lignit – sub-bituminus, berdasarkan klasifikasi menurut ASTM D2798-06 (2006).
Analisis Potensi Batubara Kokas di PT X, Sumatera Selatan Annisa Nufus Haryadi; Chairul Nas; Masagus Ahmad Azizi
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.829 KB)

Abstract

Berdasarkan penggunaannya, batubara digunakan sebagai batubara thermal dan batubara kokas. Batubara kokas digunakan dalam industri besi dan baja sebagai bahan bakar, reduktor serta penahan beban pada tungku. PT X merupakan salah satu lapangan batubara neogen yang memiliki peringkat batubara meningkat secara gradual mulai dari lignit, sub-bituminus, bituminus, semi antrasit, hingga antrasit yang diakibatkan oleh pengaruhintrusi batuan beku. Sehingga terdapat suatu zona dengan peingkat batubara bituminus yang berpotensi menjadi batubara kokas. Penentuan indikasi awal sifat batubara kokas dilakukan dengan pengujian nilai Crucible Swelling Number (CSN) pada sampel batubara. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan peta zonasi potensi batubara kokas berdasarkan nilai volatile matter (dmmf), nilai pantulan vitrinit maksimum, dan nilai CSN pada PT X. Berdasarkan peta zonasi yang telah dibuat, lokasi yang bepotensi sebagai batubara kokas pada PT X terdapat pada Tambang A khususnya pada Pit B dan Pit C dengan nilai pantulan vitrinit maksimum 0,73-1,63 (%) dan nilai CSN 2,5-9.
ANALISIS KEBUTUHAN UDARA UNTUK PEMBAKARAN BATUBARA PADA BOILER UNIT 3 DI PLTU SURALAYA Amri Rosyid Susetyo; Chairul Nas; Suliestyah Suliestyah
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3 No. 2 (2020): November
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.718 KB)

Abstract

Pembangkit listik tenaga uap (PLTU) Batubara merupakan tempat dibangkitkannya listrik dari energi panas menjadi energi mekanik dengan menggunakan bahan bakar utama batubara. Untuk mendapatkan efisiensipembakaran batubara yang baik maka diperlukan jumlah udara yg sesuai. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran boiler unit 3 di PLTU Suralaya. Pada umunya komposisi bahan bakar batubara terdiri dari : Carbon, Hydrogen, Nitrogen, Oxygen, dan Sulfur. Dalam suatu proses pembakaran batubara, semua unsur-unsur kecuali oksigen akan bereaksi dengan udara, sedangkan unsur oksigen dalam proses pembakaran akan langsung ikut bereaksi dengan unsur-unsur lainnya. Dari hasil analisis ultimate batubara didapatkan kadar carbon 51,10 %, hydrogen 5,12 %, oksigen 10,90 %, nitrogen 0,78 %, sulfur 0,4 2 %. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa setiap 1 kg carbon membutuhkan 2,66 kg oksigen maka untuk 0,511 kg carbon membutuhkan 1,369k g oksigen. Setiap 1 kg hydrogen membutuhkan 8kg oksigen, maka 0,051kg hydrogen membutuhkan 0,409kg oksigen. Setiap 1 kg sulfur membutuhkan 1 kg oksigen, maka 0,0042 sulfur membutuhkan 0,0042 kg oksigen. Setiap 1 kg nitrogen membutuhkan 2,28 kg oksigen, maka 0,0078 kg nitrogen membutuhkan 0,01178 kg oksigen. Dari hasil analisis kebutuhan oksigen setiap unsur yang terkandung, didapat kebutuhkan udaranya adalah 7,249 (kg udara)⁄(kg batubara). Maka jika batubara yang dialirkan sebesar 202.227,67 kg⁄jam, maka jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran boiler unit 3 sebesar 1.502.179,33 (kg udara)⁄jam .