Sri Kayati Widiastuti, Sri Kayati
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Laporan Kasus: Demodekosis Pada Anjing Lokal Bali Wirawan, I Gede; Widiastuti, Sri Kayati; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.946 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.9

Abstract

Seekor anjing lokal bernama Ame berumur 2,5 bulan mengalami masalah kulit berupa alopesia, lichenifikasi, dan hiperpigmentasi pada wajah. Pada bagian dorsal tubuh ditemukan adanya alopesia dan scale, dan pada bagian ventral tubuh ditemukan adanya eritema, papula, dan pustula. Pada pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Demodex sp. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan hewan mengalami anemia makrositik normokromik, limfositosis, neutropenia. Anjing kasus didiagnosis demodekosis. Pengobatan dilakukan dengan pemberian ivermectin, dimedryl, fish oil, amitraz dan shampoo benzoil peroksida. Evaluasi pada minggu keempat kondisi hewan menunjukkan adanya perbaikan.
Laporan Kasus: Anaplasmosis dan Ehrlichiosis pada Anjing Kampung di Denpasar, Bali Putra, Widihantoro Gunawan; Widiastuti, Sri Kayati; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.597 KB)

Abstract

Anaplasmosis dan ehrlichiosis merupakan penyakit penting pada anjing yang disebabkan oleh mikroorganisme intraselular Gram negatif. Seekor anjing kampung diperiksa di Rumah Sakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan; gatal-gatal, alopesia, infestasi caplak, eritema di seluruh tubuh anjing. Hasil pemeriksaan klinis; membran mukosa mulut pucat, anjing lemah, infestasi caplak Riphicephalus. Pemeriksaan hematologi rutin menunjukkan terjadi leukositosis anemia mikrositik hipokromik, trombositopenia, eosinopenia, limfositopenia. Pemeriksaan ulas darah positif ditemukan agen anaplasma. Pemeriksaan darah dengan test kit (Antigen rapid, BioNote, inc, Republic of Korea) menunjukkan positif Ehrlichia canis dan Anaplasma spp. sehingga anjing kasus didiagnosis menderita erlichiosis dan anaplasmosis. Pengobatan dengan menggunakan doksisiklin (5 mg/kg BB, selama 14 hari), ivermectin (0,02-0,03 mg/kg BB, SC), vitamin B12 satu tablet perhari. Penanganan tersebut setelah hari ke-14 memberikan hasil yang memuaskan terhadap kesehatan hewan dari segi nafsu makan yang baik, pertumbuhan rambut, keaktifan hewan, dan hewan bebas dari caplak.
Kejadian Karang Gigi Pada Anjing Yang Diberi Dog Food Sembiring, Stefani; Yudhi Arjentinia, Putu Gede; Widiastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.421 KB)

Abstract

Permasalahan gigi pada anjing yang sering ditemukan adalah keberadaan karang gigi. Karang gigi terbentuk biasanya disebabkan oleh pengaruh makanan. Anjing yang diberikan pakan berupa dog food mungkin saja dapat berpengaruh pada keberadaan karang gigi pada anjing tersebut. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan wawancara dengan pemilik anjing untuk mengetahui riwayat medis dari anjing, yaitu umur, ras, dan juga memastikan bahwa sejak lahir memang diberi pakan berupa dog food kering. Pengamatan dilakukan pada 30 anjing yang terdiri dari 16 ekor anjing jantan dan 14 ekor anjing betina yang diberikan pakan dog food kering selama 1-2 tahun. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa dari 30 ekor anjing yang diamati, 24 ekor anjing positif menunjukan adanya karang gigi, enam ekor anjing tidak menunjukkan adanya karang gigi. Dari 24 ekor anjing yang menunjukkan positif memiliki karang gigi, delapan ekor anjing memiliki tingkat karang gigi yang parah dan 16 ekor anjing memiliki tingkat karang gigi yang ringan. Predileksi karang gigi anjing paling banyak ditemukan secara berurutan pada caninus, premolar 4, molar 1 dan molar 2 terutama pada bagian maksila. Presentase kejadian karang gigi pada anjing yang diberi dog food kering adalah sebanyak 80%.
Laporan Kasus: Menangani Penyakit Ginjal Kronis pada Anjing Peranakan Pomeranian Pradnyani, Gusti Ayu Putu Indira; Widiastuti, Sri Kayati; Erawan, I Gusti Made Krisna
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (3) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.3.517

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is a progressive and irreversible disorder of kidney function. A Pomeranian Mix dog named Kitty, 10 years old, has a female sex examined at the Sunset Vet Bali Animal Clinic.The case dog has a history of heart problems and liver disorders. The case dog returns to the clinic suspected of having kidney problems. The case dog had polyuria, vomiting, anorexia, diarrhea and lethargy. The case dog also lost weight every month. On physical examination, the Body Condition Score (BCS) was 5/9, breath rate 60x / minute, heart rate 150x / minute (tachycardia), auscultation of a heart sound murmurs. Routine haematological examination showed the case dog had polycythemia and had erythrocyte morphological abnormalities, namely a low MCV value (microcytic). On serum biochemical examination, there was an increase in BUN, creatinine, phosphate, globulin levels and decreased levels of calcium and sodium. In the urine specific gravity examination, the results obtained were 1,015 and the SDMA test obtained result 15 ?g / dL. Therapy with diet, fluid therapy, maropitant, furosemide, ipakitine powder, enalapril and calcium gluconate. Evaluation on the 5th day of inpatient and treatment of case dogs showed a better condition, based on several clinical signs observed, namely the absence of vomiting, stable breathing patterns, the case dog began to be responsive and there was no diarrhea. On the 10th day, several parameters of blood biochemical serum including examination of BUN levels which decreased from the initial examination, while the levels of creatinine, phosphate and calcium were in the normal range.