Rika Hastuti Setyorini, Rika Hastuti
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Perbandingan Hasil Point of Care Testing (POCT) Asam Urat dengan Chemistry Analyzer Akhzami, Dewi Rabiatul; Rizki, Mohammad; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 5 No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v5i4.5

Abstract

Latar belakang: Hiperurisemia merupakan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Pada dekade terakhir prevalensi hiperurisemia cenderung meningkat di seluruh dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar asam urat serum. Alat yang telah digunakan sebagai alat standar dalam pemeriksaan laboratorium adalah chemistry analyzer. Seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, terdapat alat lain yang dapat digunakan yaitu point of care testing (POCT). Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan hasil antara point of care testing (POCT) asam urat dengan chemistry analyzer. Metode: Penelitian dengan desain studi perbandingan dengan metode potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik consecutive random sampling dan memenuhi kriteria inklusi (n=42). Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah dari vena antecubital, kemudian dilakukan pemeriksaan dengan point of care testing (POCT) dan chemistry analyzer. Uji statistika yang digunakan yaitu uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan asam urat antara alat POCT dan chemistry analyzer. Hasil: Kadar asam urat serum yang diperiksa dengan point of care testing (POCT) dengan strip/stik berkisar antara 3,1-11,1 mg/dl dengan nilai tengah 5,65 mg/dl dan rentang antar kuartil (interquartile range [IQR]) 7,4 mg/dl sedangkan kadar asam urat serum responden yang diperiksa dengan menggunakan chemistry analyzer berkisar antara 3,1-12,3 mg/dl dengan nilai tengah 5,45 mg/dl dan rentang antar kuartil (interquartile range [IQR]) 7,1 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemeriksaan asam urat dengan POCT dan chemistry analyzer (p=0,7460; uji Wilcoxon). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan hasil antara point of care testing (POCT) asam urat dengan chemistry analyzer.
HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR BLOK TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2010/2011 Universitas Mataram) Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor sosial, dan yang termasuk faktor individu diantaranya adalah cara belajar dan keaktifan belajar. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh siswa atau mahasiswa tersebut. Kegiatan pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dilaksanakan dengan menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan metode blok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dan keaktifan belajar dalam tutorialdenganprestasi belajar pada Blok Tahap – Tahap Kehidupan Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2010/2011 Universitas Mataram. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara partial dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar blok Tahap – Tahap Kehidupan.Dan ada hubungan secara partisal dan signifikan keaktifan belajar dalam tutorial dengan prestasi belajar blok Tahap – Tahap Kehidupan.Cara belajar dan keaktifan belajar dalam tutorial berhubungan secara simultan atau bersama – sama dan signifikan dengan prestasi belajar blok Tahap – Tahap Kehidupan Simpulan: ada hubungan secara simultan dan signifikan cara belajar dan keaktifan belajar dalam tutorial dengan prestasi belajar Kata Kunci :Cara Belajar, Keaktifan Belajar, Pestasi Belajar
Hubungan Kebersihan Pribadi dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies pada Anak-anak di Panti Asuhan Al Hidayah Mataram Triani, Eva; Hidajat, Dedianto; Setyorini, Rika Hastuti; Cenderadewi, Muthia
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung dan tidak langsung. Prevalensi skabies di negara yang sedang berkembang sekitar 6% -27% pada populasi umum dan cenderung pada anak-anak. Penjalaran penyakit ini erat hubungannya dengan kebersihan lingkungan, kebersihan pribadi, tempat-tempat yang padat penduduk seperti asrama, pondok pesantren dan panti asuhan. Kebersihan pribadi (personal hygiene) dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk diduga sangat berperan terhadap kejadian skabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies di Panti Asuhan Al Hidayah Mataram. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional yang dilakukan dengan studi cross sectional dengan menggunakan kuisioner dan wawancara. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak penghuni panti asuhan yang bersedia menjadi responden dan hadir pada saat penelitian yaitu 64 orang. Analisis statistik yang dgunakan adalah Chi-Square. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik terhadap data yang diperoleh, diketahui bahwa kejadian skabies mempunyai hubungan dengan personal hygiene (p≤0,01) dan juga berhubungan dengan kondisi sanitasi yang kurang sehat (p≤0,01). Disarankan untuk dilakukan penyuluhan yang bekerja sama dengan dokter puskesmas tentang bagaimana cara pola hidup bersih dan sehat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada Panti Asuhan Al Hidayah Mataram.
Model Faktor Risiko Ibu Hamil di Kabupaten Lombok Barat Octora, Metta; Setyorini, Rika Hastuti; Syari, Mayuarsih Kartika; Wilmayani, Ni Ketut; Primayanti, Ika
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan ibu hamil merupakan masalah kesehatan paling menonjol di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan ibu hamil terkait morbiditas dan mortalitas ibu dapat ditentukan antara lain dengan pendekatan skrining faktor risiko. Faktor risiko pada ibu hamil sangat penting diketahui karena dapat memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan ibu, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang bersifat preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model faktor risiko ibu hamil di Lombok Barat, yang akan dilanjutkan dengan pembuatan indeks. Penelitian akan dilakukan di Lombok Barat karena Lombok Barat termasuk wilayah dengan tingkat komplikasi kehamilan yang tinggi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Lokasi penelitian dilakukan pada empat puskesmas di Lombok Barat dari bulan Juni 2017- September 2017. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder dari buku kohort ibu yang ada di puskesmas.Hasil: Pemodelan faktor risiko ibu hamil di Kabupaten Lombok Barat terutama dibentuk oleh indikator jumlah paritas, usia, hipertensi, interval persalinan, kehamilan multiple/gemeli, kehamilan posterm dan penyakit kronis, sedangkan indikator kurang energi kronis, anemia, tinggi badan, riwayat kehamilan buruk, riwayat SC kelainan besar janin dan kelainan letak janin tidak bernilai signifikan dalam membentuk pemodelan faktor risiko ibu hamil di Kabupaten Lombok Barat.Kesimpulan: Empat belas indikator yang digunakan pada penelitian ini memiliki korelasi dengan faktor risiko ibu hamil di Kabupaten Lombok Barat.
Perbandingan Lama Analgesia Bupivakain Hiperbarik+Deksametason Intratekal dengan Bupivakain Hiperbarik+NaCl Intratekal pada Pasien yang Menjalani Operasi dengan Anestesi Spinal Rosidah, Siti; Kresnoadi, Erwin; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Anestesi spinal merupakan anestesi regional yang paling umum digunakan dalam prosedur pembedahan. Teknik anestesi spinal ini dilakukan dengan menempatkan obat anestesia lokal dalam ruangan subaraknoid (SAB). Anestesi lokal yang biasa digunakan adalah bupivakain. Untuk mendapatkan efek analgesia yang lebih lama, obat anetesi lokal memerlukan suatu adjuvant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektvitas penambahan deksametason pada bupivakain hiperbarik intratekal dalam memperpanjang durasi analgesia pada pasien yang menjalani operasi dengan anestesi spinal. Metode. Penelitian ini menggunakan analitik deskriptif dengan menggunakan data sekunder pada 48 pasien dengan American Society of Anestesiologist (ASA) I-II yang menjalani operasi dengan anestesi spinal di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram pada Juli-September 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Kelompok I yaitu deksametason 5 mg ditambahkan ke dalam bupivakain 0,5% 12,5 mg intratekal. Kelompok II yaitu bupivakain 0,5% 12,5 mg ditambah NaCl 0,9% 1 cc intratekal. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan Independent T-test dan uji Mann-whitney Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa lama analgesia pada kelompok I lebih lama yaitu 205,29 menit dibanding kelompok II, yaitu 121,12 menit (p=0,000). Efek samping hanya ditemukan pada kelompok II yaitu mual (8,33%), menggigil (4,17%), dan hipotensi (12,5%). Kesimpulan. Penambahan deksametason 5 mg intratekal pada bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik dapat memperpanjang lama analgesia pada pasien pasca operasi.
Perbandingan Lama Hilangnya Nyeri (Analgesia) Bupivakain Hiperbarik + Tramadol Intratekal dengan Bupivakain Hiperbarik + NaCl Intratekal pada Pasien yang Menjalani Operasi Dengan Anestesi Spinal Yuliana, Siti Sovia; Kresnoadi, Erwin; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Nyeri pasca operasi merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan pasien. Berbagai tehnik anestesi regional telah dikembangkan untuk memfasilitasi tindakan operasi seperti anestesi spinal. Pendekatan multimodal pada anestesi spinal merupakan salah satu cara yang saat ini banyak digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi. Penambahan obat anestesi lokal dengan obat golongan opioid sebagai terapi multimodal dapat memberikan hasil yang menjanjikan. Pada penelitian ini obat yang digunakan adalah bupivakain dan tramadol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan tramadol pada bupivakain hiperbarik secara intratekal untuk memperpanjang lama analgesia pasca operasi. Metode : Penelitian ini bersifat analitik deskriptif dengan menggunakan sumber data sekunder. Penelitian dilakukan terhadap empat puluh delapan pasien dengan status fisik ASA I-II yang terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok A (perlakuan) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah tramadol 25 mg intratekal dan kelompok B (kontrol) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,9% 0,5 cc intratekal. Penliaian efek analgesia dilakukan sampai terjadinya regresi 2 segmen dicapai. Analisis statistik menggunakan independent t-test dan mann whitney test. Hasil : Hasil penelitian ini mendapatkan lama analgesia kelompok perlakuan lebih panjang dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan perbedaan bermakna. Simpulan : Lama analgesia bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah tramadol 25 mg intratekal lebih lama dibandingkan dengan bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,9% 0,5 cc intratekal.
Perbandingan Lama Analgesia Bupivakain Hiperbarik + Morfin Intratekal dengan Bupivakain Hiperbarik + NaCl Intratekal pada Pasien yang Menjalani Operasi dengan Anestesi Spinal Mardani, Imam; Kresnoadi, Erwin; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Nyeri pasca operasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan pada pasien yang sudah menjalani operasi. Penggunaan anestesi spinal termasuk salah satu teknik anestesi yang dapat dipilih untuk mengurangi nyeri pasca operasi. Obat yang dapat digunakan sebagai agen anestesi adalah kombinasi bupivakain dan morfin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penambahan morfin terhadap bupikain hiperbarik untuk memperpanjang durasi analgesia. Metode : Penelitian ini bersifat analitik deskriptik dengan menggunakan data sekunder. Penelitian dilakukan terhadap 48 pasien dengan status fisik ASA I-II yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok A (perlakuan) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah morfin 0,1 mg intratekal dan kelompok B (kontrol) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,9% 0,1 cc intratekal. Penilaian lama analgesia dilakukan dari awal pemberian obat sampai terjadinya regresi 2 segmen. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan independent t-test dan uji Mann whitney Hasil : hasil penelitian ini didapatkan bahwa lama analgesia kelompok perlakuan lebih panjang dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan perbedaan bermakna. Simpulan : simpulan dari penelitian ini adalah lama analgesia bupikain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah morfin 0,1 mg lebih lama dibandingkan bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah Nacl 0,9% 0,1 cc.
Perbandingan Lama Analgesia Bupivakain Hiperbarik + Klonidin Intratekal dengan Bupivakain Hiperbarik + NaCl Intratekal pada Pasien yang menjalani Operasi dengan Anestesi Spinal A.S., Husnul Asmaroni; Kresnoadi, Erwin; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Anestesi lokal menggunakan bupivakain hiperbarik banyak digunakan pada operasi. Kerugian dari penggunaan bupivakain hiperbarik dosis tinggi adalah toksisitas sistemik. Sehingga dosis bupivakain diturunkan, tetapi mempengaruhi kualitas dan durasi anestesi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penambahan klonidin 75 mcg intratekal untuk memperpanjang lama analgesia bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik intratekal pada pasien yang menjalani operasi dengan anestesi spinal. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain quota sampling pada 48 pasien yang menjalani operasi elektif. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 24 pasien. Kelompok A (perlakuan) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah klonidin 75 mcg intratekal dan kelompok B (kontrol) mendapat bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,5 cc intratekal. Data yang dicatat adalah TDS, TDD, TAR, Laju jantung, dlaju nafas, mula blok sensorik, lama analgesia, mula blok motorik, lama blok motorik, dan efek samping. Uji statistik menggunakan uji independent T-test untuk data numerik dan Mann Whitney untuk data nominal dengan derajat kemaknaan p < 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan lama analgesia kelompok Bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah Klonidin 75 mcg intratekal lebih lama dibandingkan kelompok Bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,9% 0,5 cc intratekal. Kesimpulan: Lama analgesia kelompok Bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah Klonidin 75 mcg intratekal lebih lama secara bermakna dibandingkan kelompok Bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik ditambah NaCl 0,9% 0,5 cc intratekal.
Perbandingan Hasil Point of Care Testing (POCT) Glukosa dengan Chemistry Analyzer Enmayasari, Desri; Rizki, Mohammad; Setyorini, Rika Hastuti
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 3.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Point of Care Testing (POCT) glukosa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan kadar glukosa darah yang mudah, otomatis dan praktis. Seiring dengan meningkatnya kasus diabetes melitus, penggunaaan POCT glukosa sebagai alat pengukur glukosa darah juga semakin meningkat. Pada laboratorium klinik, alat pemeriksaan glukosa darah yang telah terstandarisasi adalah chemistry analyzer. Perbedaan metode pengukuran POCT dengan chemistry analyzer mengakibatkan adanya kemungkinan perbedaan hasil pengukuran glukosa pada sampel yang sama dengan kedua alat tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang atau cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan dalam satu waktu (pada waktu yang bersamaan). Sampel darah yang digunakan adalah darah vena baik untuk pemeriksaan dengan POCT maupun chemistry analyzer. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran dengan POCT dan chemistry analyzer. Hasil: Nilai tengah dari hasil pengukuran glukosa darah dengan menggunakan POCT adalah 133,0 mg/dl dengan interquartile range 44 dan nilai tengah dengan menggunakan chemistry analyzer adalah 106,5 mg/dl dengan interquartile range 31. Pada pemeriksaan dengan POCT didapatkan hasil minimal 70,0 mg/dl dan maksimal 202,0 mg/dl. Adapun hasil minimal dengan chemistry analyzer adalah 74,0 mg/dl dan hasil maksimal 165,0 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan POCT dan chemistry analyzer (p<0.001 ; uji Wilcoxon) Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan POCT dan chemistry analyzer.
Hubungan antara Mencuci Tangan dengan Tingkat Kejadian Infeksi Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar Negeri 27 Mataram, Kecamatan Mataram, Kabupaten Kota Mataram M.P, A.A.A. Lie Lhianna; Setyorini, Rika Hastuti; Prihatina, Lale Maulin
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 3.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan terdistribusi secara luas di daerah pedesaan dan perkotaan, seperti cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Di seluruh dunia diperkirakan lebih dari dua miliyar orang mengalami infeksi kecacingan, dimana secara global terjadi pada anak sekolah dasar dengan usia rata-rata 5 sampai 15 tahun. Prevalensi infeksi cacing Soil Transmitted Helminths di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih relatif tinggi dengan faktor risiko yang mempengaruhi adalah kondisi personal hygiene terkait kebiasaan mencuci tangan yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mencuci tangan dengan tingkat kejadian infeksi kecacingan pada murid Sekolah Dasar Negeri 27 Mataram, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner dan melakukan pemeriksaan feses secara langsung di laboratorium. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Uji Fisher dengan taraf signifikansi p <0,05. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 86 sampel dari murid Sekolah Dasar Negeri 27 Mataram. Pada hasil pemeriksaan feses didapatkan 7 murid positif terinfeksi cacing dan 79 murid tidak terinfeksi. Pada Uji Fisher didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel kebiasaan mencuci tangan sebelum makan (p=0,457), setelah buang air besar (p=1,000), setelah bermain diluar rumah (p=0,063), setelah memegang tanah atau sampah (p=1,000), setelah memegang binatang (p=0,437) dengan angka kejadian infeksi kecacingan. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara mencuci tangan dengan tingkat kejadian infeksi kecacingan pada murid Sekolah Dasar Negeri 27 Mataram, Kecamatan Mataram, Kabupaten Kota Mataram.