Widi Nugraha, Widi
Institute of Road Engineering, Ministry of Public Works and Human Settlements

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Probability Based Evaluation of Vehicular Bridge Load using Weigh-in-Motion Data Nugraha, Widi; Sidi, Indra Djati
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 48, No 1 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.558 KB) | DOI: 10.5614/10.5614/j.eng.technol.sci.2016.48.1.6

Abstract

Load and Resistance Factored Design (LRFD) method for designing bridge in Indonesia have been implemented for more than 25 years. LRFD method treating loads and strengths variables as random variables with specific safety factors for different loads and strengths variables type. The nominal loads, load factors, reduction factors, and other criteria for bridge design code can be determined to meet the reliability criteria. Statistical data of weigh-in-motion (WIM) vehicular loads measurement in Northern Java highway, Cikampek - Pamanukan, West Java (2011), used in as statistical loads variable. A 25 m simple span bridge with reinforced concrete T-girder is used as a model for structural analysis due to WIM measured and nominal vehicular load based on RSNI T-02-2005, with applied bending moment of girder as the output. The distribution fitting result of applied bending moment due to WIM measured vehicular loads is lognormal. The maximum bending moment due to RSNI T-02-2005 nominal vehicular load is 842.45 kN-m and has probability of exceedance of 5x10-5. It can be concluded, for this study, that the bridge designed using RSNI T-02-2005 is safely designed, since it has reliability index, β of 5.02, higher than target reliability, β ranging from 3.50 or 3.72.
EVALUASI BEBAN LAYAN JEMBATAN APUNG PEJALAN KAKI TIPE PELENGKUNG RANGKA BAJA BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN Nugraha, Widi; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.903 KB)

Abstract

Jembatan apung adalah jembatan yang memanfaatkan daya apung benda yang relatif lebih ringan dibandingkan air dalam volume yang sama, sebagai pengganti fondasi pada tanah. Puslitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2015 memulai pengembangan jembatan apung tipe pelengkung rangka baja untuk pejalan kaki dengan menggunakan pontoon apung sebagai fondasi dari kaki jembatan pelengkung, sehingga diperoleh bentang yang cukup besar dan tinggi bebas di bawah jembatan yang lebih tinggi untuk keperluan lalu lintas perairan. Tipe jembatan apung ini merupakan tipe jembatan apung pertama yang dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam perencanaannya masih menggunakan asumsi-asumsi dalam pemodelan sehingga harus dibuktikan dan disesuaikan dengan perilaku sesungguhnya di lapangan setelah jembatan terbangun pada tahun 2016 di Sungai Segara Anakan, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, dengan menggunakan metode uji pembebanan. Uji pembebanan dilakukan untuk mengetahui kapasitas jembatan yang sesungguhnya untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki, dan model struktur yang telah sesuai akan dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kondisi jembatan. Uji pembebanan dilakukan dengan menggunakan beban uji berupa zak semen ukuran 40 kg sebanyak 120 buah yang setara dengan 30% dari kapasitas rencana. Beban uji tersebut ditempatkan pada jembatan dalam beberapa tahap untuk mengetahui perilaku dari struktur. Adapun parameter uji yang diamati antara lain deformasi dan tegangan pada elemen jembatan. Deformasi diukur dengan metode pengamatan secara geodetik dengan Total Station. Sedangkan tegangan diukur dengan memasang sensor strain gage pada elemen jembatan yang diamati. Dari hasil uji pembebanan didapatkan respon jembatan sesungguhnya terhadap beban kemudian dilakukan beberapa pemodelan, khususnya kondisi tumpuan dari jembatan. Dari beberapa pemodelan tersebut, didapat model struktur yang paling sesuai dengan kondisi sesungguhnya yaitu model struktur jembatan dengan pontoon yang dimodelkan sebagai elemen solid dengan tumpuan pontoon berupa pegas dengan koefisien 0.95 ton/m3, dan kondisi satu pontoon terkekang lateral dan satu pontoon bebas lateral, dimana terdapat pergerakan lateral pada pontoon akibat pembebanan yang berdeformasi ke arah darat. Dengan model tersebut, berdasarkan kriteria keamanan struktur dan aspek kenyamanan, struktur jembatan apung ini layak untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki dengan beban layan yang diijinkan yaitu setara 125% beban uji statis atau 112.5 kg/m2, atau 2 orang/m2 dengan berat rata-rata 55 kg per orang.
EVALUASI UMUR FATIK ELEMEN BAJA JEMBATAN STANDAR TIPE KOMPOSIT MENGGUNAKAN DATA WIM (FATIGUE LIFETIME EVALUATION OF COMPOSITE STANDARD BRIDGE STEEL ELEMENT USING WIM DATA) Nugraha, Widi
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.353 KB)

Abstract

ABSTRAKJembatan adalah infrastruktur yang mengalami beban yang bersifat dinamis dan berulang. Efek dari sifat beban ini pada elemen jembatan khususnya elemen baja pada Jembatan tipe komposit adalah terjadinya siklus tegangan kemudian relaksasi secara berulang seiring kendaraan melintas selama masa layan jembatan, yang dapat berakibat pada kegagalan fatik. Jembatan komposit yang direncanakan berdasarkan standar pembebanan jembatan SNI 1725:2016 dimana kondisi fatik ini dapat dievaluasi terhadap tahanan fatik nominal selama masa layan. Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi umur fatik struktur jembatan standar Bina Marga tipe komposit terhadap akumulasi kendaraan proyeksi hasil pengukuran beban kendaraan bergerak (WIM) di Ruas Jalan Pantura, Cikampek – Pamanukan, Jawa Barat pada tahun 2011 dan di Ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang, DKI Jakarta pada tahun 2016 yang menggambarkan kondisi beban dan lalu lintas terberat di ruas jalan nasional dan ruas jalan tol. Evaluasi ini dilakukan dengan analisis struktur terhadap beban kendaraan bergerak WIM dengan luaran rentang tegangan dan siklus kejadiannya, dan kemudian dibandingkan dengan kurva siklus rentang tegangan / stress range cycles- number curve (S-N curve) tahanan fatik nominalnya. Metode evaluasi fatik dengan metode S-N curve ini mengacu pada SNI dan AASHTO. Hasil evaluasi umur fatik menunjukkan bahwa dalam masa layan rencana 50 tahun, jembatan tipe komposit ini memiliki tahanan fatik nominal pada S-N curve yang belum terlampaui dan diproyeksikan akan tercapai umur fatik pada 63 tahun untuk ruas jalan Cikampek-Pamanukan dan pada 55 tahun untuk ruas jalan tol Jakarta-Tangerang.Kata Kunci: fatik, jembatan komposit, beban kendaraan, beban bergerak, S-N curveABSTRACTBridge is an infrastructure that withstands dynamic and repetitive loading. The effect of this loading on the bridge element, especially steel girder on Composite Girder Bridge type, there is repetitive occurrence of stress and relaxation due to vehicle loading in service life that can make the bridge failed due to fatigue. This fatigue condition can be evaluated to nominal fatigue resistance in service life, based on SNI 1725:2016, an Indonesian bridge loading standard. The purpose of this research is to evaluate the fatigue lifetime of a 25 m simple span composite bridge structure due to projection of accumulated vehicle load from WIM vehicular loads measurement in Pantura highway of Cikampek-Pamanukan, West Java in 2011 and toll road of Jakarta-Tangerang, Jakarta in 2016 which has the most heavy traffic in National road links and toll roads. This evaluation was conducted by using stress range-number of cycles from structural analysis of accumulated WIM vehicular load, and compared to nominal fatigue resistances using stress range cycles-number curve (S-N curve). Evaluation method of fatigue with S-N curve method are specified in SNI and AASHTO. Evaluation results indicated that the fatigue limit of 50 year lifetime services on S-N curve which has not been surpassed and projected, the fatigue lifetime of the bridge would be on the 63rd year for Cikampek-Pamanukan road and 55th year for Jakarta-Tangerang toll road.Keywords: fatigue, composite bridge, vehicular load, weigh in motion, S-N curve
ANALISIS METODE KONSTRUKSI JEMBATAN GELAGAR BOKS BAJA MODULAR UNTUK LINTAS ATAS SUNGAI (MODULAR STEEL BOX GIRDER BRIDGE CONSTRUCTION METHOD ANALYSIS FOR RIVER CROSSING) Nugraha, Widi; Chairulloh, Achmad Riza
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 35 No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percepatan pembangunan di bidang infrastruktur adalah kebutuhan saat ini, termasuk masa konstruksi sebuah jembatan. Salah satu solusi untuk mempercepat masa konstruksi jembatan adalah menggunakan komponen jembatan yang dibuat terlebih dahulu di luar lokasi pekerjaan atau pra-fabrikasi, dibuat dalam ukuran segmen yang masih mudah untuk dimobilisasi dari workshop ke lokasi, kemudian komponen tersebut mudah dirangkai menjadi satu kesatuan, yang akhirnya akan meminimalisasi waktu pelaksanaan di lokasi pekerjaan. Solusi tersebut adalah komponen jembatan modular, salah satunya yang dilakukan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan yang bekerjasama dengan POSCO yang merupakan perusahaan fabrikasi baja dari Korea Selatan, yaitu jembatan Gelagar Boks Baja Modular bentang 40 m dan terdiri dari tiga segmen: 12 m, 16 m, dan 12 m. Ujicoba konstruksi jembatan gelagar boks baja modular dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 2016, dengan lokasi di Kali Cimanis, Kabupaten Cirebon. Pada umumnya, jembatan gelagar boks baja modular ini dipasang sebagai lintas atas dari sebuah jalan eksisting yang digunakan sebagai tempat untuk sebuah mobile crane melakukan pekerjaan peluncuran gelagar. Dengan lokasi ujicoba konstruksi di atas sebuah sungai dan tidak memungkinkan untuk menggunakan metode yang sama, maka dalam pelaksanaannya, digunakan alternatif metode konstruksi dengan menggunakan dua buah crane di satu sisi sungai yang merupakan lokasi perakitan dan satu buah crane di sisi lain untuk menyambut gelagar. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap metode konstruksi tersebut untuk memastikan pelaksanaan yang dilakukan dapat berjalan aman, komponen struktur tidak mengalami kerusakan, dan pekerjaan dapat berjalan lebih cepat sebagai bagian dari tujuan percepatan pembangunan infrastruktur. Dari hasil analisis setiap kemungkinan dari tahapan konstruksi yang digunakan dalam metode konstruksi alternatif tersebut, didapat hasil bahwa tegangan terbesar yang terjadi akibat pelaksanaan adalah 50,37 MPa, yang kurang dari tegangan ijin 380 MPa. Selain itu, defleksi vertikal terbesar yang terjadi pada tahapan peluncuran gelagar adalah 21,98 mm, yang kurang dari defleksi ijin 50 mm. Sehingga, metode konstruksi ini dapat digunakan dan menjadi acuan untuk metode konstruksi jembatan gelagar boks baja modular untuk lintas atas sungai.
UJI COBA MODEL FISIK SISTEM BRIDGE WEIGH IN MOTION SEDERHANA PADA JEMBATAN GELAGAR BAJA KOMPOSIT (TRIAL MODEL OF A SIMPLE BRIDGE WEIGH IN MOTION SYSTEM ON STEEL GIRDER COMPOSITE BRIDGE) Nugraha, Widi; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 35 No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.031 KB)

Abstract

ABSTRAK Pada umumnya, penggunaan sistem WIM untuk mengukur beban kendaraan dan lalu lintas di Indonesia saat ini masih mengandalkan sistem WIM temporer. Survei tersebut pada umumnya dilakukan untuk durasi paling lama satu minggu. Pada tahun 2015, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR (Pusjatan) mengembangkan sebuah sistem WIM yang relatif baru di Indonesia. Sistem WIM ini memanfaatkan struktur jembatan dengan mengukur respons elemen jembatan akibat beban kendaraan yang melintas sebagai data dasar untuk diolah dengan sebuah algoritma untuk menghitung beban kendaraan (sistem bridge WIM). Luaran dari sistem bridge WIM ini adalah beban kendaraan yang dihitung berdasarkan respons struktur jembatan dan kecepatan kendaraan yang dihitung berdasarkan selisih waktu saat kendaraan melintas pada dua sensor berurutan yang jarak antarsensornya diketahui. Pusjatan pada tahun 2016 melakukan implementasi dari konsep teknologi bridge WIM sederhana dengan memasang sensor strain transducer pada Jembatan Cipeles, sebuah jembatan gelagar baja komposit dengan panjang bentang 30 m, berlokasi di Ruas Jalan Nasional Bandung-Cirebon, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Proses kalibrasi dari sistem ini dilakukan dengan mengukur respons struktur jembatan untuk beban kendaraan truk yang beratnya diketahui. Hasil dari perhitungan beban kendaraan dengan bridge WIM sederhana ini memberikan simpangan terhadap pengukuran beban kendaraan statis. Hasil kalibrasi menunjukkan sekitar 3,87% perbedaan dengan muatan truk yang dikenal secara statis. Perhitungan kecepatan kendaraan menggunakan sistem bridge WIM ini, memberikan simpangan sebesar 9,3% dibandingkan terhadap pengukuran dengan speed gun untuk sepuluh kendaraan yang melintas di atas jembatan. Kata Kunci: jembatan, weigh in motion, sensor, beban kendaraan, kecepatan kendaraan ABSTRACT Generally, the use of a temporarily WIM system to measure vehicular loads and traffic are common practices in Indonesia. It takes about maximum one week of survey. In 2015, a relatively new WIM system in Indonesia is developed by IRE, Ministry of Public Works and Housing. This WIM system uses bridge structural responses due to vehicle loads as input to the system which is then calculated by using an algorithm to determine the vehicle loads (bridge WIM system). The output of this bridge WIM system are vehicle loads that are calculated by using bridge structural responses and vehicle speeds that are calculated by differences of vehicle passing time on two adjacent sensors, with the distances between them as defined. The bridge responses were measured by using strain transducers attached on the bridge. In 2016, IRE implemented a simple bridge WIM concept by installing strain transducer on Cipeles Bridge. This bridge is a steel girder composite bridge with 30 m span located in Bandung-Cirebon National Road, Sumedang Regency, West Java. To calibrate the system, bridge responses were measured by statically known truck load. The calibration results shows about 3,87% differences with statically known load truck. In addition, in terms of vehicle speed, it shows about 9,3% differences with speed gun measurements. Keywords: bridge, weigh in motion, sensors, vehicular load, vehicle speed
Faktor- faktor penting yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian kendaraan bermotor: Studi kasus pada konsumen dalam pemilihan merek mobil di Batam Nugraha, Widi
JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK) Vol 1, No 01 (2017): JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK)
Publisher : STT Ibnu Sina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.549 KB) | DOI: 10.36352/jik.v1i01.55

Abstract

Setelah pulih dari krisis ekonomi Asia tahun 1998, perkembangan industri otomotif Indonesia, khususnya mobil, mengalami peningkatan. Tercatat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor meningkat 10 hingga 15% pertahun (sumber: Kepolisian Republik Indonesia, 2014). Hal ini membuat persaingan antar produsen menjadi semakin ketat. Demikian juga dengan kondisi pasar otomotif di Batam, dimana selain Agen Tunggal Pemegang Merek terdapat juga showroom lokal yang bisa memasarkan produk langsung dari pasokan luar negeri.Hal ini menandakan bahwa produsen dan dealer mobil harus mengerti dengan baik apa yang menjadi keinginan konsumen untuk selanjutnya memberikan produk seperti yang diinginkan mereka.Objek penelitian ini adalah pengguna mobil di Batam. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini didapat 213 responden untuk pengolahan data.Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa faktor kesadaran merek, kemudahan akses, harga dan sifat-sifat produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil di Batam. Sedangkan citra merek, hubungan emosional dan pengaruh eksternal tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil.Dari hasil studi ini, maka produsen bisa menjadikannya sebuah acuan untuk menghadirkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, yaitu: merek yang mudah diingat, layanan purna jual yang baik dan luas, harga terjangkau dan kualitas serta design mobil yang menarik.
Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Dan Komunikasi Internal Atasan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Ditinjau Dari Metode Regresi Linear Nugraha, Widi
JURNAL INDUSTRI KREATIF (JIK) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Industri Kreatif (JIK)
Publisher : STT Ibnu Sina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.272 KB) | DOI: 10.36352/jik.v2i1.75

Abstract

Tujuan utama perusahaan didirikan adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi stackholder, yaitu mereka yang terlibat dalam aktivitas perusahaan baik yang langsung maupun tidak langsung. Agar perusahaan mampu memberikan kesejahteraan kepada para stackholdernya, maka perusahaan harus mampu untuk meningkatkan labanya dari waktu ke waktu.Untuk memperoleh laba seperti yang diinginkan, maka perusahaan harus didukung seluruh sumber daya yang dimilikinya, baik berupa sumber daya asset (harta) maupun sumber daya manusianya (Kasmir, 2016). Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Pengelolaan ini membutuhkan kemampuan kepemimpinan yang memadai. Sehingga selain dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut, juga dapat memberikan kepuasan kerja bagi karyawan itu sendiri. Dengan adanya kepuasan kerja, diharapkan kinerja karyawan pun bisa meningkat.Hal ini menandakan bahwa pihak manajemen atau pucuk pimpinan harus mengerti dengan baik apa saja faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan tersebut. Pada penelitian ini, faktor yang diteliti adalah gaya kepemimpinan, kompetensi dan komunikasi internal dalam perusahaan.Objek penelitian adalah karyawan perusahaan di kawasan industri Batamindo Investment Cakrawala, Mukakuning, Batam. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini didapat 341 responden untuk pengolahan data.Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa faktor gaya kepemimpinan dan komunikasi internal berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Sedangkan kompetensi? tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.Dari hasil penelitian tersebut, maka pihak manajemen bisa menjadikannya sebagai sebuah acuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan dan sistem komunikasi internal yang baik sehingga mampu mengontrol kinerja karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan