Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Perbedaan Efektivitas Penambahan Bubuk Cangkang Telur Ayam Ras dengan Ayam Kampung Terhadap Durasi Perdarahan (In Vivo) Aminullah Majedi, Muhammad; Sih Mahanani, Erlina; Triswari, Dyah
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Kandungan terbesar pada cangkang telur ayam ras dan adalah kalsium. Kalsium sangat berperan dalam proses hemostasis. Cangkang telur yang selama ini hanya sebagai bahan yang dibuang akan dimanfaatkan untuk mengurangi limbah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara pemberian bubuk cangkang telur ayam ras dengan ayam kampung terhadap durasi perdarahan pada ekor tikusRattus norvegicus. Metode : Rattus norvegicus jantan umur 3 bulan, berat 150-200 gr diberikan perlukaan padaekornya sepanjang 1cm, kedalaman 0,1 cm dengan blade dan diberikan penambahan bubuk cangkang telur ayam ras atau kampung pada daerah bekas sayatan, kemudian dihitung durasi perdarahannya. Hasil : Rata-rata durasi perdarahan pada kelmpok penambahan bubuk cangkang telur ayam ras yaitu 5,471 menit, ayam kampung 8,096 menit sedangkan adalah tanpa perlakuan 12,234 menit. Uji analitik dengan menggunakan one way Anova α=0,05 diperoleh P=0,000 yang berarti ada pengaruh penambahan bubuk cangkang telur ayam ras dan ayam kampung terhadap durasi perdarahan pada ekor tikus Rattus norvegicus. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini adalah bubuk cangkang telur ayam ras dan ayam kampung berpengaruh terhadap durasi perdarahan dan bubuk cangkang telur ayam ras yang paling cepat menghentikan perdarahan.
Perancah Hidogel untuk Aplikasi Rekayasa Jaringan Tulang Sih Mahanani, Erlina
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Tulang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kasus defek tulang yang kecil dapat diperbaiki sendiri, tetapi pada critical defect membutuhkan campur tangan pembedahan untuk merekontruksi jaringa tulang. Sejak akhir dekade lalu, rekayasa jaringan telah digunakan dan dikembangkan dalam kedokteran regeneratif, termasuk di dalamnya adalah regenerasi tulang. Tujuan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan tinjauan secara komprehensif dari perancah hidrogel tentang kelebihannya, osteokonduktivitas, sifat fisik, degradasi, dan juga kemampuan mengontrol pelepasan substrat akan didiskusikan dalam artikelini. Diskusi. Perancah, sel, dan faktor pertumbuhan adalah tiga komponen dalam rekayasa jaringan untuk menentukan keberhasilan dari suatu rekontruksi jaringan. Perancah hidrogel perancah yang biodegradable dan biomaterial 3 dimensi dengan kemampuan menyerap air yang banyak tetapi dapat mempertahankan stabilitas dimensinya. Kesimpulan. Perancah hidrogel memiliki peran yang sangat luas dalam aplikasi rekayasa jaringan tulang.
Uji Pemanfaatan Daun Binahong (Anredera Cardifolia (Tenore) Steenis) Pada Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Melalui Pengamatan Kepadatan Serabut Kolagen Dan Ketebalan Epitel Putri Adriani, Wika; Ardianingtiyas, Idha; Husna Wulansari, Nurul; Nur’aini Safitri, Dian; Primalia AP, Ike; Sih Mahanani, Erlina
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rongga mulut sebagai bagian integral tubuh, sering mengalami trauma saat melakukan fungsinya. Trauma ini dapat terjadi secara disengaja maupun tidak, yang pada akhirnya akan menimbulkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan pada jaringan akan menyebabkan terjadinyareaksi radang. Reaksi radang merupakan tahap awal dari serangkaian proses penyembuhanluka. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid yang dapat berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan kepadatan serabut kolagen dan ketebalan epitel, serta untuk membandingkan efektifitas penggunaan daun Binahong (Anredera cardifolia (Tenore) Steenis) dan Povidone Iodine pada penyembuhan luka di gingiva. Sampel penelitian menggunakan tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) berusia 3 bulan sebanyak 30ekor dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (povidoneiodine), kelompok III (binahong). Tikus yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beratbadan 150-250 gram dan telah diadaptasikan selama 1 minggu. Perlakuan dibuat pada gingivarahang bawah dengan luka gores sonde, dengan panjang ± 3mm dan kedalaman hingga tulangalveolar. Luka pada kelompok II diberi Povidon Iodine 1cc, sedangkan pada kelompok III diberi tumbukan binahong 1gram, masing-masing selama 3 menit secara topikal. Dekapitasi dilakukan sesuai hari perlakuan 1, 3,5 hari masing-masing 3 ekor tikus. Penghitungan kepadatanserabut kolagen dilakukan pada preparat histologi Trikom Mallory dan ketebalan epitel dilakukan pada preparat histologi HE. Data kepadatan kolagen dan ketebalan epitel dianalisisdengan One Way Anova dilanjutkan dengan tes LSD untuk mengetahui perbandingan antarkelompok. Hasil tes LSD kepadatan serabut kolagen menunjukkan adanya perbedaan yangbermakna antar kelompok sesuai hari perlakuan. Sedangkan hasil tes LSD ketebalan epitelmenunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing kelompok perlakuandibandingkan dengan normal. Namun, tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian tumbukan binahong secara topikaldapat meningkatkan kepadatan kolagen dan ketebalan epitel, sehingga mempercepat prosespenyembuhan luka pada gingiva tikus wistar.
Pewarnaan Gigi Buatan untuk Keperluan Penelitian Mahanani, Erlina Sih
Jurnal Mutiara Medika Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nowadays, regarding the increased of aesthetic demands, the dental staining is a common problem. It can be caused by exogenous or endogenous source. It may adhere directly to the surface, contain within calculus and soft deposit, or incorporate within the tooth structure. Many studies are conducted to evaluate the ability of material or herbal to remove or inhibit dental staining. Therefore it is needed a method to produce the artificial stain for specimen.This article has an objective to give information about the artificial dental stain for research. Combination between chlorhexidine and tea has been reported that it can produce fast and optimum artificial stain. Meanwhile it is needed artificial saliva to stimulate pellicle in the specimen surface so the stain source can attach. The clear acrylic block is used as a specimen and spectrophotometer for measuring the optical density of staining and Lobene score index for visual assessment. Pewarnaan gigi adalah masalah yang seringteijadi, bisa disebabkan faktor dari dalam maupun dari luar, dan dapat bersifat sementara di permukaan, bersatu dengan karang gigi ataupun telah masuk dalam struktur gigi. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu bahan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya pewarnaan gigi. Oleh sebab itu diperlukan suatu metoda penelitian untuk menghasilkan pewarnaan buatan pada spesimen.Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan suatu gambaran metoda pewarnaan gigi buatan untuk keperluan penelitian. Kombinasi antara teh dan obat kumur chlorhexidine telah banyak diteliti dapat menghasilkan pewarnaan yang cepat dan optimal. Selain itu diperlukan saliva buatan untuk menghasilkanpellicle di permukaan spesimen sehingga sumber pewarna bisa menempel. Digunakan akrilik jernih sebagai spesimen dan spektrofotometer untuk mengukur optical density pewarnaan gigi dan Lobene skor indek untuk penilaian visual.
Comparison of effectiveness of Salvadora Persica whitening toothpaste with commercial whitening toothpaste at removing stain Mahanani, Erlina Sih; Arief, Erry Mochamad; Samuel, Samantha Victoria
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 21, No 3 (2009): November
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.399 KB) | DOI: 10.24198/pjd.vol21no3.14109

Abstract

The miswak, a traditional chewing stick for cleaning teeth, is made from the plant Salvadora persica. It contains a wide range of healthy components in maintaining good oral hygiene. The objective of this study is to determine the effectiveness of whitening toothpaste containing Salvadora persica extract at removing tea and chlorhexidine stain by comparing with one of commercially available whitening toothpaste and drinking water as a control group. A randomized experimental study was done. The standard method cycled clear acrylic specimens through artificial saliva, 0.2% chlorhexidine and tea on the hour 8 times per day and stain were measured using a spectrophotometer to achieve baseline reading. Test interventions were 2 whitening kinds of toothpaste; whitening toothpaste containing Salvadora persica extract (group A), commercial whitening toothpaste (group B) and drinking water as a control group (group C). Treatment interventions were done at 09:00 and 16:00 by exposing the specimens to slurries of each treatment for 2 minutes. The specimens remained in the artificial saliva between each cycles day and night. At the end of the day, the stain was assessed by spectrophotometer and Lobene Stain Index. The comparison of total stain removal assessed by spectrophotometer on day 5 between all groups was significant (p=0.007). The median of total stain removal and visual assessment recording using Lobene stain index showed Salvadora persica whitening toothpaste scored more reduction of staining followed by commercial whitening toothpaste and then control group. As a conclusion, the whitening toothpaste containing Salvadora persica is more effective at removing tea and chlorhexidine stain.
Efektivitas Inkorporasi Platelet Rich Plasma pada Perancah Hidrogel CaCO3 Sih Mahanani, Erlina; Khusnatunnisa, Khusnatunnisa; Mutmainnah, Mutiah
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.8206

Abstract

Keberhasilan rekayasa jaringan ditentukan oleh tiga komponen yaitu perancah sebagai lingkungan mikro, sel, dan molekul signal. Platelet rich plasma (PRP) merupakan salah satu sumber molekul signal karena mengandung banyak faktor pertumbuhan. Molekul signal harus berada bersama dengan perancah dan dapat dilepaskan secara bertahap seiring dengan proses degradasi perancah. Banyaknya PRP yang dapat diinkorporasikan ke dalam perancah merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan rekayasa jaringan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah inkorporasi PRP dalam perancah hidrogel gelatin dan CaCO3dalam berbagai konsentrasi. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratoris menggunakan lima macam perancah hidrogel CaCO3 dengan konsentrasi gelatin CaCO3 yang berbeda yaitu, 3:7, 6:4 dan perancah hidrogel tanpa CaCO3 (10:0). Setiap perancah diinkorporasikan dengan 30µl PRP selama 10 menit.  Pengamatan PRP yang terinkorporasi dalam perancah menggunakan mikroskop cahaya yang dibagi dalam lima lapang pandang. Data yang diperoleh dianalis menggunakan ANOVA satu jalur dengan p 0,05. Hasil menunjukkan bahwa rerata PRP yang terinkorporasi ke dalam perancah adalah 3:7 sebanyak 8.257,5; konsentrasi 6:4 sebanyak 4.792,2;  dan konsentrasi 10:0 sebanyak 2.557. Kesimpulan penelitian ini adalah perancah dengan perbandingan gelatin dan CaCO3 3:7 menghasilkan inkorporasi terbesar dibandingkan konsentrasi lainnya.
MISWAK (Salvadora persica) as a Cleansing Teeth Mahanani, Erlina Sih; Samuel, Samantha Victoria
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i1.1696

Abstract

Miswak is a chewing stick that derives from Arak tree (Salvadora persica) which is used as cleansing teeth. It is used in different part of Africa, Asia especially in Middle East, South of America,2 India, Pakistan and mostly of Muslim community. This custom was adopted and Islamized by Prophet Muhammad (Peace and Blessings of Allah be upon Him/PBUH) because there are several hadith mentioning the benefits of siwak in maintaining oral hygiene. Many studies have been done to explore the oral hygiene advantages of this stick. Salvadora persica contains trimethylamine, salvadorine, chloride, fluoride, silica, sulphur, mustard oil, vitamin C, resins and traces of tannins, saponins, flavonoids and sterol. Actually this chemical composition influence to the oral hygiene. The unique chemicals component, fibers proved the effect to periodontal status, caries, antimicrobial, cleanness, whitening, calculus removal, and so on. Furthermore miswak is generally used for a longer period of time and frequency (because it is used at least 5 times a day before praying). So normally the miswak users have higher oral hygiene status.
EFFECT OF FIBROIN SPONGE ON ALVEOLAR BONE REMODELING PROCESS POST TOOTH EXTRACTION Sartika Puspita; Lutfia Siti Hanifatunnisa; Agustin Wulan Suci Dharmayanti; Erlina Sih Mahanani; Edwyn Saleh
ODONTO : Dental Journal Vol 9: Special Issue 1. April 2022
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.9.0.7-15

Abstract

Background: There are still quite a lot of cases of tooth extraction in Indonesia because of the cavities are not treated or because of other cases. Extraction is the main cause of 90% of bone destruction and a risk of infection and bleeding. Fibroin sponge is a natural polymer material derived from Bombyx mori silk cocoon which contains of 18 amino acids and have a good mechanically, biodegradable and biocompatible. This study aimed to determine the effect of fibroin sponge on the remodeling of post tooth extraction sockets.Method: This study was a laboratory experiment with quasy experimental design using 30 Sprague dawley rats divided into 2 groups. Each group had the mandibular left incisor extracted. The first group as a control was given 15 ug of Curaspon and the second group was given 15 ug of fibroin sponge intra alveolar.Result: The results were observed after the 3rd, 7th, 14th, 21st, 28th days under a light microscope and identified by scoring bone remodeling based on predetermined criteria. Data were analyzed using the Mann-Whitney Test followed by the Kruskall-Wallis Test. The results showed that there was no difference in the process of bone remodeling post tooth extraction in the fibroin sponge group compared to Curaspon (p>0.05).Conclusion: Fibroin sponge has the same effect on the bone remodeling process as Curaspon.
THE CHARACTERISTICS OF SCAFFOLD DESIGN FOR BONE REGENERATION : A LITERATURE REVIEW Erlina Sih Mahanani
ODONTO : Dental Journal Vol 9: Special Issue 1. April 2022
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.9.0.16-23

Abstract

Background: Scaffold for bone regeneration is called bone graft as well, requires the proper design in order to produce new bone formation. Characteristic requirements are needed. Method: The aimed of this review to discuse the characteristics of scaffold that be needed for bone regeneration. Result: The strength of the scaffold's mechanical structure and degradation profile are adjusted to the time that take for cells to differentiate into bone cells. The swelling ability, porosity size, and interconnected porosity determine the success of incorporation of signal molecules which loaded into the scaffold. The proper selection of molecule signal is needed for stimulating cells to differentiate to be bone cells. The porosity size is adjusted to cell size, because scaffold as a micro enviroment for cells to live, grow and form a new bone. The basic ingredients of scaffold should qualify the biocompatibility standards to be accepted by the body. Scaffold is a micro enviroment for cells to produce bone matrix, and should be degraded properly after the new bone formation is formed. Conclusion: Therefore the right characteristics should be fulfilled in the design of scaffold for bone regeneration.
Perancah Hidogel untuk Aplikasi Rekayasa Jaringan Tulang Erlina Sih Mahanani
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i2.576

Abstract

Pendahuluan. Tulang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kasus defek tulang yang kecil dapat diperbaiki sendiri, tetapi pada critical defect membutuhkan campur tangan pembedahan untuk merekontruksi jaringa tulang. Sejak akhir dekade lalu, rekayasa jaringan telah digunakan dan dikembangkan dalam kedokteran regeneratif, termasuk di dalamnya adalah regenerasi tulang. Tujuan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan tinjauan secara komprehensif dari perancah hidrogel tentang kelebihannya, osteokonduktivitas, sifat fisik, degradasi, dan juga kemampuan mengontrol pelepasan substrat akan didiskusikan dalam artikelini. Diskusi. Perancah, sel, dan faktor pertumbuhan adalah tiga komponen dalam rekayasa jaringan untuk menentukan keberhasilan dari suatu rekontruksi jaringan. Perancah hidrogel perancah yang biodegradable dan biomaterial 3 dimensi dengan kemampuan menyerap air yang banyak tetapi dapat mempertahankan stabilitas dimensinya. Kesimpulan. Perancah hidrogel memiliki peran yang sangat luas dalam aplikasi rekayasa jaringan tulang.