Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDIDIKAN BERBASIS TAUHID: PERBANDINGAN PEMIKIRAN IBN MASKAWAIH, AL-GHAZALI DAN IBN KHALDUN Amanur Latifah; Zulmuqim Zulmuqim; Muhammad Kosim
Jurnal Al-Manar Vol 11 No 2 (2022): Desember
Publisher : STAI Masjid Syuhada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36668/jal.v11i2.317

Abstract

Abstrak: Ibn Maskawaih, Al-Ghazali dan Ibn Khaldun adalah tiga tokoh pemiiran Islam,bahkan tiga tokoh ini juga dikenal memiliki konsep yang cukup terkenal dalam pendidikan Islam, penelitian ini menggunakan  penelitian library riset, dengan mengumbulkan artikel-artikel dan sumber terdahulu. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Ibn Miskawaih menitik beratkan permasalahan moral masyarakat, fitrah manusia, dan Ibn Miskawaih yang mendapat jolokan Bapak Etika Islam karena beliau terkenal dengan pemikiran mengenai al-nafs dan al-akhlak. Adapun Imam Al-Ghazali merupakan pemikir Islam yang terkemuka, baik dalam pendidikan, tasawuf, fiqih, akhlak dan sebagainya. Ia dikenal sebagai hujjatul Islam (Pembela Islam) karena kepiawaiannya dalam membela Islam. Tokoh ini banyak mewarnai pendidikan masyarakat Islam, melalui pengkajian terhadap profesinya sebagai pendidik dan mengkaji pemikirannya di bidang pendidikan, karena di bidang itulah yang diselami selama hidupnya. Sedangkan Ibn khaldun merupakan tokoh yang secara khusus menyentuh pendekatan yang perlu bagi membentuk perangai kanak-kanak dengan metode pendekatan lemah lembut.
Penggunaan Discrepancy Evaluation Model (DEM) Dalam Evaluasi Program Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Fitra Murni AR; Gusnimar Gusnimar; Yeni Fitri Yenti; Demina Demina; Zulmuqim Zulmuqim
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JULI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4526

Abstract

Kualitas dalam pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan suatu negara. Guru merupakan komponen yang paling besar pengaruhnya dalam kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Usaha dalam meningkatkan kinerja guru merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu solusi dalam meningkatkan kinerja seorang guru adalah dengan menjalankan program supervisi akademik, dengan adanya supervisi ini, kita dapat melihat sampai mana tahap perkembangan guru. Setelah dilaksanakannnya program supervisi akademik, tentu pemerintah harus melaksanakan evaluasi dalam program tersebut. Salah satu model yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi supervisi adalah menggunakan model Discrepancy Evaluation Model (DEM). Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti tertarik menganalisis bagaimana evaluasi program supervisi akademik dengan Discrepancy Evaluation Model (Dem) untuk meningkatkan kinerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka yang menggunakan data primer dan data sekunder untuk membantu penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program supervisi akademik menggunakan model Discrepancy Evaluation Model (DEM) dapat memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan atau tidaknya antara program supervisi akademik yang seharusnya dengan yang telah tercapai. Program supervisi akademik akan mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar. Hal ini terlihat dari teori- teori yang didapatkan yang kesimpulannya dapat dikatakan bahwa kinerja guru juga dipengaruhi oleh kegiatan program supervisi. Kata Kunci: Evaluasi Program, Supervisi Akademik, Discrepancy Evaluation Model (Dem), Kinerja Guru
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KOTA PAYAKUMBUH Agung Fainendo; Syafruddin Nurdin; Zulmuqim Zulmuqim
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 OKTOBER 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4739

Abstract

AbstrakIsu sentral dalam penelitian ini adalah persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan adalah ketika menghadapi peserta didik penyandang disabilitas. kepala sekolah dalam mengelola pembelajaran PAI pada SLB di Kota Payakumbuh yang memiliki 10 SLB  sangat diharapkan dapat berkontribusi positif dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan agama di sekolah yang diamanatkan oleh negara. Juga sesuai dengan motto Provinsi Sumatera Barat sebagai “Daerah yang Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”. Bahkan apa yang dilakukan oleh SLB-SLB yang ada di Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu terobosan positif untuk membina dan mendidik anak berkebutuhan khusus di Provinsi Sumatera Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SLB Kota Payakumbuh yang berjumlah 10 orang dan guru Pendidikan Agama Islam yang berada di SLB Kota Payakumbuh. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa pada umumnya manajemen kepemimpinan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Payakumbuh belum maksimal. Hal ini dikarenakan  ada diantara kepala sekolah yang  belum mampu mengelola dengan baik lembaga yang dipimpinnya. Ada diantara SLB Kota Payakumbuh yang masih kekurangan  guru dalam mengajar, bahkan guru PAI yang fungsinya pun sebagai guru mata pelajaran juga diminta untuk mengajar mata pelajaran yang belum sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, dalam hal pengelolaan program pengajaran guru PAI pun ditempatkan tidak sesuai pada tupoksi yang seharusnya,  dalam hal sarana dan prasarana, sekolah belum mampu menyediakan seluruh media pembelajaran yang dibutuhkan, dan dalam pengelolaan hubungan sekolah dengan orang tua, terlihat belum seluruh orang tua siswa/i perhatian terhadap kegiatan sekolah. Kata kunci: Manajemen Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB), Pembelajaran
Pemeliharaan Warisan Pendidikan Islam Melalui Tradisi Surau Dan Pesantren di Nusantara Azizah Putri Irmayanti; Zulmuqim Zulmuqim; Muhammad Kosim
Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Yayasan Rahmat Islamiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56114/al-ulum.v5i1.11325

Abstract

This article aims to analyze the legacy of Islamic education at the beginning of its entry in the archipelago, analyze the surau tradition in inheriting Islamic education and analyze the pesantren tradition in inheriting Islamic education in the archipelago. The research method used in this study is the historical method. Surau and pesantren are traditional educational institutions that have long been rooted in the Muslim community in the archipelago. Both institutions have played an important role in maintaining the heritage of education in Indonesia. Surau and pesantren not only teach religious sciences, but also moral values and noble character. The teaching methods in surau and pesantren are holistic, emphasizing the balance of knowledge, morals, and spirituality. In addition, these two institutions are also the basis for the regeneration of Muslim scholars and intellectuals. Although there are now many modern Islamic educational institutions, surau and pesantren still exist because of their ability to adapt to the times without abandoning their traditional values. The maintenance of surau and pesantren is important to maintain the intellectual heritage and wealth of Islamic treasures in the midst of modernization. Optimizing the role of surau and pesantren in Islamic education is needed, among others, by revitalizing the curriculum, improving the quality of teachers, and economic empowerment. Thus, the heritage of Islamic education is maintained while being relevant to the needs of contemporary society. This article provides a comprehensive overview of how the surau and pesantren traditions are not only the protectors of Islamic values, but also the glue of local culture and the support of adaptive Islamic education in the face of changing times.