Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Sapa Laut

PENDUGAAN FENOMENA UPWELLING BERDASARKAN VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN TELUK BONE, INDONESIA Roni Alfrediansyah; Asmadin Asmadin; Ira Ira
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 2: Mei 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i2.27284

Abstract

Produktivitas suatu perairan dapat digambarkan berdasarkan kondisi oseanografi seperti arus, suhu permukaan laut dan klorofil-a. Beberapa parameter oseanografi tersebut dapat dijadikan acuan untuk menduga kejadian upwelling pada suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Kawasan upwelling berdasarkan variabilitas Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a secara spasial     dan temporal di perairan Teluk Bone, termasuk menilai kondisi arus permukaan lautnya. Data deret waktu yang dikumpulkan merupakan data bulanan periode 2019-2020. Data bulanan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a menggunakan data Level 3 citra satelit aqua MODIS yang diunduh melalui laman https://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Data arus permukaan diunduh pada laman https://marine.copernicus.eu/. Data bulanan Level 3 satelit aqua MODIS tersebut diekstrak menggunakan perangkat lunak SeaDAS 7.2. Data arah dan kecepatan arus diekstrak menggunakan Pyferret. Analisis spasial untuk mengestimasi daerah upwelling menggunakan teknik tumpang susun layer berdasarkan algoritma estimasi Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a. Hasil penelitian menunjukan bahwa data bulanan suhu permukaan Laut berkisar antara 25,74–33,76°C pada 2019 dan berkisar antara 26,85–34,82°C pada 2020. Estimasi konsentrasi Klorofil-a mencapai kisaran 0,06-6,53 mg/m3 pada 2019 dan berkisar 0,07–7,09 mg/m3 pada 2020. Pada tahun 2019, fenomena upwelling di perairan Teluk Bone diduga terjadi pada musim Timur (Juni, Juli, Agustus) dengan kriteria upwelling lemah dan sedang. Sepanjang tahun 2019-2020, kondisi kecepatan arus permukaan lautnya cenderung lemah mencapai nilai 0,02-0,16 m/s.  Fenomena upwelling di perairan Teluk Bone diduga kuat terjadi pada periode Musim Timur (Juni, Juli, Agustus) Tahun 2019. Kondisi ini ditandai dengan relatif rendahnya nilai suhu permukaan laut dan tingginya konsentrasi klorofil-a dibandingkan dengan Musim lainnya. Kondisi kecepatan arus permukaan di perairan Teluk Bone cenderung lemah.Kata kunci: Arus Permukaan Laut, Klorofil-A, Suhu Permukaan Laut, Teluk Bone, Upwelling
STRATIFIKASI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAKAPE, DESA TANJUNG PINANG, MUNA BARAT, SULAWESI TENGGARA, INDONESIA Wd Almasari Indah Fajarwaty; Asmadin Asmadin; A. Ginong Pratikino
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29427

Abstract

Pengamatan suhu dan salinitas merupakan parameter kunci dalam penelitian oseanografi, dilakukan suatu pengukuran berbasis mikrokontroler untuk menguji presisi data kelautan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui suhu dan salinitas berdasarkan stratifikasi kedalaman di perairan Lakape dengan menggunakan sensor DS18B20 dan Handfraktometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa stratifikasi suhu pada kedalaman 0-10 m berkisar antara 29,12-29,77°C pada kondisi pasang dan mencapai antara 29,81-32,00°C pada kondisi surut. Stratifikasi salinitas berkisar antara 32-36 ppt pada kondisi pasang, 32-35 ppt pada kondisi surut. Kecepatan arus di Perairan Lakape berkisar 0.02-0,0,08 m/s. Nilai stratifikasi suhu dan salinitas menunjukan hubungan yang berbanding terbalik suhu semakin rendah dan salinitas semakin tinggi dengan meningkatnya kedalaman perairan.sampai dengan kedalaman 10 m.Kata Kunci: Arus, Salinitas, Suhu, Sensor DS18B20, Perairan Lakape
TINGKAT KESTABILAN PANTAI BERDASARKAN KONDISI HIDRO OSEANOGRAFI PERAIRAN KECAMATAN SAWA, KONAWE UTARA, SULAWESI TENGGARA Andi Yusriandi; Asmadin Asmadin; Amadhan Takwir
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 4: November 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i4.29558

Abstract

Salah satu contoh adanya pengikisan terhadap kawasan pantai adalah terjadinya perubahan garis pantai yang ditandai oleh proses abrasi maupun akresi, Perubahan garis pantai merupakan hal yang alami terjadi pada setiap pantai. Penelitian ini bertujuan untuk  menentukan tingkat kestabilan pantai berdasarkan faktor  parameter hidro-oseanografi periode 2016-2020 di Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe  Utara. Metode dalam penelitian ini dengan pengumpulan data dari hasil pengukuran di lapangan, observasi, dan dokumentasi, penelitian. Pengambilan sampel dengan teknik sampling purposive. Metode penentuan kestabilan pantai menggunakan metode Sunamura dan Horikawa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi abrasi, akresi, dan pantai seimbang pada tahun 2016-2020 dengan kisaran penentu tingkat kestabilan pantai 1,89-11,14. Kondisi hidro-oseanografi gelombang, arus, mempegaruhi kestabilan pantai, dan tingkat kelandaian pantai.Kata kunci: Pantai seimbang, Abrasi, Akresi
POLA ARUS DAN KARAKTERISTIK TOPOGRAFI PADA KAWASAN TELUK MELEURA KABUPATEN MUNA, SULAWESI TENGGARA Fitra Mida; Asmadin Asmadin; Amadhan Takwir
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29426

Abstract

Informasi hidro-oseanografi seperti arus dan batimetri suatu perairan sangatlah dibutuhkan misalnya dalam pengembangan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan dan pola arus serta bentuk karakteristik topografi di Teluk Meleura. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2020 bertempat di perairan Teluk Meleura, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pengambilan data arus menggunakan layangan arus dengan metode langrangian dan pengambilan data batimetri menggunakan Map Sounder Garmin GPS Map 421 s dengan metode pemeruman. Pengolahan batimetri menggunakan metode kriging. Data tersebut diklasifikasi berdasarkan klasifikasi Van zuidam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MSL diperoleh sebesar 140 cm. Arah angin pada Agustus 2020 lebih dominan dari arah Timur dan Timur Laut. Kecepatan arus pada saat pasang menunjukkan bahwa kecepatan arus terendah yaitu 0,06 m/s dan tertinggi yaitu 0,21 m/s dengan arah arusnya ke arah Barat Daya dan saat surut kecepatan arus terendah yaitu 0,04 m/s dan kecepatan arus tertinggi yaitu 0,16 m/s dengan arah arusnya kearah Timur dan Utara. Karakteristik topografi dasar perairan Teluk Meleura merupakan perairan dangkal dengan kedalaman 0-24 m. Bentuk topografi pantai maupun dasar perairan bervariasi berdasarkan klasifikasi kemiringan pantai mulai dari lereng datar hingga curam dengan tingkat persentase kelerengan pantai berkisar 0,93-69,32%.Kata kunci : Arah angin, Arus, Batimetri, Pasut, Teluk Meleura.
KAJIAN FENOMENA UPWELLING SELAMA PERIODE EL-NINO DAN LA-NIÑA DI PERAIRAN LAUT MALUKU Lilis Mudlika; La Ode Muhammad Yasir Haya; Asmadin Asmadin
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 8, No 1: Februari 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v8i1.43182

Abstract

Perubahan temperatur menyebabkan penyimpangan iklim global di Perairan Samudera Pasifik hingga ke Perairan Laut Maluku. Perubahan temperatur yang diikuti dengan perubahan konsentrasi klorofil-a memberikan pengaruh terhadap fenomena upwelling. Penelitian ini mengkaji |fenomena upwelling selama periode El-Nino dan La-Niña di Laut Maluku. Metode yang digunakan dalam pendugaan daerah upwelling yaitu overlay antara peta suhu permukaan laut dan klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata suhu permukaan laut pada periode El-Nino (2015) lebih rendah dengan nilai 27,42 ºC dibanding periode La-Niña (2020-2021) dengan nilai 28,73 ºC. Hal ini berbanding terbalik dengan konsentrasi klorofil-a dalam periode yang sama dimana rerata konsentrasi klorofil-a pada periode El-Nino (2015) lebih tinggi dengan nilai 0,393 mg/m3 dibanding periode La-Niña (2020-2021) dengan nilai 0,229 mg/m3. Pada analisis pola sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a di Perairan Laut Maluku, fenomena upwelling dapat terjadi baik saat El-Nino (2015) maupun saat La-Niña (2020-2021). Secara umum fenomena upwelling terjadi pada Juni – September dimana intensitas semakin kuat dan skala sebarannya semakin luas terjadi di Timur Banggai, Barat Pulau Obi dan Barat Pulau Bacan selama periode El-Nino (2015) dan melemah pada periode La-Niña (2020-2021). Kata Kunci: El-Nino, Laut Maluku, La-Niña, Upwelling