Claim Missing Document
Check
Articles

Alur Penyebaran Rabies di Kabupaten Tabanan Secara Kewilayahan (Spacial) Azis Nasution, Abdul; Batan, I Wayan; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.188 KB)

Abstract

Rabies menulari Bali pada akhir 2008 dan hingga Februari 2011 kasus rabies terus menyebar di Bali dan menyebabkan 122 orang meninggal dunia. Di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 18 kasus meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran rabies di Kabupaten Tabanan secara kewilayahan (spasial), sehingga dapat diketahui daerah yang tertular rabies. Data dikumpulkan dari berbagai instansi seperti Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan, Balai Besar Veteriner Denpasar. Data yang didapat kemudian disusun sedemikian rupa, ditabelkan dan selanjutnya dipetakan, sehingga ditemukan kasus rabies pertama dan bagaimana penyebaran rabies di Tabanan. Hewan Penular Rabies (HPR) di Tabanan yaitu Anjing, rabies pertama kali ditemukan di Desa Buahan (12 Agustus 2009), dan selanjutnya terus menyebar hingga menulari 13 desa di Kabupaten Tabanan. Penyebaran ini terjadi karena adanya campur tangan manusia dan penanganan rabies yang kurang tepat di daerah yang pertama tertular di Provinsi Bali. Rabies di tabanan telah menimbulkan 18 orang meninggal dunia, serta menulari 13 Desa.
Gambaran Klinik Sapi Bali Tertular Rabies di Ungasan, Kutuh dan Peminge FAIZAH, NURUL; BATAN, I WAYAN; SUATHA, I KETUT
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (3) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.864 KB)

Abstract

Rabies di Bali terjadi sejak Oktober 2008. Awalnya Bali merupakan provinsi bebas rabies. Rabies di Bali telah menyebar ke beberapa kabupaten seperti Denpasar, Badung, Buleleng, Bangli, Tabanan, Gianyar, dan Karangasem. Hingga saat ini korban rabies pada manusia mencapai 122 orang. Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, merupakan tempat awal terjadinya rabies pada manusia, dengan adanya laporan 4 warga meninggal, 2 diantaranya positif rabies. Rabies pada sapi bali dilaporkan telah terjadi di Kabupaten Tabanan. Berdasarkan informasi dari masyarakat desa Kutuh (tetangga desa Ungasan) tentang sapi-sapi milik warga yang mati dengan tanda-tanda rabies bersamaan dengan kejadian rabies pada anjing dan manusia.
Perbedaan Kraniometri Sapi Bali Jantan dan Betina Dewasa Agung, Mochamad Bale; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (4) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.56 KB)

Abstract

Penelitian tentang pengukuran tulang kepala dan tulang rahang bawah sapi bali dewasa (kraniometri) dilakasanakan dari bulan Februari 2015 sampai Juni 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ukuran dari tengkorak sapi bali jantan dan betina dewasa. Dalam penelitian ini digunakan lima tengkorak sapi bali jantan dewasa dan lima tengkorak sapi bali betina dewasa lengkap dengan tulang rahang bawah (os mandibulare). Variabel yang diukur adalah 19 parameter ukuran tengkorak dan enam parameter ukuran tulang rahang bawah. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan ukuran nyata (P
Status Praesen Sapi Bali Dara Madu, Eustokia Yulisa; Suartha, I Nyoman; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.062 KB)

Abstract

Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan sumber daya genetik asli Indonesia. Pelestarian sapi bali dilakukan dengan penyediaan sapi bali dara calon indukan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status praesen sapi bali dara umur  6-18 bulan yang meliputi temperatur tubuh, frekuensi pulsus, frekuensi respirasi, dan frekuensi detak jantung. Status praesen ini penting untuk mengetahui status kesehatan sapi bali dara. Penelitian ini menggunakan 20 ekor sapi bali dara dengan kelompok umur 6-12 bulan sebanyak 10 ekor dan 12-18 bulan sebanyak 10 ekor. Pengukuran status praesen dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Hasil pengukuran status praesen rataan temperatur tubuh 38,38 ± 0,60°C, frekuensi pulsus 75,55 ± 5,99 x/menit, frekuensi respirasi 20,67 ± 2,28 x/menit, frekuensi detak jantung adalah 76,22 ± 6,33 x/menit. Status praesen ini  diharapkan dapat digunakan sebagai acuan status praesen sapi bali dara yang meliputi temperatur tubuh, frekuensi pulsus, frekuensi respirasi, dan frekuensi detak jantung.
Pemeliharaan Anjing oleh Masyarakat Kota Denpasar yang Berkaitan dengan Faktor Risiko Rabies Kakang, Dorteany Mayani; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (2) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.184 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan anjing masyarakat Kota Denpasar yang berisiko terhadap penularan rabies serta pemahaman masyarakat tentang bahaya penyakit rabies. Metode yang dipakai adalah survei terhadap responden atau pemilik anjing di Kota Denpasar, meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur dan Denpasar Utara. Penelitian ini menggunakan 140 responden sebagai sampel yaitu 50 responden di Denpasar Barat, 60 responden di Denpasar Timur dan 30 responden di Denpasar Utara. Wawancara dilakukan dengan bantuan kuisioner (closed ended dan open ended). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan anjing masyarakat Kota Denpasar relatif baik namun ada sejumlah faktor risiko rabies yang perlu diwaspadai seperti anjing peliharaan berkontak dengan anjing lain, memelihara HPR (Hewan Pembawa Rabies) selain anjing dan sistem pemeliharaan dengan cara dilepas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan anjing oleh sebagian besar masyarakat Kota Denpasar relatif baik. namun ada sejumlah faktor risiko rabies yang perlu diwaspadai seperti kontak dengan anjing lain, memelihara HPR lain dan pemeliharaan yang dilepasliarkan.
Sistem Pemeliharaan Anjing dan Tingkat Pemahaman Rabies Masyarakat Desa yang belum Tertular Rabies di Kabupaten Gianyar, Bali Suwartama, Beny; Batan, I Wayan; Agustina, I Kadek Karang
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.334 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.219

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemeliharaan dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai rabies di Kabupaten Gianyar. Terdapat 14 desa yang belum dilaporkan kejadian rabies di Kabupaten Gianyar, nanti di setiap desa akan disebar 10 kuisioner kepada masyarakat pemilik anjing. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuanttitatif dan dilakukan pemetaan faktor resiko rabies di masing-masing desa yang belum dilaporkan kejadian rabies di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan anjing yang baik di Kabupaten Gianyar berhubungan dengan kondisi pemeliharaan anjng (98,6%); tidak memelihara HPR (95%); pemberian pakan lebih dari sekali (95%); status vaksinasi rabies (91,4%); dan jumlah anjing yang dipelihara tidak lebih dari satu ekor (58,6%). Sistem pemeliharaan anjing yang kurang baik berhubungan dengan pemberian pakan sisa/racikan (96,4%); anjing yang tidak di sterilisasi (91,4%); tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan pada anjing (80%); kontak dengan anjing lain (79,3%); dan pemeliharaan anjing dengan dilepas (76,4%). Tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Gianyar yang baik berhubungan dengan tidak ditemukannya gejala rabies di desa yang belum dilaporkan kejadian rabies (98,6%); mobilitas anjing (97,1%); pemahaman mengenai bahaya rabies (89,3%); mengetahui ciri-ciri rabies pada anjing (77,1%); dan asal anjing (56,4%). Tingkat pemahaman masyarakat yang kurang baik berhubungan dengan belum adanya aturan desa mengenai pencegahan rabies (100%); belum pernah mengikuti penyuluhan rabies (89,3%); cara memperoleh anjing (87,1%); dan aturan desa atau awig-awig (85,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan anjing dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit rabies di Kabupaten Gianyar tergolong baik.
Sistem Pemeliharaan Anjing dan Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Penyakit Rabies di Kabupaten Badung, Bali Utami, IGA Monica Rizki; Batan, I Wayan; Gunata, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.493 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.551

Abstract

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat dan merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas secara nasional. Penyakit ini disebarkan oleh hewan tertular rabies dan anjing merupakan pembawa utama yang dapat melangsungkan siklus infeksi penyakit rabies. Adanya kontak antara air liur dengan membrana mukosa atau melalui luka pada tubuh dapat menularkan rabies. Hal tersebut sama halnya dengan akibat gigitan atau cakaran yang juga dapat menularkan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemeliharaan dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap penyakit rabies di Kabupaten Badung. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 300 kuisioner yang tersebar di 6 kecamatan. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan dendrogram. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan anjing di Kabupaten Badung berhubungan dengan sistem pemeliharaan anjing (52,3%), memelihara HPR lain (77,0%), status pemeriksaan kesehatan anjing (61,3%), status vaksinasi rabies (83,7%), kondisi fisik anjing peliharaan (83,7%), status pemberian pakan (100%), jumlah pemberian pakan/hari (88,7%), dan sistem pemeliharaan yang buruk dari masyarakat yang memelihara anjing lebih dari 1 ekor (50,3%), kontak anjing (82,7%). Tingkat pemahaman masyarakat di Kabupaten badung berhubungan dengan asal anjing (64,0%), mobilitas anjing (53,3%), pengetahuan mengenai bahaya rabies (93,3%), ciri-ciri rabies (77,3%), dan pemahaman masyarakat yang buruk dari cara memperoleh anjing dari orang lain (65,0%), kurangnya penyuluhan kepada masyarakat (49,0%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pemeliharaan dan tingkat pemahaman masyarakat di Kabupaten Badung tergolong baik.
Pemetaan dan Analisis Kejadian Rabies di Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2016 Novianti, Syinthia Arya; Batan, I Wayan; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (2) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.342 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.2.150

Abstract

Rabies merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di Indonesia terutama di Pulau Bali. Kejadian rabies di Pulau Bali khususnya di Kabupaten Buleleng masih tinggi. Tercatat pada tahun 2010 terdata sebanyak 6 kasus akibat gigitan dari anjing yang positif terinfeksi virus rabies pada manusia dan tahun 2015 masih ditemukan kejadian rabies pada anjing sebanyak 77 kasus. Korelasi antara kejadian rabies pada anjing dan manusia selanjutnya di analisis dengan Uji Spearman, yang bertujuan untuk mengetahui signifikasi hubungan kejadian rabies pada manusia dan anjing di Kabupaten Buleleng. Selain itu untuk mengatahui pola persebaran kejadian rabies di Kabupaten Buleleng juga dibuatkan peta persebaran rabies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian rabies pada anjing di Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai 2016 sebanyak 182 ekor dan 12 orang pada manusia serta hubungan korelasi kejadian rabies pada anjing dan manusia tidak menunjukan adanya hubungan sebab akibat (P > 0,05) yang artinya bahwa kejadian rabies anjing tinggi tidak selalu diikuti dengan kejadian rabies pada manusia.
Persebaran Rabies pada Anjing dan Manusia Berdasarkan Ketinggian Wilayah Studi Kasus di Kabupaten Karangasem, Bali Abriansyah, Mohammad Ghaiz; Batan, I Wayan; Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.292 KB)

Abstract

Rabies merupakan penyakit zoonotik bersifat akut yang menyerang sistem saraf pusat hewan berdarah panas. Bali merupakan salah satu propinsi yang tertular rabies di Indonesia. Penyebaran rabies telah terjadi diberbagai wilayah dengan kondisi geografis yang beraneka ragam, termasuk wilayah dataran tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persebaran rabies berdasarkan ketinggian wilayah di Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data mengenai desa-desa tertular rabies, lalu dilakukan pengamatan pada peta topografi untuk mengukur ketinggian desa-desa tertular rabies tersebut. Peneliti melakukan survei lapangan untuk memastikan ketinggian desa tertular rabies menggunakan altimeter. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 248 kasus rabies pada anjing (dan hewan lain) dan 55 kasus rabies pada manusia dari tahun 2009-2016 ditemukan di 74 desa di Kabupaten Karangasem pada ketinggian 0-1000 mdpl. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kasus rabies di Kabupaten Karangasem terjadi di berbagai wilayah dengan ketinggian yang bervariasi.
Persebaran dan Hubungan Kejadian Rabies pada Anjing dan Manusia di Denpasar Tahun 2008-2015 Sadipun, Elizabeth Liliane; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (5) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.415 KB)

Abstract

Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus Genus Lyssavirus dari Familia Rhabdoviridae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran dan hubungan kejadian rabies pada anjing dan manusia di Kota Denpasar tahun 2008-2015. Data sekunder dikumpulkan, ditabulasi, dan kemudian dipetakan pada peta wilayah Kota Denpasar. Analisis data sekunder dilakukan dengan analisis korelasi Range Spearman. Sepanjang tahun 2008-2015 telah terjadi sebanyak 53 kasus rabies pada anjing dan 11 kasus pada manusia. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat nyata antara kejadian rabies pada anjing dan manusia tahun 2008-2015 dengan nilai koefisien korelasi 0,681 yang menunjukkan bahwa tingginya kejadian rabies pada anjing diikuti dengan kejadian pada manusia.
Co-Authors - HERBERT Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abriansyah, Mohammad Ghaiz Adryani Ris Agung, Mochamad Bale Aida Lousie Tenden Rompis Aisjiah Girinda Amar Wira Annas Farhani Apsari, Ni Wayan Diah Archie Leander Maslim Arief Boediono Azizah, Hidayatul Betharia Criselda Fanggidae BIBIANA W LAY Bibiana W Lay Budiartawan, I Komang Alit Calvin Iffandi Calvin Iffandi Calvin Iffandi Dayanti, Marissa Divia Diana Mustikawati Ekowati Handayani Eldarya Envisari Depari Elpira Sukaratha, Elpira Emy Sapta Budiari Eustokia Yulisa Madu, Eustokia Yulisa FERDANIAR FAKHIDATUL ILMI Findri Andriani, Findri Florensia, Dheadora Hendro Sukoco Herbert . Herbert . Hernomoadi Hoeminto Humaira, Sarah Hutagaol, Wanda Della Oktarin I Gede Soma I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Made Krisna Erawan I Ketut Gunata I Ketut Suada I Ketut Suatha I Made Kardena I Made Suma Anthara i Nengah Wandia I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Putu Cahyadi Putra, I Putu Cahyadi I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Putu Sampurna I Wayan Syartama Hadi Nugraha Ihtifazhuddini, Fiqi Manaya Tibyana imam sobari Imam Sobari Indrawan, Hieronimus INNA RAKHMAWATI Ita Djuwita Kadek Karang Agustina Kakang, Dorteany Mayani Ketut Adnyane Mudite Kusumaning Arumsari Wimbavitrati Lestari, Devi Latifah Puji Luh Putu Listriani Wistawan Made Santi Purwitasari Mahindra, Aditya Try Margaretha, Aloysiana Mas ruroh, Mas Minda Nealma Natalia, Grace Kristin Ni Nyoman Sutiati Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Sri Wiyanti Nicolas Yarisetouw, Nicolas Nining Handayani Nining Handhayani Novianti, Syinthia Arya Nugraha, Elisabeth Yulia Nur Liliana Puri Prihatiningsih Nurrohman, Fahmi Galuh NURUL FAIZAH Nurul Faiziah Nurul Faiziah Nurul Masyita, Nurul Paramita, Putu Wahyuni PRANSIKA EKSY YONITA Pratama, Rendi Tegar Putra, Widihantoro Gunawan Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Wirat Rasdi yanah Rasdiyanah . Rasdiyanah . Ridwan, Isabella Anjari Riesta, Baiq Deby Aprila Sadipun, Elizabeth Liliane Sayu Raka Padma Wulan Sari Septianingsih, Rayni Silaban, Root Elisa Sri Kayati Widiastuti, Sri Kayati Sri Kayati Widyastuti Sri Milfa Sri Milfa Sri Wahyuningsih Supar - Supar . Suwartama, Beny Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah Tama, Kevin Tri Tjokorda Sari Nindhia Utami, IGA Monica Rizki Wahono Esti Prasetyaningtyas Wahono Esti PrasetyoningtyaserB Wirawan, I Gede Yundari, Yundari Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini