Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

STRATEGI MENGEMBANGKAN SIKAP MODERASI DALAM BERAGAMA PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS LAMPUNG Mualimin Mualimin; Ade Imelda Frimayanti; Muhisom Muhisom
Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia
Publisher : Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampus merupakan tempat penggodokan ilmu pengetahuan yang mendalam dimana seseorang digembleng untuk belajar menemukan sesuatu jawaban dari masalah-masalah yang belum terpecahkan. Begitu juga dengan masalah-masalah keagamaan yang berkaitan dengan negara. Dimana antara agama dan negara saling adanya korelasi antara kedua, tidak terpisahkan peran satu dengan yang lainnya. Ketika pengetahuan agama seseorang mengalami benturan dengan pemahaman yang ekstrem maka terjadi miss opinion tentang agama dan negara. Seseorang yang pada mulanya bisa dikatakan beragama secara “lurus-lurus saja” bisa berubah menjadi beringas dan sangar dan sangat gampang sekali menuduh orang lain sesat dan kafir. Radikalisasi dan ektrimisme sudah masuk ke dunia kampus. Ini sangat berbahaya bagi para mahasiswa yang notabennya adalah penerus bangsa dan negara ini. Bisa kita banyangkan seseorang yang pintar dalam ilmu pengetahuan umum tapi mempunyai sikap yang eklusive dalam beragama, dan inilah yang menjadi embrio dari paham radikalisme dalam beragama dan ini akan menelurkan sikap ektrim dan perpecahan. Moderasi beragama menjadi muatan nilai dan praktik yang paling sesuai untuk mewujudkan kemaslahatan bumi Indonesia. Sikap mental moderat, adil, dan berimbang menjadi kunci untuk mengelola keragaman kita. Dalam berkhidmat membangun bangsa dan negara, setiap warga Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk mengembangkan kehidupan bersama yang tenteram dan menentramkan. Bila ini dapat kita wujudkan, maka setiap warga negara dapat menjadi manusia Indonesia seutuhnya, sekaligus menjadi manusia yang menjalankan agama seutuhnya. Dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya komitmen seseorang terhadap moderasi sesungguhnya juga menandai sejauh mana komitmennya terhadap nilai­nilai keadilan. Semakin seseorang moderat dan berimbang, semakin terbuka peluang ia berbuat adil. Sebaliknya, semakin ia tidak moderat dan ekstrem berat sebelah, semakin besar kemungkinan ia berbuat tidak adil. Diharapakan dalam penelitian ini mahasiswa Universita Lampug Khususnya dan mahasiswa yang ada di kampus-kampus lain menjadi pionir dalam menjadikan pemahaman keagamaan pada mahasiswa lebih Inklusivisme dalam beragama sehingga tidak cepat terpapar pada pemahaman yang radikal. Kata kunci: Moderasi, Inklusivisme, Radikalisme