Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING, INQUIRI DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMENTAL KELAS XI SMA NEGERI SE KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2015/2016) Rosdiana, R.; Djono, D.; Musadad, Akhmad Arif
HISTORIKA Vol 20, No 1 (2017): Pendidikan Sejarah sebagai Pembentuk Karakter
Publisher : Sebelas Maret University (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.758 KB) | DOI: 10.20961/historika.v20i1.29488

Abstract

This research aims to find out: (1) The difference of effect between Problem Based Learning, Inquiry, and Conventional model on learning achievement history, (2) The difference effect between students who have high interest and low interest of learning achievement history, (3) the interaction effect between the uses of learning model with interest in learning achievement history.This research is quantitative research with experimental method. The populations in this study are all students of SMA Negeri in Bima regency NTB in 2015/2016 Academic Year. Sampling was done by cluster random sampling technique. The research sample are 84 students, they are: 30 students of experiment class Problem Based Learning, 24 students of experimental class Inquiry in SMA Negeri 1 Madapangga and 30 Conventional control class in SMA Negeri 1 Bolo. The instrument uses to collect the data are questionnaires interest and learning achievement history test.The Hypothesis test is use two-way analysis of variance 3x2 with different cells. The results of the research show that: (1) There is differences between the effects of the use of learning model Problem Based Learning (PBL), Inquiry learning model, and conventional learning on the learning achievement history. This is evidenced by Fcount >Ftable(5.562 > 2.33) at the 5% significance level.(2) The difference effect between students who have high interest and low interest of learning achievement history.This is evidenced by Fcount > Ftable(103.243 > 2.33) at the 5% significance level.(3) There is no significant interaction between the learning model and interest in learning achievement of history. This is evidenced by Fcount> Ftable(1.577 < 2.33) at the 5% significance level.
Usaha Perjuangan Pahlawan Datuk Ibrahim Tan Malaka dazlam Mencapai Pembebasan Nasional Indonesia Tahun 1919-1949 Ade Fathul Anam Putra; Zuriatin Zuriatin; Rosdiana Rosdiana
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 10 No 2 (2020): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpi.v10i2.373

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi Nusantara pada masa pergerakan nasional, (2) untuk mengetahui bagaimana riwayat hidup Datuk Ibrahim Tan Malaka dan (3) untuk mengetahui usaha perjuangan pahlawan Datuk Ibrahim Tan Malaka dalam mencapai pembebasan nasional Indonesia tahun 1919- 1949. Jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti adalah penelitian kepustakaan (Library research), penelitian ini menggunakan langkah-langkah yaitu (1) Heuristk, proses pengumpulan data (2) Kritik sumber, proses penyeleksian data (3) Interprestasi, penafsiran data (4) Historiografi, penulisan sejarah. Dalam penulisan skripsi ini. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan sosial dan politik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Perjuangan bangsa Indonesia menghadapi penjajah dipicu oleh harga diri sebagai bangsa yang ingin merdeka di tanah airnya sendiri tanpa tekanan penjajah. Munculnya politik etis memberikan dampak positif bagi rakyat Indonesia, kebijakan politik etis memberikan peluang mudahnya akses pendidikan bagi kaum pribumi yang membawa dampak lahirnya kaum terdidik terpelajar yang menjadi pelopor kebangkitan bangsa termasuk di antaranya Tan Malaka. watak revolusioner Tan Malaka tumbuh dan berkemnbang ketika ia menempuh pendidikan di belanda, melalui pengalaman dan buku-buku yang ia baca selama di Belanda. Usaha perjuangannya dimulai dari tahun 1919 mulai dari mendirikan sekolah rakyat di Semarang, menjadi ketua PKI menggantikan Samaun, mendirikan Partai Republik Indonesia PARI di Bangkok, menggagas terbentuknya organisasi pesatuan perjungan, dan pada tanggal 7 November 1948 Tan Malaka mendirikan partai yang bersifat revolusioner untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang bernama partai Murba. Cita-cita menuju kemerdekaan 100% itu yang mengharuskan Tan Malaka, tidak hanya melihat kemerdekaan hanya sekedar kemerdekaan politik, namun kemerdekaan Indonesia menyeluruh sifatnya, mulai dari kemerdekaan ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Analisis Home Visit Method dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres Tenga di Masa Covid-19 Fajriatunisah Fajriatunisah; Syahbuddin Syahbuddin; Rosdiana Rosdiana
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpi.v11i1.443

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis laratbelakang, proses dan kelebihan maupun kekurangan penerapan Home Visit Method dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Inpres Tenga di masa Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik sampiling mengunakan Purposive sampling sedangkan keabsahan data menggunakan triangualasi teknik, sumber dan teori. Tahap akhir melakukan analisa data dengan tahap reduksi data, sajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan Home Visit Method dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Inpres Tenga dilatarbelakangi kendala yang ditemukan dalam pembelajaran Daring. Kendala pembelajaran Daring di kelas V SDN Inpres Tenga dimana tidak semua siswa memiliki Smartphone. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi orang tua siswa kelas V SDN Inpres Tenga dimana sebagaian besarnya adalah petani. Pelaksanaan Home Visit Method dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Inpres Tenga dilaksanakan dengan beberapa tahap: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan menyusun laporan. Kelebihan Home Visit Method dimana guru dapat melihat, mengawasi secara langsung kegiatan belajar peserta didik selama masa pandemi Covid-19 dan dapat menjalin silatuhrahmi yang erat dengan orang tua peserta didik. Kedua, guru bisa berinteraksi langsung dengan siswa terkait materi pembelajaran sehingga terhindar dari miskomunikasi. Kelemahannya, dimana sebagian tidak mengikuti pembelajaran, siswa mengutamakan kegiatan yang lain seperti bermain. Demikian halnya dengan waktu belajar dalam Home Visit Method yang sedikit sehingga sulit menjangkau materi IPS yang laus.
Kemampuan Guru Mata Pelajaran IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pada SMP Negeri Se-Kecamatan Woha Kabupaten Bima Tati Haryati; Rosdiana Rosdiana
Ainara Journal (Jurnal Penelitian dan PKM Bidang Ilmu Pendidikan) Vol. 3 No. 3 (2022): Ainara Journal (Jurnal Penelitian dan PKM Bidang Ilmu Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Wilayah (elrispeswil)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54371/ainj.v3i3.177

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu; (1) Menganalisis kemampuan Guru IPS di dalam merancang model pembelajaran; (2) Mendeskripsikan kemampuan Guru IPS dalam melaksanakan model pembelajaran; (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Guru IPS dalam menerapkan model pembelajaran. Penelitian ini merupakan jenis kualitatif yang menggunakan pendekatan naturalistic untuk memahami fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus dan datanya berupa uraian tertulis. Diperoleh dari guru IPS sebagai informan, dan perilaku subjek yang diamati, serta disajikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan, bahwa; (1) Kemampuan Guru IPS Merencanakan (Mendesain) Model Pembelajaran, yaitu; (a) Model pembelajaran dilakukan secara terpadu melalui perencanaan persiapan pembelajaran (RPP) IPS; (b) mempertimbangkan tujuan pembelajaran, agar mudah terlaksana secara terstruktur; (c) Mempertibangkan kesesuaian antara pemilihan model dengan materi yang diajarkan agar mempermudah proses pemahaman peserta didik; (2) Kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yaitu; (a) Model discovery learning, sebagai strategi pembelajaran IPS; (b) Kemampuan guru menggunakan model discovery learning, terlihat pada pemberian ransangan, identifikasi masalah, pengumpulan informasi, memferivikasi, dan membuat kesimpulan, yang dilakukan pada peserta didik; (c) Model pembelajaran discovery learning sangat dikuasai guru dan didukung oleh sumber daya; (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam pengungunaan model pembelajaran, yaitu; (a) Kemampuan guru itu, sendiri menggunakan model pembelajaran; (b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (c) Perbedaan peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuannya.
Filosofis Pemikiran Politik Nurcholish Madjid Tentang Hubungan Agama (Islam) dan Negara Rosdiana Rosdiana
Pendikdas: Pendidikan Dasar Vol 3, No 01 (2022): Mei 2022
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/pendikdas.v3i01.116

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui filosofis pemikiran politik Nurcholish Madjid tentang hubungan agama (Islam) dan negara. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini menggunakan buku dan jurnal sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (Content Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan Islam dan negara adalah suatu distorsi hubungan proporsional antara Islam dan negara. Negara merupakan aspek kehidupan duniawi yang dimensinya rasional dan kolektif. Sedangkan Islam merupakan segi lain yang dimensinya spiritual dan individual. Meskipun antara Islam dan negara tidak dapat dipisahkan, karena Islam merupakan landasan hidup dan menjadi kultur kehidupan masyarakat dalam bernegara, namun Nurcholish Madjid menolak tegas konsep negara Islam, terutama dalam konteks keindonesiaan. Oleh karena itu, negara Indonesia bukanlah negara agama dan bukanlah negara sekuler. Nurcholish Madjid menegaskan, yang penting adalah bagaimana menjadikan nilai-nilai Islam sebagai etika politik nasional sehingga meskipun tanpa menyebut simbol Islam, subtansi Islam itu sendiri sudah terserap ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.